Seruan untuk Semua Kamerad Partai Komunis Tiongkok

Chen Duxiu [1] (1929)


Ditulis pada tanggal 10 Desember 1929

Sumber: Appeal to all the comrades of the Chinese Communist Party. Dari Militant (New York), 15 November dan 1 Desember 1930; 1 dan 15 Januari dan 1 Februari 1931

Penerjemah: Dipo Negoro dan Ted Sprague, Agustus 2009


Kawan-kawanku:

Sejak tahun 1920 (tahun ke-sembilan republik[2]) saya telah bekerja dengan kawan-kawan, dalam membentuk Partai [Komunis Tiongkok – Ed.], bersungguh-sungguh menjalankan kebijakan oportunis dari pemimpin-pemimpin Internasionale [ketiga atau Komintern – Ed.]; Stalin[3], Zinoviev[4], Bukharin[5] dan yang lainnya, yang mengakibatkan revolusi Tiongkok kalah secara memalukan serta menyedihkan. Walaupun saya telah bekerja siang dan malam, namun ketidakcakapan saya ternyata melebihi kecakapan saya.

Tentu saja, saya tidak akan mencontoh pengakuan munafik dari beberapa kaisar Cina dulu: “Saya, seorang diri, bertanggung jawab atas semua dosa rakyat”; menanggung beban sendirian atas semua kesalahan yang menyebabkan kekalahan tersebut. Meskipun begitu saya merasa malu untuk mengadopsi sikap beberapa kamerad pemimpin yang hanya pada waktu tertentu saja mengkritik kesalahan-kesalahan oportunisme masa lalu dan menyembunyikan kesalahannya sendiri. Kapanpun kamerad-kamerad saya menunjukkan kesalahan oportunis masa lalu saya, saya dengan sepenuh hati mengakui hal tersebut. Saya sepenuhnya tidak ingin mengabaikan pengalaman revolusi Cina yang didapatkan dengan harga yang sangat mahal dari kaum proletar. (Dari Konferensi 7 Agustus (1927) hingga saat ini, saya tidak hanya tidak menolak kritik yang ditujukan pada saya, bahkan saya tetap diam terhadap tuduhan-tuduhan yang berlebihan terhadap saya.)

Saya tidak hanya bersedia mengakui kesalahan-kesalahan masa lalu saya,  tetapi sekarang ataupun di masa depan jika saya membuat kesalahan oportunis dalam pemikiran maupun praktek, saya mengharapkan kawan-kawan untuk mengkritik saya tanpa ampun dengan argumentasi teori dan fakta. Saya dengan rendah hati menerima atau akan menerima semua kritik, namun saya tidak akan menerima gosip dan tuduhan palsu. Saya tidak dapat memiliki kepercayaan diri seperti Ch’u Ch’iu-pai[6] dan Li Li-san[7]. Saya secara jelas mengakui bahwa bukanlah hal yang mudah bagi siapapun atau partai manapun untuk menghindari kesalahan oportunisme. Bahkan veteran Marxis seperti Kautsky[8] dan Plekhanov[9] bersalah atas oportunisme yang tidak dapat dimaafkan ketika mereka menjadi tua; mereka yang telah lama mengikuti Lenin seperti Stalin dan Bukharin sekarang juga bertindak seperti oportunis yang memalukan. Bagaimana seorang Marxis yang belum ahli seperti kita dapat berpuas diri? Kapanpun seseorang berpuas diri, dia mencegah dirinya sendiri untuk maju.
 
Bahkan slogan Oposisi[10] bukanlah firman “Guru Surgawi” Chang (uskup Taois). Jika mereka belum membersihkan ideologi borjuasi kecil secara fundamental dan belum seutuhnya memahami kesalahan oportunisme masa lalu, dan secara teguh terlibat di dalam perjuangan, hanya berdiri di bawah slogan Oposisi untuk mengekspos oportunisme Stalin dan Li Li-san, dan lalu mereka berpikir bahwa setan oportunis tidak akan pernah mendekat, maka mereka hanya berilusi saja. Satu-satunya jalan untuk menghindari kesalahan oportunisme adalah dengan terus menerus dan dengan rendah hati belajar dari ajaran-ajaran Marx dan Lenin di dalam perjuangan massa proletariat dan dalam kritik mutual antar kamerad.

Saya dengan teguh mengakui bahwa kondisi objektif adalah faktor sekunder penyebab kegagalan revolusi Cina. Sumber utama adalah kesalahan oportunisme, kesalahan kebijakan kita dalam berhubungan dengan borjuis Kuomintang[11]. Semua kamerad yang bertanggungjawab di Komite Sentral pada waktu itu, terutama saya sendiri, seharusnya secara terbuka dan berani mengakui bahwa kebijakan tersebut benar-benar keliru. Namun tidak cukup hanya mengakui kesalahan tersebut. Kita harus bersungguh-sungguh serta secara  menyeluruh mengakui bahwa kesalahan masa lalu ini adalah isi internal dari kebijakan oportunisme, meneliti sebab-sebab dan hasil kebijakan tersebut, dan kemudian mengungkapkannya dengan jelas. Demikian kita dapat berharap untuk menghentikan mengulang kesalahan masa lalu dan mengulangi oportunisme masa lalu di revolusi yang akan datang. Ketika partai kita pertama kali didirikan, meskipun masih sangat muda namun di bawah bimbingan Leninis Internasional, kita tidak melakukan kesalahan besar apapun. Sebagai contoh, kita dengan tepat memimpin perjuangan buruh dan mengenali karakter kelas dari Kuomintang. Pada tahun 1921 partai kita mengundang delegasi-delegasi Kuomintang dan organisasi sosial lainnya untuk berpartisipasi dalam konferensi Toilers of the Far East[12], yang diorganisasi oleh Komunis Internasional (Komintern)[13]. Konferensi tersebut memutuskan bahwa dalam negeri-negeri kolonial di Timur, perjuangan revolusi demokratik harus dijalankan dan dalam revolusi tersebut soviet-soviet petani harus diorganisir.

Pada tahun 1922, saat Kongres Kedua partai Cina, kebijakan front persatuan dalam revolusi demokratik diadopsi dan berdasarkan ini kita mengekspresikan sikap kita terhadap situasi politik. Pada saat yang sama, perwakilan Pemuda Komunis Internasional[14], Dalin, datang ke Cina dan mengusulkan ke Kuomintang kebijakan front persatuan kelompok-kelompok revolusioner. Ketua Kuomintang, Sun Yat-sen[15], dengan keras kepala menolak hal ini, dia hanya menyetujui mengijinkan anggota Partai Komunis Cina dan Liga Pemuda untuk bergabung ke Kuomintang sebagai individu dan mematuh Koumintan, dia menolak persatuan apapun diluar partai.

Tidak lama setelah reses kongres partai kita, Komunis Internasional mengirimkan delegasinya Maring[16] ke Cina. Dia mengundang semua anggota Komite Sentral Partai Komunis Cina untuk mengadakan pertemuan di Danau Barat di Hangchow, di provinsi Chekiang dimana dia mengusulkan ke Partai Komunis Cina untuk bergabung dengan organisasi Kuomintang. Dia dengan teguh menyatakan bahwa Kuomintang bukanlah partai borjuasi namun partai gabungan dari berbagai macam kelas-kelas dan bahwa partai proletariat seharusnya bergabung ke dalamnya untuk memperbaiki partai ini dan memajukan revolusi.

Pada waktu itu lima anggota Komite Sentral PKC – Li Shouchang [Li Dazhao][17], Chang T’e-li, Ts’ai Ho-sen[18], Kau Chun-yu dan saya – dengan bulat menolak proposal tersebut. Alasan utamanya adalah: Bergabung dengan Kuomintang membingungkan organisasi kelas dan membatasi kebijakan mandiri kita. Akhirnya, delegasi Internasional Ketiga bertanya apakah Partai Komunis Cina akan mematuhi keputusan Internasional.

Dari situ demi menghormati disiplin internasional, Komite Sentral PKC terpaksa menerima proposal Komunis Internasional dan setuju untuk bergabung dengan Kuomintang. Setelah ini, delegasi internasional dan perwakilan PKC menghabiskan waktu hampir satu tahun untuk menjalankan reorganisasi Kuomintang. Namun sejak awal Kuomintang sepenuhnya mengabaikan dan menentang usaha ini. Dalam banyak kesempatan Sun Yat-sen mengatakan kepada delegasi Internasional: “Karena PKC telah bergabung dengan Kuomintang, mereka harus mematuhi disiplin KMT dan tidak secara terbuka mengkritiknya. Jika kaum komunis tidak mematuhi Kuomintang, saya akan mengeluarkan mereka dari Kuomintang; jika Soviet Rusia mendukung PKC, saya akan segera menentang Soviet Rusia.” Sebagai akibatnya, Maring yang kecewa kembali ke Moscow. Borodin[19] yang mengambil alih posisi Maring di Cina, membawa sejumlah besar bantuan material untuk Kuomintang. Pada saat itulah, tahun 1924, KMT memulai kebijakan reorganisasi dan aliansi dengan Soviet Rusia.

Pada waktu ini kaum komunis Cina tidak banyak terpolusi oleh oportunisme. Kami mampu memimpin pemogokan buruh rel kereta api pada tanggal 7 Februari 1923 dan Gerakan Tigapuluh Mei[20] tahun 1925, karena pada saat itu kami tidak dibatasi oleh KMT dan dengan gencar mengkritik kebijakan kompromisnya. Namun ketika kaum proletariat bergerak di dalam Gerakan Tigapuluh Mei, kaum borjuasi segera bertindak. Sebagai tanggapan atas gerakan tersebut, pamflet anti-komunis karangan Tai Chi-tao[21] muncul pada bulan Juli.

Pada saat pleno besar Komite Sentral PKC yang diadakan di Peking pada bulan Oktober 1925, saya mengusulkan proposal sebagai berikut kepada Komite Resolusi Politik: pamflet Tai Chi-tao bukanlah tanpa sebab namun merupakan sebuah indikasi bahwa kaum borjuasi mencoba memperkuat kekuasaannya sendiri dengan tujuan menghalangi kaum proletariat dan menyebrang ke kontra-revolusi. Kita harus segera bersiap untuk mundur dari Kuomintang. Kita harus menjaga tampilan politik (publik) kita, memimpin massa dan tidak terhambat dengan kebijakan Kuomintang.

Pada waktu itu kedua delegasi dari Komintern dan juga kamerad-kamerad pemimpin di Komite Sentral dengan bulat menentang usulan saya. Mereka berkata bahwa proposal saya berarti menyerukan kamerad-kamerad dan massa untuk menentang Kuomintang. Saya pada saat itu tidak memiliki karakter yang tegas, sehingga tidak dapat mempertahankan proposal saya. Saya menghormati disiplin internasional dan pendapat mayoritas Komite Sentral. 

Kudeta Chiang Kai-shek[22] pada tanggal 20 Maret 1926 dilakukan dengan menjalankan prinsip-prinsip Tai Chi-tao. Setelah menangkap kaum komunis dalam jumlah besar, melucuti pasukan Komite Pemogokan Hong Kong-Kanton yang menjaga kelompok Soviet yang berkunjung (kebanyakan darinya adalah anggota Komite Sentral AUCP[23]) dan para penasehat Soviet, Komite Sentral Kuomintang memutuskan bahwa seluruh elemen komunis harus disingkirkan dari markas besar KMT, bahwa kritik terhadap Sun Yat Senisme oleh kaum komunis harus dilarang dan bahwa daftar nama anggota Partai Komunis dan Liga Pemuda yang bergabung dengan KMT harus diserahkan ke KMT. Semua syarat tersebut diterima.

Pada saat yang sama kami memutuskan untuk mempersiapkan kekuatan militer mandiri kami agar dapat memiliki kekuatan yang sama dengan Chiang Kai-shek. Kamerad Peng Shuzhi[24] dikirim ke Kanton sebagai perwakilan Komite Sentral Partai Komunis Cina untuk berkonsultasi dengan delegasi Internasional tentang rencana kami. Namun delegasi internasional tidak setuju dengan kami dan berusaha untuk terus menguatkan Chiang Kai-shek. Dia terus menerus mengusulkan agar kami menggunakan seluruh kekuatan kami untuk mendukung kediktaktoran militer Chiang Kai-shek, untuk membangun pemerintahan Kanton, dan melangsungkan Ekspedisi Timur[25]. Kami menuntut agar dia mengambil 5.000 senapan dari yang diberikan kepada Chiang Kai-shek dan Li Chi-shen supaya kami dapat mempersenjatai para petani di provinsi Kwangtung. Dia menolak dengan mengatakan:

“Petani bersenjata tidak dapat berperang melawan kekuatan Ch’en Chiung-ming[26] ataupun terlibat dalam Ekspedisi Timur. Namun mereka dapat menimbulkan kecurigaan dari pihak Kuomintang dan mengakibatkan petani menentang Kuomintang.”

Ini adalah periode yang paling penting. Berbicara secara kongkrit ini adalah periode dimana KMT borjuis secara terbuka memaksa proletariat untuk mengikuti panduan dan arahan mereka, ketika kita secara formal menyerukan proletariat untuk menyerah pada borjuasi, untuk mengikutinya dan bersedia menjadi bawahan dari kaum borjuasi. (Delegasi internasional mengatakan secara terbuka: “Periode saat ini adalah sebuah periode dimana kaum komunis harus menyediakan layanan kuli untuk Kuomintang.”) Pada saat ini, PKC sudah bukan partainya kaum proletar, karena telah sepenuhnya menjadi sayap kiri ekstrim dari borjuasi dan mulai jatuh ke dalam lubang oportunisme.

Setelah kudeta 20 Maret[27], saya menyatakan di sebuah laporan untuk Komintern pendapat pribadi saya bahwa kerjasama dengan Kuomintang melalui cara bekerja bersama di dalamnya harus dirubah menjadi kerjasama di luar KMT. Jika tidak, kita tidak akan mampu menjalankan kebijakan mandiri kita sendiri atau memenangkan keyakinan massa. Setelah membaca laporan saya, Komunis Internasional menerbitkan sebuah artikel karya Bukharin di Pravda[28] yang dengan keras mengkritik Partai Komunis Cina mengenai (persoalan) mundur dari Kuomintang, dia mengatakan:          

“Terdapat dua kesalahan: seruan mundur dari serikat buruh kuning dan mundur dari Komite Persatuan Serikat Buruh Anglo-Rusia; sekarang kesalahan ketiga dibuat: Partai Komunis Cina menyerukan untuk mundur dari Kuomintang.”
 
Pada saat yang sama kepala Biro Timur Jauh, Voitinsky[29] dikirim ke Cina untuk memperbaiki tendensi kami yang ingin mundur dari KMT. Pada waktu itu saya kembali gagal mempertahankan proposal saya dengan teguh, demi menghormati disiplin Internasional dan pendapat mayoritas anggota Komite Sentral.
 
Kemudian tentara Ekspedisi Timur bergerak. Kami selalu ditindas oleh KMT karena di Hsiang-tao kami mengkritik pembatasan gerakan buruh di garis belakang dan pungutan paksa dana militer kepada petani untuk digunakan dalam Ekspedisi Timur. Pada waktu yang sama buruh di Shanghai bangkit untuk menggulingkan tentara Chihli-Shantung. Jika pemberontakan tersebut berhasil, persoalan kekuasaan akan muncul. Pada waktu itu dalam notulensi (diskusi) resolusi politik pleno besar Komite Sentral saya mengusulkan:

“Revolusi Cina memiliki dua jalan: satu yang dipimpin oleh proletariat, lalu kita akan dapat mencapai tujuan revolusi; jalan yang lain dipimpin oleh borjuasi dan dalam hal ini borjuasi pasti berkhianat terhadap jalan revolusi. Dan meksipun kita dapat bekerjasama dengan borjuasi pada saat ini, kita tetap harus merebut kekuasaan kepemimpinan.”

Namun begitu, semua anggota Biro Timur Jauh Komintern yang berada di Shanghai dengan bulat menolak pendapat saya, mereka mengatakan bahwa pendapat semacam itu akan mempengaruhi kamerad-kamerad kita untuk terlalu awal menentang borjuasi. Lebih jauh lagi mereka menyatakan jika pemberontakan Shanghai berhasil, pihak yang berkuasa seharusnya adalah borjuasi dan delegasi-delegasi buruh tidak perlu berpartisipasi sama sekali. Pada saat itu kembali saya tidak dapat mempertahankan pendapat saya karena kritik mereka.

Saat ketika tentara Ekspedisi Timur merebut Shanghai pada tahun 1927, Ch’u Ch'iu-pai sangat memperhatikan pemilihan pemerintahan daerah Shanghai dan bagaimana menyatukan kaum borjuis kecil (pedagang kecil dan menengah) untuk menentang borjuis besar. Peng Shuzhi dan Lo I-nung setuju dengan pendapat saya, bahwa persoalan mendesak bukan mengenai pemilihan daerah. Persoalan utama adalah jika kaum proletar tidak cukup kuat untuk menang atas kekuatan militer Chiang Kai-shek, maka borjuasi kecil tidak akan mendukung kita. Chiang Kai-shek, dengan dorongan imperialis, pasti akan melangsungkan pembantaian massal. Lalu tidak hanya pemilihan daerah akan menjadi omong kosong, namun kita juga akan menghadapi awal kekalahan di seluruh Cina. Ketika Chiang Kai-shek secara terbuka mengkhianati revolusi, ini bukan hanya merupakan tindakan individu namun merupakan tanda bagi borjuasi di seluruh negeri untuk bergerak menuju kamp reaksioner.

Pada waktu itu Peng Shuzhi pergi ke Hankow untuk mengutarakan pendapat kami di hadapan delegasi internasional dan mayoritas anggota Komite Sentral Partai Komunis Cina, dan untuk berkonsultasi dengan mereka mengenai bagaimana menyerang kekuatan Chiang Kai-shek. Namun mereka tidak peduli dengan kudeta yang akan datang di Shanghai. Mereka mengirimkan telegram ke saya beberapa kali, mendesak saya untuk pergi ke Wuhan. Mereka berpikir bahwa karena pemerintahan Nasionalis berada di Wuhan, semua persoalan penting harus diselesaikan di sana. Pada saat yang sama, Komunis Internasional menginstruksikan kami untuk menyembunyikan atau mengubur semua senjata buruh untuk menghindari konflik militer antara buruh dan Chiang Kai-shek, supaya tidak mengganggu pendudukan Shanghai oleh kekuatan tentara. Setelah membaca telegram ini, Lo I-nung menjadi sangat marah dan membuangnya ke lantai. Pada waktu itu, kembali saya mematuhi perintah Komunis Internasional dan tidak dapat mempertahankan pendapat saya. Berdasarkan kebijakan Komunis Internasional mengenai Kuomintang dan kaum imperialis, saya mengeluarkan manifesto yang memalukan bersama Wang Ching-wei[30].

Pada permulaan bulan April saya pergi ke Wuhan. Ketika saya pertama kali bertemu Wang Ching-wei, saya mendengar beberapa hal reaksioner darinya, jauh berbeda dari apa yang dia katakan ketika berada di Shanghai. Saya mengatakan hal tersebut kepada Borodin; dia berkata bahwa pengamatan saya benar dan sesaat setelah Wang Ching-wei tiba di Wuhan dia dikelilingi oleh Hsu Ch'ien, Ku Meng-ti, Ch'en Kung-po, T'an Yen-k'ai dan yang lainnya. Kemudian perlahan-lahan Wang menjadi tenang. Setelah Chiang Kai-shek dan Li Chi-shen memulai pembantaian mereka terhadap para buruh dan petani, Kuomintang di Wuhan semakin hari semakin membenci kekuasaan proletariat, dan sikap reaksioner Wang Ching-wei dan Komite Sentral Kuomintang dengan cepat menjadi semakin keras. Pada pertemuan Biro Politik kami, saya membuat laporan mengenai status pertemuan bersama antara partai kami dengan Kuomintang:

“Bahaya karena kerjasama antara partai kita dan Kuomintang semakin lama semakin serius. Apa yang coba mereka rebut sepertinya hal-hal kecil; namun apa yang sebenarnya mereka inginkan adalah seluruh kekuasaan pusat. Sekarang hanya terdapat dua jalan di hadapan kita: menyerahkan otoritas kepemimpinan kepada mereka atau berpisah dengan mereka.”

Mereka yang menghadiri pertemuan dan mendengar laporan saya membisu.  Setelah kudeta (21 Mei di Changsha)[31] di propinsi Hunan, dua kali saya mengusulkan agar keluar dari Kuomintang. Akhirnya saya berkata: “Kuomintang di Wuhan telah mengikuti jalan Chiang Kai-shek! Jika kita tidak merubah kebijakan kita, kita juga akan berakhir di jalan yang sama.“

Pada waktu itu hanya Jen Pi-shih[32] berkata, “Itu benar!” Chou EnLai[33] berkata, “Setelah kita keluar dari Kuomintang, gerakan buruh dan petani akan lebih bebas namun gerakan militer akan banyak menderita.” Yang lainnya masih membisu atas usulan saya. Pada waktu yang sama saya mendiskusikannya dengan Ch’u Ch’iu pai. Dia berkata: “Kita seharusnya membuat Kuomintang yang mengeluarkan kita; kita tidak dapat mundur atas kemauan sendiri.” Saya berkonsultasi dengan Borodin. Dia berkata: “Saya setuju dengan ide kamu namun saya tahu bahwa Moskow tidak akan mengijinkannya.”
 
Pada saat itu saya sekali lagi mencoba mematuhi disiplin Komunis Internasional dan pendapat mayoritas Komite Sentral dan tidak mampu mempertahankan pendapat saya sendiri. Sejak awal saya tidak dapat dengan teguh mempertahankan pendapat saya; namun kali ini saya tidak dapat menahannya lagi. Saya kemudian secara resmi mengajukan pengunduran diri saya ke Komite Sentral. Alasan utama saya untuk ini adalah:

“Di satu sisi, Komunis Internasional ingin kami menjalankan kebijakan kami sendiri namun di sisi lainnya tidak mengijinkan kami untuk mundur dari Kuomintang. Benar-benar tidak ada jalan keluar dan saya tidak dapat melanjutkan kerja saya.”
 
Dari awal hingga akhir, Komunis Internasional mengakui Kuomintang sebagai tubuh utama revolusi demokratik nasional Cina. Dari mulut Stalin, kata-kata “kepemimpinan Kuomintang” diserukan sangat keras (baca “The Errors of the Opposition” dalam “Questions of the Chinese Revolution”). Jadi mereka ingin agar kita secara menyeluruh menyerah kepada organisasi Kuomintang dan memimpin massa di bawah nama dan panji Kuomintang. Hal ini berlanjut terus hingga saat seluruh Kuomintang; Feng Yu-hsiang, Wang Ching-wei, T’ang Sheng-chih, Ho Chien, dsb secara terbuka menjadi reaksioner dan menghapuskan apa yang disebut dengan kebijakan tiga-poin: untuk bersatu dengan Uni Soviet, untuk mengijinkan PKC bergabung dengan Kuomintang, dan membantu gerakan buruh dan petani. Komunis Internasional mengistruksikan kami agar: “Hanya mundur dari pemerintahan Kuomintang namun tidak dari Kuomintang. “

Jadi setelah Konferensi 7 Agustus, sejak pemberontakan Nanchang[34] hingga penaklukan kota Swatow, Partai Komunis masih bersembunyi di belakang bendera biru-putih dari klik kiri di Kuomintang. Di mata rakyat, terlihat ada persoalan di dalam Kuomintang, namun tidak lebih dari itu. Partai Komunis Cina yang masih muda, yang didirikan oleh kaum proletar Cina yang muda, tidak memiliki periode pelatihan Marxisme serta perjuangan kelas yang cukup. Tidak lama setelah pendirian partai, dia dihadapkan oleh sebuah perjuangan revolusioner yang besar. Satu-satunya harapan untuk menghindari kesalahan yang besar adalah dengan panduan yang tepat dari kebijakan proletar Komunis Internasional. Namun di bawah panduan kebijakan yang terus menerus oportunis, bagaimana mungkin proletariat Cina dan Partai Komunis Cina dapat dengan jelas melihat masa depan mereka sendiri? Dan bagaimana mereka dapat memiliki kebijakan mereka sendiri yang mandiri? Mereka hanya menyerah pada kaum borjuasi selangkah demi selangkah dan mensubordinasikan diri mereka pada borjuasi. Jadi ketika borjuasi tiba-tiba membantai kita, kita tidak mengetahui apa yang harus dilakukan. Setelah kudeta di Changsha, kebijakan yang diberikan oleh Komunis Internasional kepada kita adalah:

1. Menyita tanah milik tuan tanah dari strata terendah, namun penyitaan tersebut jangan dilakukan atas nama pemerintahan Nasionalis, dan jangan sentuh tanah milik pejabat-pejabat militer. (Tidak satupun dari kaum borjuasi, tuan tanah, tuchtins, dan kelas atas di provinsi Hunan dan Hupeh yang bukan saudara, berhubungan darah atau teman lama dari pejabat-pejabat militer pada masa itu. Semua tuan tanah secara langsung atau tidak langsung dilindungi oleh para pejabat militer. Untuk menyita tanah adalah omong kosong jika memiliki syarat “jangan sentuh tanah milik pejabat-pejabat militer.”)

2. Menahan aksi “semangat berlebihan” petani dengan kekuatan markas besar partai. (Kami melakukan kebijakan memalukan ini, mengawasi aksi “semangat berlebihan” petani; setelah itu Komunis Internasional mengkritik Partai Komunis Cina karena “sering menjadi halangan bagi massa” dan menganggap hal tersebut sebagai salah satu kesalahan terbesar oportunis.)

3. Menghancurkan jenderal-jenderal yang saat ini tidak dapat diandalkan, mempersenjatai duapuluh ribu kaum komunis dan memilih limapuluh ribu elemen buruh dan petani dari provinsi Hunan dan Hupeh untuk mengorganisir tentara baru. (Jika kita bisa mendapatkan begitu banyak senjata, kenapa kita tidak langsung mempersenjatai buruh dan petani serta kenapa kita masih harus merekrut tentara baru untuk Kuomintang? Kenapa kita tidak bisa mendirikan soviet buruh, petani dan prajurit? Jika tidak ada buruh dan petani bersenjata maupun soviet-soviet, bagaimana dan dengan siapa kita dapat menghancurkan jenderal-jenderal yang katanya tidak dapat diandalkan? Saya bayangkan kita dapat terus secara menyedihkan memohon Komite Sentral Kuomintang agar memecat para jendral tersebut. Ketika perwakilan Komintern, Roy[35], menunjukkan instruksi-instruksi Komintern ini kepada Wang Ching-wei, tentu saja ini untuk memohon kepada Komite Sentral Koumintang.)

4. Menempatkan elemen-elemen buruh yang baru ke dalam Komite Sentral Kuomintang untuk menggantikan anggota-anggotanya yang lama. (Jika kita mampu bertindak secara bebas di dalam komite yang lama dan mereorganisasi Kuomintang, kenapa kita tidak mampu mengorganisir soviet-soviet? Kenapa kita harus mengirim pemimpin-pemimpin buruh dan petani kita ke Kuomintang yang borjuis, yang telah membantai para buruh dan petani? Dan kenapa kita harus mendekorasi Kuomintang yang seperti itu dengan pemimpin-pemimpin kita?)

5. Mengorganisir sebuah pengadilan revolusioner dengan seorang anggota ternama Kuomintang (orang yang bukan anggota PKC) sebagai ketua untuk menghakimi pejabat-pejabat militer reaksioner. (Bagaimana mungkin seorang pemimpin Kuomintang yang sudah reaksioner menghakimi pejabat-pejabat reaksioner di dalam pengadilan revolusioner?)

Mereka yang berusaha untuk menerapkan kebijakan semacam itu di dalam Kuomintang masih merupakan kaum oportunis, dengan garis kiri. Tidak ada perubahan sama sekali dalam pokok-pokok kebijakan; hal tersebut seperti mandi dalam bak berisi urin! Pada waktu itu jika kita ingin menjalankan kebijakan kiri yang sejati, yaitu kebijakan yang revolusioner, garis fundamental tersebut harus diubah. Partai Komunis Cina harus mundur dari Kuomintang dan menjadi benar-benar mandiri. Dia harus mempersenjatai buruh dan petani sebanyak mungkin, mendirikan soviet-soviet buruh, petani dan prajurit serta merebut kekuasaan kepemimpinan dari Kuomintang. Jika tidak, apapun jenis kebijakan kiri yang dijalankan, tidak akan ada jalan untuk merealisasikannya.
 
Pada waktu itu Biro Politik Sentral mengirim jawaban atas instruksi tersebut ke Komunis Internasional: Kami menerima instruksi tersebut dan akan bekerja sesuai dengan arahan-arahannya, namun instruksi tersebut tidak dapat langsung dijalankan. Semua anggota Komite Sentral mengakui bahwa instruksi Komunis Internasional tidak dapat dipraktekkan. Bahkan Fan K’e, seorang peserta pertemuan Komite Sentral (dikatakan bahwa dia adalah deputi pribadi Stalin), juga berpikir bahwa mustahil untuk menjalankan instruksi-instruksi tersebut. Dia setuju dengan jawaban telegram yang dikirim oleh Komite Sentral dengan mengatakan: “Ini jawaban terbaik yang bisa kita berikan.”

Setelah Konferensi 7 Agustus, Komite Sentral mencoba menyebarkan rumor bahwa revolusi Cina telah gagal karena para oportunis tidak menerima instruksi Komunis Internasional agar segera merubah taktik. (Tentu saja instruksi yang dimaksud adalah instruksi di atas; karena tidak ada instruksi selain instruksi tersebut!) Kami tidak tahu: Bagaimana kebijakan dirubah dari dalam Kuomintang? Dan siapa yang disebut dengan kaum oportunis?

Segera setelah partai melakukan kesalahan yang sangat fundamental seperti itu, tentu saja rangkaian kesalahan sekuder yang lebih kecil atau lebih besar menjadi tak terelakkan. Saya, yang pemahamannya tidak jelas, yang pendapatnya tidak teguh, menjadi tenggelam dalam atmosfir oportunisme dan dengan tulus menjalankan kebijakan oportunis dari Internasional Ketiga. Saya secara tidak sadar menjadi alat dari faksinya Stalin. Saya tidak dapat menyelamatkan partai dan revolusi. Semua hal ini, baik saya dan kamerad-kamerad lain harus bertanggung jawab. Komite Sentral saat ini berkata: “Kau berusaha untuk menempatkan kegagalan revolusi Cina pada pundak Komintern agar kau dapat melepaskan tanggung jawabmu!” Pernyataan ini menggelikan. Seseorang tidak secara permanen kehilangan haknya untuk mengkritik oportunisme dari kepemimpinan partai, atau untuk kembali ke Marxisme dan Leninisme, karena dia sendiri telah menjalankan kesalahan oportunis.
 
Pada saat yang sama, tidak satu orangpun dapat seenaknya menghindari tanggung jawab dari menjalankan kebijakan oportunis, karena oportunisme tersebut berasal dari kekuasaan tinggi. Sumber kebijakan oportunisme adalah Komintern; namun kenapa para pemimpin Partai Komunis Cina tidak memprotes melawan Komintern dan malahan secara loyal menjalankan kebijakannya? Siapa yang dapat  membebaskan kami dari tanggung jawab tersebut? Kita harus dengan sangat jujur dan objektif mengakui bahwa semua kebijakan oportunis masa lalu dan saat ini berasal dari Komunis Internasional. Internasional harus menanggung tanggung jawab. Partai Komunis Cina yang masih muda belum memiliki kemampuan untuk sendirian menemukan teori apapun dan memutuskan kebijakan apapun; namun organ kepemimpinan Partai Komunis Cina harus memikul tanggung jawab karena secara buta menerapkan kebijakan oportunis Komintern tanpa pertimbangan dan protes sedikit pun.

Jika kita secara bersamaan memaklumi satu sama lain dan kita semua berpikir bahwa kita tidak melakukan kesalahan apapun, apakah kemudian ini adalah kesalahan massa? Hal ini tidak saja menggelikan, namun juga tidak bertanggung jawab terhadap revolusi! Saya sangat percaya bahwa jika saya, atau kamerad-kamerad pemimpin lainnya, dapat pada saat itu dengan jelas melihat kekeliruan kebijakan oportunis itu, serta membuat argumentasi kuat melawannya bahkan sampai memobilisasi seluruh partai untuk sebuah diskusi dan perdebatan yang sengit, seperti yang dilakukan oleh kamerad Trotsky, ini pasti akan memberikan sebuah bantuan yang besar untuk revolusi. Ini tidak akan membuat revolusi sebagai sebuah kegagalan yang memalukan, meskipun mungkin saya akan dikeluarkan dari Komunis Internasional dan perpecahan dalam partai bisa saja terjadi. Saya, yang persepsinya tidak jelas dan pendapatnya tidak teguh, pada akhirnya tidak melakukan apapun! Jika partai mendasarkan dirinya sendiri pada kesalahan-kesalahan saya yang lalu atau atas fakta bahwa saya dengan keras mempertahankan garis yang keliru dulu, sebagai dasar untuk memberikan saya hukuman berat, saya dengan tulus akan menerimanya tanpa bantahan.

Namun berikut ini adalah alasan yang diberikan oleh Komite Sentral yang sekarang untuk mengeluarkan saya dari partai:

1. Mereka berkata: “Secara fundamental, dia tidak tulus mengakui kesalahan kepemimpinan oportunisnya sendiri pada saat periode revolusi besar, dan dia belum memutuskan untuk mengakui dimana letak kesalahannya yang sesungguhnya, sehingga akan tidak dapat dihindari dia akan meneruskan kesalahan masa lalunya.” Pada kenyataannya, saya dikeluarkan karena saya dengan tulus mengakui dimana letak kesalahan kepemimpinan oportunis sebelumnya dan memutuskan untuk menentang berlanjutnya garis yang keliru di saat ini dan masa depan.

2. Mereka berkata: “Dia tidak puas dengan keputusan Komunis Internasional. Dia dengan keras kepala tidak mau pergi ke Moskow untuk dilatih oleh Internasional.” Saya telah cukup dilatih oleh Komunis Internasional. Sebelumnya, saya membuat banyak kesalahan karena saya menerima pendapat Komunis Internasional. Sekarang saya dikeluarkan karena saya tidak puas dengan pendapat-pendapat tersebut.

3. Pada tanggal 5 Agustus yang lalu, saya menulis surat untuk Komite Sentral dimana tertulis kalimat sebagai berikut: “Disamping itu, apa kontradiksi pokok yang terus berlanjut dari ‘kepentingan ekonomi kelas’ antara kedua kelas tersebut [borjuasi dan tuan tanah]?! Sebelum dan setelah pemberontakan Kanton…saya menulis beberapa surat untuk Komite Sentral menunjukkan bahwa kekuasaan Kuomintang tidak akan runtuh secepat yang kau perkirakan. Pada saat ini, meskipun terdapat beberapa perjuangan massa, ini tidak cukup untuk mengatakan bahwa perjuangan-perjuangan tersebut adalah gejala datangnya gelombang revolusi. Gerakan legal tentu saja berarti meninggalkan usaha untuk mengorganisasi revolusi. Namun di bawah kondisi tertentu, ketika kita harus membangun kekuatan kita, seperti dikatakan oleh Lenin, kecuali di dalam periode ledakan-ledakan yang panas, kita harus juga menggunakan semua langkah-langkah legal yang mungkin dalam periode (transisi) ini.” Komite Sentral merubah kalimat tersebut sehingga terbaca membingungkan: “Tidak ada kontradiksi antara kekuatan borjuasi dan feodal.” “Kelas yang berkuasa saat ini tidak akan bisa digulingkan dan perjuangan revolusioner tidak mulai bangkit namun semakin lama semakin melemah.” “Dia menyerukan untuk mengadopsi metode-metode legal.” Lebih jauh lagi, mereka meletakkan tanda kutip di setiap kalimat sehingga membuat seolah-olah kalimat tersebut adalah kalimat asli saya. Ini adalah alasan lain saya dikeluarkan.

4. Saya menulis surat yang lain untuk Komite Sentral pada tanggal 10 Oktober mengatakan: “Periode saat ini bukanlah periode gelombang revolusioner namun periode kontra revolusioner. Kita harus menguraikan slogan-slogan demokratik sebagai tuntutan umum kita. Sebagai contoh, di samping tuntutan delapan jam kerja sehari dan penyitaan tanah, kita juga harus mengajukan slogan ‘Batalkan perjanjian-perjanjian yang tidak adil’, ‘Lawan Kediktaktoran Militer Kuomintang’, ‘Bentuk Dewan Nasional’, dsb. Kita perlu membawa massa yang lebih luas ke dalam aktivitas di bawah slogan-slogan demokratik tersebut; kemudian kita dapat menggoncang rejim kontra revolusioner, maju menuju gelombang revolusioner, dan membuat slogan pokok kita – ‘Gulingkan Pemerintahan Kuomintang’, ‘Bangun Rejim Soviet’, dsb – slogan-slogan aksi di dalam gerakan massa.” Pada tanggal 26 Oktober, Kamerad P'eng Shu-chih dan saya menulis sebuah surat untuk Komite Sentral mengatakan: "Ini bukan periode transisional menuju revolusi, dan kita harus memiliki slogan-slogan politik umum yang diadaptasi untuk periode ini; baru kita akan bisa memenangkan massa. Soviet buruh dan petani hanyalah slogan propaganda pada saat ini. Jika kita mengambil perjuangan untuk mengorganisir soviet sebagai slogan aksi, kita pasti tidak akan mendapatkan tanggapan dari proletariat.” Namun Komite Sentral mengklaim bahwa kami ingin menggantikan slogan-slogan “Gulingkan Pemerintahan Kuomintang” dan “Bangun Rejim Soviet” dengan tuntutan “Bangun Dewan Nasional” sebagai slogan politik umum saat ini. Ini juga salah satu alasan mengapa saya dikeluarkan.

5. Saya mengatakan dalam sebuah surat bahwa kita harus menunjukkan “kebijakan pengkhianatan atau perusakan negeri ini oleh Kuomintang dalam menangani Rel Kereta Cina Timur,” membuat “massa luas yang masih memiliki semangat nasionalis bersimpati pada kita dan menentang manuver kaum imperialis untuk menyerang Uni Soviet dengan menggunakan Kuomintang serta membuat persoalan Rel Kereta Cina Timur sebagai alasan.” Ini untuk membantu slogan pembelaan terhadap Uni Soviet supaya bisa mempenetrasi massa. Namun Komite Sentral mengatakan saya ingin menyerukan slogan menentang perusakan negeri ini oleh Kuomintang untuk menggantikan slogan mendukung USSR. Ini adalah alasan lain kenapa saya dikeluarkan.

6. Saya menulis ke Komite Sentral beberapa surat berkaitan dengan persoalan politik yang serius di dalam partai. Komite Sentral lama menyembunyikannya dari partai. Lebih jauh lagi, delegasi Komintern dan Komite Sentral berkata pada saya bahwa pada prinsipnya perbedaan pendapat politik tidak dapat diekspresikan di dalam partai. Karena tidak ada harapan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan Komite Sentral dengan cara diskusi legal antar kamerad, saya percaya bahwa saya seharusnya tidak terikat oleh rutinitas disiplin organisasi, dan juga kamerad-kamerad lainnya seharusnya tidak dihalangi untuk menyebarkan surat saya. Ini juga salah satu alasan mengapa saya dikeluarkan.

7. Sejak Konferensi 7 Agustus, Komite Sentral tidak mengijinkan saya untuk berpartisipasi dalam pertemuan apapun ataupun memberikan saya tugas. Kemudian pada tanggal 6 Oktober (hanya empat puluh hari sebelum saya dikeluarkan), mereka tiba-tiba menulis surat kepada saya mengatakan bahwa: “Komite Sentral telah memutuskan untuk memintamu melakukan kerja pengeditan di Komite Sentral di bawah garis politik partai dan untuk menulis sebuah artikel, ‘Melawan Kelompok Oposisi’ dalam jangka waktu satu minggu.” Karena saya telah mengkritik Komite Sentral lebih dari satu kali yang terus menjalankan garis oportunisme dan kudeta-isme, mereka mencoba membuat alasan untuk mengeluarkan saya. Sekarang saya telah memahami secara pokok bahwa pandangan Kamerad Trotsky identik dengan Marxisme dan Leninisme. Bagiamana mungkin saya dapat menulis kata-kata yang penuh kebohongan, yang bertentangan dengan pendapat saya?

8. Kami mengetahui bahwa Kamerad Trotsky dengan teguh telah menentang kebijakan oportunis Stalin dan Bukharin. Kami tidak dapat mempercayai rumor dari klik Stalin bahwa Kamerad Trotsky, yang memimpin revolusi Oktober[36] bersama Lenin adalah seorang kontra revolusioner. (ini dapat “dibuktikan” oleh rumor yang diciptakan tentang kami oleh klik Stalinis Cina, Li Li-san, dsb) Karena kami melihat Trotsky sebagai seorang kamerad, Komite Sentral menuduh bahwa kami “telah meninggalkan revolusi, meninggalkan proletariat dan menjadi kontra revolusioner”, dan mengeluarkan kami dari partai.

Kamerad-kamerad! Komite Sentral sekarang telah menciptakan alasan-alasan palsu ini untuk mengeluarkan saya dari partai serta mencap saya sebagai seorang “kontra revolusioner” tanpa bukti apapun. Saya percaya bahwa kebanyakan kamerad tidaklah memahami dengan jelas persoalan ini. Bahkan Komite Sentral sendiri telah berkata: “Mungkin ada beberapa orang yang tidak memahami hal ini!” Namun mereka mengeluarkan saya dan mengatakan bahwa saya telah menjadi kontra revolusioner, meskipun beberapa kamerad tidak memahaminya. Meskipun begitu, saya memahami cukup baik mengapa mereka menuduh kami sebagai “kontra revolusioner”. Ini adalah sebuah senjata yang diciptakan oleh orang-orang Cina sekarang ini untuk menyerang mereka yang berbeda darinya. Sebagai contoh, Kuomintang menuduh kaum komunis sebagai “kontra revolusioner” untuk menutupi dosanya sendiri. Chiang Kai-shek berusaha menipu massa dengan kata revolusi, menggambarkan dirinya sendiri sebagai personifikasi dari revolusi. Mereka yang menentangnya adalah “kontra revolusioner” dan “elemen-elemen reaksioner”.

Banyak kamerad mengetahui bahwa alasan-alasan palsu yang telah saya ungkapkan di atas, yang diberikan oleh Komite Sentral untuk mengeluarkan saya, hanyalah alasan formal dan resmi. Pada kenyataannya, mereka telah lelah mendengar pendapat-pendapat yang saya lontarkan dalam partai serta kritik saya terhadap oportunisme dan kudeta-isme mereka serta pelaksanaan kebijakan bangkrut mereka.

Di negeri borjuis manapun di dunia, terdapat sisa-sisa feodal dan metode eksploitasi semifeodal (Kulit hitam, dan budak-budak dari kepulauan Laut Selatan, adalah seperti yang terjadi dalam sistem perbudakan pra-feodal) dan disana terdapat sisa-sisa kekuatan feodal. Cina bahkan lebih seperti itu. Tentu saja dalam revolusi kita tidak dapat mengabaikan hal tersebut; namun Komintern dan Komite Sentral dengan bulat perpendapat bahwa di Cina sisa-sisa feodal masih menduduki posisi dominan di dalam ekonomi dan politik dan merupakan kekuatan yang berkuasa. Sebagai akibatnya, mereka menganggap sisa-sisa feodalisme tersebut sebagai tujuan utama dari revolusi dan mengabaikan musuh, penindas revolusi – kekuatan borjuasi. Mereka dengan salah menginterpertasikan bahwa semua tindakan reaksioner kaum borjuasi adalah tindakan dari kekuatan feodal.

Mereka mengatakan bahwa kaum borjuasi Cina masih revolusioner dan tidak akan menjadi reaksioner dan semua yang reaksioner adalah tidak mungkin berasal dari kaum borjuasi. Dengan demikian mereka tidak mengakui bahwa Kuomintang mewakili kepentingan borjuasi atau bahwa pemerintahan Nasionalis adalah rejim yang mewakili kepentingan borjuasi. Maka dari itu kesimpulannya haruslah bahwa di luar Kuomintang, atau seksi Nanking, ada atau akan ada, sekarang atau di masa depan, sebuah partai borjuis nonreaksioner yang revolusioner. Oleh karena itu dalam taktik dan dalam praktek aksi-aksi mereka hanya membuntuti kaum reorganisasionis [faksi Koumintang yang ingin mengubah Koumintang – Ed.] dan melakukan kerja militer menggulingkan Chiang Kai-shek. Dalam platformnya mereka mengatakan bahwa karakter revolusi ketiga di masa depan masih merupakan revolusi demokratik-borjuis, menentang apapun yang akan memprovokasi kekuatan ekonomi kaum borjuasi serta menentang penyeruan slogan kediktaktoran proletariat. Ilusi kepada kaum borjuasi semacam itu dan ketertarikannya yang terus menerus pada kaum borjusi akan bukan hanya mengulangi oportunisme masa lalu tetapi juga memperdalamnya. Ini akan mengakibatkan kegagalan yang lebih memalukan dan menyedihkan untuk revolusi di masa depan.

Jika kita mempertimbangkan slogan “Bangun Rejim Soviet” sebagai sebuah slogan aksi, kita dapat menyerukannya hanya ketika kondisi objektif telah matang menjadi sebuah gelombang revolusioner. Slogan tersebut tidak dapat dikeluarkan setiap saat dengan sekehendak hati. Di masa lalu, pada saat gelombang revolusioner, kita tidak mengadopsi slogan “Bangun Soviet-soviet” dan “Bangun Rejim Soviet”. Tentu saja ini adalah kesalahan besar. Di masa depan, ketika revolusi terjadi, kita harus segera mengorganisir soviet-soviet buruh, petani dan prajurit. Kemudian kita akan memobilisasi massa untuk berjuang demi slogan “Bangun Rejim Soviet”. Lebih jauh lagi itu akan menjadi soviet kediktaktoran proletariat dan bukan soviet kediktaktoran demokratik buruh dan petani.
 
Di periode saat ini ketika kekuatan-kekuatan kontra revolusioner menang secara penuh dan ketika tidak ada gelombang aksi massa revolusioner, kondisi objektif untuk “perjuangan bersenjata” dan pembangunan soviet-soviet belumlah matang. Pada saat ini, “Organisir Soviet” hanyalah sebuah slogan propaganda dan pendidikan. Jika kita menggunakannya sebagai slogan aksi dan langsung memobilisasi kelas pekerja untuk berjuang dalam praktek untuk “Mengorganisir Soviet” kita akan sama sekali tidak mampu menghasilkan tanggapan dari massa.
 
Di situasi saat ini, kita harus mengadopsi slogan demokratik, “Perjuangan untuk Pembentukan Dewan Nasional”. Kondisi objektif untuk gerakan ini telah matang dan saat ini hanya slogan tersebut yang dapat menarik massa besar melalui perjuangan politik legal, menuju kebangkitan revolusioner dan perjuangan untuk “pemberontakan bersenjata” serta “Pembentukan Rejim Soviet”.

Komite Sentral saat ini, melanjutkan kudetaisme-nya, tidak melakukan ini. Mereka menganggap bahwa kelahiran ulang revolusi telah matang, dan mengkritik kita yang mengganggap bahwa slogan “Pembentukan Soviet Buruh dan Petani” adalah hanya slogan propaganda; dengan demikian secara logis mereka mempertimbangkannya sebagai sebuah slogan aksi. Konsekwensinya mereka terus menerus memerintahkan anggota-anggota partai untuk turun ke jalan, untuk berdemonstrasi di daerah tempat tinggal buruh, dan memerintahkan kamerad-kamerad yang bekerja untuk mogok. Setiap perjuangan sehari-hari yang kecil dibesar-besarkan secara artifisial menjadi pertempuran politik yang besar, dan ini menyebabkan semakin banyak anggota yang keluar dari partai, terutama massa buruh dan kamerad-kamerad yang bekerja.

Lebih dari itu, baru-baru ini saat konferensi perwakilan Kiangsu, memutuskan “untuk mengorganisir gerakan pemogokan besar” dan “pemberontakan-permberontakan lokal”. Sejak musim panas lalu terdapat tanda-tanda perjuangan kecil di antara buruh Shanghai, namun saat muncul mereka telah dikalahkan karena kebijakan kudeta-isme partai. Tentu saja, mereka semua akan dihancurkan; jika resolusi konferensi perwakilan Kiangsu dijalankan, perjuangan-perjuangan buruh ini akan dihancurkan. Partai kita sudah bukan menjadi panduan, membantu datangnya gelombang perjuangan revolusioner buruh; partai kita telah menjadi eksekutor yang menghancurkan perjuangan buruh di akar-akarnya.
 
Komite Sentral saat ini, dengan tulus mendasarkan dirinya sendiri atas kebijakan Kongres Keenam yang bangkrut, dan di bawah panduan langsung dari Komintern, menjalankan kebijakan bangkrut di atas dan mendukung oportunisme dan kudetaisme masa lalu dengan melikuidasi partai dan revolusi. Entah itu Komintern atau Partai Komunis Cina yang melakukan kesalahan oportunis di masa lalu dan membuat revolusi gagal, ini tetap adalah sebuah kejahatan. Sekarang kesalahan-kesalahan tersebut telah ditunjukkan dengan jelas oleh kamerad-kamerad dari Kelompok Oposisi, namun mereka masih tidak mengakui kesalahan masa lalu mereka dan dengan sadar melanjutkannya. Lebih dari itu, demi menutupi kesalahan-kesalahan beberapa individu, mereka dengan sengaja melanggar norma organisasi Bolshevisme, menyalahgunakan otoritas organ partai utama, dan mencegah kritik oto-kritik di dalam partai, mengeluarkan banyak kamerad dari partai karena mengungkapkan opini politik yang berbeda serta dengan sengaja memecah partai. Ini adalah kejahatan dari kejahatan, yang paling bodoh dan paling memalukan.

Tidak ada satu orang Bolshevik pun yang harus takut terhadap kritik oto-kritik terbuka di hadapan massa. Jalan satu-satunya bagi partai untuk memenangkan massa adalah menjalankan kritik oto-kritik dengan berani, tidak pernah kehilangan massa karena ketakutan terhadap kritik oto-kritik. Untuk menutupi kesalahan seseorang, seperti Komite Sentral saat ini, akan menyebabkan kita kehilangan massa.

Mayoritas kamerad kurang lebih telah merasakan kesalahan-kesalahan tersebut dan krisis partai. Sepanjang kita tidak mengharapkan mendapat penghidupan melalui partai, sepanjang kita memiliki rasa tanggung jawab terhadap partai dan revolusi, kamerad manapun seharusnya berdiri dan dengan teguh membuat kritik oto-kritik partai dalam rangka menyelamatkannya dari krisis ini. Untuk berdiam diri, berpangku tangan, sementara partai kita mendekati kehancuran tentu saja adalah kejahatan!

Kamerad! Kita semua mengetahui bahwa siapapun yang membuka mulutnya untuk menyatakan kritik terhadap kesalahan partai akan dikeluarkan, sementara kesalahan yang ada tetap tidak diperbaiki. Namun kita harus menimbang. Mana yang lebih penting: untuk menyelamatkan partai kita dari bahaya atau menyelamatkan diri kita sendiri agar tidak dikeluarkan dari keanggotaan partai?

Semenjak Konferensi 7 Agustus, yang mengadopsi “garis umum pemberontakan bersenjata”, dan pemberontakan-pemberontakan yang terjadi selanjutnya di beberapa tempat, saya telah banyak menulis surat untuk Komite Sentral, menunjukan bahwa sentimen revolusioner massa belum ada pada titik tertingginya, bahwa rejim Kuomintang tidak dapat dengan cepat dihancurkan, bahwa pemberontakan yang kurang didukung kondisi objektif hanya akan melemahkan kekuatan partai dan semakin mengisolasi partai dari massa. Saya mengusulkan agar kita merubah kebijakan pemberontakan menjadi kebijakan memenangkan dan menyatukan massa dalam perjuangan sehari-hari mereka. Komite Sentral berpikir bahwa pemberontakan yang meluas sepenuhnya merupakan sebuah garis baru yang tepat untuk memperbaiki oportunisme, dan mempertimbangkan kondisi objektif untuk pemberontakan serta mempertimbangkan bagaimana memastikan keberhasilan pemberontakan adalah oportunisme. Tentu saja mereka tidak pernah mempertimbangkan pendapat saya serta menganggap kata-kata saya sebagai lelucon. Mereka menyebarkan hal tersebut kemana-mana, mengatakan bahwa kata-kata saya adalah bukti bahwa saya belum memperbaiki kesalahan oportunis saya. Pada waktu itu, saya terikat oleh disiplin organisasi partai dan mengambil sikap negatif, karena tidak mampu melangkahi pimpinan organisasi untuk melakukan sebuah perjuangan yang teguh melawan kebijakan Komite Sentral yang menghancurkan partai.
 
Saya menerima tanggung jawab untuk hal ini. Setelah Kongres Keenam saya masih memiliki pemahaman keliru dan masih berilusi bahwa Komite Sentral yang baru ini telah menerima banyak pelajaran dari kejadian masa lalu sehingga mereka sendiri akan terbangun oleh fakta bahwa sesungguhnya mereka tidak perlu mengikuti secara buta garis Komintern yang keliru. Saya masih melanjutkan sikap negatif saya dan tidak mempertahankan teori berbeda apapun yang akan menyebabkan sebuah perselisihan di partai, meskipun saya secara prinsip tidak puas dengan keputusan Kongres Keenam. Setelah perang antara Chiang Kai-shek dan klik Guangxi[37], dan Ulang tahun “Gerakan 30 Mei”, saya merasa bahwa Komite Sentral akan tetap melanjutkan oportunisme dan kudetaisme-nya, dan tidak akan dapat berubah dengan sendirinya: kecuali melalui diskusi dan kritik terbuka oleh anggota partai dari bawah hingga atas, garis politik dari kepemimpian yang benar-benar keliru ini tidak akan dapat dibenarkan. Namun semua anggota partai berada di bawah dominasi dan kekangan disiplin partai, mereka berada dalam kondisi “berani marah namun tidak berani berbicara”.

Pada waktu itu saya tidak mampu melihat partai (yang diciptakan oleh darah banyak kamerad) dihancurkan dan dirusak oleh berlanjutnya garis yang secara prinsip salah. Sehingga mau tidak mau sejak bulan Agustus saya mulai menyatakan pendapat saya, untuk memenuhi tanggung jawab saya. Beberapa kamerad membujuk saya untuk tidak melakukan hal tersebut, mereka mengatakan bahwa orang-orang di Komite Sentral menganggap kepentingan segelintir pemimpin jauh lebih penting daripada kepentingan partai dan revolusi, bahwa mereka telah berusaha dimana-mana untuk menutupi kesalahan-kesalahan mereka dan tidak akan pernah menerima kritik sesama kamerad. Dan karena saya mengkritik mereka dengan sangat terbuka, mereka akan menggunakannya sebagai alasan untuk mengeluarkan saya dari partai. Namun perhatian saya terhadap partai mendorong saya untuk dengan teguh tidak memikirkan kepentingan saya sendiri.

Komunis Internasional dan Komite Sentral telah sejak lama menentang evaluasi apapun terhadap kegagalan revolusi Cina. Dan sekarang, karena saya terus mengkritik mereka, mereka tiba-tiba menciptakan deklarasi sebagai berikut: “Dia (yaitu saya) tidak tulus dalam mengakui kesalahannya sendiri atas kepemimpinan oportunis dalam periode revolusi besar, serta tidak mengakui dimana sebenarnya letak kesalahan masa lalunya, jadi tidak dapat dihindari dia akan terus melanjutkan kesalahannya yang dulu”.

Kata-kata tersebut adalah gambaran yang tepat dari penulisnya. Pada kenyataannya, jika saya membuat bodoh pikiran saya sendiri dan tidak peduli terhadap kepentingan proletariat, jika saya tidak memutuskan untuk mengakui kesalahan masa lalu saya yang sesunguhnya dan bersedia melakukan kerja kotor mereka serta membiarkan mereka meneruskan kesalahan mereka, seperti sebelumnya mereka akan mengandalkan kata-kata dan tulisan oportunis dan menggunakan saya untuk menyerang apa yang disebut sebagai Trotskisme demi menutupi kesalahan mereka. Bagiamana mereka dapat mengeluarkan saya dari partai?

Apakah saya, yang telah berjuang melawan kekuatan-kekuatan sosial yang jahat selama sebagian besar hidup saya, bersedia melakukan sesuatu yang rendah semacam itu – membingungkan mana yang benar dan salah? Li Li-san berkata: “Kaum oportunis Cina tidak ingin belajar dari kegagalan revolusi besar masa lalu namun berusaha untuk bersembunyi di belakang slogan Trotskisme untuk menutupi kesalahan mereka sendiri”. Kenyataannya dokumen kamerad Trotsky mengkritik saya jauh lebih keras daripada dokumen-dokumen Stalin dan Bukharin; dan saya tidak bisa memungkiri bahwa pelajaran revolusi masa lalu yang ditunjukkan oleh Trotsky adalah seratus persen benar, dan saya tidak akan pernah menolak kata-katanya karena dia mengkritik saya. Saya bersedia menerima kritik terkeras dari kamerad-kamerad saya, namun saya tidak bersedia mengubur pelajaran dan pengalaman revolusi. Saya lebih baik dikeluarkan sekarang oleh Li Li-san dan yang lainnya ketimbang menyaksikan krisis partai tanpa berusaha menyelamatkan partai, dan di masa depan disalahkan oleh massa anggota partai.

Saya lebih baik memiliki kedamaian pikiran, sementara menderita penindasan oleh kekuatan-kekuatan jahat dalam perjuangan saya untuk kepentingan proletariat. Saya tidak bersedia mengikuti begitu saja elemen-elemen birokratik yang kejam dan korup manapun!

Kamerad! Saya tahu bahwa pemecatan saya dari partai oleh Komite Sentral adalah tindakan beberapa orang dengan tujuan menutupi kesalahan mereka. Mereka  tidak hanya hendak mencegah pendapat saya di dalam partai dan mendengarkan saya menyerukan diskusi terbuka mengenai persoalan politik, tetapi juga untuk menunjukkan, dengan pemecatan saya, bahwa semua kamerad harus menutup mulut mereka. Saya tahu bahwa massa anggota partai tidak pernah mendukung pemecatan saya dari partai. Meskipun saya telah dikeluarkan oleh beberapa pemimpin partai, namun tidak pernah ada rasa permusuhan atau perasaan buruk antara massa anggota partai dengan saya sendiri. Saya akan terus melayani kaum proletar bersama semua kamerad di Internasional dan Cina yang tidak mengikuti kebijakan oportunis dari klik Stalin.

Kamerad! Kesalahan partai saat ini bukanlah persoalan parsial ataupun kebetulan. Seperti di masa lalu, kesalahan tersebut adalah manifestasi keseluruhan kebijakan oportunis yang dijalankan oleh Stalin di Cina. Para pemimpin Komite Sentral Partai Komunis Cina yang bersedia menjadi beonya Stalin tidak pernah menunjukkan kesadaran politik apapun dan semakin lama menjadi semakin buruk: mereka tidak akan dapat diselamatkan. Pada Kongres Kesepuluh partai Rusia – 1921, Lenin berkata: “Hanya ketika di dalam partai terdapat pendapat politik yang secara prinsip berbeda dan tidak ada jalan untuk menyelesaikannya, maka pembentukan kelompok faksi adalah tepat.” Berdasarkan teori ini dia memimpin gerakan Bolshevik pada saat itu.

Sekarang di partai kita tidak ada jalan yang diijinkan (legal atau diskusi terbuka di dalam partai) untuk menyelesaikan krisis partai. Setiap anggota partai memiliki kewajiban untuk menyelamatkan partai. Kita harus kembali ke semangat dan garis politik Bolshevisme, bersatu dengan kuat, dan berdiri tegak di sisi Oposisi Internasional[38] yang dipimpin oleh Kamerad Trotsky, yaitu di bawah panji Marxisme dan Leninisme yang sejati. Kita harus dengan teguh, efektif, dan seksama berjuang melawan oportunisme Komintern dan Komite Sentral partai Cina. Kita menentang bukan hanya oportunisme Stalin dan yang lainnya, namun juga sikap berkompromi dari Zinoviev dan yang lainnya. Kita tidak takut “melompat keluar dari jajaran partai” dan tidak ragu-ragu mengorbankan segalanya untuk menyelamatkan partai dan revolusi Cina!

 

Dengan Salam Proletar,

Chen Duxiu

 


Catatan

[1] Chen Duxiu (1879-1942) bersama-sama dengan Li Dazhao mendirikan Partai Komunis Cina pada tahun 1921. Bertindak sebagai Sekretaris Jendral PKC dari tahun 1921 hingga 1927. Dia adalah pemimpin Gerakan Kebudayaan Baru (1915-1920) yang mendobrak keterbelakangan budaya Konfusius Cina dan ingin membangun Cina yang moderen berdasarkan ilmu pengetahuan dan demokrasi. Ini adalah lahirnya nasionalisme Cina. Gerakan ini memuncak pada tanggal 4 May 1919 dengan Gerakan May Empat yang dipimpin oleh Chen Duxiu dan kaum intelektual lainnya. Chen lalu bergerak semakin ke kiri dan menjadi seorang Marxis. Pada tahun 1921, dia membentuk Partai Komunis Cina. Setelah kegagalan Revolusi Cina (1925-1927) akibat dari kebijakan oportunis Kominter di bawah Stalin, Chen mengkritik keras kebijakan tersebut dan sebagai akibatnya dikeluarkan dari PKC pada tahun 1927 dengan tuduhan Trotskisme. Dia lalu membentuk Kelompok Oposisi Kiri Cina. Dia ditangkap oleh Kuomintang pada tahun 1932 karena aktivitas politik ilegal. Dibebaskan pada taun 1937 dan meninggal pada tahun 1942. Alias dia: hi An; Sa Weng; Xue Yi; Kong Jia; Zhong Fu; San Ai; Zhi Mian.

[2] Pada tahun 1911, Dinasti Qing tumbang dan Republik Cina lahir.

[3] Joseph Stalin (1879-1953). Setelah Partai Sosial Demokrasi Rusa pecah pada tahun 1903, Stalin menjadi anggota Bolshevik. Setelah Revolusi Oktober, Stalin terpilih untuk menduduki posisi Komisariat Untuk Persoalan Kebangsaan. Sepanjang perang sipil, jabatan Stalin menanjak melalui manuver birokratik. Pada tahun 1922, dia mendapatkan suara mayoritas untuk menjadi Sekertaris Jenderal Partai Komunis. Pada tahun yang sama Lenin menyerukan penggantiannya, menjelaskan bahwa Stalin telah memusatkan terlalu banyak kekuasaan. Lenin menjelaskan hal tersebut dalam tulisan yang dikenal sebagai Lenin's last testament. Setelah kematian Lenin pada tahun 1924, gelombang reaksi melanda seluruh pemerintahan Soviet. Stalin memperkenalkan teori sosialisme di satu negeri, dimana dia menjelaskan bahwa Sosialisme dapat dicapai oleh satu negara tunggal. Pada tahun 1927, setelah bertahun-tahun manuver birokratik, para anggota Oposisi Kiri pimpinan Trotsky dikeluarkan dari partai dan dideportasi besar-besaran. Dari tahun 1934 hingga 1939 Stalin memerintahkan serangkaian eksekusi dan pemenjaraan terhadap pendukung Trotsky dan mereka yang dicurigai sebagai pendukung Trotsky.

[4] Gregory Zinoviev (1883-1936), Presiden Komintern 1919-1926. Bersama dengan Kamanev, Zinoviev menentang rencana revolusi 1917. Penentangan mereka dikalahkan dalam voting oleh suara mayoritas partai, yang kemudian mereka tanggapi dalam tulisan di Novaya Zhizn (harian Menshevik) pada tanggal 18 November mengenai rencana Bolshevik untuk memberontak terhadap pemerintah dan mereka berpendapat bahwa pemberontakan akan mengalami kekalahan. Dengan Stalin dan Kamenev, ia melancarkan perang melawan Trotskyisme pada tahun 1923. Kemudian membuat blok bersama Trotsky melawan Stalin (Oposisi Bersatu), pada tahun 1926-27. Dikeluarkan dari Partai Komunis pada tahun 1927 sebagai akibatnya, dia kemudian menyerah pada Stalin dan diijinkan masuk kembali ke dalam Partai Komunis. Dikeluarkan lagi pada tahun 1932, dia kemudian menyangkal pemikirannya, namun kemudian dihukum sepuluh tahun penjara. Pada tahun 1935 Zinoviev diadili lagi pada saat Moscow Trial yang pertama tahun 1936 dan kemudian dieksekusi.

[5] Nikholai Bukharin (1888-1938) adalah seorang Bolshevik. Bukharin merupakan angggota faksi ‘Komunis-Kiri’ yang beroposisi terhadap penandatanganan Perdamaian Brest-Litovsk pada tahun 1917. Dia membentuk blok kanan bersama Zinoviev, Kamenev dan Stalin pada tahun 1923 untuk melawan Trotsky. Dia juga merupakan juru bicara utama dalam mendukung petani kaya pada saat NEP (New Economic Policy). Editor Pravda dari tahun 1918 hingga 1929. Kepala Komintern pada tahun 1926-1929. Pecah dengan Stalin pada tahun 1928 untuk memimpin Oposisi Kanan. Trotsky mengatakan bahwa Bukharin “harus selalu menempelkan dirinya pada seseorang, menjadi tidak lebih dari medium bagi aksi dan perkataan orang lain. Kau harus selalu mengawasinya.” Fokus pengabdiannya adalah pada teori ekonomi dan dia dianggap sebagai salah satu teoritikus utama dari Partai Bolshevik. Bukharin juga menulis sebuah textbook tentang Komunisme berjudul: The ABCs of Communism. Serge menulis, “Pikirannya menggelora, selalu waspada dan aktif, namun sangat disiplin…sebuah sinisme yang baik hati”. Dikeluarkan dari partai pada tahun 1929 karena pemikirannya. Pemikirannya sendiri, tidak lama kemudian disangkalnya. Dieksekusi setelah Moscow Trial Ketiga pada tahun 1938.

[6] Qu Qiubai (Ch’u Ch’iu-pai) (1899-1935) adalah seorang penulis dan komunis veteran, dan de facto Sekretaris Jendral Partai Komunis Cina dari Agustus 1927 hingga Juli 1928. Dia mati dieksekusi oleh Chiang Kai-sek

[7] Li Lisan (Li Li-san) (1899-1967) adalah anggota Partai Komunis Cina, seorang aktivis buruh. Dia memimpin garis ultra-kirinya Stalin pada periode 1929-1930. Dia lalu disingkirkan dari kepemimpinan pada tahun 1931 sebagai kambing hitam dari kegagalan kebijakan ultrakirinya Stalin pada periode tersebut. Setelah Revolusi Cina 1949, dia diangkat sebagai Menteri Buruh. Dia kemudian menjadi korban Revolusi Kebudayaan dimana dia disiksa sampai akhirnya dia bunuh diri (tetapi laporan bunuh diri ini dipertanyakan).

[8] Karl Kautsky (1854-1938) menyandang reputasi sebagai kawan lama Engels, ia termasuk pendiri Internasionale Kedua, dan pembela Marxisme di masa awal dalam menghadapi revisionisme Berstein. Akan tetapi, dengan semakin mendekatnya tugas-tugas praktek dari revolusi, makin bimbanglah Kautsky, dengan lihai ia menutupi penolakannya terhadap Marxisme revolusioner dengan menggunakan tetek bengek sofis dan ungkapan-ungkapan 'Marxis'. Ia menjadi duri dalam daging dalam Revolusi Oktober di Rusia 1917.

[9] Georgi Valentinovich Plekhanov (1856-1918) adalah salah satu pendiri organisasi Marxis pertama di Rusia: Kelompok Emansipasi Buruh (Emancipation of Labour). Plekhanov juga pernah menjadi anggota Partai Peoples Will. Setelah perpecahan di Kelompok Emansipasi Buruh, Plekhanov kemudian bergabung dengan Partai Buruh Sosial Demokratik Rusia. Saat PBSDR pecah, Plekhanov bergabung dengan Menshevik dan menentang Revolusi Oktober 1917.

[10] Oposisi Kiri dibentuk di Rusia tahun 1923 untuk merespon gelombang Stalinisme. Kaum oposisi diberi label sebagai Troskyist (karena de fakto Trotsky adalah pemimpin oposisi). Sementara sayap kanan partai disebut sebagai Stalinis (karena Stalin adalah de fakto pemimpinnya). Kedua pihak menyatakan bahwa posisi mereka adalah kelanjutan dari Bolshevisme.  Salah satu pertentangan utama adalah kemungkinan mempertahankan revolusi Sosialis tanpa revolusi dunia. Oposisi Kiri mendukung revolusi permanen, sementara sayap kanan mendukung sosialisme disatu negeri. Pada tahun 1927 anggota Oposisi Kiri dikeluarkan dari Partai Komunis Uni Soviet dan dipaksa meninggalkan Uni Soviet. Tidak lama kemudian Internasional Oposisi Kiri dibentuk. Hampir semua anggota partai yang mengikuti atau mendukung Oposisi Kiri dengan cara apapun dieksekusi pada saat Moscow Trial (1936-38).  Tokoh-tokoh terkemuka di Oposisi Kiri adalah: Karl Radek (1885-1939), Ivan T. Smilga (1892-193?), Eugene Preobrazhensky (1886-1937), Ivan N. Smirnoy (1881-1936), Mikhail Boguslavsky (1886-1937), Sergei Mrachkovsky (1883-1936), Alexander Beloborodov (1891-1938), Christian Rakovsky (1873-1941), Lev S. Sosnovsky (1886-1937), Nikolai L. Muralov (1877-1937)

[11] Partai Koumintang adalah partai borjuis nasionalis Cina. Partai ini memerintah Cina dari tahun 1928 hingga 1949 dan kemudian memerintah Taiwan di bawah Chiang Kai-shek dan penerusnya hingga abad keduapuluh. Dari tahun 1924-27 Kuomintang bekerja sama dengan Partai Komunis Tiongkok, tetapi kemudian mengkhianati front ini dan membantai kaum komunis Cina.

[12] Kongres Toilers of the Far East atau Pekerja dari Timur Jauh dilaksanakan pada bulan Januari dan Februari 1922

[13] Komunis Internasional (1917-1943), disebut juga Internasional Ketiga. Setelah kemenangan Revolusi Rusia pada tahun 1917 dan sementara republik Soviet masih berjuang dalam Perang Sipil, Bolshevik menyerukan kepada kaum revolusioner sedunia untuk datang ke Moskow dan membentuk sebuah organisasi Internasional baru dari kaum komunis yang revolusioner. Setelah Uni Soviet sendiri mulai mengalami degenerasi, yakni setelah kematian Lenin dan pengasingan Trotsky, dan Josef Stalin duduk sebagai pemimpin, Komunis Internasional mulai mengalami degenerasi. Komunis Internasional dibubarkan oleh Stalin pada tahun 1943 untuk berkompromi dengan kekuatan Sekutu.

[14] Pemuda Komunis Internasional adalah bagian dari Komunis Internasional yang dibentuk pada tahun 1919 dari perpecahan dengan Internasionale Kedua. Pada tahun 1943, badan ini dibubarkan seiring dengan dibubarkannya Komunis Internasional oleh Stalin.

[15] Sun Yat Sen (1866 – 1925) adalah salah satu pendiri Koumintang, partai nasionalis RRC. Dia memainkan peran penting dalam menumbangkan dinasti Qing pada tahun 1911 dan menjadi presiden provisional pertama untuk Republik Cina pada tahun 1912.

[16] Maring adalah nama lain dari Hank Sneevliet (1883-1942), seorang komunis dari Belanda. Dia membantu mendirikan Asosiasi Sosial Demokrasi Hindia (ISDV) di Indonesia, yang lalu menjadi cikal bakal dari Partai Komunis Indonesia. Pada tahun 1927, Sneevliet keluar dari Partai Komunis Belanda dan Komunis Internasional karena pertentangannya dengan kaum Stalinis. Dia terlibat di dalam kelompok perjuangan melawan Nazi dan tewas dieksekusi oleh Nazi pada tanggal 12 April 1942.

[17] Li Dazhao (Li Ta-chao) (1888-1927), atau juga dikenal dengan Li Shouchang, adalah salah satu pendiri Partai Komunis Cina bersama-sama dengan Chen Duxiu pada tahun 1921. Ketika kedutaan besar Soviet di Kanton diserbu, Li tertangkap dan dieksekusi pada tanggal 28 April 1927

[18] Ts’ai Ho-sen (1895-1927) adalah anggota Komite Pusat Partai Komunis Cina, pengarang Sejarah Oportunisme di Partai Komunis Cina. Dia meninggal pada saat Revolusi Cina 1927 yang menemui kegagalan.

[19] Mikhail Markovich Borodin (1884-1951) adalah agen Komunis Internasional. Sebagai agen Komunis Internasional di Cina dari tahun 1923-1927, dia adalah juga penasehat Sun Yat Sen pada saat itu. Pada tahun 1949 dia dituduh sebagai musuh Uni Soviet dan dikirm ke kamp di Siberia dimana dia meninggal dua tahun kemudian.

[20] Gerakan Tigapuluh Mei adalah sebuah gerakan buruh dan anti-imperialis pada tahun 1925. Dipercikan oleh penembakan terhadap demonstrator oleh pihak kepolisian, para pekerja melakukan mogok kerja dan demonstrasi-demonstrasi besar terjadi di seluruh Cina. Gerakan ini dipimpin oleh Partai Komunis Cina  dan Koumintang.

[21] Tai Chi-tao (1891-1949) adalah seorang anggota Koumintang dan seorang jurnalis. Dia adalah pemimpin ideologi dari sayap konservatif di Koumintang

[22] Chiang Kai-Shek (1887-1975).  Membantu Sun Yat Sen dalam membangun Chinese Nationalist Army setelah deklarasi Republik Cina pada tahun 1911. Melatih Tentara Merah pada tahun 1923. Menggantikan Sun Yat Sen sebagai pemimpin Kuomintang setelah kematian pada tahun 1925. Dibawah kepemimpinan Chiang Kai-Shek, Kuomintang bergerak ke kanan. Melawan Partai Komunis pada perang sipil tahun 1927-1949. Melawan Jepang pada tahun 1931-1945, dalam ‘front persatuan’ yang sangat lemah dengan Partai Komunis Cina. Menerima dukungan sepenuhnya dari Amerika Serikat dan dari Nazi Jerman dan USSR hingga tahun 1945. Lari ke Taiwan dengan pasukannya pada bulan Januari 1949.

[23] AUCP adalah All-Union Communist Party, nama ofisial Partai Komunis Uni Soviet dari tahun 1925-1952

[24] Peng Shuzhi (1896-1983) (atau juga Peng Shu-tse, Peng Shu-Chih) adalah anggota Partai Komunis Cina, duduk di Komite Pusat pada tahun 1925, dan pemimpin editor partao koran selama periode revolusi 1925-27. Dia lalu dikeluarkan dari PKC bersama-sama dengan Chen Duxiu pada bulan November 1929 karena mendukung gagasan Trotsky. Bersama-sama dengan Chen Duxiu dia membangun kekuatan Oposisi Kiri di Cina.

[25] Ekspedisi Timur (1926-1928) adalah ekspedisi militer yang diluncurkan oleh Koumintang di bawah kepemimpinan Chiang Kai-sek. Ekspedisi ini bertujuan untuk menyatukan Cina dengan mengakhiri kekuasaan para jendral-jendral perang lokal. Pada periode ini, perpecahan antara Koumintang dan Partai Komunis Cina terjadi karena Chiang Kai-sek mulai membasmi kaum komunis.

[26] Salah seorang jendral perang lokal

[27] Kudeta 20 Maret: pada tanggal 20 Maret 1926 dini hari, Chiang Kai-sek dan pasukannya menyerbu menangkap kaum komunis dan kaum Kiri di Koumintang, dan secara de facto menumbangkan kepemimpinan Wang Jingwei di KMT. Chiang Kai-sek lalu menempatkan dirinya sebagai pemimpin KMT dan mulai membasmi kaum komunis.

[28] Pravda adalah surat kabar harian Bolshevik, diterbitkan di St. Petersburg. Didirikan pada bulan April 1912 atas inisiatif pekerja St. Petersburg. Pravda mengalami dua kehidupan, sedikit banyak menandai sebelum dan sesudah revolusi. Sebelum revolusi, Pravda adalah Koran massa kelas pekerja yang diterbitkan dengan sirkulasi luas dari koresponden dan penulis pekerja – dia berfungsi sebagai

[29] Grigori Naumovich Voitinsky (1893-1956) adalah penjabat Komunis Internasional dan perwakilannya di Cina.

[30] Wang Ching-wei (Wang Jingwei) (1884-1944): pemimpin Kuomintang Kiri dan pemerintahan di daerah industri Wuhan yang didukung oleh Komunis Internasional dan Partai Komunis Cina setelah kegagalan Chiang Kai-shek. Dia lalu bekerja sama dengan Jepang yang menduduki Cina untuk menyingkirkan Chiang Kai-sek.

[31] Pada tanggal 21 Mei 1927, pasukan Koumintang di bawah pimpinan Xe Kexiang menyerang organisasi-organisasi buruh dan tani di Changsha dimana ratusan buruh dan tani komunis dieksekusi.

[32] Jen Pi-shih adalah anggota Partai Komunis Cina, dan menjadi anggota Komite Sentral dari tahun 1927.  Dia meninggal pada tahun 1950.

[33] Chou Enlai (Zhou En-lai) (1898-1976) adalah seorang komunis Cina. Dia bergabung dengan Partai Komunis Cina pada tahun 1922 ketika berada di Prancis. Dia menjadi Perdana Menteri Republik Rakyat Cina sejak tahun 1949 hingga saat kematiannya pada tahun 1976.

[34] Pemberontakan Nanchang (1 Agustus 1927) adalah pertempuran bersenjata besar pertama antara Partai Komunis Cina dan Koumintang. Di bawah kepemimpinan He Long dan Zhou Enlai, pasukan komunis menduduki kota Nanchang, tetapi pada tanggal 5 Agustus harus mundur karena serangan Koumintang. Tanggal 1 Agustus lalu diperingati sebagai tanggal lahirnya Tentara Merah Cina atau Tentara Pembebasan Rakyat.

[35] M.N. Roy (1887 – 1954) adalah seorang revolusioner dari India dan pendiri Partai Komunis India. Dia aktif sebagai delegasi Komintern untuk Cina pada tahun 1927-1928. Pada tahun 1929 dia dikeluarkan dari Komintern dan Partai Komunis India karena berseteru dengan Stalin. Pada akhir hidupnya dia menolak Komunisme.

[36] Revolusi Oktober adalah revolusi sosialis pertama di dunia yang berhasil meletakkan kaum buruh di tampuk kekuasaan dan menghapus kapitalisme. Pada tanggal 24-25 Oktober 1917, Bolshevik bersama dengan Soviet-soviet dari kota-kota besar Rusia menggulingkan Pemerintahan Sementara. Revolusi ini lalu diikuti dengan Kongres Kedua Soviet Seluruh Rusia, dimana dibentuk Republik Sosialis dari Federasi Soviet Rusia dan kemudian Pemerintahan Soviet berdiri.  

[37] Klik Guangxi adalah salah satu klik para jendral perang (warlord) terkuat yang menguasai Guangxi sebagai markas pusat mereka.

[38] Dibentuk setelah Oposisi Kiri dibubarkan di Uni Soviet. Mengikuti diasingkannya Trotsky dan kontak dekatnya dengan kelompok-kelompok lain yang bertentangan dengan CSPU, Oposisi Kiri Internasional diorganisir pada tahun 1930 sebagai sebuah faksi di dalam Komunis Internasional. Setelah usaha menggulingkan Stalinisme di Uni Soviet gagal, dihancurkan dengan eksekusi dan penangkapan massal di dalam Moscow Trials (Pengadilan Moscow)pada tahun 1936-38, Oposisi Kiri Internasional membangun Internasional Keempat pada tahun 1938.

 


Karya-karya Chen Duxiu | Seksi Bahasa Indonesia M.I.A.