Kita Perlu Membangun Partai-partai Komunis dan Internasional Baru

Leon Trotsky (15 Juli, 1933)


Penerjemah: Ted Sprague (20 Desember, 2011) dari “It is Necessary to Build Communist Parties and an International Anew,” Leon Trotsky, July 15, 1933.


Orientasi Menuju Reformasi Komintern

Sejak kelahirannya Oposisi Kiri telah menetapkan untuk dirinya tugas mereformasi Komintern dan menghidupkannya kembali dengan kritik Marxis dan kerja faksi internal. Di sejumlah negara, terutama di Jerman, peristiwa-peristiwa beberapa tahun belakangan ini telah mengungkapkan fatalnya kebijakan-kebijakan sentrisme birokratis. Tetapi kaum birokrasi Stalinis, yang punya sumberdaya luar biasa besar, telah berhasil mempertentangkan tuntutan perkembangan historis dengan kepentingan-kepentingan dan prasangka-prasangka kastanya. Sebagai akibatnya, Komintern tidak menapak jalan regenerasi, tetapi justru menapak jalan kehancuran.

Namun orientasi menuju “reformasi”, diambil secara keseluruhan, bukanlah sebuah kesalahan. Orientasi ini merupakan tahapan yang diperlukan di dalam perkembangan sayap Marxis di Komintern. Ia memberikan sebuah peluang untuk melatih kader-kader Bolshevik-Leninis dan orientasi ini meninggalkan bekas di dalam gerakan buruh secara keseluruhan. Kebijakan birokrasi Stalinis selama periode ini berada di bawah tekanan Oposisi Kiri. Kebijakan-kebijakan progresif yang diambil oleh pemerintahan USSR, yang menghentikan laju ofensif Thermidor, dipinjam – secara parsial dan terlambat – dari Oposisi Kiri. Hal yang serupa, tetapi dalam skala yang lebih kecil, dapat dilihat di dalam kehidupan semua seksi-seksi Komintern.

Kita harus menambahkan, bahwa tingkat kebangkrutan dari sebuah partai revolusioner tidak dapat ditentukan secara a priori dengan berdasarkan gejala-gejala saja. Verifikasi langsung lewat peristiwa-peristiwa adalah sesuatu yang tak tergantikan. Secara teori, tahun lalu kita tidak boleh menganggap mustahil kalau kaum Bolshevik-Leninis, berdasarkan semakin menajamnya perjuangan kelas, dapat berhasil mendorong Komintern untuk mengambil jalan perjuangan melawan fasisme. Pada saat yang sama usaha yang dilakukan oleh SAP[1] di Jerman untuk mengambil posisi independen sama sekali tidak mempengaruhi lajunya peristiwa karena massa sedang menunggu – pada momen kritis – kepemimpinan politik dari organisasi-organisasi lama mereka. Dalam menjalankan kebijakan faksi dan mendidik kader-kadernya lewat pengalaman kebijakan ini, Oposisi Kiri tidak menyembunyikan dari dirinya sendiri atau dari orang lain bahwa kekalahan baru yang dialami oleh kaum proletariat, akibat kebijakan sentrisme, akan mengambil karakter yang menentukan dan akan menuntut pemeriksaan ulang posisi kita: faksi atau partai?

Perubahan Orientasi

Hal yang paling berbahaya di dalam politik adalah tersandera oleh formula kita sendiri yang kemarin hari cocok tetapi hari ini sudah kehilangan isinya sama sekali.

Secara teori, keruntuhan KPD [Partai Komunis Jerman] masih meninggalkan dua jalan terbuka bagi birokrasi Stalinis: memeriksa ulang secara penuh rejim dan politiknya; atau, sebaliknya, mencekik semua tanda kehidupan di seksi-seksi Komintern. Oposisi Kiri dipandu oleh kemungkinan teoritis ini; dimana setelah mengedepankan slogan partai baru di Jerman, masalah nasib Komintern masih dibiarkan terbuka oleh Oposisi Kiri. Namun jelas kalau dalam beberapa minggu ke depan jawaban akan tiba dan harapannya kecil sekali kalau jawaban ini baik.

Semua yang telah terjadi sejak 5 Maret: resolusi dari presidium Komite Eksekutif Komintern mengenai situasi di Jerman; bungkamnya semua seksi Komintern terhadap resolusi yang memalukan ini; kongres anti-fasis di Paris; garis resmi dari Komite Pusat KPD yang ada di pengasingan; nasib Partai Komunis Austria; nasib Partai Komunis Bulgaria, dsbnya. – semua ini menjadi saksi yang menyimpulkan bahwa tidak hanya nasib KPD saja yang ditentukan di Jerman, nasib Komintern juga ditentukan di Jerman.

Kepemimpinan Moskow tidak hanya mengumumkan kebenaran mutlak dari kebijakan mereka yang menjami kemenangan Hilter, tetapi juga melarang semua diskusi mengenai apa yang baru saja terjadi. Dan larangan memalukan ini tidak dilanggar. Tidak ada kongres-kongres nasional; tidak ada kongres internasional, tidak ada diskusi di pertemuan-pertemuan partai; tidak ada diskusi di koran partai! Sebuah organisasi yang tidak terbangunkan oleh guntur fasisme dan menuruti dengan patuh aksi-aksi kaum birokrasi yang menjijikan ini telah mendemonstrasikan kalau ia sudah mati dan tidak ada lagi yang bisa dihidupkan kembali darinya. Mengatakan ini dengan terbuka dan secara publik adalah tugas kita terhadap kaum proletariat dan masa depannya. Di dalam kerja kita selanjutnya, kita harus mengambil sebagai titik tolak kita keruntuhan historis dari Komunis Internasional.

Realisme versus Pesimisme!

Kenyataan bahwa dua partai, Sosial Demokrasi dan Komunis, yang lahir terpisah setengah abad dan yang keduanya mulai dari teori Marxisme dan kepentingan kelas proletariat, dapat berakhir menggenaskan – yang satu lewat pengkhianatan, yang satu lagi lewat kebangkrutan – dapat menyebabkan perasaan pesimis bahkan di kalangan buruh yang maju. “Dimana jaminan kalau sebuah partai revolusioner yang baru tidak akan menderita nasib yang sama?” Mereka-mereka yang menuntut jaminan harus meninggalkan politik revolusioner. Sebab-sebab kejatuhan partai Sosial Demokrasi dan Komunis harus dicari bukan di dalam teori Marxis atau di dalam kualitas-kualitas buruk dari orang-orang yang mengaplikasikannya, tetapi harus dicari di dalam kondisi-kondisi konkrit dari proses sejarah. Ini bukan mengenai prinsip-prinsip abstrak, tetapi perjuangan kekuatan-kekuatan sosial yang hidup, dengan pasang naik dan surut yang tak terelakkan, dengan degenerasi organisasi-organisasi, dengan bangkrutnya seluruh generasi, dan dengan ini perlunya memobilisasi kekuatan-kekuatan baru yang segar ke arena sejarah. Tidak ada seorangpun yang telah mengaspal jalan pemberontakan revolusioner untuk kaum proletariat. Dengan perhentian-perhentian dan kemunduran-kemunduran parsial yang tak terelakkan, kita harus bergerak maju di atas jalan yang dipenuhi dengan halangan-halangan yang tak terhitung jumlahnya dan puing-puing masa lalu. Mereka yang takut menghadapi ini lebih baik menyingkir ke samping.

Tetapi bagaimana menjelaskan kalau kelompok kita, yang analisa dan prognosisnya telah terverifikasi oleh seluruh jalannya peristiwa, tumbuh dengan perlahan? Sebabnya harus dicari di dalam perkembangan perjuangan kelas secara umum. Kemenangan fasisme telah melumpuhkan puluhan juta rakyat. Prognosis politik hanya dapat diakses oleh ribuan atau puluhan ribu rakyat, yang juga merasakan tekanan dari jutaan lainnya. Sebuah tendensi revolusioner tidak dapat meraih kemenangan-kemenangan besar ketika kaum proletariat secara keseluruhan sedang mengalami kekalahan-kekalahan terbesarnnya. Tetapi ini bukanlah pembenaran untuk berdiam diri. Justru di dalam periode kemunduran revolusionerlah kader-kader terbentuk dan tertempa, yang di kemudian hari dapat memimpin massa dalam serangan yang baru.

Pasukan-Pasukan Cadangan Baru

Usaha-usaha yang dicoba lebih dari sekali di masa lampau untuk membentuk “partai kedua” atau “Internasional Keempat” berangkat dari pengalaman sektarian kelompok-kelompok dan lingkaran-lingkaran yang terisolasi, yang “kecewa” dengan Bolshevisme dan, sebagai akibatnya, selalu menemui kegagalan. Kita mengambil sebagai titik tolak kita bukan “kekecewaan” dan “ketidakpuasan” subjektif kita, tetapi gerak objektif perjuangan kelas. Semua kondisi dari perkembangan revolusi proletarian menuntut sebuah organisasi pelopor yang baru dan menyediakan syarat-syarat baginya.

Kehancuran Sosial Demokrasi sekarang terjadi berbarengan dengan runtuhnya Komintern. Walaupun memasuki periode reaksi, ratusan ribu buruh di seluruh dunia pasti sudah bertanya pada diri mereka sendiri mengenai perjuangan ke depan dan organisasi yang baru. Ratusan ribu lainnya akan bergabung dengan mereka di masa depan yang dekat. Bila kita menuntut para buruh ini, yang sebagian telah meninggalkan Komintern dengan rasa benci dan mayoritas tidak pernah menjadi bagian dari Komintern bahkan pada tahun-tahun terbaiknya, untuk menerima kepemimpinan birokrasi Stalinis yang sama sekali tidak mampu belajar dari kesalahan mereka, ini berarti kita bermimpi dan juga menghalangi pembentukan kaum pelopor proletariat.

Jelas akan ada sejumlah kaum Komunis yang jujur di dalam organisasi-organisasi Stalinis yang akan menyambut orientasi baru kita dengan rasa benci. Beberapa dari mereka mungkin akan memusuhi kita. Tetapi kita harus dipandu oleh pertimbangan massa, dan bukannya pertimbangan-pertimbangan sentimentil dan pribadi.

Ketika ratusan ribu dan jutaan buruh, terutama di Jerman, sedang meninggalkan komunisme, sebagian ke fasisme dan sebagian lagi ke kamp apatisme, ribuan dan puluhan ribu buruh Sosial Demokrat, di bawah pengaruh kekalahan yang sama, sedang bergerak ke kiri, ke sisi komunisme. Akan tetapi mereka sama sekali tidak akan menerima kepemimpinan Stalinis yang sudah terdiskreditkan.

Sampai sekarang organisasi-organisasi kiri ini telah memusuhi kita karena kita menolak untuk pecah dari Komintern dan membangun partai-partai independen. Perbedaan pendapat yang tajam ini sekarang telah tersingkirkan oleh jalannya perkembangan peristiwa. Oleh karenanya sekarang diskusi mengenai masalah-masalah organisasi dan formal bergeser ke ranah programatik dan politik. Partai yang baru ini akan berdiri di tingkatan yang lebih tinggi daripada partai yang lama hanya bila ia berdiri teguh di atas dasar keputusan-keputusan empat kongres Komintern yang pertama dan mampu dalam program, strategi, taktik, dan organisasinya mempelajari pelajaran-pelajaran buruk dari sepuluh tahun terakhir.

Kaum Bolshevik-Leninis harus membuka diskusi dengan organisasi-organisasi sosialis revolusioner. Sebagai basis diskusi kita kita akan menganjurkan sebelas poin yang diadopsi oleh pra-konferensi kita (setelah mengubah poin mengenai “faksi dan partai” sesuai dengan tesis sekarang ini). Kita, tentu saja, siap untuk berdiskusi dengan serius dan dengan bersahabat semua usulan-usulan programatik. Kita harus dan akan mendemonstrasikan bahwa  keteguhan prinsip tidak sama dengan kesombongan sektarian. Kita akan menunjukkan bahwa politik Marxis dapat menarik kaum buruh reformis ke kamp revolusi dan bukannya mendorong kaum buruh revolusioner ke kamp fasisme.

Pembentukan organisasi-organisasi revolusioner yang kuat di beberapa negara, yang bersih dari semua tanggungjawab atas kejahatan dan kesalahan kaum reformis dan kaum birokrasi sentris, yang dipersenjatai dengan program Marxis dan perspektif revolusioner yang jelas, akan membuka sebuah era baru di dalam perkembangan proletariat dunia. Organisasi-organisasi ini akan menarik semua elemen-elemen Komunis sejati yang masih belum bisa pecah dari birokrasi Stalinis, dan, yang lebih penting, mereka akan perlahan-lahan menarik ke bawah panji mereka generasi buruh muda.

Uni Soviet dan Partai Komunis Uni Soviet

Keberadaan Uni Soviet, walaupun negara buruh ini dalam keadaan degenerasi yang parah, masih merupakan hal yang sangatlah penting secara revolusioner bahkan sampai sekarang. Jatuhnya Uni Soviet akan membawa reaksi yang parah ke seluruh dunia, mungkin selama berpuluh-puluh tahun. Perjuangan untuk mempertahankan, merehabilitasi, dan memperkuat negara buruh yang pertama ini terikat dengan perjuangan kaum proletariat sedunia untuk revolusi sosialis.

Kediktaturan birokrasi Stalinis bangkit sebagai akibat dari keterbelakangan Uni Soviet (mayoritas rakyat adalah petani) dan keterlambatan revolusi proletarian di Eropa Barat (tidak adanya partai-partai proletariat revolusioner yang mandiri). Pada gilirannya, pemerintahan birokrasi Stalinis tidak hanya menyebabkan degenerasi kediktaturan proletariat di Uni Soviet, tetapi juga melemahnya kaum pelopor proletariat di seluruh dunia. Kontradiksi antara peran progresif negara Soviet dan peran reaksioner birokrasi Stalinis adalah salah satu manifestasi dari “hukum perkembangan tak-berimbang”.  Di dalam perpolitikan revolusioner kita, kita harus mengambil kontradiksi sejarah ini sebagai titik tolak kita.

Mereka-mereka yang disebut para sahabat Uni Soviet (kaum demokrat kiri, kaum pasifis, kaum Brandlerite[2], dan yang lainnya) mengulangi argumen para fungsionaris Komintern bahwa perjuangan melawan Stalinisme, yakni terutama kritik terhadap kebijakan mereka yang salah, “menolong pihak konter-revolusioner”. Ini adalah cara pandang kacung-kacung politik kaum birokrasi, bukan kaum revolusioner. Uni Soviet, secara internal dan eksternal, hanya dapat dipertahankan dengan kebijakan yang tepat. Semua pertimbangan-pertimbangan lain adalah sekunder atau dusta.

Partai Komunis Uni Soviet (PKUS) hari ini bukanlah sebuah partai melainkan sebuah aparatus dominasi di tangan kaum birokrasi yang tak terkendali. Di dalam kerangka PKUS dan diluarnya terbentuk dua kelompok utama: proletarian dan Thermidor-Bonapartist. Berdiri di atas mereka adalah kaum birokrasi sentris yang sedang berperang untuk menghancurkan kaum Bolshevik-Leninis. Walaupun kadang-kadang berbenturan secara tajam dengan setengah-sekutu mereka, yakni kaum Thermidor, kaum Stalinis jelas-jelas membersihkan jalan bagi kaum Thermidor dengan menghancurkan, mencekik, dan membuat korup Partai Bolshevik.

Bila tanpa revolusi proletarian di Eropa Barat maka Uni Soviet tidak akan dapat tiba ke sosialisme, maka tanpa regenerasi Internasional proletarian yang sejati maka kaum Bolshevik-Leninis Rusia tidak akan dapat dengan kekuatan mereka sendiri menghidupkan kembali Partai Bolshevik dan menyelamatkan kediktaturan proletariat.

Uni Soviet dan Komintern

Membela Uni Soviet dari ancaman intervensi imperialis telah menjadi sebuah tugas yang lebih penting dibandingkan kemarin hari. Seksi-seksi Komintern impoten dalam hal ini dan juga hal-hal lain. Di bibir mereka, pembelaan Uni Soviet telah menjadi frase ritualistik, yang tidak ada isinya. Ketidakmampuan Komintern ditutup-tutupi dengan komedi-komedi seperti konferensi anti-perang di Amsterdam dan konferensi anti-fasis di Paris. Perlawanan Komintern terhadap intervensi imperialis akan lebih lemah daripada perlawanannya terhadap Hitler. Untuk membela Uni Soviet secara aktif, organisasi-organisasi revolusioner sejati dibutuhkan, yang independen dari birokrasi Stalinis, yang berdiri di atas kaki sendiri dan mendapatkan dukungan dari massa.

Pembentukan dan pertumbuhan organisasi-organisasi revolusioner ini, perjuangan mereka untuk mempertahankan Uni Soviet, kesiapan mereka untuk membentuk front persatuan dengan kaum Stalinis dalam melawan intervensi dan konter-revolusi – semua ini sangat penting untuk perkembangan internal republik Soviet. Kaum Stalinis, selama mereka berkuasa, akan semakin tidak dapat menghindari front persatuan bila bahaya, baik domestik maupun asing, menjadi lebih akut, dan bila organisasi pelopor proletariat dunia yang mandiri menjadi kekuatan yang semakin besar. Relasi kekuatan-kekuatan yang baru akan melemahkan kediktaturan birokrasi, memperkuat kaum Bolshevik-Leninis di dalam Uni Soviet, dan membuka perspektif yang jauh lebih baik bagi republik buruh ini.

Hanya pembentukan Internasional Marxis, yang benar-benar mandiri dari birokrasi Stalinis dan yang melawannya, dapat menyelamatkan Uni Soviet dari keruntuhan dengan mengikat nasibnya dengan nasib revolusi proletariat sedunia.

“Likuidasinisme”

 Kaum birokrasi penipu (dan kacung-kacung mereka, seperti kaum Brandlerite) berbicara mengenai “likuidasinisme” kita. Mereka mengulang-ulang kata-kata yang dirobek dari kosakata lama Bolshevisme. Likuidasinisme adalah julukan yang diberikan untuk tendensi, yang, di bawah Tsarisme “konstitusional”, menolak dibentuknya sebuah partai ilegal, karena mereka ingin menggantikan perjuangan revolusioner dengan adaptasi “legalitas’ konter-revolusioner. Apa kesamaan kita dengan kaum likuidator? Jauh lebih tepat kalau kita mengingat kaum ultimatis (Bogdanov[3] dan yang lainnya) yang sepenuhnya mengakui diperlukannya sebuah organisasi ilegal tetapi mereka merubah organisasi ini menjadi sebuah instrumen kebijakan-kebijakan yang keliru: setelah diremukkannya revolusi mereka ingin segera mempersiapkan pemberontakan bersenjata. Lenin tidak ragu untuk pecah dengan mereka, walaupun tidak sedikit di antara mereka adalah kaum revolusioner sejati. (Elemen-elemen terbaik dari mereka akhirnya kembali ke barisan Bolshevisme).

Sama bohongnya adalah pernyatan kaum Stalinis dan kacung-kacung Brandlerite mereka, yang mengatakan bahwa Oposisi Kiri sedang membentuk “Konferensi Agustus”[4] untuk melawan “Bolshevisme”. Yang dimaksud disini adalah usaha pada tahun 1912, salah satu dari banyak usaha untuk menyatukan Bolshevik dan Menshevik. (Mari kita ingat kembali bahwa Stalin membuat usaha yang sama bukan pada Agustus 1912 tetapi pada Maret 1917!) Supaya analogi ini punya arti sedikit saja, kita harus mengakui bahwa birokrasi Stalinis adalah pengusung Bolshevisme; dan kedua, kita harus berbicara mengenai menyatukan Internasional Kedua dan Ketiga. Tetapi kedua hal ini sama sekali tidak benar. Analogi yang menipu ini dibuat untuk menutup-nutupi kenyataan bahwa kaum oportunis Brandlerite mencoba untuk berbaik-baikan dengan kaum sentris Stalinis guna mendapatkan amnesti. Sementara, kaum Bolshevik Leninis ingin membangun partai proletarian yang berdasarkan pondasi yang prinsipil, yang teruji di pertempuran-pertempuran terbesar, kemenangan-kemenangan dan kekalahan-kekalahan dari epos imperialis.

Di Jalan yang Baru

Tugas dari tesis ini adalah untuk menyerukan kepada kamerad-kamerad untuk menyebrangi tahapan sejarah yang telah selesai dan membentuk perspektif baru untuk kerja kita. Tetapi apa yang sudah dijabarkan di atas sama sekali tidak menentukan langkah-langkah praktis yang segera, perubahan-perubahan konkrit dalam kebijakan, tempo-tempo dan metode untuk bergeser ke jalan yang baru. Hanya setelah kesepakatan bulat telah tercapai mengenai orientasi baru ini – dan pengalaman kita meyakinkan saya bahwa kesepakatan bulat ini akan tercapai oleh kita – maka kita baru bisa berbicara mengenai masalah-masalah taktik konkrit untuk kondisi-kondisi di tiap-tiap negara.

Yang sedang kita diskusikan sekarang bukanlah proklamasi segera pembentukan partai-partai dan Internasional baru, tetapi mengenai persiapan. Perspektif yang baru ini pertama-tama menandakan bahwa semua pembicaraan mengenai “reformasi” dan tuntutan-tuntutan untuk menghidupkan kembali partai-partai komunis harus dikesampingkan sebagai sesuatu yang utopis dan reaksioner. Kerja sehari-hari kita harus mengambil karakter independen, dan ditentukan oleh peluang-peluang dan kekuatan-kekuatan kita, dan bukan oleh kriteria “faksi” yang formal. Oposisi Kiri berhenti sepenuhnya sebagai “oposisi”. Ia telah menjadi sebuah organisasi yang independen, yang membersihkan jalannya sendiri. Ia tidak hanya membangun faksi-faksinya di partai-partai Sosial Demokratik dan Stalinis, tetapi juga melakukan kerja independen di antara buruh-buruh non-partisan dan tak terorganisir. Ia membangun basis dukungannya sendiri di serikat-serikat buruh, terlepas dari kebijakan serikat-buruh dari birokrasi Stalinis. Ia berpartisipasi di pemilu-pemilu di bawah panjinya sendiri, dimana situasi memungkinkan. Berhubungan dengan organisasi-organisasi buruh reformis dan sentris (termasuk Stalinis), ia dipandu oleh kebijakan umum front persatuan. Secara spesifik, ia mengaplikasikan kebijakan front persatuan terutama untuk membela Uni Soviet dari intervensi eksternal dan konter-revolusi internal.


Catatan

[1] SAP adalah Partai Buruh Sosialis Jerman (1931-1945). Pada tahun 1931, sekitar 20 ribu anggota Partai Sosial Demokrat Jerman yang berhaluan kiri pecah dan membentuk partai ini.

[2] Heinrich Blander (1881-1967) adalah pemimpin dan pembentuk Partai Komunis Jerman. Dia memimpin Partai Komunis Jerman saat pemberontakan 1921 dan 1923 yang menemui kegagalan. Pada tahun 1928 dia dan ratusan pengikutnya dipecat dari partai dan Komintern karena berseberangan dengan Stalin. Dia lalu membentuk Partai Komunis Jerman Oposisi, yang lalu dikenal sebagai seksi Jerman dari Oposisi Kanan. Dia bersekutu dengan Bukharin.

[3] Alexander Bogdanov (1873-1928) adalah figur penting dalam periode awal Bolshevisme, sebelum dia dipecat dari faksi Bolshevik pada tahun 1909. Setelah kegagalan Revolusi 1905, Bogdanov memimpin kelompok di dalam Bolshevik yang menentang segala bentuk keterlibatan di dalam parlemen Duma Rusia, sedangkan Lenin mendukung keterlibatan Bolshevik dalam parlemen untuk menggunakannya sebagai platform propaganda. Pada tahun 1909, Lenin menulis “Materialisme dan Empiriokritisme” sebagai kritik terhadap karya Bogdanov “Empiriomonisme” yang mencoba menggabungkan Marxisme dengan filsafat idealisme.

[4] Setelah perpecahan antara Bolshevik dan Menshevik di Konferensi Prague pada tahun 1912, Trotsky masih mencoba menyatukan kedua faksi ini dengan mengorganisir sebuah konferensi lagi pada Agustus 1912. Namun kongres ini gagal. Kaum Stalinis menggunakan episode ini untuk menyerang Trotsky sebagai likuidator dan merusak reputasi Trotsky.