KEPADA KAUM MISKIN DESA

V.I. Lenin (1902)


IV

KEMANA PETANI-SEDANG HARUS PERGI?
KE-PEMILIK-PEMILIK HARTA DAN KAUM KAYA, ATAU KE KAUM BURUH DAN KAUM
TAK BERPUNYA?

Semua pemilik harta, seluruh burjuasi, berusaha menarik petani-sedang ke pihak mereka dengan menjanjikan kepadanya dengan segala macam tindakan untuk memperbaiki usaha pertaniannya (bajak-bajak yang murah, bank-bank tani, dilakukannya penanaman rumput, penjualan ternak dan rabuk dengan murah, dan sebagainya), dan juga dengan membuat petani menjadi anggota bermacam-macam perkumpulan pertanian ( koperasi-koperasi, sebagaimana itu dinamakan di dalam buku-buku), perkumpulan-perkumpulan yang mempersatukan segala macam majikan dengan tujuan memperbaiki pengusahaan-pertanian. Dengan jalan begini burjuasi berusaha mencegak petani- sedang dan bahkan petani kecil, setengah proletar mengadakan persatuan dengan kaum buruh, dan berusaha membujuk mereka supaya memihak kaum kaya, memihak burjuasi, dalam perjuangannya menentang kaum buruh, menentang proletariat.

Terhadap ini kaum buruh Sosial-Demokrat menjawab: memperbaiki pengusahaan-pertanian adalah suatu hal yang baik. Samasekali tak ada sesuatu yang jelek kalau orang membeli bajak-bajak dengan lebih murah; dewasa ini sebarang saudagarpun, yang tidak tolol, berusaha menjual dengan murah untuk menarik para pembeli. Tetapi apabila kepada seorang petani-miskin atau petani-sedang dikatakan bahwa diperbaikinya pengusahaan-pertanian dan dimurahkannya bajak-bajak itu akan menolong semua mereka untuk memanjat keluar dari kemiskinan dan berdiri di atas kaki mereka sendiri, dengan samasekali tiada menyinggung orang-orang kaya, ini adalah suatu penipuan . Semua perbaikan ini, harga-harga yang lebih rendah dan koperasi-koperasi (perkumpulan-perkumpulan untuk penjualan serta pembelian barang-barang) jauh lebih menguntungkan kaum kaya. Kaum kaya menjadi makin kuat dan makin mendesak petani-petani miskin serta petani-petani sedang. Selama kaum kaya tetap kaya, selama mereka memegang dalam tangannya sebagian besar tanah, perkakas dan uang – selama ini tetap demikian, maka bukan saja petani-petani miskin, tetapi petani-petani-sedangpun tak akan pernah dapat meloloskan diri  kekurangan. Satu atau dua muzyik-sedang mungkin menyelinap ke barisan kaum kaya dengan bantuan segala perbaikan dan koperasi ini, tetapi Rakyat dalam keseluruhannya, dan semua petani sedang, akan kian lama kian dalam tenggelam di dalam kemiskinan. Agar supaya semua muzyik-sedang dapat menjadi kaya, maka kaum kaya itu sendiri harus ditiadakan, dan mereka dapat ditiadakan hanya jika kaum buruh kota dan kaum miskin desa bersatu.

Berkata burjuasi kepada petani sedang (dan bahkan kepada petani kecil): kami akan menjual tanah kepadamu dengan harga rendah, dan menjual bajak-bajak dengan harga rendah pula, tetapi sebagai balasannya kamu harus menjual jiwamu kepada kami, kamu harus menolak perjuangan menentang semua kaum kaya.

Buruh Sosial-Demokrat berkata: jika kamu betul-betul ditawari barang-barang dengan harga rendah, mengapa barang-barang itu tidak kamu beli, jika padamu ada uang; itu adalah urusan dagang. Tetapi jangan sekali-kali menjual jiwamu. Menolak perjuangan dengan bersekutu dengan kuam buruh kota menentang seluruh burjuasi akan berarti tetap berada di dalam kemiskinan dan kekurangan selama-lamanya. Jika barang-barang menjadi lebih murah kaum kaya akan lebih beruntung lagi dan menjadi lebih kaya. Tetapi mereka yang tidak mempunyai uang simpanan tak akan ditolong dengan pemurahan barang-barang apa saja sebelum mereka merebut uang itu dari burjuasi.

Marilah kita ambil suatu contoh. Mereka yang menyokong burjuasi membuat banyak ribut tentang segala macam koperasi (perkumpulan-perkumpulan untuk membeli murah dan menjual dengan laba). Bahkan ada orang-orang yang menamakan dirinya kaum “Sosialis-Revolusioner”, yang membeo burjuasi, juga meneriakkan bahwa yang terutama dibutuhkan petani yalah koperasi-koperasi. Segala macam kioperasi sedang mulai dipraktekkan di Rusia juga, tetapi jumlahnya masih sedikit sekali di sini, dan tak akan banyak jumlahnya sebelum kita mempunyai kebebasan politik. Sedangkan di Jerman petani-petani mempunyai sangat banyak koperasi dari segala macam. Tetapi lihatlah siapa yang paling beruntung dari koperasi-koperasi ini. Di seluruh Jerman, 140.000 pengusaha-pertanian masuk menjadi anggota perkumpulan-perkumpulan untuk penjualan susu dan barang-barang dari susu, dan 140.000 pengusaha-pengusaha pertanian ini (untuk penyederhanaan kita sekali lagi ambil angka-angka bulat) memiliki 1.100.000 ekor sapi. Ditaksir bahwa di seluruh Jerman terdapat empat juta petani miskin. Dari jumlah ini, hanya 40.000 saja yang masuk koperasi-koperasi: jadi hanya satu dari setiap seratus petani-miskin menikmati manfaat dari koperasi-koperasi ini.  40.000 petani-miskin ini memiliki hanya 100.000 ekor sapi. Selanjutnya, pengusaha-pengusaha pertanian-sedang, petani-petani-sedang, berjumlah satu juta; dari jumlah ini, 50.000 menjadi anggota koperasi-koperasi (artinya lima dari setiap seratus) dan mereka memiliki 200.000 ekor sapi. Akhirnya, pengusaha-pengusaha pertanian kaya ( yaitu, kaum tuan tanah dan kaum tani-kaya disatukan) berjumlah sepertiga juta; dari jumlah ini, 500.000 menjadi anggota koperasi-koperasi (artinya, tujuhbelas orang dari setiap seratus) dan mereka memiliki 800.000 ekor sapi!

Orang-orang itulah yang pertama-tama dan terutama dibantu oleh koperasi-koperasi. Begitulah caranya petani dikelabui matanya oleh orang-orang yang bergembar-gembor tentang menyelamatkan petani- sedang dengan jalan segala macam perkumpulan untuk membeli murah dan menjual dengan laba yang sedemikian itu. Terlalu murah sekali burjuasi hendak “menebus” petani dari kaum Sosial-Demokrat yang menyerukan baik kepada petani-miskin maupun petani-sedang supaya menggabungkan diri dengan mereka.

Juga di negeri kita berbagai-bagai koperasi perusahaan keju dan perusahaan pengumpulan susu mulai dibentuk. Juga di negeri kita terdapat banyak sekali orang-orang yang bergembar-gembor: artel-artel, persatuan komune desa dan koperasi-koperasi –itulah yang diperlukan muzyik. Tatapi lihatlah siapa yang beruntung dari artel-artel, koperasi-koperasi dan penyewaan oleh komune. Dari tiap seratus keluarga di negeri kita, sekurang-kurangnya duapuluh tidak mempunyai sapi samasekali; tigapuluh keluarga hanya mempunyai satu ekor sapi masing-masing: mereka ini menjual susu karena kekurangan yang amat sangat, anak-anak mereka sendiri harus tanpa minum susu, mereka kelaparan dan mati sebagai lalat. Akan tetapi petani-petani-kaya masing-masing mempunyai sapi tiga, empat ekor dan lebih, dan petani-petani kaya ini memiliki separuh dari seluruh jumlah sapi yang dimiliki petani-petani.  Jadi siapakah beruntung dari koperasi perusahaan keju itu? Jelaslah samasekali, tuan tanah-tuan tanah dan burjuasi-tanilah yang pertama-tama beruntung. Jelaslah samasekali, menguntungkan merekalah jika petani-petani-sedang  dan kaum miskin condong pada mereka dan jika mereka percaya bahwa  jalan untuk lolos dari kekurangan itu bukanlah perjuangan dari seluruh kaum buruh menentang seluruh burjuasi, melainkan usaha pengusaha-pengusaha pertanian kecil seorang-seorang untuk memanjat keluar dari posisi mereka yang sekarang ini dan menyelinap kebarisan kaum kaya.

Usaha ini dipupuk serta didorong dengan segala nada oleh semua pembela burjuasi yang berlaku pura-pra sebagai pembela-pembela dan sahabat-sahabat petani-kecil. Dan banyak orang yang naif tidak mengenal serigala yang berbulu kambing, dan mengulangi penipuan burjuis ini dengan kepercayaan bahwa mereka membantu petani-petani-miskin dan sedang. Misalnya, dalam buku-buku dan dalam pidato-pidato mereka mendalilkan seolah-olah pengusahaan pertanian kecil-kecilan adalah yang paling berfaedah, yang paling menguntungkan, seolah-olah pengusahaan pertanian kecil-kecilan sedang tumbuh subur, dan itulah sebabnya maka, kata mereka, dalam pertanian dimana-mana terdapat begitu banyak pengusaha-pengusaha kecil-kecilan, dan itulah sebabnya maka, katanya, mereka berpegang dengan begitu teguhnya pada tanah mereka ( dan bukan karena semua tanah yang terbaik sudah diduduki oleh burjuasi, dan semua uang juga dalam tangan mereka, sedang kaum miskin harus hidup seumur hidupnya terkurung dan memeras keringatnya di atas kepingan-kepingan tanah yang kecil sekali!). Petani-kecil tidak banyak memerlukan uang, kata orang-orang yang bermulut manis ini; petani-kecil dan petani-sedang itu lebih hemat dan lebih rajin daripada pengusaha-pertanian besar, dan tambahan pula pandai hidup lebih sederhana: daripada membeli kekurangan rumput kering untuk ternaknya, dia cukup puas dengan memberi ternaknya makan jerami. Daripada membeli mesin yang mahal, dia bangun lebih pagi dan membantingtulang lebih lama dan mengerjakan sebanyak yang dikerjakan oleh mesin itu; daripada memboroskan uang pada orang lain untuk mengerjakan suatu reparasi, petani itu sendiri mengambil kapak pada suatu hari pesta dan bekerja sebentar sebagai seorang tukang kayu—dan ini jauh lebih murah daripada cara yang dijalankan oleh seorang pengusaha-pertanian-besar; daripada memelihara kuda atau lembu jantan yang mahal, dia memakai sapi perahannya untuk membajak. Di Jerman semua petani miskin membajak dengan sapi perahan, dan di negeri kita juga Rakyat telah menjadi begitu miskin sehingga mereka untuk membajak mulai memakai tidak saja sapi perahan, tetapi bahkan laki-laki dan wanita! Dan betapa menguntungkannya! Betapa murahnya semua ini! Betapa patut dipunjinya petani-sedang dan petani-kecil yang begitu getol, begitu rajin, hidup begitu sederhana, tidak membuang-buang waktu mereka untuk yang bukan-bukan, tidak memikirkan Sosialisme, tetapi hanya memikirkan usaha-usaha pertanian mereka! Tidak condong kepada kaum buruh yang mengorganisasi pemogokan-pemogokan menentang burjuasi, tetapi mengikuti kaum kaya, dan berikhtiar untuk menjadi orang-orang yang patut dihormati! Nah, andaikata semuanya begitu getol, begitu rajin, dan hidup sederhana, tidak terus minum minuman keras, menyimpan uang lebih banyak, dan lebih sedikit mengeluarkan uang untuk membeli kain katun macam-macam dan beranak lebih sedikit – maka kiranya akan berbahagialah semua dan tak akan ada kemiskinan serta kekurangan apapun juga!

Demikian lagu-lagu merdu yang dinyanyikan oleh burjuasi kepada petani sedang dan ada orang-orang naif yang mempercayai lagu-lagu ini serta mengulanginya sendiri! [10] Sebenarnya segala omongan yang bermadu itu tidak lain dan tidak bukan adalah penipuan serta olok-olok terhadap petani. Apa yang dinamakan pengusahaan-pertanian yang murah dan menguntungkan oleh orang-orang yang bermulut manis ini yalah kekurangan, kekurangan yang pahit, yang memaksa petani sedang dan petani kecil bekerja dari pagi sampai malam, menghitung-hitung setiap potong roti, menghitung-hitung setiap peser yang dia keluarkan. Tentu saja apa yang dapat lebih “murah” dan “lebih menguntungkan”  daripada memakai celana itu-itu juga selama tiga tahun, pergi kemana-mana dengan kaki telanjang di musim panas, membetulkan bajak kayu dengan seutas tali den memberi makan sapi dengan jerami busuk dari atap! Taruhlah sebarang orang burjuis atau sebarang orang petani-kaya di usaha-pertanian yang “murah” dan “menguntungkan” sedemikian itu, maka dia kiranya akan lekas lupa pada segala omongan yang bermadu itu!

Orang-orang yang menyanjung-nyanjung pengusahaan-pertanian kecil-kecilan itu kadang-kadang ingin menolong petani, tetapi sebenarnya mereka hanya merugikan dia saja. Dengan kata-kata yang bermadu itu mereka menipu muzyik sama seperti Rakyat ditipu oleh lotere. Akan saya ceriterakan apa itu lotere. Marilah kita misalkan bahwa saya mempunyai seekor sapi, yang berharga 50 Rubel. Saya hendak menjual sapi itu dengan jalan lotere, maka itu kepada setiap orang saya tawarkan surat undian yang masing-masing berharga satu Rubel. Ada kemungkinan dengan satu Rubel mendapat satu sapi itu! Orang-orang terbujuk, Rubel-Rubel membanjir masuk. Sesudah terkumpul seratus Rubel lotere terus saya tarik: orang yang nomornya tercabut mendapat sapi itu untuk satu Rubel, yang lain tidak mendapat apa-apa. “Murahkah” sapi itu bagi orang-orang tersebut? Tidak, itu mahal sekali, sebab jumlah uang yang mereka bayar adalah dua kali nilai sapi itu, sebab dua orang (orang yang menyelenggarakan lotere dan yang memperoleh sapi) mendapat untung tanpa kerja apa-apa, dan dalam pada itu beruntung atas kerugiannya 99 orang yang kehilangan uang mereka. Jadi, orang-orang yang mengatakan bahwa lotere menguntungkan Rakyat adalah semata-mata menipu Rakyat. Mereka yang menjanjikan akan melepaskan petani dari kemiskinan serta kesengsaraan dengan jalan berbagai macam koperasi (perkumpulan-perkumpulan untuk membeli murah dan menjual dengan berlaba), berbagai macam perbaikan pengusahaan-pertanian, berbagai macam bank-bank dan segala macam hal begituan adalah menipu kaum tani persis seperti itu. Persis seperti di dalam lotere di mana terdapat satu orang yang beruntung dan selebihnya adalah orang-orang yang rugi, maka begitu pulalah dengan hal-hal ini: seorang petani-sedang cukup cerdik dan menjadi orang-orang kaya, sedangkan 99 orang sesama petani membongkokkan punggungnya seumur hidup mereka, tak pernah membebaskan dirinya dari kekurangan, dan malah menjadi semakin bangkrut.  Biar setiap penduduk desa memeriksa komunenya dan seluruh distriknya dengan satelit-satelitnya: banyakkah petani-petani sedang yang menjadi kaya dan lupa akan kekurangan? Dan berapa banyak yang seumur hidupnya tak pernah membebaskan diri dari kekurangan? Berapa banyak yang bangkrut dan meninggalkan desa mereka? Sebagaimana telah kita lihat, di seluruh Rusia ditaksir tidak lebih dari dua juta usaha pertanian petani-sedang. Andaikanlah ada segala macam perkumpulan untuk membeli murah dan menjual dengan laba yang jumlahnya sepuluh kali sebanyak yang sekarang. Apa akibatnya? Sebanyak-banyaknya seratus ribu petani-sedang berhasil menaikkan diri ketingkat kaum kaya. Apakah artinya ini? Ini berarti bahwa dari tiap seratus petani-sedang, lima akan menjadi kaya. Tetapi bagaimana dengan 95 lainnya? Mereka akan tetap dalam kesusahan seperti sedia kala, dan banyak di atara mereka akan merada dalam kesusahan-kesusahan yang lebih besar lagi! Dan kaum miskin akan lebih-lebih lagi bangkrutnya.

Sudah barang tentu, burjuasi  menghendaki  justru  supaya  sebesar  mungkin  jumlah  petani-petani-miskin  dan sedang akan condong pada kaum kaya, supaya mereka percaya pada kemungkinan meloloskan diri dari kemiskinan tanpa berjuang melawan burjuasi, supaya mereka menaruh harapan-harapan pada kerajinan mereka serta kecermatannya yang rakus, pada kemungkinan memperkaya diri dan bukan pada bersatu dengan kaum buruh desa dan kota. Burjuasi berdaya upaya sekuat tenaga untuk memupuk kepercayaan dan harapan yang bersifat khayalan ini pada muzyik dan berusaha meninabobokkannya dengan segala macam kata yang bermadu.

Untuk menelanjangi penipuan yang dilakukan oleh semua orang yang bermulut manis ini cukuplah dengan mengajukan tiga pertanyaa kepada mereka.

Pertanyaan petama. Dapatkah Rakyat pekerja membebaskan diri dari kekurangan dan kemiskinan, apabila di Rusia seratus juta desiatina dari 240 juta desiatina tanah yang dapat dikerjakan dimiliki oleh pemilik-pemiliktanah perseorangan? Apabila enambelas ribu pemilik tanah yang paling besar memiliki tanah enampuluh lima juta desiatina?

Pertanyaan kedua. Dapatkah Rakyat pekerja membebaskan diri dari kekurangan serta kemiskinan, apabila satu setengah juta keluarga petani-kaya (dari jumlah sepuluh juta seluruhnya) telah memusatkan dalam tangan mereka separuh dari seluruh tanah garapan petani, separuh dari seluruh jumlah kuda dan seluruh jumlah ternak yang dimiliki petani-petani, dan jauh lebih banyak daripada separuh dari seluruh persediaan serta uang simpanan petani? Apabila kaum burjuasi tani ini kian lama kian bertambah kaya, mendesak petani-petani miskin dan petani-petani sedang, memperkaya dari atas kerja orang lain, buruh-buruh tani dan buruh-buruh tani harian? Apabila enam setangah juta keluarga kaum tani merupakan kaum miskin  yang bangkrut, yang selalu menderita lapar, dan terpaksa mencari sepotong roti yang menyedihkan dengan segala macam kerja upahan?

Pertanyaan ketiga. Dapatkah Rakyat pekerja membebaskan diri dari kekurangan serta kemiskinan apabila uang telah menjadi kekuatan yang utama, apabila segala-galanya dapat dibeli dengan uang – pabrik-pabrik dan tanah: dan bahkan manusia dapat dibeli untuk dipekerjakan sebagai pekerja-pekerja upahan, sebagai budak-budak upahan? Apabila tanpa uang orang tak dapat hidup atau menjalankan suatu usaha-pertanian? Apabila seorang pengusaha pertanian kecil, seorang petani miskin, harus melakukan perjuangan menentang pengusaha pertanian besar guna mendapat uang? Apabila beberapa ribu tuan tanah, saudagar, pemilik pabrik dan bankir telah memusatkan dalam tangan mereka ratusan juta Rubel, dan lebih daripada itu, menguasai semua bank, di mana tersimpan ribuan juta Rubel?

Tak ada kata-kata yang bermadu mengenai keuntungan-keuntungan dari pengusahaan-pertanian kecil-kecilan, atau dari koperasi-koperasi akan memperkenankan orang mengelakkan pertanyaan-pertanyaan ini. Atas pertanyaan-petanyaan ini hanya mungkin  ada satu jawaban saja: “koperasi” sejati yang dapat menyelamatkan Rakyat pekerja yalah persekutuan kaum miskin desa dengan kaum buruh Sosial-Demokrat di kota-kota untuk melawan sleuruh burjuasi. Makin cepat persekutuan demikian tumbuh dan menjadi kuat, maka makin lekaslah petani-sedang menyadari seluruh kebohongan dari janji-janji burjuasi, dan makin lekas pula petani sedang itu datang ke pihak kita.

Burjuasi tahu hal ini, dan itulah sebabnya, di samping kata-kata yang bermadu, mereka menyebarkan segala macam kebohongan tentang kaum Sosial-Demokrat. Mereka mengatakan bahwa kaum Sosial-Demokrat hendak merampas milik petani-petani- sedang dan petani-petani-kecil. Itu adalah bohong. Kaum Sosial-Demokrat hendak merampas hanya milik pemilik-pemilik besar saja, hanya milik mereka saja yang hidup atas orang lain. Kaum Sosial-Demokrat kapanpun tak akan pernah mengambil milik pengusaha-pengusaha pertanian kecil dan sedang yang tidak menyewa buruh. Kaum Sosial Demokrat membela serta mempertahankan kepentingan-kepentingan seluruh Rakyat pekerja, tidak saja kepentingan-kepentingan kaum buruh kota, yang lebih berkedaran klas dan lebih bersatu daripada  semua yang lain-lainnya, tetapi juga kepentingan-kepentingan kaum buruh desa, dan pula kepentingan-kepentingan tukang-tukang kecil serta petani-petani kalau mereka tidak menyewa buruh, tidak condong pada kaum kaya, dan tidak memihak burjuasi. Kaum Sosial-Demokrat berjuang untuk segala macam perbaikan dalam kehidupan kaum buruh dan petani, yang dapat dijalankan segera, sebelum kita menghancurkan kekuasaan burjuasi, dan yang meringankan perjuangan menentang burjuasi ini. Tetapi kaum Sosial-Demokrat tidak menipu petani, mereka mengatakan seluruh kebenaran kepadanya, mereka sebelumnya dan dengan terus terang mengatakan kepadanya bahwa tak ada perbaikan apapun  yang akan dapat membebaskan Rakyat dari kekurangan serta kemiskinan selama burjuasi berkuasa. Untuk memungkinkan seluruh Rakyat mengetahui itu kaum Sosial-Demokrat dan apa yang mereka kehendaki, kaum Sosial-Demokrat telah menyusun sebuah programnya [*11]. Program berarti suatu pernyataan singkat, terang dan tepat tentang segala hal yang diusahakan serta diperjuangkan oleh sebuah partai. Partai Sosial-Demokrat adalah satu-satunya Partai yang memajukan sebuah program yang terang serta tepat agar supaya seluruh Rakyat tahu dan memakluminya dan agar supaya ke dalam Partai hanya dapat masuk orang-orang yang benar-benar hendak berjuang untuk membebaskan seluruh Rakyat pekerja dari penindasan burjuasi, dan dalam pada itu orang-orang yang mengerti dengan tepat siapa yang harus bersatu untuk berjuang ini dan bagaimana seharusnya melakukan perjuangan itu. Selain itu, kaum Sosial-Demokrat berpendapat bahwa di dalam program harus dijelaskan secara terus terang, terbuka dan tepat, sebab-musabab dari kemiskinan serta kesengsaraan Rakyat pekerja, dan apa sebabnya persatuan kaum buruh menjadi semakin luas serta kuat. Tidaklah cukup untuk mengatakan bahwa kehidupan sukar, dan menyerukan akan pendurhakaan; setiap tukang gembar-gembor dapat melakukan itu,  Tetapi sedikit gunanya. Yang perlu yalah supaya Rakyat pekerja mengerti dengan jelas apa sebabnya mereka hidup dalam kesengsaraan dan dengan siapa mereka harus bersatu untuk berjuang supaya membebaskan diri mereka dari kekurangan.

Kami sudah mengatakan apa yang dikehendaki kaum Sosial-Demokrat; sudah kami jelaskan sebab-musabab dari kekurangan serta kemiskinan Rakyat pekerja; sudah kami tunjukkan siapa yang harus dilawan kaum miskin desa dengan siapa mereka harus bersatu untuk perjuangan ini.

Sekarang akan kami terangkan perbaikan-perbaikan apa yang dapat kita capai dengan segera dengan perjuangan kita, perbaikan-perbaikan dalam kehidupan kaum buruh maupun dalam kehidupan petani-petani.

 


Catatan:

[*10] Di Rusia orang-orang naif yang menginginkan kebaikan bagi petani, tetapipun sebentar-sebentar memulai omongan bermadu macam ini, dinamakan kaum “Narodnik” atau “ pendekar-pendekar pengusahaan-pertanian kecil-kecilan”. Kaum “ Sosialis Revolusioner”, karena ketiadaan pengertian, mengikuti juga jejak-jejak mereka. Di Jerman juga terdapat tidak sedikit orang yang bermulut manis. Salah seorang di antara mereka, Eduard David, baru saja menulis sebuah buku tebal. Dalam buku ini dia mengatakan bahwa usaha-usaha pertanian kecil adalah tak terhingga lebih menguntungkan daripada usaha-usaha pertanian besar, sebab petani kecil tidak mengeluarkan  uang yang tak perlu-perlu, tidak memelihara kuda untuk membajak, dan puas dengan memakai sapi perahannya itu-itu juga untuk membajak.

[*11] Lihat lebih lanjut, pada akhir buku ini, suatu Lampiran – Program Partai Buruh Sosial-Demokrat Rusia, yang diusulkan oleh suratkabar Sosial-Demokrat Iskra dan majalah Zarya.


BAB III: KEKAYAAN DAN KEMISKINAN, PEMILIK HARTA DAN KAUM BURUH DI DESA BAB V: PERBAIKAN-PERBAIKAN APA YANG DIPERJUANGKAN KAUM SOSIAL-DEMOKRAT BAGI SELURUH RAKYAT DAN BAGI KAUM BURUH?