Tentang Kongres Den Haag

Pidato La Liberte, 8 September 1872

Karl Marx


Pidato: disampaikan oleh Karl Marx pada tanggal 8 September, 1872, di Amsterdam

Dicetak: 15 September, 1872, di La Liberte

Diterjemahkan oleh: Pandu Jakasurya (2 Oktober 2010)


Pada abad ke-18, para raja dan penguasa biasa bertemu di Den Haag untuk mendiskusikan kepentingan dinasti-dinasti mereka.

Justru di tempat inilah kita ingin mengadakan pertemuan para pekerja kita, kendati upaya-upaya untuk membangkitkan ketakutan di antara kita. Kita ingin muncul di tengah-tengah populasi yang paling reaksioner, untuk memperkuat keberadaan, perkembangan, dan pengharapan akan masa depan Perhimpunan (International Working Men's Association, Perhimpunan Kaum Pekerja Internasional atau Internasionale I) kita yang mulia.

Tatkala keputusan kita telah diketahui, timbul desas-desus bahwa kita mengutus duta-duta kita untuk mempersiapkan tempat. Ya, kita tidak menyangkal bahwa kita mempunyai duta-duta seperti itu di mana-mana, tapi hampir semua di antara mereka tidak kita kenal. Duta-duta kita di Den Haag adalah para buruh yang pekerjaannya sama beratnya dengan duta-duta kita di Amsterdam, yang juga adalah buruh, yang bekerja 16 hari sehari. Mereka adalah duta-duta kita; kita tidak punya yang lain; dan di semua negeri di mana kita merekrut kita menemukan mereka siap menerima kita dengan hati terbuka, karena mereka segera mengerti bahwa kita berjuang untuk memperbaiki nasib mereka.

Kongres di Den Haag telah mematangkan tiga butir penting:

Kongres ini telah memproklamirkan keniscayaan bagi klas buruh untuk bertarung melawan masyarakat lama yang sedang mengalami disintegrasi baik atas dasar politik maupun sosial; dan kita mengucapkan selamat pada diri kita sendiri bahwa resolusi Konferensi London ini mulai sekarang dan untuk selanjutnya akan ada di dalam AD/RT kita.

Di tengah-tengah kita telah terbentuk suatu kelompok yang mengadvokasi absennya kaum buruh dari aksi politik. Kita telah mempertimbangkan sebagai kewajiban kita untuk mengumumkan betapa berbahaya dan fatal prinsip tersebut bagi gerakan kita.

Suatu hari nanti buruh harus merebut kekuasaan politik guna membangun organisasi kerja yang baru; ia harus menggulingkan politik yang lama yang menopang lembaga-lembaga yang lama, bila ia tidak ingin kehilangan Surga di Bumi, seperti orang-orang Kristen tempo dulu yang telah mengabaikan dan meremehkan politik.

Tapi kita tidak menegaskan bahwa cara-cara kita untuk mencapai tujuan tersebut sama saja di mana-mana.

Anda tahu bahwa lembaga-lembaga, adat-kebiasaan, dan tradisi-tradisi dari beragam negeri harus dipertimbangkan, dan kita tidak menyangkal bahwa ada negeri-negeri – seperti Amerika, Inggris, dan bila saja saya lebih akrab dengan lembaga-lembaga Anda, barangkali saya juga akan menambahkan Negeri Belanda – di mana kaum buruh dapat mencapai tujuan mereka dengan cara-cara damai. Karena itu, kita juga harus menyadari fakta bahwa di hampir semua negeri di Benua [Eropa] pengungkit revolusi kita haruslah kekerasan; adalah kekerasanlah yang suatu hari kelak kita harus gunakan untuk mendirikan pemerintahan buruh.

Kongres Den Haag telah memberikan kepada Dewan Umum (badan-administratif Internasionale I yang bermarkas di London] otoritas yang baru dan lebih luas. Faktanya, pada saat manakala raja-raja sedang berhimpun di Berlin, dari mana akan diisukan kebijakan-kebijakan penindasan yang baru dan menentukan terhadap kita oleh wakil-wakil feodalisme dan wakil-wakil masa lalu – justru pada saat itu, tatkala penganiayaan sedang diorganisir, Kongres Den Haag menganggap layak dan mutlak-perlu untuk memperbesar otoritas Dewan Umum dan untuk memusatkan segala aksi demi perjuangan yang semakin mendekat, yang bila tidak demikian akan menjadi tak berdaya dalam keterisolasianny. Dan, lebih lanjut, di mana lagi otorisasi Dewan Umum membangkitkan kegusaran bila bukan di kalangan lawan-lawan kita? Apakah Dewan Umum mempunyai sebuah birokrasi dan polisi bersenjata untuk memaksakan kepatuhan? Bukankah otoritasnya seluruhnya merupakan otoritas moral, dan bukankah ia menyerahkan keputusan-keputusannya kepada penilaian beragam federasi yang dipercaya untuk melaksanakannya? Dalam kondisi-kondisi seperti itu – tanpa tentara, tanpa polisi, tanpa lembaga peradilan – pada hari tatkala para raja dipaksa untuk mempertahankan kekuasaan mereka hanya dengan pengaruh moral dan otoritas moral, mereka akan membentuk sebuah rintangan yang lemah terhadap gerak-maju dari revolusi.

Akhirnya, Kongres Den Haag telah memindahkan Dewan umum ke New York. Banyak orang, bahkan di antara kawan-kawan kita sendiri, nampak heran dengan keputusan tersebut. Apakah kemudian mereka lupa bahwa Amerika akan menjadi benuanya kaum buruh par excellence, bahwa setengah juta orang – kaum buruh – beremigrasi ke Amerika setiap tahun, dan bahwa pada negeri seperti itu, di mana pekerja berdominasi, Internasionale berkewajiban untuk menghujamkan akar yang kuat? Lebih lanjut, keputusan Kongres memberikan Dewan Umum hak untuk mengerahkan [di Eropa] anggota-anggota yang kerjasamanya dipandang mutlak perlu dan berguna bagi kesejahteraan bersama. Marilah kita mempercayai kebijaksanaannya dan berharap ia akan berhasil dalam memilih orang-orang yang akan cakap melaksanakan tugas mereka dan yang akan mengerti bagaimana mengibarkan panji Perhimpunan kita di Eropa dengan tangan yang kokoh.

Para anggota, marilah kita berpikir tentang prinsip dasariah dari Internasional: Solidaritas. Hanya tatkala kita telah mendirikan prinsip pemberi-kehidupan ini di atas dasar yang mantap di antara sekian banyak buruh di seluruh negeri, kita akan mencapai tujuan final yang agung yang telah kita tetapkan. Revolusi harus dilaksanakan dengan solidaritas; inilah pelajaran besar dari Komune Paris, yang jatuh karena tidak satupun dari sentra-sentra lainnya – Berlin, Madrid, dsb. – mengembangkan gerakan-gerakan revolusioner yang sebanding dengan pemberontakan hebat proletariat Paris.

Sejauh keprihatinan saya, saya akan melanjutkan pekerjaan saya dan secara konstan berupaya untuk memperkuat di antara semua buruh solidaritas ini sehingga ia sangat berbuah untuk masa depan. Tidak, saya tidak akan mundur dari Internasionale, dan seluruh sisa hidup saya akan, sebagaimana halnya seluruh upaya saya di masa lalu, didedikasikan bagi kemenangan ide-ide sosial yang – Anda boleh yakin! – akan bermuara pada penguasaan dunia oleh proletariat. [ ]