SIAPA "SAHABAT RAKYAT" DAN BAGAIMANA MEREKA MEMUSUHI KAUM SOSIAL DEMOKRAT

(Jawaban terhadap artikel-artikel Russkoye Bogatstvo yang memusuhi kaum Marxis)

V.I. Lenin (1894)


BAB I

Russkoye Bogatstvo [26] telah melakukan kampanye memusuhi kaum Sosial-Demokrat. Tahun lalu, dalam terbitannya No. 10, salah seorang penulis yang cemerlang dari majalah ini, yaitu Tuan N. Mikhailovsky, telah mengumumkan "polemik" terbuka terhadap "apa yang kita sebut orang-orang Marxis atau orang-orang Sosial-Demokrat." [27] Kemudian menyusul artikel Tuan S. Krivenko "Pekerja Lepas Kebudayaan Kita" (No. 12), dan artikel Tuan N. Mikhailovsky "Sastra dan kehidupan" (Russkoye Bogatstvo, 1894. No. 1 dan 2). Mengenai pandangan majalah itu sendiri tentang realitas ekonomi kita, semuanya itu telah dijelaskan secara paling lengkap oleh Tuan S. Yuzhakov dalam artikelnya "Masalah perkembangan ekonomi Rusia" (dalam No. 11 dan 12). Sementara, pada umumnya, menyatakan sebagai mengemukakan ide-ide dan taktik-taktik dari "sahabat rakyat" yang sejati dalam majalah mereka, tetapi tuan-tuan yang terhormat ini sebenarnya merupakan musuh-musuh yang paling terkemuka dari Sosial Demokrasi. Oleh karena itu, marilah kita lihat secara lebih dekat lagi "para sahabat rakyat" ini, beserta kritik mereka terhadap Marxisme, maupun ide-ide dan taktik-taktik mereka.

Tuan N. Mikhailovsky mencurahkan perhatiannya terutama pada prinsip-prinsip teoritis Marxisme, sehingga dengan demikian, ia juga melakukan penyelidikan khusus terhadap konsep materialis histori. Setelah memberikan garis besarnya secara umum tentang kandungan karya Marx yang berjilid-jilid sambil mengungkapkan doktrin ini secara jelas, Tuan Mikhailovsky juga menyampaikan kritiknya dengan semburan kata-kata marahnya yang berkepanjangan sebagai berikut:

"Pertama-tama," katanya, "pertanyaan yang secara alami muncul adalah: Dalam karya yang manakah Marx menjelaskan konsep materialis historinya? Dengan bukunya Das Kapital, ia memberikan contoh kepada kita tentang kombinasi antara kekuatan logika dengan keterpelajaran (ilmu pengetahuan), melalui penyelidikan secara cermat terhadap semua karya ekonomi dan fakta-fakta yang relevan. Ia juga menyoroti teoritisi ilmu ekonomi yang sudah lama terlupakan atau tidak diketahui oleh siapa pun sampai hari ini, dan tidak melewatkan rincian yang paling kecil dalam laporan para pengawas pabrik atau bukti-bukti dari para ahli di depan berbagai komisi khusus, singkatnya, ia meneliti materi faktual yang luar biasa banyaknya ini, yang sebagian untuk memberikan argumen tentang teori ekonominya, dan yang sebagian lagi untuk memberikan ilustrasi. Apabila ia menciptakan konsep yang 'sama sekali baru' dari proses historis ini, apabila ia menjelaskan seluruh kemanusiaan masa lalu dari suatu pandangan yang baru, dan menyarikan semua teori yang ada sampai sekarang ini mengenai filsafat sejarah, maka tentu saja, ia telah melakukannya, dengan semangat yang sama. Dan sesungguhnyalah, ia telah mengulas dan menganalisis secara kritis semua teori yang telah diketahui tentang proses historis itu, dan secara cermat telah meneliti banyak sekali fakta tentang sejarah dunia. Perbandingannya dengan Darwin, seperti yang begitu sangat lazim dalam literatur Marxis, masih dapat dipakai untuk menegaskan ide ini. Dapat disamakan dengan apakah seluruh karya Darwin itu? Ide-ide tertentu yang pada umumnya saling berhubungan rapat itu merupakan puncak dari bahan faktual sesungguhnya yang banyaknya setinggi gunung Mont Blanc itu. Sebaliknya, di manakah letak yang tepat dari karya Marx itu? Tidak ada. Dan karya Marx seperti itu, bukan hanya tidak ada, tetapi juga tidak dapat ditemukan dalam semua literatur Marxis lainnya, meskipun karya itu berjillid-jilid dan sangat luas cakupannya."

Seluruh semburan kata-kata marahnya yang berkepanjangan itu memiliki karakteristik yang sangat tinggi dan dapat membantu kita dalam memahami bagaimana sedikitnya masyarakat umum yang dapat memahami Marx beserta karyanya Das Kapital itu. Karena diliputi oleh cara ia menyatakan kasusnya yang luar biasa meyakinkannya, maka mereka pun akhirnya terpaksa membungkuk dan menjilat Marx, serta memuji-mujinya, dan pada waktu yang sama juga kehilangan sama sekali penglihatannya pada kandungan pokok dari doktrinnya dan dengan cukup tenang menyanyikan terus lagu-lagu lama dari "sosilogi subjektif" itu. Dalam hubungan ini, orang mau tidak mau menjadi teringat pada prasasti yang sangat tepat dan yang telah dipilih oleh Kautsky untuk bukunya tentang ajaran-ajaran ekonomi Marx, sbb.:

Wer wird nicht einen Klopstock loben?

Doch wird ihn jeder lesen? Nein.

Wir wollen weniger erhoben,

Und tleissiger gelesen seint! *

* Siapa yang tidak akan memuji-muji Klopstock? Kecuali apabila semua orang mau membacanya? Tidak! Kita akan menjadi kurang terpuji, kecuali apabila kita dengan rajin membaca lebih banyak lagi! (Lessing). --Ed.

Demikianlah! Tuan Mikhailovsky seharusnya mengurangi puji-pujiannya kepada Marx, dan dengan rajin membacanya lebih banyak lagi. Atau, yang masih lebih baik lagi adalah memberikan pemikiran yang lebih serius lagi terhadap apa yang sedang ia baca.

"Dalam bukunya Das kapital, Marx memberi kita contoh tentang kombinasi antara kekuatan logika dan keterpelajaran (ilmu pengetahuan)," kata Tuan Mikhailovsky. Dalam ungkapan ini, Tuan Mikhailovsky telah memberi kita contoh ungkapan cemerlang yang di­kombinasikan dengan tidak adanya substansi — demikian komentar seorang Marxis tertentu yang mengamatinya. Bagaimanakah sesungguhnya kekuatan logika dari Marx itu menyatakan dirinya? Bagimanakah pengaruhnya? Dengan membaca semburan kata-kata marah yang berkepanjangan dari Tuan Mikhailovsky di atas, orang mungkin akan mengira bahwa kekuatan ini seluruhnya terpusat pada "teori ekonomi," dalam arti yang paling sempit — dan tidak lebih dari itu. Dan, masih untuk menekankan lebih jauh lagi tentang batas-batas dari medan yang sempit di mana Marx menyatakan kekuatan logikanya itu, Tuan Mikhailovsky memberikan tekanan pada "rincian yang paling kecil," pada "kecermatan", pada "para ahli teori yang tidak dikenal oleh siapa pun,", dst. Sehingga akan tampak bahwa Marx tidak memberikan sumbangan apa pun yang berharga maupun yang benar-benar baru terhadap berbagai metode yang digunakan untuk menyusun teori-teori ini, dan, bahwa ia telah meninggalkan batas-batas ilmu ekonomi yang telah dijelajahi oleh para ahli ekonomi sebelumnya, tanpa memperluasnya, tanpa menyumbangkan konsepsi apa pun yang "baru sama sekali" terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri. Meskipun demikian, siapa pun yang pernah membaca Das kapital akan tahu bahwa semua pernyataan itu tidak benar sama sekali. Dalam hubungan ini, mau tidak mau orang akan ingat pada apa yang telah ditulis oleh Tuan Mikhailovsky tentang Marx 16 tahun yang lalu ketika berbantah dengan si borjuis kasar, Tuan Y. Zhukovsky. [28] Mungkin waktunya memang berbeda, mungkin perasaannya memang lebih segar — tetapi, bagaimana pun juga, baik nada maupun kandungan dari artikel Tuan Mikhailovsky itu, pada waktu itu, memang berbeda sama sekali.

" . . . Tujuan akhir dari karya ini adalah untuk memperlihatkan hukum perkembangan (yang aslinya disebut: Das oekonomische Bewe gungsgesetz — hukum gerakan ekonomi) dari masyarakat modern,' kata Karl Marx ketika menyebut bukunya Das Kapital, dan ia berpegang erat pada program ini." Inilah yang dikatakan Tuan Mikhailovsky dalam tahun 1877. Marilah kita teliti program ini secara lebih dekat lagi, yang — seperti yang telah diakui oleh para kritikus — telah dipegang dengan erat. Yaitu, "untuk memperlihatkan hukum perkembangan ekonomi dari masyarakat modern."

Rumusan itu sendiri telah menghadapkan kita pada beberapa pertanyaan yang memerlukan penjelasan. Mengapa Marx berbicara tentang masyarakat "modern", ketika semua ahli ekonomi yang mendahuluinya hanya berbicara tentang masyarakat pada umumnya? Dalam arti apa ia menggunakan kata "modern"? Dengan ciri-ciri apa ia membedakan masyarakat modern ini? Dan, selanjutnya, apa yang dimaksud dengan hukum ekonomi dari gerak masyarakat itu? Sementara itu, kita sudah terbiasa mendengar dari para ahli ekonomi — dan hal ini, sebaliknya, merupakan salah satu dari banyak ide yang disukai di kalangan para penerbit maupun para ahli ekonomi yang merupakan lingkungan hidup Russkoye Bogatstvo — bahwa hanya produksi yang menghasilkan nilai saja yang tunduk pada hukum-hukum ekonomi. Sedangkan distribusi, kata mereka, tergantung pada politik, pada sifat pengaruh yang dikenakan pada masyarakat oleh pemerintah, kaum inteligensia, dst. Lalu, dalam pengertian apa, Marx berbicara tentang hukum ekonomi dari gerak masyarakat itu, dan bahkan dengan menyebut hukum ini sebagai hukum Naturgesetz — atau, hukum alam? Bagaimana cara kita dapat memahami hal ini, ketika para ahli sosiologi kita yang pribumi dan banyak sekali jumlahnya itu telah menghabiskan kertas ber-rim-rim untuk menunjukkan bahwa gejala sosial itu istimewa nyatanya apabila dibandingkan dengan gejala ilmu hayat, sehingga, oleh karena itu, penyelidikan terhadap yang pertama (gejala sosial) perlu menggunakan "metode subjektif dalam sosiologi" yang mutlak berbeda.

Semua kekacauan dan kebingungan ini muncul secara alami dan merupakan suatu keharusan, sehingga, tentu saja, hanya orang yang benar-benar bodoh saja yang dapat menghindarinya ketika berbicara tentang Das kapital. Untuk menjelaskan pertanyaan-pertanyaan ini, pertama-tama kita akan mengambil satu kutipan atau lebih dari Kata Pengantar untuk buku Das Kapital itu juga — yaitu, hanya beberapa baris yang ada di bawahnya:

"[Dari] sudut pandangan saya," kata Marx, "evolusi dari formasi atau terbentuknya ekonomi masyarakat itu dapat dianggap sebagai proses dari ilmu hayat." (29)

Akan cukuplah apabila dibandingkan, misalnya, kedua bagian yang baru saja dikutip dari Kata Pengantar itu untuk melihat bahwa di sinilah kita dapat memiliki ide dasar dari Das Kapital itu, yang dicari, seperti yang telah kita dengar, dengan konsistensi yang ketat dan dengan kekuatan logika yang langka. Pertama-tama, marilah kita perhatikan kedua keadaan yang menyangkut semua masalah ini: Marx hanya berbicara tentang satu "pembentukan atau formasi ekonomi masyarakat" saja, yaitu formasi kapitalis. Tegasnya, ia mengatakan bahwa ia telah menyelidiki hukum perkembangan dari formasi ini saja, dan tidak ada yang lain. Itulah yang pertama. Dan yang kedua, marilah kita memperhatikan metode-metode yang digunakan oleh Marx dalam pengambilan kesimpulannya secara deduksi (dari yang umum ke yang khusus). Metode-metode ini, seperti yang baru saja kita dengar dari Tuan Mikhailovsky, terdiri atas "penyelidikan secara cermat terhadap semua fakta yang relevan."

Nah, sekarang, marilah kita teliti ide dasar dari buku Das Kapital, yang oleh filosof kita yang subjektif, secara begitu terampil, telah dicoba untuk dihindari itu. Sebenarnya, terdiri atas apakah konsep formasi ekonomi masyarakat itu? Dan dalam arti apakah perkembangan dari formasi ekonomi seperti itu dapat dan harus dianggap sebagai proses dari ilmu hayat? — pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang sekarang harus kita hadapi. Sebelumnya, saya telah menunjukkan bahwa dari sudut pandang para ahli sosiologi dan para ahli ekonomi lama (tetapi belum kuno bagi Rusia) itu, konsep tentang formasi ekonomi masyarakat tersebut ternyata benar-benar sangat melimpah: Mereka berbicara tentang masyarakat pada umumnya, mereka berbantah dengan Spencers tentang ciri masyarakat pada umumnya, dst. Dalam pemikiran mereka, para ahli sosilogi yang subjektif ini mengandalkan argumen mereka, seperti — tujuan dari masyarakat adalah memberikan keuntungan kepada semua anggotanya, sehingga, dengan demikian, keadilan pun menuntut organisasi tertentu, dan sistem yang tidak harmonis dengan organisasi yang ideal ini pun ("Sosiologi memang harus dimulai dari suatu utopia tertentu" — kata-kata ini berasal dari Tuan Mikhailovsky, salah seorang pengarang dari metode subjektif itu, yang secara bagus sekali menunjukkan contoh yang baik tentang hakikat dari metode sukjektif itu) dapat disebut tidak normal dan harus disingkirkan. (utopia = khayalan) "Tugas yang penting dari sosiologi," kata Tuan Mikhailovsky, misalnya, "adalah untuk memastikan kondisi sosial yang memuaskan persyaratan khusus apa pun dari sifat manusia." Seperti yang Anda lihat, yang menarik minat ahli sosiologi ini hanyalah sebuah masyarakat yang memuaskan sifat manusia, dan sama sekali bukannya formasi masyarakat yang aneh, dan yang mungkin didasarkan pada gejala yang begitu tidak harmonis dengan "sifat manusia", seperti perbudakan yang dilakukan terhadap mayoritas oleh minoritas. Anda juga dapat melihat bahwa dari sudut pandang ahli sosiologi ini tidak ada persoalan mengenai perkembangan masyarakat sebagai proses dari ilmu hayat ("Setelah menerima sesuatu sebagai diinginkan atau tidak diinginkan, ahli sosiologi ini harus mengungkapkan mana saja dari kondisi-kondisi yang diinginkan itu dapat diwujudkan, atau yang tidak diinginkan itu dapat disingkirkan" — "dan mana saja dari yang ideal itu dapat diwujudkan" — inilah pemikiran dari Tuan Mikhailovsky yang sama itu juga). Lagi pula, tidak ada pembicaraan bahkan tentang perkembangannya sekali pun, kecuali hanya tentang beberapa penyimpangan dari yang "diinginkan," tentang "cacat" yang telah terjadi dalam sejarah sebagai akibatnya . . . sebagai akibat dari adanya kenyataan bahwa orang tidak cukup pandai, tidak mampu secara benar dalam memahami tuntutan sifat manusia, tidak mampu mengungkapkan berbagai kondisi untuk merealisasikan suatu sistem yang rasional seperti itu. Jelaslah, ide dasar Marx bahwa perkembangan formasi sosial-ekonomi merupakan suatu proses dari ilmu hayat itu telah memotong akar yang sebenarnya dari moralitas kekanak-kanakan yang mengaku bergelar sebagai ahli sosiologi ini. Dengan sarana apakah Marx sampai pada ide dasar ini? Ia melakukan hal yang sedemikian itu dengan memilih suatu lingkungan ekonomi dari beberapa lingkungan kehidupan sosial, dengan memilih beberapa hubungan produksi dari semua hubungan produksi sebagai dasar penentu utama terhadap semua hubungan lainnya. Marx sendiri telah melukiskan arus atau aliran dari pemikirannya itu berdasarkan persoalan ini, sbb.:

"Pekerjaan pertama yang saya lakukan untuk mencari solusi terhadap keragu-raguan yang menyerangku itu adalah dengan meninjau secara kritis terhadap filsafat kebenaran dari Hegel . . . (30) Penelitian saya itu membawa hasil bahwa hubungan yang menyangkut hukum maupun berbagai bentuk negara itu harus ditangkap atau dipahami, bukan dari hubungan-hubungan atau bentuk-bentuk itu sendiri, dan juga bukan dari apa yang disebut sebagai perkembangan umum dari pikiran manusia, tetapi justru dari akarnya yang ada di dalam kondisi kehidupan materinya, yang jumlah seluruhnya dikombinasikan oleh Hegel, sesuai dengan contoh yang diberikan oleh orang-orang Inggris maupun Prancis dalam abad ke-18, di bawah judul atau nama 'masyarakat sipil.' Hanya saja, anatomi dari masyarakat sipil itu harus dicari dalam ekonomi politik . . . Yang hasilnya secara umum, yang telah saya capai . . . dapat dirumuskan secara singkat, sbb.: Dalam produksi sosial dari kehidupan mereka, manusia memasuki hubungan-hubungan yang tertentu . . . hubungan-hubungan produksi yang berhubungan dengan tahap perkembangan tertentu dari kekuatan produktif material mereka. Jumlah keseluruhan dari hubungan produksi ini merupakan struktur ekonomi masyarakat, yang merupakan fondasi yang sebenarnya, di mana bangunan atas dari hukum dan politik berdiri, dan yang mengubungkan bentuk-bentuk tertentu dari kesadaran sosial itu. Cara produksi dari kehidupan material inilah yang mempengaruhi atau mengatur proses kehidupan intelektual, politik, maupun sosial pada umumnya. Dengan demikian, bukan kesadaran manusia yang menentukan keberadaan mereka. Tetapi, sebaliknya, justru keberadaan sosial mereka itulah yang menentukan kesadaran mereka. Pada tahap tertentu dari perkembangan mereka, kekuatan produktif material dari masyarakat itu mengalami konflik dengan hubungan produksi yang ada, atau — yang hanya merupakan ungkapan legal untuk hal yang sama — dengan hubungan hak milik yang telah dan terus mereka kerjakan sampai sekarang. Dari bentuk-bentuk perkembangan kekuatan produktif itu, tiba-tiba semua hubungan ini berubah menjadi belenggu mereka. Kemudian, mulailah jaman revolusi sosial. Dengan berubahnya fondasi ekonomi, seluruh bangunan atas yang luar biasa besarnya itu sedikit banyak mengalami transformasi atau perubahan bentuk dengan cepat.

Ketika mempertimbangkan transformasi semacam itu, haruslah selalu dibedakan antara transformasi material dari kondisi-kondisi produksi itu, yang harus ditetapkan dalam istilah-istilah dari ilmu-ilmu alam, dengan bentuk-bentuk hukum, politik, agama, seni, atau filsafat — singkatnya, bentuk-bentuk ideologi — di mana manusia menjadi sadar akan konflik ini dan terus bertempur untuk menyelesaikannya. Tepat seperti pendapat kita tentang seseorang yang tidak didasarkan pada apa yang ia pikirkan tentang dirinya sendiri, maka kita pun tidak dapat menilai periode transformasi seperti itu menurut kesadaran kita sendiri. Tetapi, sebaliknya, justru kesadaran inilah yang harus dijelaskan dari kontradiksi-kontradiksi dalam kehidupan materialnya, dari konflik-konflik yang ada antara kekuatan produktif sosial dan hubungan produksinya . . . Secara garis besar, cara produksi borjuis di Asia, di jaman purba, di jaman feodal, maupun di jaman modern ini dapat dilukiskan sebagai jaman-jaman yang  pogresif dalam formasi ekonomi masyarakat."(31)

Ide tentang materialisme dalam sosiologi ini sendiri merupakan suatu pencapaian yang jenius. Tentu saja, untuk sekarang ini, hal itu hanya merupakan suatu hipotesis. Tetapi, hal itu juga merupakan yang pertama yang menciptakan adanya kemungkinan untuk melakukan pendekatan ilmiah yang ketat terhadap masalah-masalah sosial dan historis. Hingga kini, karena tidak tahu bagaimana caranya memulai hubungan-hubungan primer yang paling sederhana seperti hubungan-hubungan produksi itu, maka para ahli sosiologi melakukan studi dan investigasi secara langsung terhadap bentuk-bentuk politik maupun hukum, dan tersandung pada kenyataan bahwa bentuk-bentuk ini muncul dari ide-ide kemanusiaan tertentu dalam periode yang dipermasalahkan itu — dan di sanalah mereka berhenti, yang tampaknya, seolah-olah hubungan-hubungan sosial itu secara sadar dibangun oleh manusia. Tetapi, kesimpulan ini, yang sepenuhnya diungkapkan dalam ide Kontrak Sosial (32) (yang jejak-jejaknya dapat dilihat secara nyata dalam semua sistem sosialisme utopia), ternyata bertentangan sama sekali dengan semua observasi historis. (utopia = khayalan) Baik dulu maupun sekarang, belum pernah ada kasus di mana para anggota masyarakat menganggap seluruh hubungan sosial yang ada dalam hidupnya itu sebagai sesuatu yang pasti, utuh, dan diliputi oleh prinsip-prinsip tertentu. Sebaliknya, massa rakyat itu menyesuaikan diri mereka pada hubungan-hubungan ini secara tidak sadar, dan sangat sedikit yang menganggapnya sebagai hubungan sosial yang bersifat historis dan spesifik. Sehingga, misalnya, penjelasan tentang saling tukar hubungan yang terjadi dalam kehidupan rakyat selama berabad-abad itu baru ditemukan pada waktu akhir-akhir ini saja. Demikianlah, materialisme memindahkan kontradiksi ini, dengan melakukan analisis yang lebih dalam, ke asal mula ide-ide sosial dari manusia itu sendiri. Dan, kesimpulannya, bahwa jalannya ide-ide tergantung pada benda-benda itu merupakan satu-satunya kesimpulan yang sesuai dengan psikologi ilmiah. Selanjutnya, dan masih dari aspek lainnya lagi, hipotesis ini merupakan hipotesis pertama untuk meningkatkan sosiologi ke tingkat ilmu pengetahuan. Hingga kini, para ahli sosiologi telah mendapatkan kesulitan untuk membedakan antara yang penting dan yang tidak penting dalam jaringan yang rumit dari gejala sosial itu (yang sekaligus merupakan akar dari subjektivisme dalam sosiologi). Sehingga tidak mampu mengungkapkan kriteria apa pun yang objektif untuk menemukan garis demarkasi (garis pembatas/garis pembeda) yang seperti itu. Dalam hal ini, materialisme justru dapat memberikan kriteria yang objektif dan mutlak dengan memilih "hubungan-hubungan produksi" sebagai struktur masyarakat, dan dengan membuatnya mungkin untuk menerapkannya pada hubungan-hubungan ini, yakni kriteria ilmiah secara umum dari pengulangan-pengulangan yang penerapannya pada sosiologi telah ditolak oleh para penganut subjektivisme. Dengan demikian, selama mereka membatasi diri mereka sendiri pada hubungan sosial yang bersifat ideologis ini (yakni, misalnya, sebelum mengambil bentuk, kesadaran manusia harus dilalui lebih dulu [Kami, tentu saja, selalu menunjuk pada kesadaran dari hubungan-hubungan sosial, dan bukannya yang lainnya - Lenin]), maka mereka tidak akan dapat melihat pengulangan-pengulangan dan keteraturan-keteraturan di dalam gejala sosial dari berbagai negara itu, sehingga ilmu mereka itu yang paling baik hanyalah merupakan gambaran dari gejala-gejala ini, yakni, suatu kumpulan bahan yang masih mentah belaka. Analisis dari hubungan sosial material ini (yakni, yang mengambil bentuk tanpa harus melalui kesadaran manusia: Ketika terjadi pertukaran produk, manusia pun masuk ke dalam hubungan produksi itu, bahkan tanpa menyadari bahwa ada hubungan sosial dalam produksi di sini) — yaitu, analisis hubungan sosial material yang sekaligus membuatnya mungkin untuk melihat pengulangan dan keteraturan itu dan untuk menggeneralisir sistem-sistem dari berbagai negara dalam konsep tunggal yang fundamental: yaitu, formasi sosial. Dan, generalisasi ini saja sudah membuatnya mungkin untuk melanjutkannya dari gambaran gejala sosial (beserta evaluasi mereka dari sudut pandang yang ideal) ke analisis mereka yang secara ketat bersifat ilmiah, yang dapat mengisolasi, katakan saja dengan melalui contoh, dan yang dapat membedakan satu negara kapitalis dengan negara kapitalis yang lainnya, dan melakukan investigasi terhadap yang lazim atau berlaku secara umum pada semuanya itu.

Yang ketiga, dan yang terakhir, alasan lain tentang mengapa hipotesis ini untuk pertama kalinya dapat membuat sosiologi ilmiah itu menjadi mungkin adalah bahwa hanya reduksi (pengurangan atau penurunan) dari hubungan-hubungan sosial menjadi hubungan-hubungan produksi, dan dari yang belakangan ini (hubungan-hubungan ptoduksi) menjadi tingkat kekuatan produktif, sajalah yang dapat memberikan basis yang kokoh untuk konsepsi itu di mana perkembangan formasi masyarakatnya merupakan proses dari ilmu hayat. Dan, sudah barang tentu, tanpa pandangan seperti itu, tidak akan ada ilmu pengetahuan sosial. (Para penganut subjektivisme, misalnya, meskipun mereka mengakui bahwa gejala historis itu selalu menyesuaikan diri dengan hukum, namun mereka tidak mampu menganggap evolusi mereka itu sebagai suatu proses dari ilmu hayat, karena, secara tepatnya, mereka berhenti di depan tujuan dan ide sosial manusia, sehingga tidak mampu mereduksi, mengurangi, atau menurunkan diri mereka pada hubungan-hubungan sosial yang bersifat material.)

Meskipun demikian, Marx, yang telah mengemukakan hipotesis ini pada tahun 40-an, kemudian mulai mempelajari materi yang nota bene juga merupakan fakta. Ia mengambil salah satu dari formasi-formasi sosial-ekonomi — yaitu, sistem produksi komoditas — dan berdasarkan massa data yang banyak sekali itu (yang ia pelajari tidak kurang dari 25 tahun), dihasilkannyalah analisis paling rinci dari hukum-hukum yang mempengaruhi fungsi formasi ini beserta perkembangannya. Analisis ini terutama dibatasi pada hubungan-hubungan produksi di antara para anggota masyarakat tanpa pernah menggunakan sifat-sifat di luar lingkungan hubungan-hubungan produksi ini sebagai penjelasannya. Marx membuatnya mungkin untuk melihat bagaimana organisasi komoditas dari ekonomi sosial itu berkembang, bagaimana organisasi itu berubah bentuk menjadi organisasi kapitalis, sehingga menciptakan kelas-kelas yang antagonistik (antagonistik di dalam ikatan hubungan-hubungan produksi), yaitu, kelas borjuasi dan proletariat, dan bagaimana organisasi itu mengembangkan produktivitas tenaga kerja sosialna. Sehingga, dengan demikian, diperkenalkan pula suatu elemen yang secara tak terdamaikan menjadi bertentangan dengan fondasi-fondasi dari organisasi kapitalis itu sendiri.

Seperti itulah kerangka buku Das kapital. Meskipun demikian, secara utuh masalahnya adalah bahwa Marx tidak puas hanya dengan kerangka ini. Ia tidak membatasi dirinya hanya pada "teori ekonomi" dalam arti yang biasa. Karena, sambil menjelaskan struktur dan perkembangan formasi tertentu dari masyarakat yang secara khusus melalui hubungan-hubungan produksi, ia di mana-mana dan tanpa henti terus meneliti bangunan atas yang ada hubungannya dengan hubungan-hubungan produksi ini, dan sekaligus membungkus kerangka itu dengan daging dan darah. Alasan dari buku Das kapital yang menikmati sukses luar biasa itu adalah karena buku yang ditulis oleh seorang "ahli ekonomi Jerman" ini mampu menunjukkan formasi sosial kapitalis itu secara menyeluruh kepada pembacanya sebagai sesuatu yang hidup — dengan aspek-aspek kesehariannya, dengan manifestasi sosial yang sebenarnya dari antagonisme kelas yang melekat di dalam hubungan-hubungan produksi ini, dengan bangunan atas politik borjuis yang melindungi kekuasaan kelas kapitalis, dengan ide-ide borjuis berupa kebebasan, persamaan, dst., dengan hubungan-hubungan keluarga borjuis, dsb. Sekarang jelaslah bahwa membandingkannya dengan Darwin itu benar-benar akurat: Buku Das Kapital hanyalah merupakan "ide-ide yang berbicara secara umum, tetapi saling berhubungan secara rapat dan pasti, serta memahkotai materi faktual yang menumpuk setinggi gunung Mont Blanc, namun benar-benar nyata." Dan, apabila ada orang yang pernah membaca buku Das kapital, tetapi tidak mampu melihat ide-ide yang berbicara secara umum ini, maka hal itu bukanlah merupakan kesalahan dari Marx, yang, seperti yang telah kita lihat, telah menunjukkan ide-ide ini bahkan di dalam kata pengantarnya sekali pun. Dan, itu belum semuanya, karena perbandingan semacam itu memang tepat, tidak hanya dari aspek eksternalnya (yang karena alasan tertentu yang tidak diketahui justru sangat menarik perhatian Tuan Mikhailovsky), tetapi juga dari aspek internalnya. Tepat seperti Darwin yang mengakhiri pandangan tentang spesies tumbuhan dan hewan yang tidak saling berhubungan, terjadi secara kebetulan, "diciptakan oleh Tuhan", serta kekal atau abadi, dan untuk pertama kalinya menempatkan biologi di atas dasar ilmiah mutlak dengan memantapkan ketidakkekalan dan pergantian spesies yang terjadi secara terus-menerus, demikian pulalah Marx telah mengakhiri pandangan tentang masyarakat yang merupakan kumpulan mekanis individu-individu yang mengikuti segala macam modifikasi yang sesuai dengan keinginan para penguasa (atau, apabila Anda menyukainya, yang sesuai dengan keinginan masyarakat dan pemerintahnya) dan yang muncul dan berubah secara kebetulan, dan untuk pertama kalinya menempatkan sosiologi di atas dasar ilmiah dengan memantapkan konsep tentang formasi ekonomi masyarakat sebagai jumlah keseluruhan dari hubungan-hubungan produksi tertentu, dengan memantapkan fakta bahwa perkembangan formasi seperti itu merupakan proses dari ilmu hayat.

Nah, sekarang — sejak munculnya buku Das kapital — konsepsi materialisme histori tidak lagi merupakan hipotesis, tetapi merupakan pernyataan yang telah dibuktikan secara ilmiah. Dan, sampai kita melakukan upaya lainnya untuk memberikan penjelasan ilmiah tentang fungsi dan perkembangan dari suatu formasi masyarakat tertentu — formasi masyarakat, awas, dan bukannya cara hidup rakyat atau negara tertentu, atau bahkan kelas tertentu, dst. — yaitu, upaya lainnya yang juga mampu memperkenalkan aturan ke dalam "fakta-fakta yang relevan" seperti materialisme, yang juga mampu menyajikan gambaran yang hidup dari formasi yang pasti, sambil memberinya penjelasan ilmiah secara ketat — maka pada waktu itulah konsepsi materialisme histori akan menjadi sinonim untuk ilmu pengetahuan sosial. Dengan demikian, materialisme pertama-tama bukanlah merupakan "konsepsi sejarah yang ilmiah," seperti anggapan Tuan Mikhailovsky, tetapi hanya merupakan konsepsi ilmiah darinya.

Dan sekarang, dapatkah Anda membayangkan sesuatu yang lebih lucu dari fakta tentang adanya orang yang pernah membaca buku Das Kapital tetapi tidak menemukan materialisme di dalamnya! Di mana? — tanya Tuan Mikhailovsky yang secara jujur memang dalam keadaan kebingungan.

Ia telah membaca Manifesto Komunis, tetapi tidak mampu melihat bahwa penjelasan yang diberikannya tentang berbagai sistem yang modern — baik yang menyangkut hukum, politik, keluarga, agama, maupun filsafat — adalah juga penjelasan yang materialis, dan bahkan kritik terhadap teori-teori sosialis dan komunis pun juga mencari dan menemukan akarnya dalam hubungan-hubungan produksi yang ini atau yang itu.

Ia telah membaca Kemiskinan Filsafat, tetapi tidak mampu melihat bahwa analisisnya terhadap sosiologi Proudhon itu dibuat dari sudut pandang yang materialis juga, bahwa kritik terhadap pemecahan yang dikemukakan oleh Proudhon untuk persoalan-persoalan historis yang paling beraneka-ragam itu juga didasarkan pada prinsip-prinsip materialisme, dan bahwa indikasi-indikasi dari pengarangnya sendiri tentang ke mana harus dicari data untuk memecahkan persoalan-persoalan ini juga menunjuk semuanya ke hubungan-hubungan produksi.

Ia telah membaca buku Das Kapital, tetapi tidak mampu melihat bahwa di depannya ada model analisis yang materialis dan ilmiah dari formasi masyarakat — yang paling kompleks — yaitu, model yang telah dikenal oleh semua oang dan belum diungguli oleh apa pun. Dan, di sini, ia duduk dan melatih otaknya yang kuat pada persoalan yang berat. "Dalam karya yang manakah, Marx telah menjelaskan konsepsi materialis historinya?" Siapa pun yang telah mengenal Marx pasti akan menjawab pertanyaan dengan pertanyaan yang serupa: Dalam karya yang manakah, Marx belum menjelaskan konsepsi materialis historinya? Tetapi Tuan Mikhailovsky mungkin baru akan memahami penelitian yang materialis dari Marx setelah semuanya diklasifikasi dan dibuat indeksnya sebagaimana mestinya dalam beberapa karya canggih tentang sejarah seperti karangan Kareyev yang berjudul "Materialisme Ekonomi."

Tetapi, yang paling lucu dari semuanya ini adalah bahwa Tuan Mikhailovsky telah menuduh Marx sebagai "belum membaca (Begitukah?) semua teori yang telah diketahui tentang proses historis ini." Ini benar-benar membuat orang tertawa. Berisi tentang apakah sembilan per sepuluh dari teori-teori ini? Berisi uraian yang murni, a priori, dogmatik, dan abstrak tentang apa itu masyarakat, apa itu kemajuan? dan semacamnya? (Saya sengaja mengambil contoh-contoh yang berharga di hati maupun pikiran Tuan Mikhailovsky.) Tetapi, kemudian, teori-teori seperti itu ternyata tidak berguna karena fata-fakta itu sendiri yang sebenarnya ada, juga tidak berguna karena metode dasarnya itu sendiri, dan bahkan juga karena metafisikanya yang padat dan tanpa akhir. Karena, untuk memulainya dengan menanyakan apa itu masyarakat, dan apa itu kemajuan, maka hal itu sama saja dengan memulainya pada titik akhir. Di manakah Anda akan dapat memperoleh konsepsi tentang masyarakat dan kemajuan pada umumnya apabila Anda terutama belum mempelajari sebuah formasi sosial tunggal, apabila Anda bahkan belum mampu menegakkan konsepsi ini, apabila Anda bahkan belum mampu mengadakan pendekatan terhadap investigasi faktual yang serius, yakni, suatu analisis objektif tentang hubungan-hubungan sosial dari jenis apa pun? Ini memang merupakan gejala yang paling nyata dari metafisika, dan yang dipakai oleh semua ilmu pengetahuan sebagai titik awal: Selama manusia tidak tahu bagaimana caranya mulai mempelajari fakta-fakta, maka mereka selalu mereka-reka teori umum yang a priori, yang selalu steril. Para ahli kimia metafisika, karena masih belum mampu melakukan investigasi faktual terhadap proses-proses kimia, berusaha mereka-reka teori tentang afinitas atau daya tarik-menarik kimia sebagai suatu kekuatan. Para ahli biologi metafisika berbicara tentang sifat kehidupan dan kekuatan vital. Para ahli ilmu jiwa metafisika berdebat tentang alam kejiwaan. Di sini, metode itu sendiri tidak masuk akal. Anda tidak dapat berdebat tentang alam kejiwaan tanpa menjelaskan terutama proses-proses fisiknya: Di sini, kemajuan terutama harus secara tepat meninggalkan teori-teori umum maupun uraian-uraian filosofis tentang alam kejiwaan ini, sehingga mampu melakukan studi terhadap fakta-fakta terutama tentang proses-proses fisik di atas landasan ilmiah. Oleh karena itu, tuduhan Tuan Mikhailovsky itu tepat sama dengan seorang ahli ilmu jiwa, yang telah menghabiskan seluruh masa hidupnya untuk menulis "investigasi" ke dalam alam kejiwaan (tanpa mengetahui secara tepat bagaimana caranya menjelaskan satu gejala fisik pun, bahkan yang paling sederhana pun), dan kemudian mulai menuduh seorang ahli ilmu jiwa ilmiah sebagai belum pernah meninjau semua teori yang telah diketahui tentang alam kejiwaan. Ia, ahli ilmu jiwa ilmiah itu, telah mencampakkan teori-teori tentang alam kejiwaan, dan mulai melakukan studi secara langsung pada lapisan bawah materi dari gejala fisik itu — yaitu, proses-proses syaraf — dan menghasilkan, katakan saja, sebuah analisis dan penjelasan tentang satu proses psikologis atau lebih. Dan, ahli ilmu jiwa metafisika kita pun akhirnya membaca karya ini dan memujinya: Gambaran tentang proses-proses itu dan studi tentang fakta-faktanya, katanya, memang baik; tetapi, ia belum puas. "Maafkan saya," serunya dengan perasaan meluap-luap, begitu mendengar orang di sekitarnya berbicara tentang konsepsi ilmu jiwa yang baru sama sekali dan yang dihasilkan oleh ilmuwan ini, tentang metodenya yang istimewa dalam ilmu jiwa ilmiah itu. "Maafkan saya," teriak ahli filsafat itu dengan perasaan yang panas, "dalam karya apakah metode ini dijelaskan? Mengapa karya ini 'tidak ada apa-apanya, selain fakta-fakta'? Di dalamnya, sedikit pun tidak ada jejak ulasan tentang 'semua teori filsafat alam kejiwaan yang telah diketahui.' Ini sama sekali bukan merupakan karya yang layak!"

Dengan cara yang sama, tentu saja, buku Das Kapital sama sekali bukan merupakan karya yang layak bagi seorang ahli sosilogi metafisika yang tidak menyadari sterilitas dari argumen a priori-nya tentang sifat masyarakat itu, dan yang juga tidak memahami bahwa metode-metode seperti itu, yang seharusnya dapat memberikan sumbangan pada studi dan penjelasan terhadap persoalan itu, tetapi justru hanya merupakan sindiran terhadap konsep "masyarakat" menurut ide-ide borjuis dari seorang pemilik toko berkebangsaan Inggris atau dambaan sosialis borjuis kecil dari seorang demokrat berkebangsaan Rusia — dan tidak lebih dari itu. Itulah sebabnya mengapa semua teori tentang filsafat sejarah ini muncul dan menghambur seperti buih sabun, sehingga paling banter hanya merupakan gejala dari hubungan-hubungan dan ide-ide sosial pada jamannya, dan tidak selebar helaian rambut pun mampu memajukan pemahaman manusia terhadap hubungan-hubungan sosial yang sedikit tetapi nyata itu (dan bukannya "mengharmoniskan diri dengan sifat manusia"). Dalam hal ini, langkah raksasa ke depan yang diambil oleh Marx itu secara tepat berupa pencampakan terhadap semua rgumen tentang masyarakat dan kemajuan pada umumnya, sehingga menghasilkan suatu analisis ilmiah tentang sebuah masyarakat dan sebuah kemajuan — kapitalis. Dan Tuan Mikhailovsky mempersalahkannya karena telah memulai dari titik awal, dan bukannya memulai dari titik akhir, karena telah memulainya dengan menganalisis fakta-fakta, dan bukannya dengan memberikan kesimpulan akhir, dengan melakukan studi terhadap hubungan-hubungan sosial yang telah ditentukan lebih dulu secara historis dan khusus, dan bukannya dengan teori-teori umum tentang apa saja kandungan atau isi dari hubungan-hubungan sosial ini pada umumnya! Dan ia kemudian bertanya: "Di manakah karyanya yang layak?" O, ahli sosiologi yang paling bijaksana tetapi subjektif!

Apabila ahli filsafat kita yang subjektif ini telah membatasi dirinya hanya pada kebingungannya sendiri tentang di mana, dalam karya apa, materialisme itu diperkuat dengan fakta-fakta, maka hal itu tidaklah terlalu buruk. Tetapi, meskipun kenyataannya ia bahkan tidak menemukan satu penjelasan pun, apalagi penguatan dengan fakta-fakta, tentang konsepsi materialis histori itu di mana pun (dan mungkin hanya karena ia tidak atau belum menemukannya), namun ternyata ia sudah mulai menganggap bahwa doktrin ini belum pernah dibuat atau belum pernah ada. Ia mengambil sebuah kutipan dari Blos yang kurang lebih menyebutkan bahwa Marx telah menyatakan sebuah konsepsi yang baru sama sekali tentang sejarah, dan tanpa melakukan apa pun selanjutnya yang hanya merepotkan saja, ia pun secara langsung mengatakan bahwa teori ini menyatakan telah "menjelaskan kepada umat manusia tentang masa lampaunya," telah menjelaskan "seluruh masa lampau umat manusia," dst. (Begitukah!!?) Sayangnya, semuanya ini tidak benar sama sekali! Karena teori itu hanya menyatakan telah menjelaskan organisasi sosial kapitalis, dan tidak ada yang lainnya lagi. Apabila penerapan materialisme pada analisis dan penjelasan dari satu formasi sosial itu mampu menghasilkan hasil-hasil yang begitu cemerlang, maka menjadi sangat wajarlah apabila materialisme dalam sejarah telah padam sehingga tinggal menjadi sebuah hipotesis belaka dan menjadi sebuah teori yang telah diuji secara ilmiah, dan menjadi sangat wajar pula apabila kebutuhan akan sebuah metode seperti itu juga meluas ke formasi-formasi sosial lainnya, bahkan sekali pun sebelum semuanya itu dikenai investigasi faktual secara khusus beserta analisisnya secara rinci — tepat seperti ide transformisme, yang telah dibuktikan dalam hubungannya dengan fakta yang banyak sekali jumlahnya, dan yang diperluas ke seluruh dunia biologi, meskipun belum ada kemungkinan untuk menegakkannya dengan ketepatan fakta dari transformasinya itu untuk spesies-spesies tertentu dari hewan dan tumbuh-tumbuhan tersebut. Dan tepat seperti transformisme yang sama sekali tidak menyatakan sebagai telah menjelaskan "seluruh" sejarah formasi spesies, tetapi hanya menempatkan metode-metode penjelasan ini pada dasar ilmiahnya, maka materialisme dalam sejarah pun tidak pernah menyatakan telah menjelaskan segala sesuatunya, tetapi hanya menunjukkan "satu-satunya metode yang ilmiah untuk menjelaskan sejarah" (seperti ungkapan yang digunakan oleh Marx dalam bukunya Das Kapital). (33) Oleh karena itu, orang dapat menilai betapa cerdik, serius, dan pantasnya metode-metode kontroversial yang digunakan oleh Tuan Mikhailovsky itu ketika ia untuk pertama kalinya secara keliru melukiskan Marx dengan menganggap sebagai milik materialisme dalam sejarah, baik mengenai pernyataan aneh tentang telah "dapat menjelaskan segala sesuatu," tentang telah menemukan "kunci untuk semua persoalan sejarah" (pernyataan-pernyataan yang tentu saja telah dibuktikan kesalahannya oleh Marx dengan segera dan dengan gaya yang sangat menggigit dalam "Surat"-nya (34) tentang artikel-artikel karangan Mikhailovsky), kemudian mengernyitkan wajah pada pernyataan-pernyataan yang dibuat-buatnya sendiri ini, dan, akhirnya, dengan secara akurat mengutip ide-ide Engels — secara akurat karena dalam hal ini, yang diberikan hanyalah merupakan sebuah kutipan, dan bukannya sebuah parafrase atau kutipan yang diungkapkan dengan menggunakan kata-katanya sendiri — yang kurang lebih menyatakan bahwa ekonomi politik seperti yang dipahami oleh para penganut materialis "masih harus diciptakan" dan bahwa "ilmu ekonomi seperti itu, seperti yang kita miliki sampai saat sekarang ini, nyaris secara eksklusif masih terbatas pada sejarah masyarakat kapitalis (35) — dapat menarik kesimpulan bahwa "kata-kata ini telah amat sangat menyempitkan bidang operasi materialisme ekonomi itu"! Alangkah tak terbatasnya kenaifan itu! Atau, alangkah tak terbatasnya kesombongan yang tentunya dimiliki oleh seorang laki-laki yang mengendalkan diri pada tipu-muslihat seperti itu yang berlalu tanpa diketahui! Pertama-tama, ia secara keliru melukiskan Marx, kemudian mengernyitkan wajah pada setumpuk kebohongannya sendiri, kemudian secara akurat menyitir ide-ide secara tepat — dan sekarang melakukan kelancangan dengan menyatakan bahwa semuanya itu telah menyempitkan bidang operasi materialisme ekonomi!

Jenis dan kualitas pemutarbalikan yang dilakukan oleh Tuan Mikhailovsky ini mungkin dapat dilihat dari contoh berikut ini: "Tidak ada bukti di mana pun yang menunjukkan bahwa Marx telah memperkuat semuanya itu dengan fakta-fakta" — yaitu, fondasi teori dari materialisme ekonomi itu — kata Mikhailovsky. "Memang benar, Marx dan Engels telah berpikir untuk menulis buku yang membicarakan masalah sejarah filsafat dan filsafat sejarah, dan bahkan benar-benar telah menulis satu (dalam tahun 1845-1846), tetapi belum pernah diterbitkan. (36) Engels mengatakan: 'Bagian yang telah selesai [dari buku ini] berisi penjelasan tentang konsepsi materialis histori yang hanya membuktikan betapa tidak sempurnanya pengetahuan kita tentang sejarah ekonomi pada waktu itu.' Dengan demikian," kata Tuan Mikhailovsky menyimpulkan, "butir-butir fundamental dari 'sosialisme ilmiah' dan dari teori materialisme ekonomi telah diungkapkan, dan kemudian dijelaskan dalam Manifesto, pada waktu itu ketika, sebagai salah seorang pengarang juga mengakui sendiri, bahwa mereka seara tidak baik diperlengkapi dengan ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk pekerjaan seperti itu."

Sungguh suatu cara mengkritik yang mempesona, bukan? Engels mengatakan bahwa pengetahuan mereka tentang "sejarah" ekonomi itu tidak baik, sehingga, karena alasan inilah, mereka tidak menerbitkan karya mereka tentang watak "umum" dari sejarah filsafat itu. Tuan Mikhailovsky sendiri telah memutarbalikkan hal ini untuk mengartikannya bahwa pengetahuan mereka memang tidak baik "untuk pekerjaan seperti itu", karena uraian panjang lebar tentang "butir-butir fundamental dari sosialisme ilmiah," yaitu, kritik ilmiah terhadap sistem "borjuis", sudah diberikan di dalam manifesto. Salah satu dari dua hal: yaitu, apakah Tuan Mikhailovsky tidak mampu menangkap perbedaan antara usaha merangkul seluruh filsafat sejarah, dan usaha untuk menjelaskan rezim borjuis secara ilmiah, atau ia menganggap bahwa Marx dan Engels tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengkritik ekonomi politik itu. Kalau demikian halnya, ia telah secara sangat kejam tidak memperkenalkan kepada kita dengan pandangannya tentang tidak cukupnya pengetahuan itu, dan dengan amandemen maupun tambahannya. Keputusan yang diambil oleh Marx dan Engels untuk tidak menerbitkan karya mereka tentang sejarah filsafat itu dan untuk memusatkan semua usaha mereka pada analisis ilmiah terhadap satu organisasi sosial itu hanyalah merupakan petunjuk dari sangat tingginya derajat kesadaran ilmiahnya. Sedangkan keputusan Tuan Mikhailovsky untuk memutarbalikkan hal ini dengan sedikit tambahan bahwa Marx dan Engels telah menjelaskan pandangan mereka, sementara mereka sendiri mengakui bahwa pengetahuan mereka tidak mencukupi untuk menguraikannya secara panjang lebar, semuanya itu hanyalah merupakan petunjuk akan adanya metode-metode kontroversial yang tidak membuktikan baik keintelektualannya maupun rasa kesopansantunannya.

Berikut ini adalah contoh lainnya: "Banyak yang telah dilakukan oleh kawan akrab dan terpercaya Marx, yaitu Engels, untuk memperkuat dengan fakta-fakta materialisme ekonomi itu sebagai sebuah teori sejarah," kata Tuan Mikhailovsky. "Ia telah menulis sebuah karya sejarah yang istimewa, yaitu, Asal-Usul Keluarga, Hak Milik Perseorangan dan Negara yang dipandang dari sudut (im Anschluss) Riset-Riset Morgan. 'Anschluss' ini memang benar-benar menonjol. Buku Amerika Morgan itu memang muncul bertahun-tahun setelah Marx dan Engels mengumumkan prinsip-prinsip materialisme ekonomi yang seluruhnya bebas darinya." Dan kemudian, kata Mikhailovsky, "kaum materialis ekonomi telah mengaitkan diri mereka" dengan buku ini. Lagi pula, karena tidak ada perjuangan kelas di jaman pra-sejarah, maka mereka pun memperkenalkan sebuah "amandemen" pada rumusan konsepsi materialis histori itu untuk menunjukkan bahwa, selain produksi nilai materi, faktor yang juga menentukan itu adalah produksi manusia itu sendiri, yaitu, prokreasi  (perihal memberikan keturunan atau perihal menjadi ayah), yang memainkan peranan utama di jaman primitif, ketika produktivitas kerja masih sangat terbelakang.

Engels mengatakan bahwa "jasa yang paling besar dari Morgan itu terletak pada keberhasilannya . . . menemukan di dalam kelompok-kelompok yang didasarkan pada ikatan keluarga dari orang-orang Indian Amerika Utara itu kunci untuk memecahkan teka-teki yang paling penting, namun sampai sekarang belum juga terpecahkan, baik dalam sejarah Jerman, Romawi, maupun Yunani kuno." (37)

"Dan, dengan demikian," kata Tuan Mikhailovsky dalam hubungan ini, "pada akhir tahun 40-an, konsepsi sejarah yang benar-benar ilmiah dan sama sekali baru pun ditemukan dan diumumkan. Dan, itu dilakukan untuk ilmu pengetahuan sejarah, seperti yang dilakukan oleh teori Darwin untuk biologi, ilmu hayat, atau ilmu hayat modern." Hanya saja, konsepsi ini — demikian kata Tuan Mikhailovsky mengulanginya sekali lagi — tidak pernah diperkuat secara ilmiah dengan fakta-fakta. "Tidak hanya tidak pernah diuji di medan materi faktual yang luas dan bervariasi" (Ingat! Das Kapital ia nyatakan sebagai karya yang "tidak layak": Karena hanya berisi fakta-fakta dan investigasi yang sangat teliti!), "tetapi bahkan juga tidak diberi motivasi yang mencukupi setidak-tidaknya oleh sebuah kritik maupun tidak adanya sistem-sistem filsafat sejarah lainnya." Buku karangan Engels — Herrn E. Dührings Umwälzung der Wissenschaft (Revolusi dalam Ilmu Pengetahuan karangan Herr Eugen Dühring (Anti-Dühring ). --Ed.) — "hanya menunjukkan usaha-usaha pintar dan lucu yang dilakukan secara sambil lalu," dan, oleh karena itu, Tuan Mikhailovsky menganggapnya mungkin untuk mengabaikan sama sekali tumpukan persoalan penting yang dibicarakan dalam karya itu, meskipun dalam kenyataannya "usaha-usaha yang pintar dan lucu" itu secara sangat pintar dan lucu juga telah menunjukkan kosongnya para ahli sosiologi yang telah "memulainya dengan utopia," dan meskipun dalam kenyataannya karya ini berisi kritik yang sangat rinci tentang "teori kekuatan," yang menyatakan bahwa sistem hukum dan politik itu menentukan sistem ekonomi, sehingga, dengan demikian, secara bersemangat harus dimiliki oleh orang baik-baik yang menulis dalam Russkoye Bogatstvo itu. (utopia = khayalan) Tentu saja, hal itu jauh lebih mudah, bukan(?), untuk mengucapkan beberapa ungkapan yang tidak ada artinya tentang sebuah karya daripada melakukan penelitian serius bahkan terhadap salah satu dari banyak persoalan yang secara materialistis dipecahkan di dalamnya. Dan, juga, akan cukup aman, bagi penyensor yang mungkin tidak akan pernah meloloskan terjemahan buku itu, dan Tuan Mikhailovsky mungkin, tanpa harus takut pada filsafat subjektifnya, dapat menyebutnya sebuah buku yang pintar dan lucu.

Yang lebih karakteristik dan mendatangkan perbaikan atau kemajuan (seperti ilustrasi pada peribahasa yang mengatakan bahwa manusia diberi lidah untuk menyembunyikan pikiran-pikirannya — atau untuk meminjam kekosongan bentuk pikiran) adalah komentar-komentarnya tentang buku Marx, Das Kapital: "Memang ada halaman-halaman yang cemerlang tentang sejarah dalam buku Marx, Das Kapital, tetapi" (Alangkah menakjubakannya kata "tetapi" itu! Ini bukanlah kata "tetapi" biasa, seperti kata Prancis "mais" yang terkenal itu, dan yang diterjemahkan ke dalam bahwa Rusia dengan arti "telinga itu tidak pernah tumbuh lebih tinggi daripada dahi") "karena maksud yang sebenarnya dari buku itu, maka halaman-halaman itu ditujukan hanya untuk satu jangka waktu sejarah tertentu, sehingga tidak terlalu menegaskan masalah yang mendasar dari materialisme ekonomi itu sebagai sentuhan sederhana pada aspek ekonomi dari sebuah kelompok gejala sejarah tertentu." Dengan kata lain, Das Kapital — yang ditujukan hanya untuk studi masyarakat kapitalis saja — telah memberikan analisis materialis tentang masyarakat itu beserta bangunan atasnya, "tetapi" Tuan Mikhailovsky lebih suka melewati atau tidak mempedulikan analisis ini. Buku ini, tidakkah Anda melihat, hanya membicarakan "satu" jangka waktu, sementara dia, Tuan Mikhailovsky, ingin mencakup semua jangka waktu, dan untuk mencakup semuanya dengan cara tertentu agar supaya tidak membicarakannya hanya pada salah satu dari semua jangka waktu itu secara khusus. Tentu saja, hanya ada satu cara untuk mencapai tujuan ini — yaitu, dengan mencakup semua jangka waktu tanpa secara praktis membicarakannya hanya pada salah satu dari semua jangka waktu itu, dan, tegasnya, hanya dengan menyebutkan tempat-tempat dan ungkapan-ungkapan yang  umum, "cemerlang", dan kosong. Sehingga tidak ada orang yang dapat membandingkannya dengan Tuan Mikhailovsky dalam hal seni melenyapkan materi dengan ungkapan-ungkapan. Tampaknya tidak ada gunanya (secara terpisah) membicarakan investigasi yang dilakukan oleh Marx karena dia, Marx, "tidak terlalu menegaskan masalah yang mendasar dari materialisme ekonomi itu sebagai sentuhan sederhana pada aspek ekonomi dari sebuah kelompok gejala sejarah tertentu." Alangkah berbobotnya pernyataannya ini! "Tidak menegaskan," tetapi "hanya menyentuh saja"! Betapa mudahnya mengaburkan suatu masalah dengan berdagang ungkapan! Misalnya, ketika Marx secara berulang-ulang menunjukkan bagaimana persamaan sipil, kontrak bebas, dan prinsip-prinsip yang serupa dari negara yang diperintah berdasarkan hukum itu didasarkan pada hubungan-hubungan di antara para produsen komoditi — apa itu? Apakah dengan demikian ia menegaskan materialismenya, atau "hanya" menyentuhnya. Dengan kesederhanaannya yang karakteristik, ahli filsafat kita menghindari menjawab substansi materinya dan langsung menarik kesimpulan dari "usahanya yang pintar dan lucu" untuk berbicara secara cemerlang dan tidak mengatakan apa pun.

"Tidak mengherankan," kata kesimpulan itu, "kalau 40 tahun setelah diumumkannya teori yang menyatakan dapat menjelaskan sejarah dunia, di mana teka-teki sejarah Jerman, Romawi, dan Yunani kuno masih belum terpecahkan, dan kunci untuk teka-teki ini telah disediakan, pertama-tama, oleh seseorang yang mutlak tidak punya hubungan dengan teori ekonomi materialisme, dan tidak tahu apa-apa tentang hal itu, dan, kedua, dengan bantuan sebuah faktor yang bukan ekonomi. Kesan yang agak mentertawakan itu dihasilkan oleh istilah 'produksi manusia itu sendiri,' yaitu, prokreasi, yang disambut hangat oleh Engels untuk mempertahankan sekurang-kurangnya hubungan verbal dengan formula dasar dari materialisme ekonomi itu. Meskipun demikian, ia harus mengakui bahwa selama berabad-abad, kehidupan manusia tidak berjalan sesuai dengan formula ini." Metode kontroversial Anda ini benar-benar merupakan suatu "keajaiban," Tuan Mikhailovsky. Teori itu menyatakan bahwa untuk "menjelaskan" sejarah, orang harus mencari fondasi dalam hubungan sosial yang bersifat materi, dan bukannya yang bersifat ideologi. Sehingga, tidak adanya materi faktual membuatnya tidak mungkin untuk menerapkan metode ini pada sebuah analisis dari gejala tertentu yang sangat penting dalam sejarah Eropa kuno itu — misalnya, tentang organisasi suku bangsa primitif (38) — yang akibatnya masih menjadi teka-teki [Di sini, juga, Tuan Mikhailovsky tidak melewatkan kesempatan untuk mengerutkan wajah, katanya, apa yang Anda maksud dengan — konsepsi yang ilmiah tentang sejarah, tetapi sejarah purba masih tetap menjadi teka-teki! Tuan Mikhailovsky kemudian mengambil sebuah textbook, dan Anda akan menemukan bahwa persoalan organisasi suku bangsa primitif merupakan persoalan yang paling sulit, dan telah menimbulkan sejumlah teori untuk menjelaskannya - Lenin]. Tetapi kemudian, kayanya materi yang dikumpulkan oleh Morgan di Amerika membuatnya mampu untuk menganalisis sifat organisasi suku bangsa primitif itu, sehingga ia sampai pada kesimpulan bahwa penjelasannya harus dicari bukan pada hubungan yang bersifat ideologi (seperti, hubungan hukum maupun agama), tetapi pada hubungan yang bersifat materi. Jelaslah bahwa fakta ini merupakan penegasan yang cemerlang dari metode materialis, dan tidak lebih dari itu. Dan apabila Tuan Mikhailovsky melemparkan teguran pada doktrin ini bahwa, pertama-tama, kunci ke teka-teki sejarah yang sangat sulit itu ternyata ditemukan oleh orang "yang sama sekali tidak punya hubungan" dengan teori materialisme ekonomi, maka orang hanya akan menjadi bertanya-tanya tentang seberapa jauh orang tidak dapat membedakan antara apa yang menolongnya dan yang memukulnya. Kedua — kata ahli filsafat kita — prokreasi adalah bukan faktor ekonomi. Tetapi, di mana Anda membaca di dalam karya-karya Marx atau Engels bahwa karya-karya itu harus berbicara tentang materialisme ekonomi? Ketika mereka melukiskan pandangan dunia mereka, mereka hanya menyebutnya materialisme saja. Ide dasar mereka (yang secara sangat pasti dinyatakan, misalnya, dalam kutipan dari karya Marx seperti yang tersebut di atas) adalah bahwa hubungan sosial itu dapat bersifat materi maupun ideologi. Yang belakangan ini (yang bersifat ideologi) hanya merupakan bangunan atas yang berdiri di atas yang di muka (yang bersifat materi), yang mengambil bentuk kebebasan kehendak dan kesadaran manusia sebagai (akibat dari) bentuk kegiatan manusia untuk mempertahankan keberadaannya. Sedangkan penjelasan tentang bentuk hukum dan politiknya — kata Marx dalam tulisannya seperti yang dikutip di atas — harus dicari dalam "kondisi yang bersifat materi dari kehidupan itu." Tuan Mikhailovsky tentunya tidak menganggap bahwa hubungan prokreasi itu merupakan hubungan yang bersifat ideologi, bukan? Penjelasan yang diberikan oleh Tuan Mikhailovsky dalam hubungan ini memang sangat karakteristik sehingga pantas untuk selalu dipikirkan. "Seberapa pun banyaknya kita melatih akal atau kecerdikan kita pada persoalan 'prokreasi' ini," katanya, "dan berusaha untuk memantapkan sekurang-kurangnya hubungan verbal antara prokreasi dan materialisme ekonomi, seberapa pun banyaknya prokreasi mungkin jalin-menjalin dalam jaringan yang kompleks dari gejala kehidupan sosial dengan yang lainnya, termasuk gejala ekonomi, tetapi prokreasi tetap saja mempunyai akarnya sendiri, baik yang bersifat fisiologi maupun kejiwaan." (Apakah itu berarti bahwa Anda, Tuan Mikhailovsky, sedang memberi tahu bayi-bayi dan anak-anak yang sedang menyusu bahwa prokreasi itu memiliki akar fisiologi?) "Dan ini mengingatkan kita bahwa para teoritisi materialisme ekonomi telah gagal menyelesaikan persoalan yang tidak menyenangkan, tidak hanya yang menyangkut sejarah, tetapi juga psikologi. Sehingga jelaslah bahwa ikatan-ikatan suku bangsa primitif telah kehilangan maknanya dalam sejarah negara-negara yang beradab, meskipun hali ni nyaris tidak dapat dikatakan dengan kepastian yang sama tentang hubungan seksual dan hubungan keluarga secara langsung ini. Tentu saja, semuanya itu dapat mengalami perubahan yang besar akibat tekanan kehidupan yang pada umumnya semakin kompleks. Tetapi dengan keterampilan dialektis tertentu, kemungkinan dapat ditunjukkan bahwa tidak hanya hubungan hukum, tetapi juga hubungan ekonomi itu sendiri sudah merupakan 'bangunan atas' yang berdiri di atas hubungan seksual dan hubungan keluarga ini. Kita memang tidak akan membicarakan hal ini secara panjang lebar lagi. Tetapi, meskipun demikian, kita sekurang-kurangnya akan menunjukkan institusi atau lembaga yang berkaitan dengan harta warisan itu."

Akhirnya, ahli filsafat kita cukup beruntung karena meninggalkan daerah kosong berupa dagang ungkapan [Sesungguhnya, dengan nama apakah orang dapat menyebut alat yang dapat dipakai untuk menuduh kaum materialis sebagai tidak dapat menyelesaikan persoalan yang sulit dengan orang lain tentang sejarah, tetapi, tanpa usaha yang dilakukan untuk meneliti satu saja dari penjelasan secara materialis yang banyak sekali itu tentang berbagai persoalan sejarah yang diberikan oleh kaum materialis? — atau yang dapat dipakai untuk membuat pernyataan bahwa kita mestinya dapat membuktikannya tetapi kita tidak akan mempedulikannya? - Lenin] dan melakukan pendekatan pada fakta-fakta, yaitu fakta-fakta tertentu, yang dapat diuji kebenarannya dan membuatnya tidak mudah untuk "membodohi" orang lain tentang intisari dari persoalan itu. Selanjutnya, marilah kita lihat bagaimana pengkritik kita terhadap Marx itu menunjukkan bahwa institusi harta warisan itu merupakan bangunan atas yang berdiri di atas hubungan seksual dan hubungan keluarga. "Apakah yang diteruskan oleh harta warisan itu," kata Tuan Mikhailovsky, "tidak lain adalah produk-produk dari produksi ekonomi" ("produk-produk dari produksi ekonomi"!! Alangkah hebat melek hurufnya! Alangkah nyaring dan mengesankannya! Alangkah anggun bahasanya!) "dan institusi harta warisan itu sendiri sedikit banyak ditentukan oleh fakta berupa persaingan ekonomi. Meskipun demikian, yang pertama, nilai-nilai bukan materi juga diteruskan dalam harta warisan — seperti dinyatakan dalam tanggung jawabnya untuk mendidik anak-anak yang sesuai dengan jiwa dari ayah-ayah mereka." Dengan demikian, pendidikan anak-anak ini merupakan bagian dari institusi harta warisan! Sebagai misal, Hukum Perdata Rusia berisi klausul yang mengatakan bahwa "orang tua harus berusaha melalui pendidikan di rumah untuk mendidik moral mereka" (yaitu, moral anak-anaknya) "dan untuk mempercepat apa yang menjadi tujuan pemerintah." Inikah yang disebut institusi harta warisan oleh ahli filasafat kita? — "dan, yang kedua, bahkan dengan membatasi diri kita sendiri hanya pada masalah ekonomi, apabila institusi harta warisan itu tidak dapat dibayangkan tanpa produk-produk dari produksi yang diteruskan melalui warisan, maka hal itu juga tidak akan dapat dipikirkan tanpa produk-produk 'prokreasi,' tanpa itu semua, dan tanpa psikologi yang intens dan kompleks, yang langsung melekat pada semuanya itu." (Perhatikan bahasa psikologi yang kompleks "yang melekat pada" produk-produk prokreasi! Ini benar-benar indah sekali!) Dan dengan demikian, institusi harta warisan ini merupakan bangunan atas yang berdiri di atas hubungan seksual dan hubungan keluarga, karena harta warisan tidak dapat dibayangkan tanpa prokreasi! Mengapa, karena hal ini merupakan penemuan di Amerika yang dapat diuji kebenarannya! Sampai sekarang, semua orang percaya bahwa prokreasi dapat menjelaskan institusi harta warisan, tepat seperti perlunya makan yang dapat menjelaskan institusi hak milik. Sampai sekarang, semua orang mengira bahwa apabila, misalnya, di jaman ketika sistem feodal (39) masih berjaya di Rusia, tanah tidak dapat diwariskan (karena dianggap sebagai hak milik bersyarat), maka penjelasannya harus dicari dalam kekhususan yang ada dalam organisasi sosial pada waktu itu. Dalam hal ini, Tuan Mikhailovsky mungkin beranggapan bahwa penjelasan tentang persoalan itu hanyalah merupakan masalah psikologi yang melekat pada produk-produk prokreasi dari para pemilik tanah feodal pada waktu itu dan yang dibedakan oleh kompleksitas yang tidak mencukupi.

Cakarlah "sahabat rakyat" itu, untuk membuka kedoknya — demikianlah yang mungkin dapat kita katakan, dengan menyitir peribahasa yang terkenal itu, tetapi dengan menggunakan kata-kata kita sendiri — sehingga Anda akan melihat wajah borjuasi yang sebenarnya. Sesungguhnyalah, makna lain apa lagi yang dapat melekat pada pikiran Tuan Mikhailovsky tentang hubungan antara institusi harta warisan dan pendidikan anak-anak, psikologi prokreasi, dst., selain menunjukkan bahwa institusi harta warisan itu tepat sama-sama kekalnya, pentingnya, dan sucinya dengan pendidikan anak-anak? Sesungguhnyalah, Tuan Mikhailovsky telah berusaha untuk membiarkan dirinya sendiri meninggalkan sebuah kelemahan dengan menyatakan bahwa "institusi harta warisan itu sedikit banyak telah ditentukan oleh fakta berupa persaingan ekonomi," meskipun hal itu hanyalah suatu upaya untuk menghindar dari keharusan memberikan jawaban yang pasti terhadap persoalan itu, dan sekaligus merupakan usaha yang sia-sia dalam masalah itu. Bagaimana mungkin kita dapat memberikan pendapat kita tentang pernyataan ini apabila kita tidak diberi tahu dengan satu patah kata pun tentang seberapa besar tepatnya "derajat tertentu" dari ketergantungan harta warisan itu pada persaingan tersebut, dan apabila sama sekali tidak ada penjelasan yang diberikan tentang apa yang sesungguhnya dapat menimbulkan hubungan antara persaingan dan institusi harta warisan itu? Sesungguhnya, institusi harta warisan itu merupakan pembenaran terhadap keberadaan hak milik perseorangan, dan yang belakangan ini (hak milik perseorangan) baru muncul setelah adanya tukar-menukar. Dalam hal ini, basisnya ada di dalam spesialisasi kerja sosial tahap awal yang sudah ada beserta pemindahan hak milik produk-produknya melalui pasar. Dengan demikian, selama semua anggota masyarakat primitif dari suku bangsa Indian Amerika sama-sama memproduksi semua barang yang mereka perlukan, maka hak milik perseorangan itu tidak mungkin ada. Tetapi, ketika pembagian kerja menyerbu masyarakat itu, maka para anggotanya pun, secara individual, mulai terlibat dalam produksi satu barang saja, dan menjualnya ke pasar, sehingga isolasi material dari para produsen komoditi ini mendapatkan tempatnya dalam institusi hak milik perseorangan. Baik hak milik perseorangan maupun harta warisan ini dapat dikategorikan sebagai tatanan sosial di mana keluarga-keluarga kecil (monogami), yang terpisah sudah terbentuk, dan tukar-menukar pun sudah mulai berkembang. Dalam hal ini, contoh dari Tuan Mikhailovsky pun secara tepat telah membuktikan apa yang justru berlawanan dengan yang ingin ia buktikan.

Tuan Mikhailovsky memberikan pula rujukan fakta lainnya — dan ini juga merupakan sesuatu yang berharga dalam caranya sendiri! "Mengenai ikatan-ikatan suku bangsa yang masih primitif," katanya, sambil melanjutkan untuk meluruskan materialisme itu, "sesungguhnyalah, ikatan-ikatan itu menjadi semakin melemah di dalam sejarah bangsa-bangsa yang beradab, yang sebagian karena pancaran pengaruh bentuk-bentuk produksi" (yang merupakan dalih lainnya, hanya saja, kali ini masih lebih jelas. Sesungguhnya, bentuk-bentuk produksi apakah yang dimaksud di sini? Benar-benar sebuah ungkapan yang kosong!), "tetapi, yang sebagian lagi, karena ikatan-ikatan itu menjadi semakin larut dalam generalisasi dan kelanjutan perkembangannya sendiri — yang berupa ikatan-ikatan nasional atau ikatan-ikatan kebangsaan." Sehingga dengan demikian, ikatan-ikatan kebangsaan merupakan generalisasi dan kelanjutan perkembangan dari ikatan-ikatan suku bangsa yang masih primitif itu! Jelaslah di sini bahwa ide-ide Tuan Mikhailovsky tentang sejarah masyarakat itu meminjam dari dongeng-dongeng yang diajarkan pada anak-anak sekolah. Sejarah masyarakat itu — demikianlah bunyi peribahasa dari buku pegangan ini — pada mulanya merupakan keluarga, yang menjadi inti dari masyarakatnya, [Ini adalah ide yang murni borjuis: Keluarga kecil yang terpisah ini hanya dapat menjadi dominan di bawah rezim borjuis, dan sama sekali tidak ada di jaman pra-sejarah. Tidak ada yang lebih khas borjuisnya daripada penerapan ciri-ciri dari sistem modern ke segala jaman dan bangsa. - Lenin] kemudian — kita diberi tahu — keluarga itu berkembang menjadi suku bangsa, dan suku bangsa berkembang menjadi negara. Apabila Tuan Mikhailovsky dengan air muka yang sungguh-sungguh mengulang-ulang omong kosong yang kekanak-kanakan ini, maka hal ini hanyalah menunjukkan — selain dari apa pun lainnya — bahwa ia belum paham sedikit pun tentang arus yang terjadi bahkan dalam sejarah Rusia sekali pun. Sementara orang mungkin dapat berbicara tentang kehidupan suku bangsa yang masih primitif di Rusia purba, tetapi tidak dapat disangsikan lagi bahwa pada Jaman Pertengahan, yakni di jaman para kaisar Moskow, ikatan-ikatan suku bangsa yang masih primitif itu sudah tidak ada lagi. Dengan kata lain, negara itu berdiri di atas dasar hubungan-hubungan yang sudah tidak primitif lagi. Karena, biara dan tuan tanah setempat telah memperbudak petani dari berbagai tempat, sehingga dengan demikian, masyarakat yang terbentuk pun murni merupakan hubungan-hubungan kewilayahan. meskipun demikian, orang nyaris tidak dapat berbicara tentang ikatan-ikatan kebangsaaan dalam arti yang sebenarnya pada waktu itu: Karena negara terpecah menjadi "tanah-tanah" yang terpisah, yang kadang-kadang bahkan menjadi kerajaan-kerajaan kecil, yang melestarikan tanda-tanda yang kuat dari pemerintahan sebelumnya, dengan berbagai keistimewaan administrasinya, yang kadang-kadang juga dengan tentaranya sendiri (para bangsawan setempat pergi berperang dengan mengepalai pasukannya sendiri), dengan batas tarifnya sendiri, dst. Baru, setelah jaman modern, sejarah Rusia (kira-kira sejak abad ke-17) bercirikan penyatuan yang sebenarnya dari seluruh daerah, tanah, dan kerajaan kecil itu, menjadi satu kesatuan yang utuh. Penyatuan ini, yang paling dihargai oleh Tuan Mikhailovsky, tidak ditimbulkan oleh ikatan-ikatan primitif, dan bahkan juga bukan oleh generalisasi dan kelanjutan perkembangannya: Tetapi, penyatuan itu ditimbulkan oleh pertukaran antar daerah yang semakin meningkat, oleh sirkulasi komoditi yang lambat laun semakin berkembang, dan juga oleh pemusatan pasar-pasar kecil setempat ke satu pasar tunggal untuk seluruh Rusia. Oleh karena para pemimpin dan para majikan dalam proses ini merupakan para kapitalis pedagang, maka penciptaan ikatan kebangsaan itu tidak lebih dari penciptaan ikatan borjuis. Dengan kedua rujukan faktanya ini berarti Tuan Mikhailovsky hanya memukul dirinya sendiri dan tidak memberi apa-apa kepada kita kecuali contoh-contoh dari kedangkalan borjuis. Ya, "kedangkalan," karena ia menjelaskan institusi harta warisan melalui prokreasi dan psikologinya, dan menjelaskan kebangsaan dengan ikatan-ikatan primitif. Dan, "borjuis," karena ia memakai kategori dan bangunan atas dari satu formasi sosial yang secara historis sudah pasti (yang didasarkan pada tukar-menukar) untuk kategori yang sama-sama umum dan kekalnya dengan pendidikan anak-anak dan ikatan-ikatan seksual "secara langsung."

Di sini, yang sangat karakteristik itu menunjukkan bahwa segera setelah ahli filsafat kita berusaha untuk berjalan dari ungkapan-ungkapan ke fakta-fakta konkret, maka ia pun menjadi kacau balau. Dan tampaknya, ia merasa menjadi sangat lega ada di tempat yang tidak terlalu bersih ini: Di sanalah ia duduk, bersolek sambil menepuk-nepuk semua kotoran yang ada di sekitarnya. Ia ingin, misalnya, membuktikan kesalahan tesis yang menyatakan bahwa sejarah itu merupakan rangkaian peristiwa dari perjuangan kelas, sehingga dengan demikian, ia menyatakan dengan wajah yang serius bahwa hal ini merupakan sesuatu yang "ekstrem," katanya: Asosiasi Kaum Pekerja Internasionale, (40) yang dibentuk oleh Marx dan diorganisir dengan tujuan perjuangan kelas, tidak dapat mencegah para pekerja Jerman dan Prancis untuk saling merampok dan saling memotong leher mereka masing-masing" — yaitu, sesuatu, katanya, yang membuktikan bahwa materialisme belum dapat menyelesaikan persoalannya yang tidak mengenakkan dengan orang lain, yang berupa "hantu kebencian dan kesia-siaan yang bernama rasa kebangsaan itu." Pernyataan seperti itu jelas-jelas menunjukkan kegagalan total dari pengkritik tersebut dalam pemahamannya bahwa kepentingan yang paling nyata dari borjuasi yang bergerak di bidang industri dan perdagangan itulah sebenarnya yang merupakan dasar utama dari kebencian ini, dan berbicara tentang rasa kebangsaan sebagai faktor independen hanyalah untuk mengaburkan inti persoalannya. Kebetulan, kita sudah melihat seperti apa ide yang berbobot dari ahli filsafat kita tentang rasa kebangsaan itu. Dengan demikian, Tuan Mikhailovsky tidak dapat merujuk ke Internasionale, kecuali dengan ironinya Burenin. (41) "Marx adalah pimpinan Asosiasi Kaum Pekerja Internasionale, yang, sesungguhnya, telah hancur berkeping-keping, tetapi akhirnya bangkit lagi." Tentu saja, apabila 'nec plus ultra' dari solidaritas internasional itu dipandang dari sistem tukar-menukar yang "adil", dan yang dibicarakan secara panjang lebar oleh penulis catatan dalam negeri itu dengan kedangkalan selera yang rendah dalam majalahnya Russkoye Bogatstvo No. 2, dan apabila tidak dipahami bahwa tukar-menukar itu, baik adil maupun tidak adil, selalu mengandaikan dan mencakup kekuasaan borjuasi, dan bahwa berhentinya konflik internasional tidak mungkin terjadi kecuali apabila organisasi ekonomi yang didasarkan pada tukar-menukar itu dihancurkan, maka pada waktu itulah akan dapat dipahami bahwa seharusnya tidak akan ada apa-apa kecuali sinisme terhadap Internasionale itu. Dan, pada waktu itu pulalah, orang akan dapat memahami mengapa Tuan Mikhailovsky tidak mampu menangkap kebenaran yang sederhana bahwa tidak ada jalan lain dalam memerangi kebencian nasional ini selain dengan mengorganisir dan menyatukan kelas tertindas untuk berjuang melawan kelas penindas dalam setiap negara secara terpisah, selain dengan menyatukan organisasi-organisasi yang bersifat nasional seperti itu ke dalam satu tentara kelas pekerja secara internasional yang bersifat tunggal untuk memerangi modal atau kapital yang bersifat internasional. Mengenai pernyataan bahwa Internasionale tidak mampu mencegah para pekerja saling memotong leher masing-masing, maka hal itu sudah cukup untuk mengingatkan Tuan Mikhailovsky tentang peristiwa Komune Paris, yang menunjukkan sikap sejati dari proletariat yang terorganisir kepada kelas-kelas penguasa yang terlibat dalam perang.

Yang sangat memuakkan dari semua polemik dengan Tuan Mikhailovsky ini adalah metode-metode yang ia gunakan. Apabila ia kecewa dengan taktik Internasionale, apabila ia tidak setuju dengan ide-ide yang dianut oleh para pekerja Eropa dalam mengorganisir diri, maka silakan saja untuk mengkritik mereka secara terang-terangan dan terbuka, dan sekaligus menjelaskan idenya tentang taktik-taktik yang lebih bijaksana serta pandangan-pandangan yang lebih benar. Tetapi ternyata sampai sekarang tidak ada keberatan yang diajukan secara jelas dan pasti, dan semua yang kami peroleh hanya merupakan ejekan-ejekan kasar dan tidak masuk akal yang disebarkan di mana-mana di tengah kekacauan para penjual ungkapan. Lalu, apakah yang dapat dilakukan orang selain menyebut semuanya ini sebagai kotoran, terutama apabila kita ingat bahwa mempertahankan ide dan taktik Internasionale secara resmi tidak diijinkan di Rusia? Yang seperti itulah metode-metode yang digunakan oleh Tuan Mikhailovsky ketika ia berdebat dengan kaum Marxis Rusia: Karena tidak mau repot-repot merumuskan satu tesis pun secara bersungguh-sungguh dan akurat, sehingga dapat membuatnya menjadi sasaran kritik yang langsung dan pasti, maka ia pun lebih suka terikat pada bagian-bagian dari argumen-argumen Marxis yang kebetulan pernah ia dengar dan ia campur adukkan. Cobalah Anda nilai sendiri yang berikut ini: "Marx memang terlalu cerdas dan terlalu pandai untuk memikirkan bahwa dialah yang menemukan ide tentang keharusan sejarah dan ide tentang penyesuaian dengan hukum gejala sosial . . . Anak tangga yang paling bawah" (dari tangga Marxis) [Mengenai istilah yang tidak ada artinya ini, perlulah dinyatakan bahwa Mikhailovsky telah memberikan tempat khusus kepada Marx (yang terlalu cerdas dan terlalu pandai bagi pengkritik kita sehingga ia tidak mampu mengkritik bagian mana pun dari dalil-dalilnya, baik secara langsung maupun secara terbuka), yang setelah itu ia menempatkan Engels ("tidak dengan otak yang sekreatif itu"), selanjutnya — orang-orang yang sedikit banyak lebih independen, seperti Kautsky — dan kemudian orang-orang Marxis lainnya. Ya, dapatkah klasifikasi semacam itu memiliki nilai apa pun yang serius? Apabila pengkritik ini sudah puas dengan orang-orang yang telah mempopulerkan Marx, lalu, apa yang membuatnya tidak dapat mengoreksi mereka berdasarkan ajaran Marx? Tentu saja, ia bukanlah orang yang semacam itu. Karena, ia jelas-jelas sudah bermaksud untuk berlaku pintar dan lucu — hanya saja, kepintaran dan kelucuannya itu gagal sama sekali. - Lenin] "tidak tahu hal ini" (bahwa "ide tentang keharusan sejarah ini bukanlah sesuatu yang baru, yang dibuat, atau ditemukan oleh Marx, tetapi sudah merupakan kebenaran yang telah lama ditegakkan"), "atau, sekurang-kurangnya, mereka hanya mempunyai ide yang samar-samar tentang usaha intelektual selama berabad-abad dan energi yang dihabiskan untuk menegakkan kebenaran ini."

Tentu saja, pernyataan-pernyataan semacam ini mungkin dapat memberikan kesan pada orang yang baru mendengar Marxisme untuk pertama kalinya, dan dalam kasus seperti itu, tujuan dari pengkritik ini mungkin dengan mudah dapat dicapai, yaitu, untuk mencampuradukkan, mencela, dan "mengalahkan" (katanya, yakni, kata yang digunakan dalam artikel-artikel Tuan Mikhailovsky dari para penulis untuk majalah Russkoye Bogatstvo). Padahal, siapa pun yang memiliki pengetahuan tentang Marx, walaupun hanya sedikit, pasti akan segera melihat kepura-puraan dan kepalsuan yang sebenarnya dari metode-metode seperti itu. Orang mungkin tidak sepakat dengan Marx, tetapi orang tidak dapat menyangkal bahwa ia telah merumuskan dengan ketepatan yang paling tinggi semua pandangannya yang merupakan "sesuatu yang baru" dalam hubungannya dengan orang-orang sosialis sebelumnya. Sesuatu yang baru itu menunjukkan adanya fakta tentang orang-orang sosialis sebelumnya yang beranggapan bahwa untuk memperkuat pandangan mereka itu cukup dengan menunjukkan penindasan yang dialami oleh massa rakyat di bawah rezim yang ada, dengan menunjukkan superioritas sistem yang membuat semua orang akan dapat menerima apa yang telah ia hasilkan, dengan menunjukkan bahwa sistem yang ideal ini harmonis dengan "sifat manusia," dengan konsepsi kehidupan moral dan rasional, dst. Sedangkan Marx justru menganggapnya tidak mungkin untuk berpuas diri dengan sosialisme seperti itu. Ia bahkan tidak membatasi dirinya hanya dengan melukiskan sistem yang ada, dengan menilainya dan mengutuknya, tetapi ia juga memberikan penjelasan secara ilmiah tentang hal itu, dengan mereduksi sistem yang ada, yang berbeda di negara-negara Eropa dan non Eropa yang berlain-lainan itu, dengan basis yang sama — yaitu, formasi masyarakat kapitalis, termasuk hukum tentang fungsi dan perkembangan yang ia analisis secara objektif (ia menunjukkan keharusan adanya eksploitasi di bawah sistem itu). Dan, dengan cara yang tepat sama, ia menganggap tidak mungkin untuk berpuas diri dengan hanya menilai bahwa sistem sosialis itu harmonis dengan sifat manusia, seperti yang dinyatakan oleh orang-orang besar penganut sosialis utopia itu beserta para peniru mereka yang bobrok, yaitu, para ahli sosiologi yang subjektif itu. (utopia = khayalan) Dengan analisis objektif yang sama terhadap sistem kapitalis ini, ia membuktikan adanya keharusan untuk terjadinya transformasi ke sistem sosialis. (Sesungguhnya, mengenai bagaimana ia membuktikan hal ini, dan bagaimana Tuan Mikhailovsky merasa berkeberatan akan hal ini, semuanya itu merupakan sesuatu yang masih akan kita sebut-sebut lagi di belakang nanti.) Itulah sumber rujukan tentang keharusan yang sering kali harus dihadapi di kalangan orang-orang Marxis. Distorsi atau pemutarbalikan yang diperkenalkan oleh Tuan Mikhailovsky ke dalam persoalan itu sudah jelas: yaitu, ia menghilangkan seluruh kandungan fakta dari teori itu, seluruh intisarinya, dan mengemukakan persoalan itu seolah-olah seluruh teori itu hanya berisi satu kata, yaitu "keharusan" ("tentu saja, orang tidak dapat merujuk pada kata ini saja dalam urusan praktis yang kompleks itu"), seolah-olah bukti dari teori itu menyatakan bahwa inilah yang dituntut oleh keharusan sejarah itu. Dengan kata lain, dengan tanpa mengatakan apa pun tentang kandungan doktrin itu, kemudian ia pun hanya mengambil labelnya, dan lagi-lagi ia mulai mengerutkan wajahnya pada label doktrin itu yang dianggapnya "hanya berupa uang logam yang sudah usang," sehingga ia harus bekerja keras untuk mentransformasikannya ke dalam ajaran Marx. Tentu saja, kita tidak akan berusaha untuk menindaklanjuti lawakannya yang seperti badut ini, karena kita sudah cukup kenal dengan hal yang semacam itu. Biarlah ia melompat-lompat dengan gembiranya untuk menghibur dan memuaskan Tuan Burenin (yang bukannya tanpa alasan yang baik telah menepuk-nepuk punggung Tuan Mikhailovsky di majalah Novoye Vremya, (42) biarlah ia, setelah memberikan penghormatan kepada Marx, kemudian menyalak padanya dari balik sudut: "Kontroversinya dengan orang-orang idealis dan orang-orang utopia itu hanya sepihak, sebagaimana adanya," yaitu, sebagaimana adanya, tanpa orang-orang Marxis mengulangi argumen-argumennya. (orang utopia = pengkhay) Kita tidak dapat menyebut serangan yang tiba-tiba seperti itu sebagai apa pun lainnya kecuali sebagai salak anjing, karena ia tidak mengemukakan satu potong keberatan faktual pun yang pasti dan dapat dibuktikan kebenarannya terhadap polemik ini, sehingga, mungkin, betapa pun kita ingin berdiskusi tentang pokok persoalan itu, karena kita menganggap kontroversi ini sangat penting artinya bagi penyelesaian masalah sosialisme di Rusia — namun kita tetap saja tidak dapat menjawab salak anjing itu, dan hanya dapat mengangkat bahu sambil berkata: Pastilah anjing kecil berhidung pesek itu sangat perkasa, apabila terhadap gajah pun ia tetap menyalak! (43)

Tentu saja, bukannya tanpa kepentingan apabila hal yang berikutnya harus pula dikatakan oleh Tuan Mikhailovsky ini tentang keharusan sejarah itu, karena hal itu juga mengungkapkan, kalau pun hanya sebagian, persediaan barang dagangan ideologi yang sebenarnya dari "ahli sosilogi kita yang terkenal itu" (gelar ini sangat disukai oleh tuan Mikhailovsky, sehingga sama dengan Tuan V.V., di kalangan para anggota yang liberal dari "masyarakat kita yang terpelajar"). Ia berbicara tentang "konflik antara ide keharusan sejarah dan arti penting kegiatan individu": Tokoh-tokoh yang aktif di masyarakat telah melakukan kesalahan dalam menganggap diri mereka sendiri sebagai aktif, ketika dalam kenyataannya mereka "digerakkan," "sebagai boneka-boneka, yang dimainkan dari bawah tanah yang misterius oleh hukum-hukum yang tetap ada dari keharusan sejarah" — sehingga seperti itulah, katanya, kesimpulan yang harus ditarik dari ide ini, yang, oleh karenanya, ia melukiskannya sebagai "steril" dan "tersebar." Mungkin tidak setiap pembaca tahu di mana Tuan Mikhailovsky dapat memperoleh semua omong kosong tentang boneka-boneka dan semacamnya ini. Persoalannya menunjukkan bahwa hal ini merupakan salah satu dari kuda-kuda hobi yang menjadi favorit ahli filsafat kita — yaitu, ide tentang konflik antara determinisme dan moralitas, antara keharusan sejarah dan arti penting individu. (determinisme = paham yang menganggap bahwa setiap kejadian atau tindakan itu merupakan konsekuensi dari kejadian-kejadian sebelumnya dan ada di luar kemauannya) Ia telah menghabiskan kertas berim-rim untuk menulis tentang persoalan itu dan telah mengeluarkan kata-kata omong kosong berselera rendah yang penuh sentimen dalam jumlah yang tak terbatas banyaknya agar supaya dapat menyelesaikan konflik ini untuk mendukung moralitas dan peranan individu. Sesungguhnya, di sini tidak ada konflik sama sekali. Karena konflik itu hanyalah rekayasa dari Tuan Mikhailovsky saja, yang takut (dan bukannya tanpa alasan) kalau-kalau determinisme itu akan memotong tanah berpijaknya dari bawah moralitas berselera rendah yang begitu sangat ia cintai itu. Ide determinisme, yang mendalilkan bahwa tindakan-tindakan manusia itu merupakan keharusan, dan sekaligus menolak dongeng yang tidak masuk akal tentang kehendak bebas itu, sama sekali tidak akan menghancurkan hati nurani atau akal manusia, atau penghargaan terhadap tindakan-tindakannya. Sebaliknya, hanya pandangan kaum determinis saja yang memungkinkan adanya penghargaan yang ketat dan benar itu, dan bukannya menganggap segala sesuatu yang Anda sukai itu sebagai akibat dari kehendak bebas. Demikian pula, ide tentang keharusan sejarah itu sedikit pun tidak mengurangi peranan individu di dalam sejarah: Secara keseluruhan, sejarah ini terdiri atas tindakan-tindakan individu, yang tidak dapat disangsikan lagi merupakan tokoh-tokoh yang aktif. Persoalan sebenarnya yang muncul untuk menghargai kegiatan sosial dari seorang individu itu adalah: Kondisi yang bagaimana yang dapat memastikan keberhasilan dari tindakan-tindakannya itu, jaminan apa yang ada supaya tindakan-tindakan ini tidak akan tetap menjadi tindakan terisolasi yang hilang ditelan oleh kekacauan dari tindakan-tindakan yang sebaliknya? Hal ini juga merupakan persoalan yang dijawab secara berbeda-beda oleh kaum Sosial Demokrat maupun oleh kaum sosialis Rusia lainnya: Bagaimana tindakan-tindakan itu harus ditujukan untuk membuat sistem sosialis dapat menarik massa rakyat banyak sehingga dapat menghasilkan buah yang serius? Jelaslah bahwa jawaban terhadap persoalan ini tergantung secara langsung dan segera pada cara yang dapat dipahami oleh kelompok-kelompok kekuatan sosial di Rusia beserta perjuangan kelasnya yang membentuk substansi dari realitas Rusia. Dan di sini juga, Tuan Mikhailovsky hanya berputar-putar di seputar persoalan itu, bahkan tanpa berusaha untuk memberikan jawaban maupun merumuskannya secara tepat. Jawaban dari kaum Sosial Demokrat terhadap persoalan itu adalah didasarkan, seperti yang telah kita ketahui, pada pandangan bahwa sistem ekonomi Rusia itu merupakan sebuah masyarakat borjuis, sehingga hanya akan ada satu jalan keluar, yaitu, satu-satunya jalan keluar yang harus diikuti dari sifat sistem borjuis yang sebenarnya, yaitu, perjuangan kelas proletariat melawan borjuasi. Jelaslah kritik yang serius itu seharusnya diarahkan ke pandangan bahwa sistem kita itu masih berupa sistem borjuis, atau diarahkan ke konsepsi dari sifat sistem ini beserta hukum-hukum perkembangannya. Akan tetapi, Tuan Mikhailovsky bahkan tidak memimpikan dirinya untuk menangani persoalan-persoalan yang serius itu. Karena ia justru lebih suka membuang persoalan-persoalan itu dengan berdagang ungkapan-ungkapan yang hambar tanpa harus menjadi penyangga yang terlalu umum, dst. Tetapi, kemudian, bagi Tuan Mikhailovsky, ide apa pun akan menjadi penyangga yang terlalu umum, apabila Anda memperlakukannya seperti sebutir telur, yang Anda buang isinya, dan kemudian Anda mulai bermain-main dengan kulitnya! Kulit luar ini, yang menyembunyikan persoalan-persoalan yang benar-benar serius dan membara hari itu, merupakan bidang yang paling disukai Tuan Mikhailovsky, dan yang dengan kebanggaan istimewa, ia menekankan persoalan itu, misalnya, bahwa "materialisme ekonomi dapat mengabaikan atau secara keliru menyoroti persoalan para pahlawan dan kerumunan orang banyak itu." Marilah kita perhatikan — persoalan bahwa kelas-kelas yang berkonflik merupakan realitas Rusia masa kini, dan apa yang menjadi basisnya itu, mungkin dianggap terlalu umum oleh Tuan Mikhailovsky, sehingga ia menghindarinya. Sebaliknya, persoalan tentang hubungan apa yang ada antara para pahlawan dan kerumunan orang banyak itu — apakah itu kerumunan orang banyak dari para pekerja, petani, pemilik pabrik, atau tuan tanah — justru menjadi salah satu perhatian yang luar biasa baginya. Mungkin, persoalan-persoalan ini memang "menarik," tetapi orang yang menegur kaum materialis karena mencurahkan seluruh usahanya untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang langsung berkaitan dengan pembebasan kelas pekerja itu pastilah merupakan seorang pengagum ilmu pengetahuan yang berselera rendah, dan tidak lebih dari itu.

Dan, untuk menyimpulkan "kritiknya" (?) terhadap materialisme ini, Tuan Mikhailovsky berupaya sekali lagi untuk secara keliru melukiskan fakta-fakta itu dan melakukan manipulasi sekali lagi. Setelah menyatakan keraguannya tentang kebenaran pendapat Engels bahwa buku Das Kapital itu telah dibungkam oleh para ahli ekonomi resmi  (44) (suatu keraguan yang ia benarkan berdasarkan alasan yang aneh, yaitu keraguan bahwa di Jerman terdapat banyak universitas!), Tuan Mikhailovsky mengatakan: "Marx tidak memiliki lingkaran pembaca tertentu ini" (yaitu, para pekerja) "yang dapat dilihat, tetapi mengharapkan sesuatu dari para ilmuwan juga." Tentu saja, hal itu tidak benar sama sekali. Marx paham benar tentang betapa sedikitnya kritik ilmiah dan adil yang dapat ia harapkan dari para ilmuwan borjuis, sehingga dalam kata sambutan pada buku Das Kapital edisi kedua, ia menyatakan dirinya sendiri secara sangat pasti tentang hal ini. Di sana ia mengatakan: "Penghargaan terhadap buku Das Kapital yang diperoleh dengan sangat cepat di kalangan yang luas dari kelas pekerja Jerman ini benar-benar merupakan hadiah atau imbalan yang paling baik dari kerja kerasku. Herr Mayer . . . yang dalam persoalan ekonomi mewakili sudut pandangan borjuis, dalam sebuah pamflet yang diterbitkan selama Perang Prancis-Jerman, secara tepat menjelaskan ide itu: Apabila kemampuan besar dalam teori (der grosse theoretische Sinn), yang dulu dianggap sebagai warisan milik Jerman, telah nyaris lenyap sama sekali di kalangan kelas-kelas yang disebut sebagai terpelajar di Jerman, naum di kalangan kelas pekerjanya, sebaliknya, kemampuan itu justru sedang dirayakan kebangkitannya kembali." (45)

Manipulasi itu lagi-lagi ada kaitannya dengan materialisme dan sepenuhnya memiliki gaya seperti pada contoh yang pertama. "Teori (materialisme) itu secara ilmiah belum pernah diuji kebenarannya maupun diperkuat dengan fakta-fakta." Demikianlah tesis itu. Buktinya: "Masing-masing halaman yang baik tentang kandungan sejarah dalam karya-karya Engels, Kautsky, dan beberapa orang lainnya juga (seperti dalam karya Blos yang terhormat itu) kemungkinan tidak memerlukan lagi label materialisme ekonomi, karena" (perhatikan kata "karena" ini!), "sesungguhnya" (Begitukah!), "mereka telah mempertimbangkan seluruh kehidupan sosial, bahkan meskipun catatan ekonomi tampak dominan dalam paduan nada itu." Dan, kesimpulannya — "Materialisme ekonomi belum mendapatkan pembenarannya sendiri dalam ilmu pengetahuan."

Sungguh-sungguh suatu tipu muslihat yang sudah tidak asing lagi bagi kita! Untuk membuktikan bahwa teori itu tidak punya fondasi, Tuan Mikhailovsky, pertama-tama, memutarbalikkannya lebih dulu, dengan menyalahkan maksudnya yang aneh untuk tidak mempertimbangkan seluruh kehidupan sosial, padahal kenyataannya justru yang sebaliknya: Kaum materialis (kaum Marxis) adalah orang-orang sosialis yang pertama-tama mengangkat persoalan perlunya menganalisis semua aspek kehidupan, dan tidak hanya aspek ekonomi [2] — kemudian ia menyatakan bahwa "sesungguhnya" kaum materialis "secara efektif" telah menjelaskan seluruh kehidupan sosial melalui ilmu ekonomi (suatu kenyataan yang secara jelas telah meruntuhkan pengarangnya) — dan akhirnya ia menarik kesimpulan bahwa materialisme "belum mendapatkan pembenarannya sendiri." Padahal, sebenarnya, justru manipulasi Anda, Tuan Mikhailovsky, yang dengan begitu hebatnya telah mendapatkan pembenarannya sendiri!

Semua inilah yang telah diajukan oleh Tuan Mikhailovsky dalam "membuktikan kesalahan" materialisme. Saya ulangi, di sini tidak ada kritik, tidak ada apa-apa, kecuali ocehan sombong tetapi kosong. Kalaupun kita harus menanyakannya kepada seseorang tentang keberatan apa yang telah dikemukakan oleh Tuan Mikhailovsky terhadap pandangan yang menyatakan bahwa hubungan produksi itulah yang membentuk basis dari semuanya yang lain; bagaimana ia telah menyanggah atau menyangkal kebenaran konsep formasi sosial dan perkembangan yang sesuai dengan ilmu hayat dari formasi-formasi ini seperti yang telah diuraikan secara rinci oleh Marx dengan menggunakan metode materialis; bagaimana ia telah membuktikan kekeliruan penjelasan materialis terhadap berbagai persoalan sejarah yang telah diberikan, misalnya, oleh para penulis yang telah ia sebutkan — maka jawabannya akan menunjukkan bahwa Tuan Mikhailovsky tidak mengemukakan keberatan apa pun, tidak mengajukan sanggahan atau sangkalan apa pun, dan tidak menunjukkan kegagalan apa pun. Tetapi, ia hanya berputar-putar dan tidak sampai pada sasarannya, dengan berusaha untuk menutup-nutupi intisari persoalannya dengan ungkapan-ungkapan, serta secara sambil lalu merekayasa berbagai dalih yang kecil-kecil dan tidak ada harganya.

Dalam hal ini, kita nyaris tidak dapat mengharapkan apa pun yang serius dari seorang pengkritik semacam itu ketika ia menulis dalam Russkoye Bogatstvo No. 2 untuk menyanggah atau menyangkal Marxisme. Satu-satunya perbedaan adalah perekayasaannya di bidang manipulasi yang sudah kehabisan tenaga, sehingga ia mulai menggunakan milik orang-orang lainnya.

Ia memulainya dengan mengemukakan "kompleksitas" dari kehidupan sosial itu: Mengapa, katanya, galvanisme sekali pun dihubungkan dengan materialisme ekonomi? (galvanisme = listrik yang dihasilkan dari bahan kimia) Karena eksperimen Galvani itu juga membuat Hegel menjadi "sangat terkesan." Sungguh pintar dan lucu! Demikianlah, orang akan dengan mudah dapat menghubungkan Tuan Mikhailovsky ini dengan Kaisar Tiongkok! Apa yang menyusul kemudian setelah hal ini, selain bahwa ada orang-orang yang dapat memperoleh kesenangan dengan beromong kosong?!

"Intisari dari proses sejarah," kata Tuan Mikhailovsky melanjutkan, "yang pada umumnya sulit dipahami itu, juga telah membuat doktrin materialisme ekonomi sulit dipahami pula, meskipun hal ini tampaknya terletak pada dua pilar: Penemuan semua makna penentu dari bentuk-bentuk produksi maupun tukar-menukar, dan tak terbantahkannya proses dialektik."

Dan, dengan demikian, kaum materialis pun meletakkan kasus mereka itu pada "tak terbantahkannya" proses dialektik ini! Dengan perkataan lain, mereka mendasarkan teori sosiologi mereka itu pada tiga serangkainya Hegel. (47) Di sini, kita memiliki barang persediaan berupa metode untuk menuduh Marxisme dengan dialektikanya Hegel, suatu tuduhan yang mungkin dapat dianggap sebagai sudah cukup usang oleh para pengkritik Marx yang borjuis itu. Karena tidak mampu mengajukan argumen fundamental apa pun untuk melawan doktrin itu, maka Tuan-Tuan ini pun mulai berpegang kuat-kuat pada cara pengungkapan Marx dan menyerang asal-usul teori itu, yang dengan jalan itu mengira akan dapat merongrong intisarinya. Dan, dengan demikian, Tuan Mikhailovsky secara terus terang telah menggunakan metode-metode semacam itu. Ia menggunakan sebuah bab dari buku Engels, Anti-Duhring (48) sebagai dalih. Ketika menjawab Tuan Duhring, yang telah menyerang dialektika Marx, Engels mengatakan bahwa Marx tidak pernah memimpikan untuk "membuktikan" apa pun dengan menggunakan tiga serangkainya Hegel, bahwa Marx hanya mempelajari dan meneliti proses yang sebenarnya, dan bahwa satu-satunya kriteria dari teori yang dikenal olehnya itu merupakan penyesuaiannya dengan realitas. Akan tetapi, apabila kadang-kadang terjadi perkembangan dari suatu gejala sosial tertentu yang cocok dengan cara Hegel, yaitu, tesis — negasi — negasi dari negasi, maka tentang hal itu tidak ada yang mengherankan, karena memang hal itu bukan merupakan sesuatu yang langka sama sekali di alam ini, dan Engels pun terus saja mengutip beberapa contoh dari ilmu hayat (seperti perkembangan sebutir benih tumbuh-tumbuhan), dan lingkungan sosialnya — seperti, misalnya, bahwa pertama-tama ada komunisme primitif, kemudian hak milik perseorangan, dan selanjutnya sosialisasi tenaga kerja yang bersifat kapitalis, atau bahwa pertama-tama ada materialisme primitif, kemudian idealisme, dan selanjutnya materialisme ilmiah, dst. Jelaslah bagi siapa pun bahwa bobot utama dari argumen Engels ini menunjukkan bahwa kaum materialis harus secara tepat dan akurat dalam melukiskan proses sejarah yang sebenarnya, dan bahwa bersikeras dalam dialektika, maupun dalam penyeleksian contoh-contoh untuk mendemonstrasikan ketepatan tiga serangkainya Hegel itu, hanyalah merupakan barang peninggalan Hegelianisme, yang menjadi dasar dari tumbuhnya sosialisme ilmiah, yaitu, barang peninggalan yang berupa cara mengungkapkan. Dan, sesungguhnyalah, begitu secara kategoris dinyatakan bahwa untuk "membuktikan" adanya sesuatu dengan tiga serangkainya Hegel ini dianggap aneh, dan bahwa tak seorang pun bahkan pernah memikirkannya untuk melakukan yang sedemikian itu, maka makna apa lagi yang dapat melekat pada contoh dari proses-proses "dialektika" ini? Apakah belum jelas bahwa hal ini hanya menunjuk ke asal-usul doktrin itu, dan tidak lebih dari itu? Tuan Mikhailovsky sendiri dapat melihatnya ketika ia mengatakan bahwa teori itu tidak harus disalahkan hanya karena asal-usulnya. Tetapi, agar dapat melihat di dalam argumen Engels yang tidak sekedar sesuatu yang lebih dari asal-usul teori itu, maka bukti pun secara jelas harus ditawarkan, yaitu, bahwa kaum materialis telah menyelesaikan sekurang-kurangnya satu persoalan sejarah dengan menggunakan tiga serangkainya Hegel, dan bukannya dengan kekuatan fakta-fakta yang relevan. Apakah Tuan Mikhailovsky telah berusaha untuk membuktikan hal ini? Sedikit pun tidak. Sebaliknya, ia sendiri merasa berkewajiban untuk mengakui bahwa "Marx telah mengisi bagian dari dialektika yang kosong itu sampai begitu penuhnya dengan isi yang faktual sehingga bagian itu dapat dipindahkan dari isinya seperti tutup dari mangkuknya tanpa harus mengubah apa pun" (mengenai perkecualian yang dilakukan oleh Tuan Mikhailovsky di sini — dengan mengingat masa depannya — maka kita akan menanganinya dengan segera. Jika demikian halnya, mengapa Tuan Mikhailovsky sampai repot-repot dengan tutup mangkuk segala yang tidak mengubah apa-apa? Mengapa ia mengatakan bahwa kaum materialis "meletakkan" kasus mereka pada tak terbantahkannya proses dialektika? Mengapa, ketika ia sedang memerangi tutup mangkuk ini, ia menyatakan bahwa ia sedang memerangi salah satu dari "pilar-pilar" sosialisme ilmiah, yang jelas-jelas merupakan kebohongan?

Sudah barang tentu, saya tidak akan meneliti bagaimana cara Tuan Mikhailovsky menganalisis contoh-contoh dari tiga serangkainya Hegel, karena, saya ulangi lagi, hal ini tidak ada hubungannya dengan apa pun juga, baik dengan materialisme ilmiah maupun dengan Marxisme Rusia. Meskipun demikian, masih ada satu persoalan yang menarik: Apa dasar Tuan Mikhailovsky untuk begitu bersemangatnya memutarbalikkan sikap kaum Marxis terhadap dialektika ini? Ternyata dasar itu ada dua: Pertama-tama, seperti kata peribahasa, Tuan Mikhailovsky mendengar bunyi lonceng, tetapi ia tidak tahu dari mana datangnya bunyi lonceng itu. Kedua, Tuan Mikhailovsky memakai (atau, lebih tepatnya, meminjam dari Duhring) satu potong dalih lagi.

Ad 1) [Mengenai persoalan pertama. --Ed.] Ketika membaca literatur Marxis, Tuan Mikhailovsky selalu menjumpai rujukan ke "metode dialektika" dalam ilmu pengetahuan sosial, "cara berpikir yang dialektis," yang lagi-lagi ada di dalam lingkungan masalah-masalah sosial (yang masalahnya itu sendiri sudah menjadi persoalan), dst. Dalam kesederhanaan hatinya (yang tidak menjadi persoalan apabila hal itu hanya menyangkut masalah kesederhanaan saja), ia dengan begitu saja menganggap wajar apabila metode ini unsur utamanya adalah dapat memecahkan semua masalah sosiologi sesuai dengan hukum-hukum tiga serangkainya Hegel. Padahal, kalau saja ia mau memberikan perhatian yang sedikit lebih penuh pada persoalan yang ada di tangannya, maka ia pun tidak dapat tidak pasti akan menjadi yakin akan kemustahilan pikiran ini. Karena yang disebut metode dialektika oleh Marx dan Engels itu — sebagai lawan dari metafisika — adalah tidak lain daripada metode ilmiah dalam sosiologi, yang unsur utamanya menganggap masyarakat sebagai organisme yang hidup dalam keadaan yang terus-menerus mengalami perkembangan (dan bukannya sebagai sesuatu yang secara mekanis berangkaian atau jalin-menjalin, sehingga dengan demikian akan memungkinkan segala macam kombinasi yang sewenang-wenang atau berubah-ubah dari unsur-unsur sosial yang terpisah), yaitu, suatu organisme yang untuk mempelajarinya memerlukan analisis objektif terhadap hubungan-hubungan produksi yang merupakan formasi sosial tertentu, dan investigasi terhadap hukum-hukum fungsi dan perkembangannya. Kita akan berusaha keras di bawah ini untuk memberikan ilustrasi tentang hubungan antara metode dialektis dan metafisika (yang konsepnya tak dapat disangsikan lagi juga merupakan konsep dari metode subjektif dalam sosiologi) beserta argumen-argumen Tuan Mikhailovsky sendiri. Untuk saat sekarang ini, kita hanya akan mengamati bahwa seseorang yang membaca definisi dan deskripsi dari metode dialektik yang diberikan baik oleh Engels (dalam polemiknya dengan Duhring: Sosialisme: Utopi dan Ilmiah) maupun oleh Marx (dengan berbagai komentarnya dalam buku Das Kapital, pada kata sambutan untuk edisi kedua, dan dalam bukunya Kemiskinan Filsafat) (49) akan melihat bahwa tiga serangkainya Hegel itu bahkan tidak disebut-sebut, dan bahwa hal itu sama dengan menganggap evolusi sosial itu sebagai proses ilmu hayat dari perkembangan formasi sosial ekonomi. (utopia = khayalan) Untuk menegaskan hal ini, saya akan menyitir 'in extenso' deskripsi metode dialektika yang diberikan dalam majalah Vestnik Yevropy, 1872, No. 5 (dalam artikelnya "Sudut Pandang Kritik Karl Marx terhadap Ekonomi Politik"), (50) yang dikutip oleh Marx pada kata sambutan untuk edisi kedua dari bukunya Das Kapital. Marx berkata bahwa metode yang ia gunakan dalam bukunya Das Kapital itu ternyata telah dipahami secara burtuk. "Majalah-majalah Jerman, tentu saja, meneriaki 'ketersesatan Hegel.'" Sehingga untuk melukiskan metodenya secara lebih jelas, Marx mengutip deskripsi yang diberikan dalam artikel tersebut. Satu hal yang penting bagi Marx, dan yang juga dinyatakan di sana, adalah mencari hukum yang mempengaruhi gejala-gejala yang sedang ia teliti itu, dan yang terutama sangat penting baginya adalah hukum perubahan, perkembangan dari gejala-gejala itu, perpindahannya dari satu bentuk ke bentuk lainnya, dari satu tatanan hubungan sosial ke tatanan hubugan sosial lainnya. Akibatnya, Marx hanya memperhatikan satu persoalan saja: Untuk menunjukkan, dengan investigasi ilmiah yang ketat, keharusan adanya tatanan tertentu dari hubungan-hubungan sosial itu, dan untuk memantapkan, dengan sepenuh mungkin, fakta-fakta yang dapat ia pakai sebagai poin-poin fundamental dari titik tolaknya. Untuk mencapai tujuan ini, akan cukup memadai apabila, sambil membuktikan adanya keharusan dari tatanan yang sekarang ini terhadap segala sesuatunya, dan, pada saat yang sama, ia juga membuktikan adanya keharusan dari tatanan lainnya, yang secara tak terhindarkan akan terus tumbuh melampaui yang sebelumnya, tanpa mempedulikan apakah manusianya percaya atau tidak, apakah mereka sadar atau tidak. Marx memperlakukan gerakan sosial ini sebagai proses dalam ilmu hayat, yang dipengaruhi oleh hukum yang tidak hanya bebas dari kehendak, kesadaran, maupun maksud  manusia, tetapi, sebaliknya, justru menentukan kehendak, kesadaran, dan maksud manusia itu. (Inilah informasi untuk Tuan-Tuan yang subjektif, dan yang memisahkan evolusi sosial dari evolusi ilmu hayat hanya karena manusia membuat dirinya sendiri sadar akan "tujuan-tujuannya" dan diarahkan oleh cita-cita tertentu.) Apabila unsur-unsur yang sadar itu memainkan peranan yang begitu rendah kedudukannya dalam sejarah peradaban, maka jelas terbukti dengan sendirinya bahwa kritik yang sasarannya peradaban sekurang-kurangnya akan dapat mengambil sebagai basisnya bentuk apa pun, atau hasil apa pun, dari kesadaran itu. Dengan kata lain, bukan ide, tetapi gejala objektif dari luar itu sajalah yang dapat dipakai sebagai titik tolak. Kritik seharusnya memiliki unsur utama berupa membandingkan dan mengkontraskan fakta tertentu dengan fakta lainnya, dan bukannya dengan ide, dan satu hal yang penting artinya adalah meneliti kedua fakta itu seakurat mungkin, sehingga keduanya, dengan saling merujuk ke yang lain, benar-benar membentuk momen-momen perkembangan yang berbeda. Meskipun demikian, yang paling penting dari semuanya itu adalah melakukan penelitian yang sama-sama akurat terhadap seluruh rangkaian keadaan yang diketahui, termasuk urut-urutannya, dan hubungan antara tahap-tahap perkembangan yang berbeda itu. Marx menolak ide itu sendiri yang menyatakan bahwa hukum kehidupan ekonomi adalah satu dan sama untuk masa lampau maupun masa kini. Sebaliknya, setiap periode sejarah memiliki hukumnya sendiri. Karena kehidupan ekonomi itu merupakan gejala yang serupa dengan sejarah evolusi dari cabang-cabang biologi lainnya. Sedangkan para ahli ekonomi sebelumnya rupanya telah keliru dalam memahami sifat dari hukum ekonomi itu ketika mereka menyamakannya dengan hukum-hukum ilmu fisika dan ilmu kimia. Analisis yang lebih teliti menunjukkan bahwa organisme sosial itu secara fundamental sama-sama berbedanya di antara mereka sendiri seperti pada tumbuh-tumbuhan dan binatang itu. Dengan menugaskan dirinya sendiri untuk meneliti organisme ekonomi kapitalis dari sudut pandangan ini, Marx, dengan demikian, dapat merumuskan, dengan cara ilmiah yang ketat, tujuan yang harus dimiliki oleh setiap penelitian yang akurat. Nilai ilmiah dari penelitian seperti itu terletak pada pengungkapan hukum (sejarah) khusus yang mengatur asal-usul, keberadaan, perkembangan, dan kematian dari organisme sosial tertentu itu, beserta penggantiannya oleh organisme lainnya yang lebih tinggi.

Seperti itulah deskripsi metode dialektik yang diambil oleh Marx dari komentar-komentar majalah dan koran yang banyak sekali jumlahnya itu terhadap bukunya Das Kapital, dan yang ia terjemahkan ke dalam bahasa Jerman, karena deskripsi tentang metode ini, seperti yang dikatakannya sendiri, memang benar sekali. Persoalan yang muncul kemudian menunjukkan bahwa tak satu pun kata yang diucapkan di sini tentang tiga serangkai, atau tritunggal, tentang tak terbantahkannya proses dialektika, maupun tentang segala omong kosong semacam itu, yang diperangi oleh Tuan Mikhailovsky dengan gagah beraninya itu. Dengan deskripsi ini, Marx mengatakan secara sederhana bahwa metode ini merupakan "lawan langsung" dari metode Hegel. Menurut Hegel, perkembangan ide, yang sesuai dengan hukum dialektika dari tiga serangkainya Hegel itu, dapat menentukan perkembangan dari dunia nyata. Dan, hanya dalam hal itu, tentu saja, orang dapat berbicara tentang pentingnya tiga serangkainya Hegel, tentang tak terbantahkannya proses dialektika itu. "Bagi saya, justru sebaliknya," kata Marx, "yang ideal tidak lain hanyalah pencerminan dari materi." Dan, dengan demikian, seluruh materi itu sama dengan "pengakuan yang mengiyakan terhadap keadaan yang ada dari segala sesuatu itu dan juga terhadap perkembangannya yang tak terhindarkan." Tidak ada peranan lainnya yang ditinggalkan untuk tiga serangkainya Hegel, tutup mangkuk, maupun kulit telur itu ("Saya bergenit-genit dengan cara pengungkapan yang khas dari Hegel," kata Marx dalam kata sambutannya yang sama), di mana hanya orang yang berselera rendah saja yang akan tertarik. Kalau begitu, kita mungkin akan bertanya, apakah kita harus menilai orang yang mulai mengkritik salah satu dari "pilar" materialisme ilmiah, yaitu, dialektika, dan mulai bicara tentang segala sesuatu, bahkan tentang katak dan Napoleon, tetapi bukan tentang apa dialektika itu, apakah perkembangan masyarakat itu benar-benar merupakan proses ilmu hayat, apakah konsep materialis tentang formasi sosial ekonomi sebagai organisme sosial khusus itu memang tepat, apakah metode analisis objektif dari formasi-formasi ini memang benar, apakah ide-ide sosial itu benar-benar tidak dapat menentukan perkembangan sosial tetapi justru ide-ide sosial itu sendiri yang ditentukan oleh perkembangan sosial, dst.? Dapatkah orang menunjukkan kurangnya pemahaman dalam hal ini?

Ad 2) [Mengenai persoalan kedua. --Ed.] Setelah "mengkritik" dialektika ini, Tuan Mikhailovsky pun mulai menyalahkan metode-metode untuk membuktikan sesuatu dengan "menggunakan" tiga serangkainya Hegel itu kepada Marx, dan, tentu saja, mendapatkan kemenangan dalam memerangi semuanya itu. "Mengingat masa depannya," ia mengatakan, "hukum-hukum yang tetap ada di masyarakat itu semata-mata didasarkan pada dialektika." (Ini merupakan perkecualian yang disebutkan di atas.) Argumen-argumen Marx tentang tak terhindarkannya pengambilalihan para pengambil alih karena hukum-hukum perkembangan kapitalisme itu "murni bersifat dialektis." Yang "ideal," menurut Marx, tentang pemilikan masyarakat umum atas tanah dan modal atau kapital "dalam pengertian kepastian yang tak terhindarkan itu sepenuhnya terletak pada akhir dari rangkaian tiga jangka waktunya Hegel itu."

Argumen ini diambil secara keseluruhannya dari Duhring, yang menjelaskannya dalam bukunya, "Kritische Geschichte der Nationaloekonomie und des Sozialismus"(3-te Aufl., 1879. S. 486-87). [Kritik terhadap Sejarah Ekonomi Nasional dan Sosialisme (edisi ke-3, 1879, hal. 486-87). --Ed.] Akan tetapi, Tuan Mikhailovsky tidak mengatakan satu patah kata pun tentang Duhring. Mungkin, secara kebetulan, ia sampai secara independen pada cara ini dengan mencampuradukkan Marx?

Engels memberikan jawaban yang sangat bagus kepada Duhring, dan karena ia juga mengutip kritik During, maka kita akan membatasi diri kita sendiri pada jawaban Engels itu (51) Pembaca akan melihat bahwa hal itu sepenuhnya berlaku pula untuk Tuan Mikhailovsky.

"'Sketsa sejarah ini' (tentang kejadian yang disebut menumpuknya secara primitif modal atau kapital di Inggris) 'relatif merupakan bagian yang paling baik dari buku Marx,'" kata Duhring, "'dan bahkan akan menjadi lebih baik lagi apabila buku itu tidak mengandalkan dirinya pada tongkat ketiak dialektika untuk menolong tongkat ketiak gelar kesarjanaannya sendiri. Apabila tidak mampu mencapai sesuatu yang lebih baik dan lebih jelas, maka negasi dari negasinya Hegel itu sesungguhnya dapat berfungsi di sini sebagai bidan untuk melahirkan masa depan dari rahim masa lampaunya. Peniadaan "hak milik perseorangan," yang sejak abad ke-16 telah terjadi dengan cara seperti yang ditunjukkan di atas, merupakan negasi yang pertama.Hal itu akan diikuti oleh yang kedua, yang membawa sifat negasi dari negasi, dan dari sini ada perbaikan "hak milik perseorangan," tetapi dalam bentuk yang lebih tinggi, berdasarkan kepemilikan umum atas tanah dan alat-alat kerja. Herr Marx menyebut hak milik perseorangan ini sebagai "hak milik perseorangan" yang baru, atau "hak milik sosial," dan dalam keadaan seperti ini, muncullah di sana penyatuan lebih tingginya Hegel, di mana kontradiksinya diharapkan dapat diperlambat lagi'" (aufgehoben — istilah khas Hegel), "'dengan kata lain, dalam permainan kata-kata Hegel, berarti mengatasi dan sekaligus melestarikan.

"'Menurut keadaan ini, pengambilalihan para pengambil alih itu, seperti apa adanya, merupakan akibat yang otomatis dari realitas sejarah dalam hubungan-hubungan eksternal materialnya . . . . Sehingga akan menjadi sulit untuk meyakinkan orang yang berakal sehat tentang keharusan adanya kepemilikan umum atas tanah dan modal atau kapital, yang didasarkan pada kepercayaan terhadap permainan kata-kata Hegel ini, seperti negasi dari negasi . . . . Meskipun demikian, pencangkokan yang samar-samar dari konsepsi Marx tidak akan tampak aneh bagi siapa pun yang menyadari tentang omong kosong apa yang dapat dibuat dengan dialektika Hegel itu sebagai basis ilmiah, atau omong kosong apa yang dapat lahir darinya. Untuk kepentingan para pembaca yang tidak biasa dengan kelicikan-kelicikan seperti ini, perlulah untuk ditunjukkan secara jelas bahwa negasi pertamanya Hegel itu merupakan ide katekismus berupa kejatuhan sebagai akibat tidak disukai lagi (karena dosa), dan yang kedua adalah penyatuan lebih tinggi yang menuju ke penebusan (dosa). (katekismus = tanya jawab dalam pelajaran agama Kristen) Sedangkan fakta-fakta yang logis nyaris tidak dapat didasarkan pada analogi yang bukan-bukan dan yang dipinjam dari lingkungan agama . . . . Herr Marx tetap penuh kegembiraan dalam dunia samar-samar dari hak miliknya yang sekaligus bersifat individual dan sosial itu, serta meninggalkannya kepada para pakarnya untuk memecahkan misteri dialektika yang berat ini.' Demikianlah Herr Dühring.

"Dengan demikian," kata Engels menyimpulkan, "Marx tidak punya jalan lain untuk membuktikan adanya keharusan revolusi sosial itu, untuk menegakkan kepemilikan umum atas tanah dan alat-alat produksi yang dihasilkan oleh buruh, kecuali dengan menggunakan negasi dari negasinya Hegel, dan karena ia mendasarkan teori sosialisnya pada analogi yang bukan-bukan dan dipinjam dari agama ini, maka ia pun sampai pada kesimpulan bahwa dalam masyarakat masa depan itu tidak akan ada dominasi dalam kepemilikan secara sekaligus, baik secara individual maupun sosial, seperti penyatuan lebih tingginya Hegel dari kontradiksi yang diperlambat itu [3]

"Tetapi biarlah negasi dari negasi itu beristirahat sebentar untuk saat ini, dan sekarang marilah kita lihat 'kepemilikan' yang sekaligus bersifat individual maupun sosial itu.' Herr Dühring menyebut sifat yang khas ini sebagai 'dunia yang samar-samar,' dan yang cukup mengherankan, ternyata ia sunguh-sungguh benar dalam masalah ini. Akan tetapi, sayangnya, bukan Marx tetapi lagi-lagi Herr Dühring sendiri yang ada di dalam 'dunia yang samar-samar' ini . . . . Ia dapat mengoreksi Marx dengan gaya Hegel, dengan mempersalahkannya tentang penyatuan lebih tinggi dari hak milik  itu, padahal tak sepatah pun kata itu ada dalam tulisan Marx.

"Marx berkata: 'Itulah negasi dari negasi. Tetapi, hal ini bukannya untuk menegakkan lagi hak milik perseorang itu buat produsennya, melainkan untuk memberikan kepadanya hak milik yang bersifat invidual berdasarkan perolehan di jaman kapitalis, yaitu, melalui koperasi dan melalui kepemilikan umum atas tanah dan alat-alat produksi. Transformasi dari hak milik perseorangan yang bercerai-berai, dan yang muncul dari kerja secara individual, menjadi hak milik perseorangan dari kaum kapitalis itu, tentu saja, merupakan proses yang lebih keras, sulit, berlarut-larut, dan tidak ada taranya apabila dibandingkan dengan transformasi hak milik perseorangan yang bersifat kapitalistis, yang praktis sudah bertumpu pada produksi yang telah menjadi milik umum, ke dalam hak milik yang juga menjadi milik umum.' Begitulah! Oleh karenanya, keadaan dari segala sesuatu yang dihasilkan melalui pengambilalihan dari para pengambil alih itu dapat ditunjukkan sifatnya sebagai penegakan kembali hak milik individual, tetapi berdasarkan kepemilikan sosial atas tanah dan alat-alat produksi yang dihasilkan oleh buruh itu sendiri. Dagi siapa pun yang memahami bahasa Jerman" (dan juga bahasa Rusia, Tuan Mikhailovsky, karena terjemahan itu sepenuhnya tepat.) "ini berarti bahwa kepemilikan sosial meluas ke tanah dan alat-alat produksi lainnya, dan kepemilikan individual meluas ke produk-produknya, yaitu, yang berupa barang-barang konsumsi. Dan, untuk membuat persoalannya dapat dipahami bahkan oleh anak-anak berumur 6 tahun sekali pun, Marx menunjukkan pada halaman 56" (Edisi bahasa Rusia, hal. 30) (52) "'suatu masyarakat yang terdiri atas individu-individu bebas, yang mengerjakan pekerjaan mereka dengan alat-alat produksi milik umum, di mana tenaga kerja dari semua individu yang berbeda-beda itu secara sadar digunakan sebagai tenaga kerja masyarakat yang digabungkan,' yaitu, masyarakat yang diorganisir berdasarkan basis sosialis. Dan, ia melanjutkan: 'Jumlah keseluruhan dari produk masyarakat kita itu akan menjadi produk sosial. Satu porsi dipakai sebagai alat produksi baru dan tetap bersifat sosial.' Tetapi porsi lainnya dapat dikonsumsi oleh para anggota sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 'Distribusi dari porsi ini di kalangan mereka itu, sebagai akibatnya, merupakan keharusan.' Dan, tentu saja, hal itu sudah cukup jelas, bahkan untuk Herr Dühring sekali pun . . . .

"Hak milik yang sekaligus bersifat individual dan sosial ini, pencangkokan yang membingungkan ini, omong kosong yang tentunya berasal dari dialektika Hegel ini, dunia yang samar-samar ini, misteri dialektika yang berat ini, yang ditinggalkan oleh Marx kepada para pakarnya untuk dipecahkan ini — semuanya ini merupakan imajinasi dan kreasi bebas lainnya dari pihak Herr Dühring . . . .

"Tetapi peranan apa," kata Engels melanjutkan, "yang dimainkan oleh negasi dari negasi di dalam tulisan Marx? Di halaman 791 dan di halaman-halaman berikutnya" (Edisi Rusia, hal. 648 dan halaman-halaman seterusnya) (53) "ia memulai kesimpulan-kesimpulan akhir yang ditariknya dari 50 halaman sebelumnya," (Edisi Rusia, hal. 35) "yaitu, halaman-halaman yang berisi iinvestigasi sejarah dan ekonomi, dan meringkasnya menjadi apa yang disebut dengan akumulasi modal atau kapital yang primitif. Sebelum jaman kapitalis, sudah ada industri kecil, sekurang-kurangnya di Inggris, berdasarkan basis hak milik perseorangan seorang buruh atas alat-alat produksinya. Yang di sana disebut dengan akumulasi kapital yang primitif itu memiliki unsur utama berupa pengambilalihan dari para produsen dengan segera, yaitu, dalam peleburan hak milik perseorangan yang didasarkan pada kerja keras pemiliknya. Hal ini menjadi mungkin karena indusri kecil yang disebutkan di atas memang hanya cocok dengan ikatan-ikatan produksi dan masyarakat yang sempit dan primitif, dan yang pada tahap tertentu melahirkan agen-agen material untuk membinasakan dirinya sendiri. Pembinasaan, yang berupa transformasi alat-alat produksi yang bersifat individual dan tercerai-berai menjadi bersifat sosial dan terkonsentrasi ini, kemudian berubah bentuk menjadi modal atau kapital prasejarah. Segera setelah kaum buruh berubah menjadi kaum proletar, maka alat-alat kerja mereka pun berubah menjadi kapital, dan segera setelah cara produksi yang bersifat kapitalistis ini mampu berdiri di atas kakinya, maka terjadilah sosialisasi lebih lanjut atas buruh beserta transformasinya lebih lanjut atas tanah dan alat-alat produksi lainnya" (menjadi kapital), "sehingga, oleh karenanya, pengambilalihan lebih lanjut atas para pengambil alih hak milik perseorangan pun, mengambil bentuknya yang baru. 'Yang sekarang harus diambil alih itu tidak lagi buruh yang bekerja untuk dirinya sendiri, tetapi kaum kapitalis yang mengeksploitir banyak buruh. Pengambilalihan ini diselesaikan dengan sukses melalui tindakan hukum yang tetap melekat pada produksi yang bersifat kapitalistis itu sendiri, melalui pemusatan kapital. Satu kapitalis selalu banyak membunuh. Bersamaan dengan pemusatan kapital ini, atau pengambilalihan atas banyak kapitalis oleh sedikit kapitalis ini, berkembang pula, dengan skala yang terus meluas, bentuk kerja sama dari proses tenaga kerja, penerapan ilmu pengetahuan teknik secara sadar, pengolahan tanah secara metodis, transformasi alat-alat kerja menjadi alat-alat kerja yang hanya dapat digunakan oleh umum, pengekonomisan semua alat produksi melalui penggunaannya sebagai alat produksi buruh yang telah digabungkan dan disosialisasikan. Dan, bersamaan dengan jumlah raksasa pemilik kapital yang senantiasa terus berkurang, dan yang merampas serta memonopoli semua keuntungan dari proses transformasi ini, semakin membesar pula massa kesengsaraan, penindasan, perbudakan, kemerosotan moral, eksploitasi, tetapi dengan ini pula semakin banyak pemberontakan dari kelas pekerja, yakni, kelas yang selalu meningkat jumlahnya, dan terdisiplin, tersatukan, dan terorganisir oleh mekanisme proses produksi kapitalis itu sendiri. Dan, kapital pun menjadi rantai atau belenggu yang mengikat di atas cara produksi, yang telah muncul dan memberi makan secara bersamaan, maupun di bawahnya. Pemusatan alat-alat produksi dan sosialisasi tenaga kerja ini akhirnya mencapai titik di mana semuanya itu menjadi tidak cocok dengan kulit luar kapitalis itu sendiri. Akhirnya, kulit luar ini meledak hancur. Sehingga dentang lonceng kematian untuk hak milik perseorangan yang kapitalistis itu pun bergemalah. Para pengambil alih pun diambil alih.'

"Dan sekarang, saya bertanya kepada para pembaca: Di manakah jalinan konseptual serta labirin dan jumbai-jumbai yang dialektis itu, di mana ide-ide yang bercampur-aduk dan disalahmengertikan itu menyatakan bahwa segala sesuatu itu seluruhnya menjadi satu dan yang pada akhirnya menjadi sesuatu yang sama, di mana keajaiban dialektika bai para pengikutnya yang setia; di mana labirin dan sampah dialektika yang misterius itu menjadi cocok dengan doktrin Logos-nya Hegel, yang tanpa itu, Marx, menurut Herr duhring, tidak akan mampu menyusun penjelasannya? (labirin = jaringan jalan yang membingungkan; jumbai-jumbai = rumbai-rumbai) Padahal Marx hanya menunjukkan dari sejarah, dan menyatakan di sini dalam bentuk ringkasan, bahwa, tepat seperti industri kecil di jaman dulu, berkat perkembangannya sendiri, terpaksa menciptakan kondisi untuk memusnahkan dirinya sendiri . . . . Demikian pula, sekarang, cara produksi kapitalis sendiri juga menciptakan kondisi materialnya untuk memusnahkan dirinya sendiri. Proses ini memang merupakan proses sejarah. Dan, apabila pada waktu yang sama, proses itu menjadi proses yang dialektis, maka hal ini bukanlah merupakan kesalahan Marx, betapa pun menjengkelkannya hal itu bagi Herr Dühring.

"Baru pada saat inilah, setelah Marx mengemukakan buktinya secara sempurna berdasarkan fakta-fakta ekonomi dan sejarah, ia melanjutkan: "Cara perampasan kapitalis, akibat cara produksi kapitalis, menghasilkan hak milik perseorangan secara kapitalis pula. Ini merupakan negasi pertama atas hak milik perseorangan yang bersifat individual, seperti yang didirikan di atas buruh pemilik alat produksi. Tetapi kemudian produksi kapitalis ini juga melahirkan negasinya sendiri berkat hukum alam yang tak kenal ampun itu. Inilah yang disebut negasi dari negasi' — dst. (seperti yang dikutip di atas).

"Demikianlah, dengan menunjukkan ciri-ciri dari proses itu sebagai negasi dari negasi, Marx pun tidak bermaksud untuk membuktikan bahwa proses itu harus merupakan proses sejarah. Sebaliknya: Baru setelah ia dapat membuktikan dari sejarah bahwa sesungguhnya proses itu sebagian sudah terjadi, dan sebagian harus terjadi di masa datang, maka ia lagi-lagi menunjukkan ciri-ciri dari proses itu sebagai proses yang berkembang menurut hukum dialektika tertentu. Itu saja. Oleh karenanya, sekali lagi, hal itu merupakan pemutarbalikan fakta-fakta yang murni dilakukan oleh Herr Dühring ketika ia menyatakan bahwa negasi dari negasi itu di sini harus berfungsi sebagai bidan untuk melahirkan masa depan dari rahim masa lampaunya, atau bahwa Marx menginginkan seseorang untuk diyakinkan tentang keharusan adanya kepemilikan umum atas tanah dan kapital . . . berdasarkan keyakinan pada negasi dari negasi" (hal. 125).

Para pembaca akan melihat bahwa tangkisan Engels yang bagus sekali terhadap Duhring ini berlaku secara keseluruhannya untuk Tuan Mikhailovsky, yang juga menyatakan bahwa dengan Marx, masa depan itu semata-mata ada di ujung rantai Hegel dan bahwa keyakinan atas tak terhindarkannya keharusan itu hanya dapat didirikan di atas kepercayaan. [4]

Seluruh perbedaan antara Duhring dan Tuan Mikhailovsky ini dapat diringkas menjadi dua masalah kecil, sbb.: Pertama-tama, Duhring, meskipun kenyataannya ia tidak dapat berbicara tentang Marx tanpa berbusa mulutnya, masih menganggap penting untuk menyebutkan dalam bagian berikutnya, yaitu di bagian sejarah, bahwa Marx dalam kata sambutannya (54) secara kategoris menolak tuduhan Hegelianisme. Sedangkan Tuan Mikhailovsky tidak mengatakan apa pun tentang pernyataan-pernyataan Marx yang sepenuhnya pasti dan jelas (seperti yang dikutip di atas) tentang apa yang ia pikirkan sebagai metode dialektika nantinya.

Kedua, keistimewaan lainnya dari Tuan Mikhailovsky adalah bahwa ia memusatkan seluruh perhatiannya pada penggunaan 'tenses'. (tenses = kala, atau bentuk kata kerja yang menunjukkan saat melakukan sesuatu yang ada hubungannya dengan saat berbicara) Mengapa, ketika ia berbicara tentang masa depan, Marx menggunakan 'present tense' (kala kini)? — ahli filsafat kita menuntut dengan air muka penuh kemenangan. Hai, pengkritik yang paling terhormat, Anda mungkin akan dapat menemukan jawaban terhadap hal ini di dalam buku tata bahasa apa pun: Anda akan mendapatkan bahwa 'present tense' (kala kini) harus digunakan, dan bukannya 'future tense' (kala akanan), ketika 'future' itu dianggap sebagai tak terhindarkan dan tidak disangsikan lagi. Tetapi, mengapa demikian, mengapa hal itu tidak disangsikan lagi? — Tuan Mikhailovsky bertanya dengan penuh rasa cemas, dengan keinginan untuk melakukan agitasi yang hebat sebagai pembenaran bahkan terhadap pemutarbalikan seperti itu. Sayangnya, pada masalah ini, juga, Marx memberikan jawaban yang sepenuhnya pasti. Anda mungkin akan menganggapnya belum mencukupi atau bahkan salah, tetapi dalah hal itu, Anda harus menunjukkan seberapa tepat, dan mengapa tepat, kesalahan itu, dan bukannya berbicara omong kosong tentang Hegelianisme.

Ada jamannya ketika Tuan Mikhailovsky sendiri tidak hanya tahu tentang apa jawaban ini, tetapi bahkan memberikan kuliah kepada orang lain tentang hal itu. Tuan Zhukovsky, tulisnya pada tahun 1877, memiliki dasar yang baik untuk menganggap konsepsi Marx tentang masa depan itu sebagai bersifat terkaan, tetapi ia "tidak punya hak moral" untuk mengabaikan persoalan tentang sosialisasi tenaga kerja, "yang dianggap sangat penting oleh Marx." Ya, tentu saja! Zhukovsky dalam tahun 1877 tidak punya hak moral untuk menghindari persoalan itu, tetapi Tuan Mikhailovsky dalam tahun 1894 justru memiliki hak moral ini! Mungkin, quod licet Jovi, non licet bovi?! [Apa yang mungkin dilakukan oleh Jove, mungkin justru tidak dilakukan oleh sapi jantan. --Ed.]

Saya, mau tidak mau, menjadi ingat di sini akan pendapat yang aneh tentang sosialisasi ini yang pernah diungkapkan dalam Otechestvenniye Zapiski.(55) Dalam No. 7, 1883, majalah ini menerbitkan "Surat kepada Editor," dari seseorang yang bernama Tuan Postoronny (56) yang, seperti Tuan Mikhailovsky, menganggap "konsepsi" Marx tentang masa depan itu sebagai bersifat terkaan. "Pada dasarnya," kata Tuan ini, "bentuk sosial tenaga kerja di bawah kapitalisme itu sama dengan ini, bahwa beberapa ratus atau ribu pekerja menggiling, memalu, memutar, menempatkan di atas, menempatkan di bawah, menarik dan melakukan banyak pekerjaan-pekerjaan lainnya di bawah satu atap. Mengenai karakter umum dari rezim ini, hal itu secara bagus sekali diungkapkan dengan mengatakan: 'Setiap orang untuk dirinya sendiri, dan Tuhan untuk semua.' Ke manakah masuknya bentuk sosial dari tenaga kerja itu?"

Ya, Anda dapat melihat dengan segera bahwa orang itu telah memahami persoalannya! "Bentuk sosial tenaga kerja" "sama" dengan "bekerja di bawah satu atap"!! Dan ketika ide-ide yang tidak masuk akal seperti itu diungkapkan dalam salah satu majalah Rusia yang paling baik, sampai saat ini, ternyata mereka pun masih saja ingin meyakinkan kita bahwa bagian teori dari buku Das Kapital itu pada umumnya diakui oleh ilmu pengetahuan. Ya, karena tidak mampu mengemukakan keberatan sedikit pun yang serius terhadap buku Das Kapital itu, maka pernyataan "pada umumnya diakui oleh ilmu pengetahuan" itu menunjukkan bahwa mereka mulai membungkuk-bungkuk seperti budak, dan pada waktu yang sama tetap terus memperlihatkan kebodohan paling mendasar dan mengulangi kedangkalan lama para ahli ekonomi sekolahan. Kita harus memikirkan persoalan ini sebentar untuk menunjukkan kepada Tuan Mikhailovsky tentang apa intisari persoalan itu, yang, karena dipaksa oleh kebiasaan, ia telah mengabaikannya sama sekali.

Sosialisasi tenaga kerja oleh produksi kapitalis sama sekali tidak memiliki unsur utama berupa orang-orang yang bekerja di bawah satu atap (karena hal itu hanya merupakan bagian yang kecil dari proses itu), tetapi berupa pemusatan kapital yang diiringi dengan spesialisasi tenaga kerja sosial, dengan turunnya jumlah kaum kapitalis dalam setiap cabang industri tertentu, serta meningkatnya jumlah cabang-cabang industri secara terpisah — dan banyak proses produksi secara terpisah, yang digabungkan menjadi satu proses produksi. Ketika, di jaman tenun tangan, misalnya, para produsen kecil itu sendiri yang memintal benang dan membuatnya menjadi kain. Tetapi ketika produksi menjadi tersosialisasikan oleh kapitalisme, maka jumlah cabang-cabang industri secara terpisah itu meningkat: Pemintalan kapas dilakukan secara terpisah. Demikian pula halnya dengan penenunan kain. Pembagian kerja ini sendiri, dan pemusatan produksinya, telah melahirkan cabang-cabang baru — pembuatan mesin, penambangan batu bara, dst. Dalam setiap cabang industri, yang sekarang telah menjadi lebih terspesialisasikan, jumlah kaum kapitalis semakin berkurang. Ini berarti bahwa ikatan sosial di antara para produsen sendiri menjadi semakin kuat, sehingga para produsen itu tersatukan menjadi satu kesatuan yang utuh. Para produsen kecil yang terisolasi pun masing-masing melakukan beberapa pekerjaannya secara serentak, sehingga, dengan demikian, menjadi saling tidak tergantung satu sama lain: Ketika, misalnya, perajin itu sendiri harus menanam rami, dan kemudian memintal serta menenunnya sendiri pula, maka ia pun menjadi nyaris tidak tergantung sama sekali kepada yang lain-lainnya. Sehingga rezim ini (dan hanya rezim ini), yaitu, rezim dari para produsen komoditi kecil yang tercerai-berai ini, yang benar-benar dapat mengatakan: "Setiap orang untuk dirinya sendiri, dan Tuhan untuk semua," yaitu, anarki dari fluktuasi atau naik turunnya harga di pasar. Kasus ini dapat menjadi berbeda sama sekali di bawah sosialisasi tenaga kerja yang dicapai karena kapitalisme. Pabrik yang memproduksi kain sangat tergantung pada pabrik pemintalan kapas, yang belakangan ini (pabrik pemintalan kapas) juga tergantung pada kapitalis perkebunan yang menanam kapas, pada pemilik pabrik mesin, tambang batu bara, dsb., dst. Akibatnya tidak ada kapitalis yang dapat hidup tanpa yang lain-lain. Jelaslah bahwa peribahasa "Setiap orang untuk dirinya sendiri" benar-benar tidak dapat diterapkan pada rezim seperti ini: Di sini, setiap pabrik untuk semua dan semua untuk masing-masing (sehingga tidak ada tempat yang tersisa untuk Tuhan — baik sebagai tokoh khayal yang jauh lebih tinggi dari apa pun yang bersifat duniawi maupun sebagai tokoh duniawi "si anak lembu emas"). Karakter rezim itu pun berubaha sama sekali. Ketika, selama rezim usaha kecil yang terisolasi, kerja pun menjadi terhenti dalam usaha mana pun dari usaha mereka. Ini hanya mempengaruhi beberapa anggota masyarakat saja. Ini tidak mengakibatkan kekacauan umum apa pun. Sehingga, oleh karenanya, tidak menarik perhatian umum, dan tidak membangkitkan masyarakat umum untuk campur tangan. Tetapi, ketika kerja menjadi terhenti pada sebuah perusahaan besar, yang terlibat dalam cabang industri yang sangat tinggi spesialisasinya, dan, oleh karenanya, kerja pun nyaris untuk seluruh masyarakat, dan, pada gilirannya, tergantung pada seluruh masyarakat (demi sederhananya, saya mengambil kasus di mana sosialisasi telah mencapai titik kulminasinya atau titik puncaknya), maka kerja itu pun akhirnya secara pasti menjadi terhenti di seluruh perusahaan lainnya di masyarakat itu. Karena mereka hanya dapat memperoleh produk-produk yang mereka perlukan dari perusahaan ini. Mereka hanya dapat menjual seluruh komoditi mereka apabila komoditi mereka sendiri tersedia. Dengan demikian, semua proses produksi itu tergabung menjadi satu proses produksi sosial tunggal, walau pun masing-masing cabang itu dijalankan oleh seorang kapitalis yang terpisah, sehingga semuanya menjadi tergantung padanya, dan produk-produk sosial pun tetap masih menjadi hak milik perseorangan. Nah, belum jelaskah bahwa bentuk produksi mewarisi kontradiksi yang tak terdamaikan dengan bentuk perampasannya? Belum jelaskah bahwa yang belakangan (bentuk perampasannya) harus menyesuaikan diri dengan yang di muka (bentuk produksinya), dan harus menjadi bersifat sosial, yaitu, sosialis? Meskipun demikian, majalah Otechestvenniye Zapiski yang berselera rendah itu mereduksi segala sesuatunya hanya menjadi kerja di bawah satu atap. Adakah sesuatu itu, apa pun juga, yang dapat lebih luas dari pernyataan itu! (Saya hanya melukiskan proses materinya saja, hanya perubahan dalam hubungan produksinya saja, tanpa menyentuh aspek sosial dari proses itu, di mana dalam kenyataannya, para pekerja menjadi tersatukan, terpateri semuanya menjadi satu, dan terorganisir, karena hal itu merupakan gejala sekunder turunannya.)

Alasan dari segala sesuatu yang mendasar untuk dijelaskan kepada "kaum demokrat" Rusia semacam itu menunjukkan bahwa mereka begitu berat tertancap dalam lumpur ide-ide borjuis kecil yang kolot itu sehingga untuk membayangkan tatatan dari segala sesuatu selain dari tatanan borjuis kecil pun benar-benar di luar jangkauan mereka.

Meskipun demikian, marilah kita kembali ke Tuan Mikhailovsky. Keberatan apakah yang ia ajukan terhadap fakta-fakta dan argumen-argumen yang dipakai oleh Marx sebagai dasar untuk kesimpulannya bahwa sistem sosialis itu tak terelakkan berdasarkan hukum-hukum perkembangan kapitalis itu sendiri? Apakah ia telah menunjukkan bahwa dalam realitasnya, di bawah organisasi komoditi dari ekonomi sosial, tidak ada perkembangan spesialisasi dari proses tenaga kerja sosial, tidak ada pemusatan kapital dan perusahaan, tidak ada sosialisasi dari seluruh proses tenaga kerja itu? Tidak, ia tidak mengajukan satu argumen pun untuk menyangkal fakta-fakta ini. Apakah ia menggoyahkan dalil yang menyatakan bahwa anarki, yang tak terdamaikan dengan sosialisasi tenaga kerja itu, merupakan sifat yang melekat pada masyarakat kapitalis? Tidak, ia tidak mengatakan apa pun tentang hal ini. Apakah ia telah membuktikan bahwa penggabungan proses tenaga kerja dari semua kapitalis menjadi satu proses sosial tunggal itu cocok dengan hak milik perseorangan, atau bahwa suatu pemecahan terhadap kontradiksi itu dapat dipikirkan dan dimungkinkan, sehingga berlainan dengan yang ditunjukkan oleh Marx? Tidak, ia tidak mengatakan satu patah kata pun tentang hal ini.

Lalu, berdasarkan apa kritiknya itu? Apakah berdasarkan manipulasi, pemutarbalikan, dan banjir kata-kata yang tidak lebih daripada bunyi giring-giring? (giring-giring = kelintingan, genta-genta kecil pada kaki bayi)

Sesungguhnya, bagaimana lagi kita harus mencirikan metode-metode yang digunakan oleh pengkritik yang, setelah pertama-tama banyak bicara omong kosong tentang tiga langkah sejarah yang berkelanjutan, kemudian menuntut Marx dengan air muka yang serius: "Lalu, apa lagi?" — yaitu, bagaimana sejarah akan berjalan di luar tahap akhir proses yang telah ia lukiskan? Silakan untuk diperhatikan bahwa sudah dari awal mula kegiatan revolusioner maupun kegiatan tulis-menulisnya, Marx secara sangat pasti telah meminta agar supaya teori sosiologi itu seharusnya secara akurat melukiskan proses yang sebenarnya — dan tidak lebih dari itu (bandingkanlah, misalnya, Manifesto Komunis pada kriteria teori kaum komunis). (57) Ia secara ketat mengikuti tuntutan ini dalam bukunya Das Kapital: Ia membuatnya menjadi tugas untuk memberikan analisis ilmiah terhadap bentuk masyarakat kapitalis — dan di sana ia berhenti, setelah menunjukkan bahwa perkembangan dari organisasi ini yang sebenarnya terus berjalan di depan mata kita ternyata memiliki kecenderungan yang begitu dan terus begitu, sehingga akhirnya secara tak terelakkan pasti akan binasa dan berubah menjadi organisasi yang lain, yaitu organisasi yang lebih tinggi. Akan tetapi, karena ingin menghindari seluruh substansi atau seluruh isi pokok dari doktrin Marx, maka Tuan Mikhailovsky justru mengajukan pertanyaannya yang bodoh: "Lalu, apa lagi?" Dan kemudian ia menambahkan lagi yang lebih berat: "Saya harus secara jujur mengakui bahwa saya merasa tidak begitu jelas tentang apa jawaban yang akan diberikan Engels." Meskipun demikian, di pihak kami, kami harus secara jujur mengakui, Tuan Mikhailovsky, bahwa kami merasa sudah sangat jelas tentang jiwa dan metode apa yang Anda gunakan dalam "kritik" semacam itu!

Atau, ambillah argumen berikut ini: "Di Jaman Pertengahan, hak milik individu Marx yang didasarkan pada pemilik tenaga kerja itu sendiri bukanlah merupakan satu-satunya faktor dan juga bukan merupakan faktor yang dominan, bahkan dalam bidang hubungan-hubungan ekonomi sekali pun. Di samping itu, masih ada banyak lagi, tetapi metode dialektika menurut penafsiran Marx" (dan bukannya menurut penerjemahan Tuan Mikhailovsky yang diputarbalikkan tentang hal itu, bukan?) "tidak mengemukakan kembalinya ke sana . . . . Sehingga jelaslah bahwa semua niat jahat ini tidak menunjukkan gambaran tentang realitas sejarah, atau bahkan bagian-bagiannya pun tidak, karena semuanya itu hanya untuk memuaskan kecenderungan pikiran manusia untuk memikirkan setiap objek dalam keadaannya di masa lalu, masa sekarang, dan masa mendatang." Bahkan cara Anda memutarbalikkan segala sesuatu itu, Tuan Mikhailovsky, terasa sangat monoton sampai membuat orang merasa muak! Ke dalam niat jahat Marx, yang menyatakan hanya untuk merumuskan proses yang sebenarnya dari perkembangan kapitalisme, [5] ia pertama-tama menyindir maksud untuk membuktikan segala sesuatu dengan tiga serangkainya Hegel, kemudian menyatakan bahwa niat jahat Marx tidak sesuai dengan rencana yang diselinapkan ke dalamnya oleh Tuan Mikhailovsky (tahap yang ketiga hanya merestorasi atau mengembalikan satu aspek saja dari tahap yang pertama, dengan menghilangkan aspek-aspek yang lainnya), dan selanjutnya, dengan cara yang paling terang-terangan hinanya, ia menarik kesimpulan bahwa "niat jahat itu jelas-jelas tidak menunjukkan gambaran tentang realitas sejarah"!

Apakah ada polemik serius apa pun yang dapat masuk akal dengan orang yang (seperti yang diakatakan oleh Engels tentang Duhring) tidak mampu mengutip secara akurat, bahkan dengan perkecualian sekali pun? Dapatkah ada bantahan apa pun, ketika masyarakat umum berusaha diyakinkan bahwa niat jahat itu "jelas-jelas" tidak sesuai dengan realitas, bahkan tanpa upaya apa pun yang dilakukan untuk menunjukkan kesalahannya dalam hal apa pun?

Daripada mengkritik kandungan yang sebenarnya dari pandangan-pandangan Marxis itu, Tuan Mikhailovsky menggunakan kelicikannya itu pada masalah yang dikategorikan dalam masa lalu, masa kini, dan masa depan. Engels, misalnya, ketika membantah "kebenaran abadi" dari Herr Dühring, mengatakan bahwa "moralitas . . . . yang dikhotbahkan kepada kita hari ini" adalah moralitas yang berlipat tiga: Feodal-Kristen, borjuis, dan proletar. Sehingga masa lalu, masa kini, dan masa depan itu memiliki teori-teori moralitasnya sendiri-sendiri. (58) Dalam hal ini, Tuan Mikhailovsky dapat berpikir sebagai berikut: "Saya kira ada tiga kategori, yaitu, masa lalu, masa kini, dan masa depan yang menjadi dasar dari ketiga pembagian sejarah itu ke dalam periode-periodenya." Alangkah berbobotnya pemikirannya itu! Siapa yang tidak tahu kalau ada gejala sosial yang diteliti itu dalam proses perkembangannya, dari peninggalannya di masa lampau, kemudian fondasinya di masa sekarang, dan benih-benihnya untuk masa mendatang itu akan selalu diungkapkan di dalamnya? Akan tetapi, apakah Engels, misalnya, pernah berpikir untuk menyatakan bahwa sejarah moralitas itu (waktu itu ia sedang mengatakan, kita tahu, hanya dari "kala kini") terbatas pada tiga faktor yang ditunjukkan, bahwa moralitas feodal itu, misalnya, tidak didahului oleh moralitas perbudakan, dan yang belakangan ini (moralitas perbudakan), tidak didahului oleh moralitas masyarakat komunis primitif? Akan tetapi, daripada secara serius mengkritik upaya Engels untuk menjelaskan kecenderungan modern dalam ide-ide moral itu dengan menjelaskannya secara materialistis, Tuan Mikhailovsky justru memperlakukan kita dengan berdagang ungkapan yang paling kosong!

Dalam hal metode-metode "kritik" seperti itu, yang digunakan oleh Tuan Mikhailovsky, yaitu, kritik yang dimulai dengan pernyataan bahwa ia tidak tahu di mana, dalam buku apa, konsepsi materialis tentang sejarah itu dijelaskan, mungkin justru akan bermanfaat apabila kita mengingat bahwa memang ada kalanya di mana penulis mengetahui salah satu dari karya-karya ini dan mampu menghargainya secara lebih tepat. Dalam tahun 1877, Tuan Mikhailovsky menyatakan pendapatnya tentang buku Das Kapital, sbb.: "Apabila kita membuang dari buku Das Kapital tutup dialektikanya Hegel yang berat, canggung, dan tidak diperlukan itu" (Alangkah anehnya! Bagaimana mungkin "dialektikanya Hegel tidak diperlukan" dalam tahun 1877, sementara dalam tahun 1894 tampaknya materialisme justru berdiri di atas "proses dialektikanya Hegel yang tak terbantahkan itu"?), "kemudian, terpisah dari kebaikan lainnya dalam esai ini, kita akan mengamati di dalamnya materi yang diuraikan secara panjang lebar dan sangat bagus sebagai jawaban terhadap persoalan umum tentang hubungan dari bentuk-bentuk itu atas kondisi-kondisi material dari keberadaannya, dan juga sebagai formulasi yang sangat bagus terhadap persoalan ini untuk suatu bidang yang pasti." "Hubungan dari bentuk-bentuk itu atas kondisi-kondisi material dari keberadaannya" — mengapa, itulah persoalan yang sebenarnya tentang hubungan timbal balik di antara berbagai aspek dari kehidupan sosial, tentang bangunan atas dari hubungan-hubungan ideologis berdasarkan hubungan-hubungan material, yaitu, suatu persoalan yang solusi terkenalnya berupa doktrin materialisme. Marilah kita lanjutkan.

"Dalam kenyataannya, seluruh buku 'Das Kapital' itu" (Huruf miring dari saya.) "dicurahkan untuk meneliti tentang bagaimana bentuk masyarakat itu, setelah muncul, dapat terus berkembang dan menonjolkan ciri-cirinya yang khas, dengan menggantungkan pada dirinya sendiri dan dengan menyerap berbagai penemuan, penciptaan dan perbaikan dalam metode-metode produksi, pemasaran-pemasaran yang baru, dan ilmu pengetahuan itu sendiri, serta memaksanya bekerja untuk itu, dan, akhirnya, tentang bagaimana bentuk tertentu itu sampai tidak mampu bertahan melawan perubahan-perubahan selanjutnya dalam kondisi-kondisi materialnya."

Benar-benar mengherankan! Dalam tahun 1877, "seluruh buku Das Kapital itu" dicurahkan untuk meneliti secara materialis terhadap bentuk masyarakat tertentu (Terdiri atas unsur utama apalagi materialisme itu, apabila bukan untuk menjelaskan bentuk-bentuk masyarakat melalui kondisi-kondisi materialnya?), sementara dalam tahun 1894 tampaknya hal itu bahkan tidak diketahui tentang di mana, dalam tulisan apa, penjelasan tentang materilaisme ini harus dicari? Dalam tahun 1877, buku Das Kapital memiliki unsur utama berupa "penelitian tentang" bagaimana "suatu bentuk tertentu" (Bentuk masyarakat kapitalis, bukan?) "sampai tidak mampu" (Berilah tanda di sini!) "bertahan melawan perubahan-perubahan selanjutnya dalam kondisi-kondisi materialnya," — sementara dalam tahun 1894, ternyata tidak ada sama sekali penelitian dan keyakinan bahwa bentuk kapitalis tidak mampu bertahan tehadap perkembangan lebih lanjut dari kekuatan-kekuatan produktif itu — tergantung "sama sekali pada akhir dari tiga serangkainya Hegel"! Dalam tahun 1877, Tuan Mikhailovsky menulis bahwa "analisis terhadap hubungan-hubungan dari bentuk-bentuk tertentu masyarakat dengan kondisi-kondisi material dari keberadaannya itu untuk selama-lamanya" (Huruf miring dari saya.) "akan tetap menjadi monumen bagi kekuatan logika pengarang beserta pengetahuannya yang sangat luas," sementara dalam tahun 1894, ia menyatakan bahwa doktrin materialisme belum pernah dibuktikan dan dibenarkan secara ilmiah di mana pun.

Benar-benar mengherankan! Apa artinya ini? Apa yang terjadi?

Dalam hal ini ada dua hal yang telah terjadi. Pertama-tama, sosialisme kaum tani Rusia tahun 70-an — yang "mendengus sinis" pada kemerdekaan akibat dari karakter borjuisnya, memerangi "kaum liberal yang mempunyai alis nyata" dan yang secara bersemangat menutup-nutupi sifat antagonis dari kehidupan Rusia, dan memimpikan revolusi petani — telah membusuk sama sekali dan melahirkan liberalisme kasar berselera rendah yang melihat "kesan yang memberikan harapan" di dalam kecenderungan yang progresif dari usaha pertanian para petani, sehingga lupa bahwa semuanya itu disertai dengan (dan ditentukan oleh) pengambilalihan secara besar-besaran dari kaum tani. Kedua, dalam tahun 1877, Tuan Mikhailovsky telah menjadi begitu asyik dengan tugasnya dalam mempertahankan Marx yang "optimis" (yakni, kaum sosialis revolusioner) dari para para pengkritik liberalnya sehingga ia tidak mampu mengamati ketidakcocokan metode Marx dan metodenya sendiri. Dan kemudian, kontradiksi yang tak terdamaikan di antara materialisme dialektik dan sosiologi subjektif itu dijelaskan kepadanya — dijelaskan melalui buku-buku dan artikel-artikel Engels, dan melalui kaum Sosial Demokrat Rusia (yang salah seorang dari mereka sering kali dengan sangat tepat memberikan komentar-komentar tentang Tuan Mikhailovsky ini seperti yang terdapat dalam tulisan Plekhanov) — dan Tuan Mikhailovsky, bukannya secara serius duduk tenang untuk merenungkan seluruh persoalan itu, tetapi justru hanya ngeloyor semaunya sendiri. Ia, bukannya menyambut Marx dengan hangat (seperti yang dilakukannya dalam tahun 1872 dan 1877)[59], tetapi sekarang justru menyalak padanya dengan kedok pujian yang meragukan, beserta kemarahan dan kata-kata pedas terhadap kaum Marxis Rusia karena menolak untuk cukup puas dengan "pertahanan yang secara ekonomi paling lemah," dengan gudang dan perbaikan di pedesaan, dengan museum dan 'artel' (asosiasi) untuk para perajin, dan ide-ide kemajuan lainnya yang serupa dan bermaksud baik tetapi berselera rendah, dan karena ingin tetap menjadi orang yang "optimis", membela revolusi sosial, dan mengajar, mengarahkan, serta mengorganisir unsur-unsur yang benar-benar revolusioner dalam masyarakat. (artel = asosiasi para petani, para perajin, dsb., di Rusia)

Setelah menyimpang sebentar ke dunia masa lalu yang jauh, kami kira, orang dapat menyimpulkan tentang penelitian yang merupakan "kritik" dari Tuan Mikhailovsky terhadap teori Marx ini. Marilah kita selanjutnya mencoba untuk menyimpulkan dan mengikhtisarkan "argumen-argumen" dari kritikus kita itu.

Doktrin yang ia maksudkan untuk dihancurkan itu didasarkan, pertama-tama, pada konsepsi materialis tentang sejarah, dan, kedua, pada metode dialektika.

Mengenai yang pertama, pengkritik kita itu memulainya dengan menyatakan bahwa ia tidak tahu dalam tulisan yang mana, materialisme itu dijelaskan. Karena tidak menemukan penjelasan itu di mana pun, maka ia sendiri mulai merekayasa penjelasan tentang apa materialisme itu. Agar supaya dapat memberikan gambaran tentang pernyataan materialisme yang berlebihan ini, ia merekayasa sebuah cerita bahwa materialisme menyatakan telah menjelaskan tentang masa lalu, masa kini, maupun masa depan seluruh umat manusia — dan kemudian ketika hal itu ditunjukkan dengan merujuk ke pernyataan-pernyataan yang asli dari orang-orang Marxis bahwa mereka hanya menganggap satu formasi sosial saja yang telah dijelaskan, maka pengkritik kita itu pun lalu menyatakan bahwa orang-orang materialis itu telah menyempitkan jangkauan materialisme, sehingga, ia menegaskan, bahwa mereka telah merusak diri mereka sendiri. Agar supaya dapat memberikan gambaran tentang metode-metode yang dipakai untuk menyusun materialisme ini, maka ia pun merekayasa sebuah cerita bahwa kaum materialis itu sendiri telah mengaku tentang tidak memadainya pengetahuan mereka untuk menguraikan sosialisme ilmiah itu secara panjang lebar, meskipun dalam kenyataannya Marx dan Engels mengakui tidak memadainya pengetahuan mereka itu (pada tahun 1845-1846) hanya tentang sejarah ekonomi pada umumnya, dan meskipun dalam kenyataannya mereka belum pernah menerbitkan esai yang dapat dijadikan bukti tentang tidak memadainya pengetahuan mereka itu. Setelah pembukaan ini, kita pun disuguhi dengan kritik itu sendiri. Buku Das Kapital itu tidak ada artinya sama sekali karena hanya membicarakan satu periode, padahal pengkritik kita itu ingin memiliki seluruh periode itu, dan juga karena tidak menegaskan adanya materialisme ekonomi, tetapi hanya menyentuhnya sedikit saja — sehingga argumen-argumen ini, secara jelas, menjadi begitu berbobot dan serius karena dipakai untuk memaksa orang agar mau mengakui bahwa materialisme tidak pernah secara ilmiah dibuktikan kebenarannya. Kemudian, fakta itu disitir untuk menentang materialisme dengan menyatakan bahwa orang yang tidak punya hubungan sama sekali dengan doktrin ini pun, setelah mempelajari jaman pra-sejarah di negara yang sama sekali berbeda, ternyata juga dapat sampai pada kesimpulan-kesimpulan yang materialis. Untuk menunjukkan, lebih lanjut, bahwa menyeret prokreasi ke dalam materialisme itu salah sama sekali, bahwa hal ini hanyalah merupakan kelicikan kata-kata belaka, maka pengkritik kita pun melanjutkannya lagi untuk membuktikan bahwa hubungan ekonomi itu merupakan bangunan atas yang didasarkan pada hubungan keluarga dan hubungan seks. Pernyataan-pernyataan yang dibuat setelah itu oleh pengkritik kita yang berbobot untuk memajukan pendidikan kaum materialis ini dapat memperkaya kita dengan kebenaran yang sangat mendalam bahwa hak waris itu tidak mungkin tanpa prokreasi, bahwa psikologi yang kompleks "melekat" pada produk-produk prokreasi ini, dan bahwa anak-anak itu dibesarkan dengan jiwa ayah-ayah mereka. Secara sambil lalu, kita juga tahu bahwa rasa kebangsaan itu merupakan kelanjutan dan generalisasi dari ikatan-ikatan primitif. Sambil melanjutkan riset teorinya ke dalam materialisme, pengkritik kita mencatat bahwa kandungan dari kebanyakan argumen Marxis itu unsur utamanya berupa pernyataan bahwa penindasan dan eksploitasi terhadap massa rakyat itu merupakan "keharusan" di bawah rezim borjuis dan bahwa rezim ini juga mengandung suatu "keharusan" untuk berubah ke dalam rezim sosialis, yang setelah itu ia bergegas untuk menyatakan bahwa keharusan itu merupakan penyangga yang terlalu umum (apabila kita menghilangkan apa, yang sesungguhnya, dianggap orang sebagai keharusan itu) dan bahwa, oleh karenanya, orang-orang Marxis itu sebenarnya juga merupakan penganut mistik dan metafisika. Pengkritik kita itu juga menyatakan bahwa polemik Marx dengan kaum idealis itu "berat sebelah," meskipun ia tidak mengatakan sepatah kata pun tentang hubungan dari pandangan-pandangan kaum idealis itu dengan metode subjektif maupun hubungan materialisme dialektika Marx dengan pandangan-pandangan ini.

Mengenai pilar Marxisme yang kedua — yaitu, metode dialektika — yang merupakan salah satu serangan dari pengkritik kita yang hebat itu ternyata sudah cukup untuk mencampakkannya ke tanah. Dan, serangan itu ternyata juga telah secara baik sekali diarahkan: Pengkritik kita itu telah bersusah payah dan bekerja keras dengan upayanya yang luar biasa banyaknya untuk membantah pendapat bahwa segala sesuatu itu akan dapat dibuktikan dengan tiga serangkainya Hegel, dengan mengabaikan adanya kenyataan bahwa metode dialektika itu unsur utamanya sama sekali bukan berupa tiga serangkainya Hegel, tetapi unsur utama itu secara tepat justru berupa penolakan terhadap metode-metode idealisme dan subjektivisme dalam sosiologi. Serangan yang lainnya secara khusus diarahkan kepada Marx dengan bantuan Herr Dühring yang gagah berani, di mana pengkritik menganggap bahwa kemustahilan yang tidak masuk akal berupa upaya untuk membuktikan kematian yang menjadi keharusan dari kapitalisme melalui tiga serangkainya Hegel itu sebagai berasal dari Marx — dan kemudian dengan penuh kemenangan ia memerangi kemustahilan ini. Seperti itulah syair kepahlawanan tentang "kemenangan-kemenangan" gemilang dari "ahli sosiologi kita yang terkenal" itu! Alangkah sangat "majunya peningkatan pendidikan" itu (Burenin) untuk merenungkan kemenangan-kemenangan ini!

Kita tidak dapat menahan diri di tempat ini untuk menyentuh keadaan lainnya, yang tidak punya hubungan langsung dengan kritik terhadap doktrin Marx, tetapi memiliki karakteristik yang luar biasa untuk memahami apa-apa yang ideal bagi pengkritik itu beserta konsepsinya tentang realitas. Hal ini merupakan sikapnya terhadap gerakan kelas pekerja di Barat.

Di atas kita telah mengutip pernyataan Tuan Mikhailovsky bahwa materialisme sendiri belum mendapatkan pembenaran dari "ilmu pengetahuan" (mungkin, ilmu pengetahuan dari "teman-teman yang berkebangsaan Jerman dari orang itu"?), meskipun demikian, materialisme ini, kata Tuan Mikhailovsky, "benar-benar terus menyebar dengan sangat cepatnya di kalangan kelas pekerja." Bagaimana Tuan Mikhailovsky menjelaskan fakta ini? "Sukses," katanya, "yang, boleh dikatakan, dinikmati oleh materialisme secara luas, beserta penyebarannya dalam bentuk yang secara kritis belum diteliti kebenarannya itu, terutama merupakan akibat dari praktek sehari-hari yang ditegakkan dengan prospek atau harapan untuk masa depan, dan bukannya untuk ilmu pengetahuan." Makna lain apa lagikah yang mungkin terdapat dalam ungkapan yang janggal tentang praktek "yang ditegakkan" dengan prospek atau harapan untuk masa depan ini selain daripada materialisme yang terus berkembang, bukan karena secara tepat mampu menjelaskan realitas, tetapi karena berpaling dari realitas ke prospek atau harapan untuk masa depan itu? Dan, ia terus melanjutkan kata-katanya: "Produk-produk ini memerlukan kelas pekerja Jerman yang mengadopsi atau memakainya beserta mereka yang dengan hangat mempunyai perhatian pada masa depannya, tetapi bukan pada ilmu pengetahuan maupun pada upaya untuk berpikir secara kritis. Yang mereka perlukan hanyalah kepercayaan." Dengan kata lain, tersebarnya materialisme dan sosialisme ilmiah secara luas itu karena adanya kenyataan bahwa doktrin ini menjanjikan kepada para pekerja suatu masa depan yang lebih baik! Hanya saja, perkenalan yang paling elementer dengan sejarah sosialisme dan gerakan kelas pekerja di Barat itu sudah cukup untuk mengungkapkan sama sekali kepalsuan dan kejanggalan penjelasan ini. Semua orang tahu bahwa sosialisme ilmiah tidak pernah melukiskan prospek atau harapan apa pun untuk masa depan yang seperti itu: Karena yang dianalisis sebenarnya baru terbatas pada rezim borjuis saat ini, dengan mempelajari kecenderungan perkembangan dari organisasi sosial kapitalis. Itu saja. "Kami tidak mengatakan ke seluruh dunia," tulis Marx sampai tahun 1843, dan ia menyelesaikan program ini untuk surat itu, "kami tidak mengatakan ke seluruh dunia: 'Berhentilah berjuang — karena seluruh perjuangan kalian tidak ada gunanya.' Yang kami lakukan hanyalah melengkapinya dengan slogan perjuangan yang sebenarnya.

Kami hanya menunjukkan kepada dunia tentang apa yang sebenarnya sedang diperjuangkan, dan kesadaran adalah sesuatu yang harus dimiliki dunia, baik disukai maupun tidak." (60) Setiap orang tahu bahwa buku Das Kapital, misalnya — yang merupakan karya utama dan mendasar yang menjelaskan sosialisme ilmiah — membatasi dirinya hanya pada sindiran yang paling umum tentang masa depan dan juga hanya menelusuri jejak unsur-unsur yang sudah ada dan yang menjadi dasar dari tumbuhnya sistem masa depan. Setiap orang tahu bahwa sejauh mengenai prospek masa depan, maka yang lebih tak tertandingkan lagi adalah yang disumbangkan oleh kaum sosialis sebelumnya, yang melukiskan masyarakat masa depan itu secara sangat rinci, dengan maksud untuk membangkitkan semangat kemanusiaan dengan gambaran tentang suatu sistem di mana rakyat dapat hidup tanpa konflik dan di mana hubungan-hubungan sosial mereka didasarkan bukan pada eksploitasi tetapi pada prinsip-prinsip sejati dari kemajuan yang sesuai dengan kondisi-kondisi watak manusia. Akan tetapi, meskipun seluruh massa rakyat yang sangat berbakat telah menjelaskan ide-ide ini, dan meskipun kaum sosialis yang paling kokoh telah yakin, namun teori-teori mereka ternyata masih jauh dari kehidupan, dan program-program mereka pun belum dihubungkan dengan gerakan-gerakan politik rakyat sampai industri mesin berskala besar telah menyeret massa pekerja proletar ini ke dalam pusaran kehidupan politik, dan sampai slogan sejati dari perjuangan mereka ditemukan. Dan, slogan ini ditemukan oleh Marx, "yang bukan seorang utopia, tetapi seorang ilmuwan yang ketat dan, di berbagai tempat, bahkan justru kering" (seperti kata Tuan Mikhailovsky di waktu lalu yang sudah lama — yaitu, pada tahun 1872), dan, tentu saja, hal itu bukannya ditemukan melalui prospek atau harapan masa depan, tetapi melalui analisis ilmiah dari rezim borjuis sekarang ini, melalui penjelasan tentang keharusan adanya eksploitasi di bawah rezim ini, melalui penelitian terhadap hukum-hukum perkembangannya. (orang utopia = pengkhayal) Tuan Mikhailovsky mungkin, tentu saja, dapat meyakinkan para pembaca majalah Russkoye Bogatstvo bahwa tidak diperlukan ilmu pengetahuan maupun upaya untuk berpikir apabila hanya ingin memahami analisis ini, hanya saja, kita sudah melihat dalam kasusnya sendiri (dan akan melihatnya sampai jumlah yang masih jauh lebih besar lagi dalam kasus kolaborator ekonominya (61)), tentang begitu besarnya ketidakpahaman terhadap kebenaran-kebenaran elementer yang telah ditegakkan oleh analisis ini sehingga pernyataan seperti itu, tentu saja, hanya dapat membuat orang tersenyum. Dalam hal ini masih tetap merupakan fakta yang tak terbantahkan lagi bahwa gerakan kelas pekerja itu tersebar dan berkembang secara tepat di tempat dan sampai tahap di mana industri mesin kapitalis berskala raksasa mengalami perkembangan. Doktrin sosialis pun akan secara tepat mendapatkan keberhasilannya apabila mereka berhenti berbantah tentang kondisi-kondisi sosial yang sesuai dengan watak manusia dan mulai membuat analisis materialis tentang hubungan-hubungan sosial pada jamannya serta menjelaskan keharusan adanya eksploitasi dari rezim yang sekarang ini.

Setelah berusaha menghindari alasan-alasan yang sebenarnya atas kesuksesan materialisme di kalangan para pekerja dengan menganggap sikap doktrin ini berasal dari "prospek atau harapan untuk masa depan" dengan cara yang langsung berlawanan dengan kebenaran, maka Tuan Mikhailovsky pun terus melanjutkannya dengan cara yang paling kasar dan berselera rendah untuk mencemoohkan ide dan taktik gerakan kelas pekerja di Eropa Barat. Seperti yang telah kita lihat, ia tidak mampu mengemukakan satu argumen pun untuk membantah bukti-bukti dari Marx tentang tak terhindarkannya transformasi sistem kapitalis menjadi sistem sosialis sebagai akibat dari sosialisasi tenaga kerja. Dan, meskipun begitu, dengan cara yang paling terang-teramgan, ia masih saja mencemoohkan ide tentang "balatentara proletar" yang bersiap-siap untuk mengambil alih kaum kapitalis, "dan yang setelah itu, semua konflik kelas akan menjadi tidak ada lagi dan perdamaian di dunia serta iktikad baik di antara manusia pun akan berjaya." Ia, Tuan Mikhailovsky, sebenarnya telah mengetahui jalan yang jauh lebih mudah dan lebih pasti untuk mencapai sosialisme daripada cara ini: Yang diperlukan itu sebenarnya hanyalah keharusan dari "sahabat rakyat" untuk secara jauh lebih rinci menunjukkan jalan "yang jelas dan tak dapat diubah" dari "evolusi ekonomi yang diinginkan" itu — dan kemudian, sahabat rakyat ini kemungkinan besar akan "dapat dipanggil" untuk memecahkan persoalan-persoalan ekonomi praktis" (lihat artikel berjudul "Persoalan Perkembangan Ekonomi Rusia" tulisan Tuan Yuzhakov dalam majalah Russkoye Bogatstvo, No. 11), dan, sementara itu — sementara para pekerja harus menunggu, harus mempercayakan diri pada para sahabat rakyat itu, dan, dengan "kepercayaan pada diri sendiri yang tidak pada tempatnya" itu, tidak memulai perjuangan pembebasannya untuk melawan para penghisap. Dengan maksud untuk melakukan penyerangan yang mematikan terhadap "kepercayaan pada diri sendiri yang tidak pada tempatnya" itu, pengarang kita ini menjadi sangat marah pada "ilmu pengetahuan ini, yang nyaris dapat dimasukkan ke dalam sebuah kamus saku." Sungguh-sungguh mengerikan! Ilmu pengetahuan — dan pamflet Partai Sosial Demokrat bernilai satu sen yang dapat dimasukkan ke dalam saku!! Belum jelaskah, betapa tidak pada tempatnya kepercayaan pada diri sendiri dari mereka yang menilai ilmu pengetahuan itu hanya sejauh yang dapat mengajarkan kepada mereka yang terhisap untuk berjuang dalam suatu perjuangan pembebasan untuk mendapatkan emansipasi mereka, mengajarkan kepada mereka untuk menjauh dari semua "sahabat rakyat yang terlibat dalam menyembunyikan antagonisme kelas dan ingin memikul seluruh urusan itu di atas pundak mereka sendiri — mereka yang, oleh karena itu, menjelaskan ilmu pengetahuan ini dengan publikasi senilai satu sen, yang begitu mengejutkan mereka yang berselera rendah itu? Betapa akan menjadi sangat berbedanya apabila para pekerja itu menempatkan nasib mereka itu di tangan "para sahabat rakyat"! Mereka akan menunjukkan, kepada rakyat, universitas yang sangat besar dan nyata beserta ilmu pengetahuannya yang berselera rendah. Mereka akan memperkenalkan rakyat secara rinci dengan organisasi sosial yang sesuai dengan watak manusia, hanya saja, asalkan — para pekerja sepakat untuk menunggu dan tidak memulai perjuangannya dengan kepercayaan pada diri sendiri yang tidak pada tempatnya seperti itu!

Sebelum pindah ke bagian kedua dari "kritik" Tuan Mikhailovsky, yang kali ini tidak diarahkan untuk membantah teori Marx pada umumnya tetapi terutama untuk melawan orang-orang Sosial Demokrat Rusia, maka kita akan harus melakukan sedikit penyimpangan. Ketika mengkritik Marx, Tuan Mikhailovsky tidak hanya berusaha untuk memberikan penjelasan secara tepat tentang teori Marx itu, tetapi secara mengerikan justru memutarbalikkannya, dan dengan cara yang tepat sama, ia sekarang secara paling jahat juga memutarbalikkan ide-ide kaum Sosial Demokrat Rusia. Demikianlah, kebenaran itu harus dikembalikan. Ini dapat dilakukan dengan cara yang paling menyenangkan, yaitu, dengan membandingkan ide-ide kaum sosialis Rusia sebelumnya dengan ide-ide kaum Sosial Demokrat Rusia ini. Untuk itu, saya meminjam catatan dari yang pertama (ide-ide kaum sosialis Rusia sebelumnya), yang berupa artikel tulisan Tuan Mikhailovsky dalam majalah Russkaya Mysl, 1892, No. 6, yang di dalamnya ia juga berbicara tentang Marxisme (dan membicarakannya — kalau pun hal itu dikatakan untuk memberikan teguran kepadanya — dengan nada yang sopan, tanpa harus menangani persoalan-persoalan yang, dalam keadaan pers disensor, hanya dapat diperlakukan dengan gaya Burenin, tanpa harus mengacaukan kaum Marxis dengan segala macam orang yang berasal dari rakyat jembel yang paling kasar) dan menjelaskan pandangannya sendiri sebagai lawan dari Marxisme — atau, setidak-tidaknya, apabila tidak sebagai lawan, lalu dapat juga justru paralel dengan Marxisme. Tentu saja, saya sedikit pun tidak ingin melukai hatinya, baik hati Tuan Mikhailovsky, dengan memasukkannya ke dalam kelompok kaum sosialis, maupun hati kaum sosialis Rusia, dengan menempatkan Tuan Mikhailovsky sederajat dengan mereka, tetapi saya kira jalur argumennya pada pokoknya sama dalam kedua kasus ini, di mana perbedaannya hanya terletak pada derajat ketegasan, keterusterangan, dan kekonsistenan dari keyakinan mereka.

Ketika melukiskan ide-ide Otechestvenniye Zapiski, Tuan Mikhailovsky menulis: "Kita telah memasukkan kepemilikan atas tanah oleh petani penggarap dan atas alat-alat kerja oleh produsen itu di antara politik dan moral yang ideal." Dengan demikian, titik tolaknya, seperti yang Anda lihat, berdasarkan maksud yang paling baik, dan yang diilhami oleh keinginan yang paling baik pula . . . . "Bentuk kerja dari jaman pertengahan [6] yang masih saja ada di negara  kita itu secara serius telah guncang, sehingga kita menganggap tidak alasan untuk mengakhirinya sama sekali berdasarkan doktrin apa pun, baik doktrin liberal maupun non-liberal."

Benar-benar argumen yang aneh! Jelaslah, "bentuk kerja" macam apa pun baru dapat diguncangkan apabila bentuk kerja itu digantikan oleh bentuk lainnya. Meskipun demikian, kita bahkan belum menemukan pengarang kita itu (kita juga belum menemukan teman-temannya yang mana pun yang sependapat dengannya, dalam masalah ini) berusaha untuk menganalisis dan menjelaskan bentuk-bentuk baru ini, atau untuk memastikan mengapa mereka menggantikan yang lama. Yang masih lebih aneh lagi adalah paroan yang kedua dari semburan kata-kata marah yang berlangsung lama ini: "Kita menganggap tidak alasan untuk mengakhirinya sama sekali berdasarkan doktrin apa pun." Apa yang dimaksud dengan "kita" (yaitu, kaum sosialis — lihat cadangan pikiran di atas) terpengaruh untuk "mengakhiri" bentuk-bentuk kerja, yaitu, untuk membangun kembali hubungan-hubungan produksi yang ada di antara para anggota masyarakat? Bukankah ide untuk membangun kembali hubungan-hubungan ini sesuai dengan sebuah doktrin seperti itu tidak masuk akal? Dengarkan pada apa yang muncul berikutnya, "Tugas kita bukanlah untuk membesarkan, di luar kedalaman nasional kita sendiri, suatu peradaban yang secara positif masih 'asli', tetapi juga bukan untuk mencangkok sepenuhnya peradaban Barat ke negara kita, bersama-sama dengan semua kontradiksi yang sedang mencabik-cabiknya, oleh karenanya, kita harus mengambil apa yang baik dari apa pun yang kita dapatkan, baik itu milik kita sendiri maupun yang berasal dari luar negeri, dan hal itu tidak menjadi persoalan yang prinsip, tetapi hanya merupakan persoalan kecocokan. Tentu saja, hal ini sangat mudah, jelas, dan dapat dipahami sehingga tidak ada persoalan, apalagi untuk didiskusikan." Sesungguhnyalah, betapa mudahnya hal ini! "Ambillah" apa pun yang baik dari mana pun — dan demikianlah tipu muslihat itu dilakukan! Dari bentuk-bentuk jaman pertengahan "mengambil" kepemilikan pekerja atas alat-alat produksi, dan dari bentuk-bentuk yang baru (yaitu, kapitalis) "mengambil" kebebasan, persamaan, pencerahan dan kebudayaan. Dan, tidak ada yang perlu didiskusikan! Di sini, seluruh metode subjektif dalam sosiologi itu sama jelasnya dengan terangnya siang hari: Sosiologi itu dimulai dari utopia — kepemilikan pekerja atas tanah — dan menunjukkan kondisi-kondisi untuk merealisasikan yang diinginkan, yaitu, "mengambil" apa yang baik dari sini dan dari sana. (utopia = khayalan) Ahli filsafat ini menganut pandangan metafisika murni tentang hubungan sosial itu sebagai suatu kesatuan mekanis yang sederhana dari berbagai institusi, yaitu, suatu rangkaian mekanis dari berbagai gejala. Kemudian ia pun memetik salah satu dari gejala ini — yaitu, kepemilikan penanam atau petani atas tanah dalam bentuk jaman pertengahannya — dan mengira akan dapat mencangkoknya ke semua bentuk lainnya, tepat seperti sebuah batu bata yang dapat dipindahkan dari satu bangunan ke bangunan lainnya. Tentu saja, itu bukan merupakan studi terhadap hubungan sosial, tetapi merupakan mutilasi atau pemotong-motongan terhadap materi yang distudi. Dalam kenyataannya, tidak ada masalah yang seperti itu, seperti kepemilikan petani atas tanah yang ada secara terpisah dan secara independen, seperti yang telah Anda ambil. Itu hanya merupakan salah satu mata rantai dalam hubungan produksi yang ada pada waktu itu, yang unsur utamanya berupa tanah yang dibagi-bagi di antara para pemilik bertanah luas, para tuan tanah, yang memberikannya kepada para petani agar supaya dapat mengeksploitasi mereka. Sehingga tanah itu, seperti yang telah ada, merupakan sejenis upah atau gaji: Tanah itu memberi petani produk-produk yang diperlukan, sehingga ia mungkin dapat menghasilkan produk yang surplus atau berlebih untuk tuan tanah. Tanah itu memberi sarana bagi petani untuk menjalankan tugas pelayanan feodalnya kepada tuan tanah. Mengapa pengarang tidak menindaklanjuti sistem hubungan produksi ini, tetapi, sebaliknya, justru membatasi dirinya untuk memetik satu gejala, sehingga dengan demikian dapat menampilkannya dengan sinar atau cahaya yang palsu sama sekali? Semuanya itu dapat terjadi karena pengarang tidak tahu bagaimana menangani masalah-masalah sosial: Ia (Saya ulangi, saya menggunakan argumen-argumen Tuan Mikhailovsky ini hanya sebagai contoh untuk mengkritik sosialisme Rusia secara keseluruhan) belum juga berniat sama sekali untuk menjelaskan "bentuk kerja" yang ada pada waktu itu dan untuk menampilkannya sebagai sistem hubungan produksi yang pasti, sebagai formasi sosial yang pasti. Apabila ungkapan Marx kita gunakan, maka metode dialektika, yang mengharuskan kita menganggap masyarakat sebagai organisme yang hidup dalam fungsi dan perkembangannya itu, rupanya masih asing sama sekali baginya.

Bahkan tanpa bertanya kepada dirinya sendiri tentang mengapa bentuk kerja yang lama itu digantikan oleh yang baru, ia terus saja mengulangi kesalahan yang tepat sama ketika ia mendiskusikan bentuk-bentuk baru ini. Baginya, sudah cukup untuk mengetahui bahwa bentuk-bentuk ini telah "mengguncang" kepemilikan penanam atau petani atas tanah — yaitu, dengan berbicara secara lebih umum, mendapatkan ekspresinya dalam pemisahan produsen dari alat-alat produksinya — dan untuk mengutuk hal ini karena tidak sesuai dengan yang ideal. Dan, di sini, lagi-lagi, argumennya tidak masuk akal sama sekali: Ia memetik satu gejala (pencabutan kepemilikan atas tanah), bahkan tanpa berusaha untuk menampilkannya sebagai sebuah unsur dari suatu sistem hubungan produksi yang sekarang telah berbeda berdasarkan ekonomi komoditi, yang harus melahirkan ketidaksamaan dan persaingan di antara para produsen komoditi, yang menghancurkan sebagian terbesar dan sekaligus memperkaya sebagian lainnya yang sedikit. Ia mencatat satu hal, hancurnya massa yang terbesar, dan penyingkiran yang lain, serta semakin kayanya minoritas, yang semuanya ini membuat tidak mungkin baginya untuk memahaminya.

Dan metode seperti itu, ia menyebutnya sebagai "mencari jawaban atas pertanyaan tentang kehidupan yang dibungkus dengan darah dan daging" (Russkoye Bogatstvo, 1894, No. 1), padahal, sesungguhnya, justru yang sangat berlawanan adalah kasus-kasus sbb.: Karena tidak mampu dan tidak mau untuk menjelaskan realitas, untuk memandangnya secara langsung di wajahnya, maka ia pun secara memalukan justru lari dari persoalan-persoalan kehidupan ini, dengan perjuangan yang dilakukan oleh kaum yang empunya hak milik melawan yang tidak empunya hak milik, sampai ke dunia utopia yang tidak berdosa itu. (utopia = khayalan) Inilah yang ia sebut sebagai "mencari jawaban atas pertanyaan tentang kehidupan dalam penanganan yang ideal dari realitas aktual mereka yang kompleks dan membara" itu (Russkoye Bogatstvo, No. 1), padahal, sesungguhnya, ia bahkan tidak berusaha sedikit pun untuk menganalisis dan menjelaskan realitas yang aktual itu.

Sebaliknya, kepada kita, ia menunjukkan sebuah utopia yang disusun dengan secara tidak masuk akal, dan secara individual memetik unsur-unsur dari berbagai formasi sosial — dengan mengambil satu hal dari bentuk jaman pertengahan, dan yang lain dari bentuk "yang baru", dst. (utopia = khayalan) Jelaslah bahwa sebuah teori yang didasarkan pada hal-hal seperti ini akan cenderung untuk menjauhi evolusi sosial yang sebenarnya, dengan alasan yang sederehana bahwa para penganut utopia kita itu harus hidup dan bertindak tidak di bawah hubungan-hubungan sosial yang terbentuk dari unsur-unsur yang diambil dari sana dan dari sini, tetapi di bawah hubungan-hubungan sosial yang menentukan hubungan petani dengan kulak (muzhik yang giat berusaha), perajin dengan pemborong, pekerja dengan pemilik pabrik, dan, di mana, mereka gagal sama sekali untuk memahaminya. (utopia = khayalan; kulak = lintah darat, petani kaya, atau petani yang bekerja untuk keuntungan pribadi; muzhik = petani Rusia) Usaha dan upaya mereka untuk membentuk kembali hubungan-hubungan yang tidak dapat mereka pahami ini, dan yang tidak sesuai dengan yang ideal bagi mereka itu, cenderung untuk berakhir dengan kegagalan.

Yang seperti itu, dalam garis besarnya, dan secara lebih umum, adalah bagaimana persoalan sosialisme dapat berdiri di Rusia ketika "kaum Marxis Rusia muncul di panggung."

Apa yang mereka mulai itu adalah kritik terhadap metode-metode subjektif dari kaum sosialis yang sebelumnya. Setelah tidak puas dengan hanya menyatakan fakta adanya eksploitasi dan mengutuknya, maka mereka pun mulai ingin menjelaskannya. Dengan melihat seluruh sejarah Rusia pasca-Reformasi yang unsur utamanya berupa hancurnya massa rakyat dan menjadi kaya rayanya minoritas, dengan mengamati pengambilalihan secara besar-besaran dari para produsen kecil yang berdampingan dengan kemajuan teknik yang terjadi secara universal, dengan mencatat bahwa kecenderungan untuk berpolarisasi ini muncul dan meningkat di mana-mana, dan sampai tahap itu, ekonomi komoditi telah berkembang dan menjadi terkonsolidasi, maka mereka pun hanya dapat menyimpulkan bahwa mereka dihadapkan pada organisasi ekonomi dan sosial yang borjuis (kapitalis), yang menciptakan keharusan untuk terjadinya pengambilalihan dan penindasan terhadap massa rakyat. Dengan demikian, program praktis mereka itu secara langsung ditentukan oleh keyakinan ini. Program ini adalah untuk bergabung dalam perjuangan proletariat melawan borjuasi, perjuangan dari kelas-kelas tanpa hak milik melawan yang berhak milik, yang merupakan kandungan utama dari realitas ekonomi di Rusia, dari desa yang terpencil sampai ke pabrik yang paling baru dan sempurna. Lalu, bagaimana cara mereka untuk bergabung? Jawabannya adalah, lagi-lagi, ditimbulkan oleh realitas. Kapitalisme telah membawa cabang-cabang utama industri ke tahap industri mesin berskala raksasa, yang dengan demikian juga mensosialisasikan produksi, sehingga telah menciptakan kondisi-kondisi materiil untuk datangnya sistem yang baru, dan pada saat yang sama, juga telah menciptakan kekuatan sosial baru — kelas para pekerja pabrik, yaitu proletariat perkotaan. Karena menjadi sasaran dari eksploitasi kaum borjuis yang sama — karena hal yang seperti itu, dalam intisari ekonominya, yaitu, eksploitasi yang membuat seluruh rakyat pekerja Rusia menjadi sasarannya — walaupun, kelas ini telah ditempatkan dalam kedudukan istimewa yang menyenangkan, sejauh mengenai emansipasinya: Meskipun demikian, mereka tidak punya lagi ikatan apa pun dengan masyarakat lama yang sepenuhnya didasarkan pada eksploitasi, sehingga kondisi dari tenaga kerja itu sendiri beserta lingkungan kehidupan yang mengorgtanisasinya itulah yang memaksanya untuk berpikir dan membuatnya mampu untuk melangkah ke dalam gelanggang perjuangan politik. Dengan demikian, wajarlah bahwa kaum Sosial Demokrat harus mengerahkan seluruh perhatian mereka untuk, dan mendasarkan seluruh harapan mereka pada, kelas ini, dan bahwa mereka harus mereduksi program mereka menjadi pengembangan kesadaran kelasnya, dan mengarahkan semua kegiatan mereka untuk membantunya untuk bangkit dan berjuang dalam perjuangan politik secara langsung melawan rezim yang sekarang, dan untuk menarik seluruh proletariat Rusia ke dalam perjuangan ini.

Marilah kita sekarang melihat bagaimana Tuan Mikhailovsky memusuhi kaum Sosial Demokrat. Argumen-argumen apakah yang ia lontarkan terhadap pandangan-pandangan teoritis mereka, terhadap kegiatan politik sosialis mereka? Pandangan-pandangan teoritis dari kaum Marxis itu diajukan oleh pengkritik kita ini dengan cara sbb.: "Kebenaran itu" (kata kaum Marxis, menurut pengkritik kita, dalam pernyataan mereka) "menunjukkan bahwa, sesuai dengan hukum-hukum yang tetap ada di dalam keharusan sejarah, Rusia akan mengembangkan produksi kapitalisnya sendiri, dengan semua kontradiksi yang melekat di dalamnya, beserta pencaplokan atas kapitalis-kapitalis kecil oleh yang besar, sementara kaum tani, yang diceraikan dari tanahnya, akan berubah menjadi proletariat, menyatu, menjadi 'tersosialisasi,' dan selesailah permainan tipu muslihat itu, sehingga topi itu muncul lagi, dan topi itu tetap saja dipakai di atas kepala manusia yang sekarang berbahagia."

Dan, dengan demikian, apabila Anda menyukainya, kaum Marxis tidaklah berbeda dalam cara apa pun dengan "sahabat rakyat" dalam konsepsi mereka tentang realitas, karena mereka hanya berbeda dalam ide mereka tentang masa depan: Tetapi, tampaknya, mereka tidak menangani sama sekali masa kini, tetapi hanya "prospek atau harapan masa depan." Tidak dapat disangsikan bahwa hal ini hanyalah merupakan ide Tuan Mikhailovsky. Kaum Marxis, katanya, "sepenuhnya yakin bahwa tidak ada utopia sama sekali dalam ramalan mereka tentang masa depan, dan bahwa segala sesuatunya telah ditimbang dan diukur sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari ilmu pengetahuan yang ketat." (utopia = khayalan) Akhirnya, dan bahkan secara lebih eksplisit: Kaum Marxis "percaya, dan mengakui, kekekalan atau keabadian dari pola sejarah yang abstrak itu."

Singkatnya, di depan kita ada tuduhan yang paling dangkal dan kasar terhadap kaum Marxis yang telah lama digunakan oleh semua orang yang tidak memiliki apa pun yang substansial untuk dilontarkan guna menentang pandangan-pandangan mereka. "Kaum Marxis mengakui, kekekalan atau keabadian dari pola sejarah yang abstrak itu!!"

Hanya saja, semuanya ini benar-benar merupakan kebohongan dan rekayasa!

Tidak ada orang Marxis yang pernah menyatakan di mana pun bahwa "harus" ada kapitalisme di Rusia "karena" ada kapitalisme di Barat, dst. Tidak ada orang Marxis yang pernah menganggap teori Marx sebagai pola sejarah yang secara filsafat maupun secara universal merupakan suatu keharusan, sebagai sesuatu yang lebih dari penjelasan terhadap formasi sosial ekonomi tertentu. Hanya Tuan Mikhailovsky, ahli filsafat yang subjektif itu, yang telah berusaha keras untuk memamerkan kurangnya pemahaman terhadap Marx seperti itu dengan menganggap bahwa teori filsafat universal itu sebagai berasal darinya, dan untuk menjawab persoalan ini, ia menerima dari Marx suatu penjelasan yang sangat tegas bahwa ia sedang mengetuk pintu yang salah. Tidak ada orang Marxis yang pernah mendasarkan pandangan-pandangan Sosial Demokrat-nya pada apa pun kecuali pada cocoknya teori dengan realitas dan dengan sejarah tertentu, yaitu, hubungan sosial dan ekonomi Rusia, sehingga ia seharusnya tidak melakukan yang seperti itu, karena tuntutan pada teori ini secara sangat pasti dan jelas telah dinyatakan dan dibuat oleh pendiri "Marxisme" itu sendiri — yaitu, Marx — menjadi landasan bagi seluruh doktrinnya.

Tentu saja, Tuan Mikhailovsky dapat saja menyangkal pernyataan-pernyataan ini sebanyak yang ia sukai, dengan mengatakan bahwa ia telah mendengar "dengan telinganya sendiri" pengakuan tentang pola sejarah yang abstrak itu. Tetapi, apa hubungannya dengan kami, kaum Sosial Demokrat, atau dengan siapa pun lainnya, kalau Tuan Mikhailovsky telah berkesempatan untuk mendengar segala macam omong kosong yang tidak masuk akal dari orang yang telah ia bicarakan itu? Apakah hal itu hanya untuk menunjukkan bahwa ia sangat beruntung dalam memilih orang yang ia ajak bicara, dan tidak lebih dari itu? Tentu saja, sangat mungkin bahwa teman bicara yang pintar dan lucu dari ahli filsafat yang pintar dan lucu itu telah menyebut dirinya sendiri sebagai orang Marxis, orang Sosial Demokrat, dst. — tetapi siapa yang tidak tahu bahwa sekarang ini (seperti yang juga telah diketahui di masa lalu yang lama) setiap penjahat selalu senang mempersiapkan dirinya dengan pakaian "merah"? [7] Dan apabila Tuan Mikhailovsky begitu tajam pikirannya sehingga tidak mampu membedakan antara "para pemain pantomim" dan orang-orang Marxis, atau apabila ia telah begitu sangat mendalamnya dalam memahami Marx sehingga tidak mampu melihat kriteria — yang secara paling tegas telah diajukan oleh Marx — dari seluruh doktrinnya ini (yang rumusannya berupa "apa pun yang terjadi di depan mata kita"), maka hal itu hanya membuktikan sekali lagi bahwa Tuan Mikhailovsky sama sekali bukannya pandai, dan bahkan bukan apa-apa.

Akan tetapi, bagaimana pun juga, karena ia mengadakan polemik melalui pers dengan menyerang "kaum Sosial Demokrat," maka seharusnya telah ada di dalam pikirannya itu kelompok sosialis yang telah lama melahirkan nama itu dan telah melahirkannya sendiri dan yang telah memiliki wakil-wakil sastrawannya, seperti Plekhanov dan lingkarannya — sehingga yang lain-lainnya tidak mungkin dapat dikacaukan dengan mereka ini. (62) Dan, seandainya ia telah melakukan yang sedemikian — dan memang itulah yang jelas-jelas harus dilakukan oleh siapa pun yang memiliki sopan santun walau pun hanya sedikit — dan bahkan seandainya ia telah berkonsultasi dengan karya pertama kaum Sosial Demokrat, yaitu karya Plekhanov 'Perbedaan kita,' maka tentunya ia akan telah menemukan di dalam halaman-halamannya yang paling pertama suatu pernyataan yang pasti dan yang dibuat oleh pengarang itu atas nama semua anggota lingkaran itu:

"Sebenarnya, kami sama sekali tidak ingin menutupi program kami dengan otoritas dari sebuah nama besar" (yaitu, otoritas Marx). Apakah Anda dapat memahami bahasa Rusia, Tuan Mikhailovsky? Apakah Anda dapat memahami perbedaan antara mengakui pola yang abstrak dan menyangkal otoritas Marx ketika menyampaikan penilaian terhadap masalah Rusia?

Apakah Anda menyadari bahwa Anda telah bertindak secara tidak jujur dengan menampilkan pendapat pertama yang kebetulan Anda dengar dari teman-teman berbicara Anda sebagai orang Marxis, dan dengan mengabaikan pernyataan yang diterbitkan dan yang dibuat oleh seorang anggota yang terkemuka dari Partai Sosial Demokrat atas nama kelompok itu secara keseluruhan?

Dan, kemudian, pernyataan itu bahkan menjadi semakin eksplisit atau semakin tegas:

"Saya ulangi," kata Plekhanov, "bahwa orang-orang Marxis yang paling konsisten mungkin tidak sepakat dengan penilaian tehadap situasi Rusia sekarang ini." Karena doktrin kita adalah "upaya pertama menerapkan teori ilmiah yang istimewa ini untuk menganalisis hubungan-hubungan sosial yang sangat rumit dan kusut."

Tampaknya akan sulit untuk berbicara secara lebih jelas bahwa orang-orang Marxis secara terus terang telah meminjam dari teori Marx hanya dalam metode-metodenya yang berharga, karena tanpa itu, penjelasan tentang hubungan-hubungan sosial itu tidak mungkin dilakukan, dan, sebagai akibatnya, mereka melihat kriteria dari penilaian mereka terhadap hubungan-hubungan ini bukannya dalam polanya yang abstrak dan sepenuhnya menjadi omong kosong seperti itu, tetapi justru dalam kesetiaannya dan kecocokannya dengan realitas atau kenyataan.

Mungkin, Anda mengira bahwa dalam membuat pernyataan-pernyataan ini, pengarang itu benar-benar memiliki sesuatu lainnya dalam pikirannya? Padahal, bukan demikian halnya. Karena persoalan yang ia tangani itu adalah — "Apakah Rusia harus melalui tahap perkembangan kapitalis?" Dengan demikian, persoalan itu bukannya diberi formulasi Marxis sama sekali, tetapi sesuai dengan metode-metode subjektif dari berbagai ahli filsafat pribumi kita, yang melihat kriteria "harus" ini menurut kebijakan para penguasa, atau menurut kegiatan "masyarakat," atau menurut idealnya masyarakat baik yang "berhubungan dengan watak manusia," maupun dengan ocehan yang serupa. Dengan demikian, wajarlah kalau ada pertanyaan, bagaimana mungkin orang yang percaya pada pola yang abstrak itu dapat menjawab persoalan seperti itu? Jelaslah bahwa ia tentunya telah berbicara tentang tak terbantahkannya proses dialektika itu, tentang pentingnya filsafat yang bersifat umum dari teori Marx itu, tentang tak terelakkannya setiap negeri dari keharusan melalui tahap . . . dst., dst.

Dan, bagaimanakah Plekhanov telah menjawab persoalan ini?

Hanya dengan satu-satunya cara yang dapat dilakukan oleh seorang Marxis.

Ia mengesampingkan sama sekali persoalan tentang "harus" itu, karena menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak ada artinya, dan yang hanya akan menarik minat orang-orang yang subjektif saja, sehingga ia secara khusus hanya membahas hubungan-hubungan ekonomi dan sosial yang nyata beserta evolusinya yang aktual. Dan, itulah sebabnya mengapa ia tidak memberikan jawaban secara langsung terhadap persoalan yang telah diformulasikan secara salah itu, tetapi, sebagai gantinya, ia menjawab: "Rusia ternyata telah memasuki jalan kapitalis."

Dan, Tuan Mikhailovsky berbicara dengan gaya seorang ahli tentang orang yang percaya pada pola sejarah yang abstrak itu, tentang hukum-hukum yang tetap ada dalam keharusan sejarah, dan segala omong kosong yang serupa dan tidak masuk akal! Dan, ia menyebut ini sebagai "polemik yang menyerang kaum Sosial Demokrat"!

Apabila hal ini disebut polemik, maka saya hanya dapat mengatakan bahwa saya tidak dapat memahami tentang akan disebut apa tukang membual itu!

Orang juga harus melihat dalam hubungannya dengan argumen Tuan Mikhailovsky yang dikutip di atas bahwa ia menampilkan pandangan-pandangan kaum Sosial Demokrat itu sbb.: "Rusia akan mengembangkan produksi kapitalisnya sendiri." Jelaslah bahwa dalam pandangan ahli filsafat kita ini, Rusia belum masuk ke dalam produksi "kapitalisnya sendiri." Pengarang kita ini tampaknya memiliki pandangan yang sama dengan orang yang mengatakan bahwa kapitalisme Rusia itu hanya terbatas pada satu setengah juta pekerja. Kita nanti masih akan bertemu lagi dengan ide kekanak-kanakan dari "para sahabat rakyat" kita ini, yang mengelompokkan semua bentuk eksploitasi lainnya terhadap para pekerja bebas ini, tentu saja, di bawah judul: "Rusia akan mengembangkan produksi kapitalisnya sendiri dengan semua kontradiksinya yang sudah menjadi sifatnya, dan, sementara muzhik, yang terpisah dari tanahnya, akan berubah menjadi proletar." (muzhik = petani Rusia) Semakin jauh masuk ke dalam hutan, semakin banyak pohon yang ada di sana! Jadi, di Rusia tidak ada "kontradiksi yang sudah menjadi sifatnya"? Atau, jelasnya, tidak ada eksploitasi terhadap massa rakyat oleh segelintir kapitalis. Tidak ada kehancuran yang dialami oleh sebagian terbesar dari mayoritas penduduk dan tidak ada yang semakin kaya pada segelintir orang? Sementara para petani Rusia masih harus dipisahkan dari tanahnya? Akan tetapi, bagaimanakah seluruh sejarah Rusia pasca-Reformasi itu, apabila bukan pengambilalihan secara menyeluruh terhadap kaum tani, yang terus berlanjut dengan intensitas yang tak tertandingi lagi itu? Orang memang harus benar-benar mempunyai keberanian yang besar untuk mengatakan hal-hal seperti itu di muka umum. Dan, Tuan Mikhailovsky ternyata memiliki keberanian itu: "Marx telah membahas tentang proletariat yang sudah siap pakai dan kapitalisme yang juga sudah siap pakai, sementara kita masih harus menciptakannya." Rusia masih harus menciptakan proletariat?! Di Rusia — yang merupakan satu-satunya negara di mana kemiskinan tanpa harapan dari massa rakyat itu dapat dijumpai, bersama-sama dengan eksploitasi yang tidak kenal malu terhadap rakyat pekerjanya, dan yang telah dibandingkan (dan juga secara sah) dengan Inggris dalam hal kondisi kemiskinannya, dan di mana kelaparan jutaan rakyatnya merupakan sesuatu yang permanen dan selalu berdampingan, misalnya, dengan peningkatan yang mantap dalam volume ekspor biji-bijian — di Rusia, tidak ada proletariat!!

Saya kira Tuan Mikhailovsky pantas mendapatkan monumen yang didirikan untuknya ketika ia masih hidup untuk menghargai kata-katanya yang klasik ini! [8]

Kita, secara kebetulan, akan melihat nantinya bahwa semuanya ini merupakan taktik yang konstan dan paling konsisten dari "para sahabat rakyat" untuk menutup mata mereka secara munafik seperti kaum Farisi atau para ahli kitab terhadap kondisi rakyat pekerja di Rusia yang tak tertahankan penderitaannya itu, dan melukiskan kondisi ini hanya sebagai telah "terguncang," sehingga hanya upaya-upaya dari "masyarakat yang beradab" beserta pemerintahnya saja yang diperlukan untuk mengembalikan segalanya itu ke jalur yang benar. Para ksatria ini mengira bahwa apabila mereka menutup mata mereka terhadap adanya fakta berupa kondisi massa rakyat pekerja yang buruk karena telah "terguncang," padahal sebenarnya karena massa ini telah dirampok secara tidak tahu malu oleh segelintir para pengisap, bahwa apabila mereka memasukkan kepala mereka ke dalam pasir seperti burung unta sedemikian rupa agar supaya tidak melihat para pengisap itu, maka para pengisap pun akan lenyap. Dan, ketika mereka (kaum Sosial Demokrat) memberi tahu bahwa suatu perbuatan kaum pengecut yang tidak tahu malu-lah apabila orang takut melihat kenyataan yang ada di mukanya, ketika mereka menganggap fakta berupa eksploitasi itu sebagai titik awal mereka dan mengatakan bahwa satu-satunya penjelasan yang memungkinkan itu hanya terletak pada organisasi borjuasi dari masyarakat Rusia, yang memecah-belah massa rakyat menjadi proletariat dan borjuasi, dan pada watak kelas dari negara Rusia, yang tidak lain merupakan alat penguasa borjuasi ini, dan bahwa, karenanya, satu-satunya jalan keluarnya adalah terletak  pada perjuangan kelas proletariat melawan borjuasi — maka "para sahabat rakyat" ini pun mulai menggonggong bahwa mereka (kaum Sosial Demokrat) ini ingin merampas tanah rakyat!! bahwa mereka ingin menghancurkan organisasi ekonomi rakyat!! Sekarang, kita sampai pada bagian yang paling menyakitkan hati dari semua "polemik" yang sebenarnya tidak senonoh ini, yaitu, "kritik" (?) dari Tuan Mikhailovsky terhadap kegiatan politik Partai Sosial Demokrat. Semua orang menyadari bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan di kalangan para pekerja oleh para agitator dan orang-orang sosialis itu tidak dapat didiskusikan secara terus terang di media pers resmi kita, dan bahwa satu-satunya tindakan yang dapat dilakukan oleh majalah yang disensor secara tidak senonoh itu, dalam hubungan ini, adalah "secara bijak terus bertahan untuk tetap diam." Tuan Mikhailovsky telah lupa akan aturan yang sangat mendasar ini, dan telah merasa berkeberatan  menggunakan monopolinya untuk berhubungan dengan masyarakat pembaca agar supaya dapat melemparkan lumpur kepada kaum sosialis.

Meskipun demikian, alat untuk melawan kritik yang jahat ini akan dapat dijumpai bahkan sekali pun di luar penerbitan resmi.

"Sejauh yang saya ketahui," kata Tuan Mikhailovsky sambil berlagak bodoh, "kaum Marxis Rusia dapat dibagi menjadi tiga kategori: Kaum Marxis yang menjadi penonton (para pengamat yang masa bodoh terhadap proses itu), kaum Marxis yang pasif (mereka hanya "dapat mengurangi rasa sakit pada waktu lahir" saja, mereka "tidak tertarik pada rakyat di negerinya, dan mengarahkan perhatian dan harapannya pada mereka yang telah terpisah dari alat-alat produksinya"), dan kaum Marxis yang aktif (yang secara terang-terangan mendorong lebih jauh hancurnya daerah pedesaan)."

Apa-apaan ini?! Tuan Pengkritik pasti sudah tahu bahwa kaum Marxis Rusia adalah kaum sosialis yang titik tolaknya adalah menganut pandangan yang menyatakan bahwa realitas lingkungan kita ini adalah masyarakat kapitalis, dan bahwa hanya ada satu jalan keluarnya — yaitu, perjuangan kelas proletariat melawan borjuasi. Lalu, bagaimana dan atas dasar apa ia mencampuradukkan mereka dengan sejenis kekasaran yang tidak masuk akal itu? Apa hak (moral, tentu saja) dia, sehingga ia berani memperluas istilah kaum Marxis itu dengan memasukkan orang-orang yang jelas-jelas tidak menerima ajaran Marxisme yang paling elementer dan fundamental sekali pun, yaitu orang-orang yang belum pernah di mana pun bertindak sebagai sebuah kelompok yang jelas, dan yang belum pernah di mana pun mengumumkan program mereka sendiri?

Tuan Mikhailovsky telah meninggalkan sejumlah jalan keluar untuk membenarkan metode-metode yang menyakitkan hati seperti itu.

"Mungkin," ia bercanda dengan suasana yang enteng dari seorang pesolek masyarakat, "mereka ini bukan kaum Marxis sejati, tetapi mereka memproklamasikan dan menganggap diri mereka sendiri seperti itu." Di manakah mereka memproklamasikan diri demikian, dan kapan? Di salon-salon kaum radikal dan kaum liberal dari St. Petersburg? Dengan surat-surat pribadi? Jadilah yang sedemikian. Ya, kalau begitu, berbicaralah dengan mereka di salon-salon Anda dan dengan surat-surat Anda! Meskipun demikian, Anda keluar di muka umum dan di media pers untuk melawan orang-orang yang (di bawah panji-panji Marxisme) belum pernah keluar di muka umum di mana pun. Dan, Anda memiliki kelancangan untuk menyatakan bahwa Anda sedang berpolemik melawan "kaum Sosial Demokrat," meskipun Anda tahu bahwa nama ini hanya dilahirkan oleh satu kelompok kaum sosialis revolusioner, dan bahwa tidak ada orang lain yang harus dikacaukan dengan mereka! [9]

Tuan Mikhailovsky memilin dan memutar seperti anak sekolah yang tertangkap basah: Saya sedikit pun tidak bersalah di sini — ia mencoba untuk membuat pembacanya percaya — Saya "mendengarnya dengan telinga saya sendiri dan melihatnya dengan mata saya sendiri." Bagus sekali! Kalau begitu, kita ingin sekali percaya bahwa tidak ada orang dalam bidang penglihatan Anda selain orang-orang yang kasar dan jahat. Lalu, apa yang harus kita lakukan sebagai orang Sosial Demokrat terhadapnya? Siapa yang tidak tahu bahwa "pada saat sekarang ini, ketika" tidak hanya kegiatan kaum sosialis, tetapi juga kegiatan sosial apa pun yang jujur dan bebas sama sekali, dapat mengakibatkan penganiayaan politik — karena setiap orang sebenarnya bekerja di bawah panji-panji tertentu — apakah itu Narodovolisme, (63) Marxisme, atau bahkan, katakan saja, konstitusionalisme — sehingga ada beberapa puluh penjual ungkapan yang dengan kedok nama itu justru menyembunyikan kepengecutan liberal mereka, dan, lagi pula, mungkin, beberapa penjahat sesungguhnya yang mempergunakan kesempatan untuk mempersenang atau memperkaya diri mereka sendiri? Memang belum jelas benar apakah hanya kekasaran paling jahat saja yang dapat membuat salah satu dari kecenderungan-kecenderungan ini bertanggung jawab atas fakta bahwa panji-panjinya itu sedang dikotori (secara pribadi dan secara sembunyi-sembunyi) oleh segala macam orang jembel itu? Seluruh argumen Tuan Mikhailovsky itu sebenarnya merupakan salah satu mata rantai pemutarbalikan, penyalahtafsiran, dan manipulasi. Kita telah melihat di atas bahwa ia telah memutarbalikkan sama sekali "kebenaran-kebenaran" yang merupakan titik tolak kaum Sosial Demokrat, dengan menampilkan mereka dengan cara di mana tak seorang Marxis pun pada waktu mana pun atau di tempat mana pun telah, atau mungkin telah, menampilkan diri mereka seperti itu. Dan apabila ia telah mengajukan konsepsi kaum Sosial Demokrat yang sebenarnya tentang realitas Rusia, maka ia tidak dapat tidak pasti telah melihat bahwa orang itu baru dapat "menyesuaikan dirinya" dengan pandangan-pandangan ini hanya dengan satu cara, yaitu, dengan ikut mengembangkan kesadaran kelas proletariat, dengan mengorganisir dan menyatukannya untuk melakukan perjuangan kelas melawan rezim yang ada. Meskipun demikian, ia masih punya satu tipu muslihat lainnya yang masih dirahasiakannya. Dengan lagak ketidakberdosaan yang terluka, ia secara munafik seperti orang Farisi atau seorang ahli kitab mengangkat matanya ke langit dan dengan berpura-pura manis mengatakan: "Saya senang sekali mendengar hal itu. Tetapi saya tidak dapat memahami apa yang Anda proteskan" (Secara tepat, itulah yang ia katakan dalam majalah Russkoye Bogatstvo, No. 2). "Bacalah komentar saya tentang kaum Marxis yang pasif itu dengan penuh perhatian, dan Anda pasti akan melihat bahwa saya telah mengatakannya dari sudut pandang etika, sehingga tidak ada keberatan yang dapat diajukan."

Hal ini, tentu saja, tidak lain hanyalah merupakan pengulangan dari dalih-dalihnya sebelumnya yang sangat buruk itu.

Sekarang, tolonglah, ceritakan kepada kami tentang bagaimana orang akan mencirikan kelakuan seseorang yang menyatakan bahwa ia sedang mengkritik Narodisme yang sosial revolusioner itu (pada suatu waktu ketika tidak ada satu jenis Narodisme pun yang pernah muncul — yang saya ambil ini adalah suatu periode tertentu seperti itu), dan yang terus melanjutkannya dengan mengatakan kira-kira sbb.:

"Kaum Narodnik, sejauh yang saya pahami, dapat dibagi menjadi tiga kategori: Yaitu, kaum Narodnik konsisten, yang sepenuhnya menerima ide-ide petani Rusia dan, secara tepat sesuai dengan keinginan-keinginannya, membuat prinsip umum tentang pohon birch dan pemukulan terhadap para istri mereka, beserta kebijakan yang buruk selanjutnya dan pada umumnya dari pemerintahan berupa cambuk dan pentungan, yang, Anda tahu, telah disebut kebijakan rakyat. Kemudian, apakah akan kita katakan juga, kaum Narodnik pengecut, yang tidak tertarik pada pendapat petani Rusia, dan tidak hanya berusaha keras untuk mencangkokkan ke Rusia suatu gerakan revolusioner yang asing dengan melalui asosiasi-asosiasi dan yang seperti itu — yang, meskipun demikian, tidak ada keberatan yang dapat diajukan dari sudut pandang etika, kecuali apabila jalan itu terlalu licin, sehingga dengan mudah dapat mengubah kaum Narodnik pengecut menjadi kaum Narodnik konsisten atau berani. Dan, yang terakhir, kaum Narodnik berani, yang melaksanakan sepenuhnya semua yang ideal bagi rakyat dari petani Rusia yang penuh inisiatif itu, dan, dengan demikian, menetap di tanah itu agar supaya dapat hidup sebagai kulak yang sungguh-sungguh." Semua orang yang baik-baik, tentu saja, akan mencirikan semua ini sebagai ejekan yang kasar dan busuk. (kulak = lintah darat, petani kaya, atau petani yang bekerja untuk keuntungan pribadi) Dan, selanjutnya, apabila orang yang mengatakan hal-hal seperti itu tidak dapat dibantah oleh kaum Narodnik di media pers yang sama, lagi pula, apabila ide-ide kaum Narodnik ini sampai sekarang hanya dijelaskan secara tidak sah, akibatnya, banyak orang yang tidak memiliki gambaran yang tepat mengenai siapa mereka itu, sehingga dengan mudah dapat menjadi percaya tentang apa pun yang dikatakan kepada mereka tentang kaum Narodnik ini — kemudian, siapa yang akan sepakat dengan orang yang seperti itu . . . .

Tetapi, mungkin, Tuan Mikhailovsky sendiri belum lupa akan kata yang cocok di sini.

Tetapi cukuplah! Banyak insinuasi atau sindiran yang serupa dari Tuan Mikhailovsky yang masih tetap ada, dan saya tidak tahu pekerjaan apa pun lainnya yang lebih melelahkan, lebih tidak ada ucapan terima kasihnya, dan lebih menjijikkan daripada berjalan melalui genangan kotoran seperti ini, yaitu, mengumpulkan insinuasi atau sindiran yang tersebar di sana-sini, membandingkannya, dan mencari sekurang-kurangnya satu keberatan yang serius.

Cukup!

April 1894

 


Catatan

[26] Majalah Russkoye Bogatstvo (Kekayaan Rusia) — yaitu, sebuah majalah bulanan yang diterbitkan di St. Petersburg dari tahun 1876 sampai pertengahan tahun 1918. Pada awal tahun 1890-an, majalah ini menjadi organ dari kaum Narodnik liberal, dengan editornya S. N. Krivenko dan N. K. Mikhailovsky. Majalah ini mendukung rekonsiliasi dengan pemerintahan kaisar dan melancarkan perang yang sengit melawan Marxisme dan kaum Marxis Rusia. Dalam tahun 1906, majalah ini menjadi organ partai Sosialis Rakyat semi-Kadet.

[27] Artikel yang disebut-sebut ini adalah "Sastra dan Kehidupan," karya N. K. Mikhailovsky, yang diterbitkan di dalam majalah Russkoye Bogatstvo, No. 10, 1893. Orang-orang Marxis memberikan komentar terhadap artikel itu lewat surat yang dialamatkan kepada Mikhailovsky. Sebagian dari surat itu diterbitkan dalam majalah Byloye (Masa Lalu), No. 23, 1924.

(28) Artikel yang disebut-sebut ini adalah "Karl Marx Sedang Diadili oleh Y. Zhukovsky," karya N. K. Mikhailovsky, yang diterbitkan di dalam majalah Otechestvenniye Zapiski (Catatan Tanah Air), No. 10, Oktober 1877.

(29) Lihat Karl Marx, Das Kapital, Jilid I, Moskow, 1959, Kata Pengantar untuk edisi Jerman pertama, hal. 10.

(30) Artikel yang disebut-sebut ini adalah 'Kritik terhadap Filsafat Hukum Hegel,' karya K. Marx, yang ditulis di Kreuznach dalam musim panas tahun 1843. Institut Marxisme-Leninisme di C.C.P.K.U.S. memiliki manuskrip yang belum selesai dari esai ini yang berisi analisis kritis yang mendalam terhadap Prinsip-Prinsip Filsafat Hukum Hegel §§ 261-313. Marx bermaksud mempersiapkannya untuk menerbitkan esai yang luas, 'Kritik terhadap Filsafat Hukum Hegel,' menyusul munculnya, Kata pengantar untuk karyanya ini dalam Deutsch-Französische Jahrbucher (Buku Tahunan Jerman-Prancis) dalam tahun 1844. Akan tetapi, ia tidak dapat melaksanakan maksudnya itu. Manuskrip Marx ini diterbitkan untuk pertama kalinya dalam bahasa aslinya dalam tahun 1927, oleh Institut Marxisme-Leninisme.

(31) Kutipan oleh Lenin ini berasal dari Kata Pengantar untuk Sumbangan buat Kritik Ekonomi Politik. (Lihat K. Marx dan F. Engels, Pilihan Tulisan, Jilid I, Moskow, 1958, hal. 362-63.)

(32) Kontrak Sosial — yaitu, salah satu karya utama Jean-Jacques Rousseau. Judul lengkapnya adalah Du contrat social; ou, Principcs du droit politique. (Kontrak Sosial, atau Prinsip-Prinsip Hukum Politik). Buku ini diterbitkan di Amsterdam dalam tahun 1762 dan diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia dalam tahun 1906. Ide utama dalam buku itu adalah merupakan pernyataan yang tegas bahwa setiap sistem sosial itu harus merupakan hasil dari kesepakatan bebas, atau kontrak di antara rakyat. Meskipun pada dasarnya idealis, tetapi teori "kontrak sosial" yang diajukan dalam abad ke-18 menjelang revolusi borjuis Prancis itu, bagaimana pun, telah memainkan peranannya yang revolusioner. Teori ini telah menyatakan tuntutannya untuk persamaan borjuis, penghapusan hak-hak istimewa dari kelas-kelas feodal, dan didirikannya republik borjuis. [hal.139]

(33) Lihat K. Marx, Das Kapital, Jilid I, Moskow, 1959, hal. 373.

(34) Surat dari Karl Marx untuk Dewan Redaksi "Otechestzenniye Zapiski" ini ditulis pada akhir tahun 1877 dalam hubungannya dengan artikel N. K. Mikhailovsky "Karl Marx Sedang Diadili oleh Y. Zhukovsky." Surat ini disalin dan dikirimkan ke Rusia oleh Engels setelah Marx meninggal. Engels menyatakan bahwa surat ini "sudah lama beredar di Rusia dalam kopi manuskrip yang diambil dari aslinya yang berbahasa Prancis, dan kemudian terjemahannya dalam bahasa Rusia diterbitkan di majalah Vestnik Narodnoi Voli (Utusan Kehendak Rakyat), (No. 5. — Ed.) dalam tahun 1886, di Jenewa dan sesudah itu di Rusia. Surat ini, seperti apa pun yang berasal dari pena Marx telah membangkitkan perhatian besar di dalam lingkaran-lingkaran Rusia." (Internatonales aus dem Volksstaat (1871-1875), Berlin 1894, S: 68.) Surat ini untuk pertama kalinya terbit dalam bahasa Rusia dalam majalah Yuridichesky Vestnik (Utusan Resmi), No. 10, l888. (Lihat K. Marx dan F. Engels, Pilihan Surat-Menyurat, Moskow, hal. 376-79.)

(35) Lihat F. Engels, Anti-Dühring, karya Herr Eugen Dühring, Revolusi dalam Ilmu Pengetahuan (Bagian II. Ekonomi Politik, Bab Satu. Metode dan Pokok Persoalan), Moskow, 1954, hal. 207-8.

(36) Ideologi Jerman ditulis secara bersama-sama oleh Marx dan Engels dalam tahun 1845-1846. Manuskrip, yang banyaknya hampir mencapai 800 halaman tercetak itu, terdiri atas dua jilid. Yang pertama terutama berisi uraian panjang lebar tentang tesis dasar dari materialisme histori dan kritik terhadap pandangan-pandangan filsafat Ludwig Feuerbach, B. Bauer and M. Stirner. Sedangkan yang kedua berupa kritik terhadap pandangan-pandangan dari berbagai wakil "sosialisme sejati."

Dalam tahun 1846-1847 Marx dan Engels lagi-lagi berusaha untuk mendapatkan penerbit di Jerman yang bersedia menerbitkan karya mereka. Tetapi mereka gagal karena ada larangan dari polisi dan juga karena para penerbit itu sendiri, yang merupakan pihak-pihak yang berkepentingan, ternyata justru menjadi pembela kecenderungan itu sendiri yang sedang diperangi oleh Marx dan Engels, sehingga mereka tidak mau menanganinya. Akhirnya, hanya satu bab yang muncul selama masa hidup Marx dan Engels. Yaitu, Bab IV, Jilid II, dari Ideologi Jerman, yang diterbitkan di majalah Das Westphalische Dampfboot (Kapal Api Westphalea), Agustus dan September 1847. Manuskrip itu telah tersimpan selama puluhan tahun di dalam arsip Partai Sosial Demokrat Jerman. Naskah Jerman-nya telah diterbitkan untuk pertama kalinya secara lengkap dalam tahun 1932 oleh Institut Marxisme-Leninisme dari C.C.P.K.U.S. Sedangkan terjemahan Rusianya muncul dalam tahun 1933.

Karakterisasi dari Ideologi Jerman yang diberikan oleh Engels itu diambil dari Kata Pengantar untuk karyanya, Ludwig Feuerbach dan Akhir dari Filsafat Jerman Klasik. (Lihat K. Marx dan F. Engels, Pilihan Tulisan, Jilid II, Moskow, 1958, hal. 359.)

(37) Lihat F. Engels, Kata Pengantar untuk edisi Jerman pertama dari "Asal-Usul Keluarga, Hak Milik Perorangan, dan Negara." (K .Marx dan F. Engels, Pilihan Tulisan, Jilid II, Moskow, 1958, hal. 171.)

(38) Organisasi masyarakat suku primitif. Ini merupakan sistem komunisme primitif, atau formasi sosial ekonomi pertama dalam sejarah manusia. Sistem suku ini mulai terbentuk ketika jenis manusia modern sudah sepenuhnya terbentuk. Masyarakat suku adalah satuan kolektif dari hubungan darah yang disatukan oleh ikatan sosial dan ekonomi. Dalam perkembangannya, sistem suku ini melalui dua periode, yaitu, sistem matriarkal dan sistem patriarkal. Sistem patriarkal berakhir ketika masyarakat primitif menjadi masyarakat kelas sehingga muncullah negara. Basis hubungan produksi dalam sistem komunal primitif adalah kepemilikan sosial terhadap alat-alat produksi dan distribusi yang sama terhadap produk-produknya. Hal ini terutama berkaitan dengan tingkat terendah dari perkembangan kekuatan produksi, dan juga dengan wataknya yang ada pada periode itu. Alat-alat dari batu, dan kemudian busur dan panah, telah mengesampingkan adanya kemungkinan dari manusia untuk melawan kekuatan alam dan binatang buas secara individual.

Mengenai sistem komunisme primitif ini, lihat Sinopsis Marx tentang karya L. H. Morgan "Masyarakat Purba" dan karya F. Engels "Asal-Usul Keluarga, Hak Milik Perorangan, dan Negara."

(39) Sistem tanah feodal (pomestye) — yaitu, sistem yang khas dari kepemilikan tanah feodal yang muncul dan menjadi kuat bercokol di Rusia dalam abad ke-15, dan terutama dalam abad ke-16. Sistem tanah feodal ini berkaitan erat dengan formasi negara yang terpusat dan terbentuknya tentara yang terpusat pula. Tanah feodal, yang dianggap sebagai hak milik penguasa feodal itu, didistribusikan oleh pemerintah di kalangan mereka yang mengabdi di dalam angkatan bersenjata atau di istana. Luas tanah yang diterima itu tergantung pada tugas atau pajak dari pemegang atau pemilik tanah. Berbeda dengan votchina, yaitu, hak milik tanah warisan yang mutlak dari boyar, maka tanah feodal ini hanyalah merupakan hak milik sementara yang bersyarat dari bangsawan yang telah memberikan pengabdiannya ini.

Dari pertengahan abad ke-16, tanah feodal ini secara berangsur-angsur telah mengalami transformasi menjadi tanah hak milik yang dapat diwariskan, sehingga semakin mendekati posisi votchina. Dalam abad ke-17, perbedaan antara kedua bentuk kepemilikan tanah feodal ini lenyap, dan hak feodal dari para pemilik votchina maupun tanah feodal itu menjadi identik. Sesuai dengan ukase dari kaisar Peter I tentang harta warisan yang dikeluarkan dalam tahun 1714, maka tanah feodal ini pun ditetapkan untuk terakhir kalinya menjadi hak milik perorangan dari bangsawan yang juga tuan tanah itu. Istilah tanah feodal (pomestye) ini masih terus digunakan di Rusia selama jaman feodal.

(40) Internasionale Pertama — yaitu, Asosiasi Buruh Internasional — organisasi proletariat internasional pertama, yang didirkan oleh Karl Marx dalam tahun 1864 dalam konferensi buruh internasional di London dan yang diadakan oleh buruh Inggris dan Prancis. Internasionale Pertama ini merupakan hasil dari kerja keras Marx dan Engels selama bertahun-tahun untuk mendirikan partai kelas pekerja yang revolusioner. Seperti kata V. I. Lenin, Internasionale Pertama "telah meletakkan fondasi untuk sebuah organisasi internasional dari para pekerja dalam persiapan mereka untuk melancarkan serangan revolusioner yang gencar terhadap modal," dan juga "telah meletakkan fondasi perjuangan proletariat secara internasional untuk mencapai sosialisme." (Internasionale Ketiga dan Tempatnya dalam Sejarah. Lihat edisi yang sekarang, Jilid 29.)

Badan pengarah pusat dari Internasionale Pertama ini adalah Sidang Umum Asosiasi Buruh Internasional, dengan Marx, yang menjadi anggota seumur hidupnya, bekerja keras untuk mengatasi pengaruh borjuis kecil beserta kecenderungan sektariannya yang pada waktu itu sedang merajalela di kalangan gerakan kelas buruh (seperti, serikat tukang di Inggris, dan Proudhonisme dan Anarkhisme di negara-negara Prancis, Itali, dsb.), dengan para anggota Sidang Umum yang paling sadar akan kelasnya dan yang berkerumun di sekitarnya (termasuk, F. Lessner, E. Dupont, dan H. Jung). Internasionale Pertama ini memimpin perjuangan politik dan ekonomi kaum buruh dari berbagai negara dan memperkuat ikatan solidaritas di kalangan mereka. Organisasi ini juga memainkan peranannya yang luar biasa dalam menyebarkan Marxisme, dan memperkenalkan sosialisme ke dalam gerakan kelas buruh.

Setelah kalahnya Komune Paris, kelas buruh dihadapkan pada tugas mengorganisir partai massa nasional yang berbasiskan prinsip-prinsip yang telah diajukan oleh Internasionale Pertama. " . . . . Ketika saya melihat kondisi Eropa, maka akan sangat berguna apabila kita biarkan saja orgtanisasi resmi dari Internasionale itu mundur dulu ke belakang untuk waktu sekarang ini (K. Marx dan F. Engels, Pilihan Surat-Menyurat, Moskow, hal. 348.). Dalam tahun 1876, pada suatu konferensi yang diselenggarakan di Philadelphia, Internasionale Pertama itu secara resmi dibubarkan.

(41) Lenin menggunakan nama V. Burenin sebagai kontributor untuk koran reaksioner Novoye Vremya (Jaman Baru), sebagai sinonim untuk metode-metode kontroversi yang tidak jujur.

(42) Novoye Vremya (Jaman Baru) — yaitu, surat kabar harian yang muncul di St. Petersburg dari tahun 1868 sampai 1917, yang pernah menjadi milik beberapa penerbit yang berbeda pada waktu yang berbeda pula, dan berulang kali mengubah haluan politiknya. Pada mulanya, koran ini cukup liberal, tetapi sejak tahun 1876 menjadi organ lingkaran-lingkaran reaksioner di kalangan aristokrasi dan birokrasi. Sejak tahun 1905, koran ini menjadi organ kelompok Ratusan Hitam. Setelah revolusi borjuis demokratis dalam bulan Pebruari 1917, koran ini memberikan dukungan penuh pada kebijakan kontra-revolusi dari Pemerintah Sementara borjuis dan melancarkan kampanye yang hebat terhadap kaum Bolshevik. Pada tanggal 8 Nopember (atau, tanggal 26 Oktober, menurut kalender lama), tahun 1917, koran ini ditutup oleh Komite Militer Revolusioner dari Petrograd Soviet. Lenin menyebutnya Novoye Vremya, sebagai contoh khas dari pers yang mudah disuap.

Dalam sebuah tulisannya, "Catatan Kritis," yang diterbitkan di Novoye Vremya, 4 Pebruari 1894, V. Burenin memuji Mikhailovsky karena memusuhi kaum Marxis.

(43) Kata-kata ini berasal dari dongeng tulisan I. A. Krylov "Gajah dan Anjing Kecil Berhidung Pesek."

(44) Lihat F. Engels, Kata Pengantar untuk edisi pertama dari "Asal-Usul Keluarga, Hak Milik Perorangan, dan Negara." (K .Marx dan F. Engels, Pilihan Tulisan, Jilid II, Moskow, 1958, hal. 170.)

(45) Lihat K. Marx, Das Kapital, Jilid I, Moskow, 1959, hal. 13.

(46) Penyebutan ini adalah untuk jurnal Deutsch-Französische Jahrbücher (Buku Tahunan Jerman-Prancis), yang diterbitkan di Paris di bawah pimpinan redaksi K. Marx dan A. Ruge dalam bahasa Jerman. Hanya satu nomor, dengan nomor ganda, yang muncul dalam bulan pebruari 1844. Alasan utama tentang mengapa terbitan ini dihentikan, adalah perbedaan dalam prinsip antara Marx dengan Ruge yang borjuis radikal.

(47) Triad (Yunani, trias), tritunggal atau tiga serangkai — yaitu, yang dalam filsafat merupakan rumus tiga tahap perkembangan. Ide tentang tiga tahap perkembangan untuk pertama kalinya dirumuskan oleh para ahli filsafat Neo-Platonis Yunani, terutama Proclus, dan dinyatakan dalam karya para ahli filsafat idealis Jerman, Fichte dan Schelling. Meskipun demikian, triad ini dikembangkan secara paling penuh dalam filsafat idealis Hegel, yang beranggapan bahwa setiap proses perkembangan itu selalu melalui tiga tahap — yaitu, tesis, antitesis, dan sintesis. Tahap kedua merupakan negasi dari yang pertama, dan yang mengubahnya menjadi lawannya melalui perpindahan ke tahap kedua. Tahap ketiga merupakan negasi dari yang kedua, yaitu, negasi dari negasi, yang berarti kembalinya ke bentuk pertama, tetapi yang sekarang telah diperkaya dengan isi yang baru, dan ada di tingkat yang lebih tinggi. Triad Hegel ini merupakan sebuah pola di mana realitas secara artifisial dicocok-cocokkan sampai masuk ke dalamnya. Konstruksi sewenang-wenang dari pola triad ini dapat membengkok-bengkokkan perkembangan yang nyata dari alam maupun masyarakat. K. Marx, F. Engels dan V. I. Lenin sangat menghargai unsur-unsur rasional dari dialektika Hegel, tetapi secara kritis mereka merombak lagi metode dialektikanya ini, dan menciptakan dialektika materialis, yang mencerminkan hukum yang paling umum dari perkembangan dunia objektif maupun pikiran manusia.

(48) Lihat F. Engels. Anti-Dühring (Bagian Pertama. Filsafat. Bab Tiga Belas. Dialektika. Negasi dari Negasi).

(49) Penjelasan secara sistematis dan perkembangan selanjutnya dari metode dialektika Marxis juga diberikan dalam tulisan V. I. Lenin, Materialisme dan Empirio-Kritisisme, Buku Catatan Filsafat, Karl Marx, dsb.

(50) Pengarang artikel ini (I. K.-n) adalah Profesor I. I. Kaufman dari Universitas St. Petersburg. Menurut pandangan Marx, artikel ini merupakan salah satu penjelasan yang paling baik tentang metode dialektika. (Lihat K. Marx, Das Kapital, Jilid I, Moskow, 1959. Kata sambutan untuk edisi kedua hal. 17-19.)

(51) Selanjutnya, dalam naskah itu (di hal. 168-73, dari jilid yang sekarang), V. I. Lenin mengutip intisari dari karya F. Engels, Anti-Dühring (Bagian Pertama. Filsafat. Bab Tiga Belas. Dialektika. Negasi dari Negasi).

(52) Lihat K. Marx, Das Kapital, Jilid I, Moskow, 1959, hal. 78.)

(53) Lihat K. Marx, Das Kapital, Jilid I, Moskow, 1959, hal. 761-63.)

(54) Rujukan ini dibuat untuk Kata sambutan edisi kedua karya K. Marx, Das Kapital, Jilid I.

(55) Oechestvenniye Zapiski (Catatan Tanah Air) — yaitu, majalah sastra-politik yang memulai terbitannya di St. Petersburg dalam tahun 1820. Sejak tahun 1839, majalah ini menjadi terbitan progresif yang terbaik pada jamannya. Di antara para kontributornya adalah V. G. Belinsky, A. I. Herzen, T. N. Granovsky, dan N. P. Ogaryov. Setelah perginya Belinsky dari dewan redaksi dalam tahun 1846, majalah Otechestvenniye Zapiski mulai kehilangan arti pentingnya. Dalam tahun 1868, majalah ini ada di bawah pimpinan N. A. Nekrasov dan M. Y. Saltykov-Shchedrin. Ini menandai dimulainya suatu periode di mana majalah ini berkembang lagi, dan dikelilingi oleh kaum intelektual demokratik revolusioner Rusia. Ketika Nekrasov meninggal (dalam tahun 1877), kaum Narodnik pun memiliki pengaruh yang dominan di majalah ini.

Majalah Otechestvenniye Zapiski terus saja diganggu oleh sensor, dan akhirnya, dalam bulan April 1884 majalah ini ditutup oleh pemerintahan kaisar.

(56) Postoronny (Orang Luar) — yaitu, nama pena N. K. Mikhailovsky.

(57) Rujukan ini dibuat untuk tesis-tesis berikut yang dirumuskan oleh Marx dan Engels dalam Manifesto Partai Komunis:

"Kesimpulan teoritis dari kaum Komunis sama sekali tidak didasarkan pada ide-ide atau prinsip-prinsip yang  telah dibuat, atau ditemukan, oleh calon pembaru universal ini atau itu.

"Karena mereka hanya menyatakan, dengan istilah yang umum, hubungan-hubungan sebenarnya yang muncul dari perjuangan kelas yang ada, dari geraknya sejarah yang berlangsung di depan mata kita." (Lihat K. Marx dan F. Engels, "Manifesto Partai Komunis," Pilihan Tulisan, Jilid I, Moskow, 1958, hal. 46.)

(58) Lihat F. Engels. Anti-Dühring (Bagian pertama. Filsafat. Bab Sembilan. Moral dan Hukum. Kebenaran Abadi), Moskow, 1959, hal. 130.

(59) Rujukan ini dibuat untuk artikel N. K. Mikhailovsky, "Tentang Buku Karl Marx Edisi Rusia" (Otechestvenniye Zapiski, No. 4, April 1872), dan "Karl Marx Sedang Diadili oleh Y. Zhukovsky" (Otechestvenniye Zapiski, No. 10, October 1877).

(60) Lenin mengutip dari surat K. Marx kepada A. Ruge (bulan September 1843).

(61) Lenin menunjuk pada S. N. Yuzhakov, yang pandangan politik dan ekonominya ia kritik secara lebih khusus dalam bagian kedua dari 'Siapa "Sahabat Rakyat".' Sayangnya, baik manuskrip, maupun kopi dalam bentuk hektograf dari edisi bagian kedua buku ini belum juga ditemukan sampai sekarang.

(62) Rujukan ini dibuat untuk kelompok Emansipasi Buruh, yaitu kelompok Marxis Rusia pertama, yang didirikan oleh G. V. Plekhanov di Jenewa tahun 1883. Selain Plekhanov, P. B. Axelrod, L. G. Deutsch, V. I. Zasulich, dan V. N. Ignatov juga termasuk dalam kelompok ini.

Kelompok Emansipasi Buruh ini memainkan peranan yang besar dalam menyebarkan Marxisme di Rusia. Kelompok ini menerjemahkan ke dalam bahasa Rusia, menerbitkan di luar negeri, dan mendistribusikan di Rusia, semua karya para pendiri Marxisme: Yaitu, Manifesto Partai Komunis oleh Marx dan Engels; Das Kapital dan Tenaga Kerja Upahan oleh Marx; Sosialisme: Utopia dan Ilmiah oleh Engels; dsb. Plekhanov dan kelompoknya memberikan pukulan keras terhadap para penganut Narodisme. Dalam tahun 1883 dan 1885, Plekhanov menulis dua naskah program untuk kaum Sosial Demokrat, yang diterbitkan oleh kelompok Emansipasi Buruh ini. Inilah langkah yang penting untuk mempersiapkan landasan dan mendirikan Partai Sosial Demokratik di Rusia. Suatu bagian yang penting dalam menyebarkan pandangan Marxis di Rusia itu dilakukan oleh esai-esai Plekhanov: Yaitu, Sosialisme dan Perjuangan Politik (1883), Perbedaan Kita (1885) dan Pandangan Para Penganut Monisme Tentang Sejarah (1895). (monisme = pandangan bahwa alam semesta itu merupakan satu satuan tunggal, atau pandangan bahwa materi dan alam pikiran itu satu) Meskipun demikian, kelompok Emansipasi Buruh ini melakukan kesalahan yang serius. Mereka terlalu berpegang teguh pada sisa-sisa pandangan kaum Narodnik, yang meremehkan kekuatan revolusioner kaum tani, dan menilai terlalu tinggi peranan kaum borjuasi liberal. Semua kesalahan ini merupakan embrio dari pandangan kaum Menshevik seperti yang dianut oleh Plekhanov dan anggota-anggota lainnya dari kelompok ini. Kelompok Emansipasi Buruh ini tidak punya ikatan praktis dengan gerakan kelas pekerja. V. I. Lenin menunjukkan bahwa kelompok Emansipasi Buruh ini "hanya secara teoritis membuat landasan bagi Sosial Demokrasi dan mengambil langkah pertama ke arah gerakan kelas buruh." (Perjuangan Ideologi dalam Gerakan Kelas Buruh. Lihat edisi yang sekarang, Jilid 20.)

Pada Kongres Kedua R.S.D.L.P. yang diselenggarakan dalam bulan Agustus 1903, kelompok Emansipasi Buruh ini mengumumkan berakhirnya kegiatan mereka sebagai sebuah kelompok.

(63) Narodovolisme, yang merupakan ajaran dari Narodovoltsi — yaitu, para anggota organisasi politik rahasia teroris Narodnik, Narodnaya Volya (Keinginan Rakyat), yang muncul dalam bulan Agustus 1879, menyusul pecahnya perkumpulan rahasia Zemlya i Volya (Tanah dan kebebasan). Narodnaya Volya ini dikepalai oleh sebuah Komite Eksekutif, termasuk A. I. Zhelyabov, A. D. Mikhailov, M. F. Frolenko, N. A. Morozov, V. N. Figner, S. L. Perovskaya, dan A. A. Kvyatkovsky. Tujuan jangka pendek dari Narodnaya Volya ini adalah menggulingkan pemerintahan otokrasi kaisar, sedangkan programnya adalah mengurus organisasi "badan perwakilan rakyat tetap" yang dipilih berdasarkan hak pilih universal, proklamasi kebebasan demokratik, tanah diberikan kepada rakyat, dan perluasan tindakan-tindakan untuk menyerahkan pabrik ke tangan para pekerja. Meskipun demikian, kaum Narodovoltsi tidak mampu menemukan jalan untuk menarik massa rakyat, sehingga melakukan persekongkolan politik untuk melancarkan teror secara individual. Perjuangan kaum Narodovoltsi dengan teror ini tidak didukung oleh gerakan revolusioner massa rakyat, sehingga membuat pemerintah mampu menghancurkan organisasinya dengan melakukan penganiayaan dengan ganasnya, termasuk provokasi dan hukuman matinya.

Setelah tahun 1881, Narodnaya Volya hancur berantakan. Usaha yang berulang-ulang untuk menghidupkannya lagi selama tahun 1880-an berakhir dengan kegagalan — misalnya, kelompok teroris yang diorganisir dalam tahun 1886, yang dikepalai oleh A. I. Ulyanov (abang V. I. Lenin) dan P. Y. Shevyryov, yang sama-sama memiliki tradisi ini. Setelah gagalnya usaha untuk membunuh Alexander III, kelompok ini dibongkar, dan para anggotanya yang aktif dihukum mati.

Selain mengkritik program utopia yang salah dari kaum Narodovoltsi, Lenin juga menyatakan rasa hormatnya yang besar atas perjuangan tidak mementingkan diri sendiri yang dilancarkan oleh para anggotanya dalam melawan sistem kekaisaran. Dalam tahun 1899, dalam tulisan "Protes kaum Sosial Demokrat Rusia," ia menunjukkan bahwa "para wakil Narodnaya Volya lama itu telah berhasil memainkan peranan yang luar biasa dalam sejarah Rusia, meskipun dalam kenyataannya hanya sedikit saja dari lapisan masyarakat yang mendukung beberapa pahlawannya yang sedikit pula itu, dan meskipun dalam kenyataannya sama sekali bukan teori revolusioner yang digunakan sebagai panji-panji dari gerakan mereka.("Protes kaum Sosial Demokrat Rusia." Lihat edisi yang sekarang ini, Jilid 4.)

(2) Hal ini juga secara sangat jelas telah dinyatakan dalam buku Das Kapital dan dalam taktik kaum Sosial Demokrat, yang dibandingkan dengan kaum sosialis sebelumnya. Marx secara langsung juga meminta agar persoalan-persoalan itu tidak harus dibatasi pada aspek ekonomi saja. Dalam tahun 1843, ketika mengkonsep program untuk sebuah majalah yang direncanakan, (46) Marx menulis kepada Ruge: "Seluruh prinsip sosialis itu lagi-lagi hanya merupakan salah satu aspek . . . Di pihak kita sendiri, kita harus mencurahkan perhatian yang sama pada aspek-aspek lainnya, seperti eksistensi manusia secara teoretis, dsb., sehingga, akibatnya, kita harus membuat agama, ilmu pengetahuan, dst., menjadi objek dari kritik kita . . . Tepat seperti agama yang mewakili daftar isi konflik-konflik kemanusiaan secara teoretis, maka negara politik pun juga mewakili daftar isi konflik-konflik manusia secara praktis. Dengan demikian, negara politik, dalam batas-batas bentuknya, sub specie rei publicae (dari sudut pandang politik), dapat menyatakan semua konflik sosial, termasuk kebutuhan dan kepentingannya. Dari sini, untuk membuat persoalan politik yang paling khusus — misalnya, perbedaan antara sistem kelas sosial dan sistem perwakilan — maka objek kritrik itu sama sekali tidak menyiratkan secara menurun dari hauteur des principes (dari prinsip-prinsip yang tertinggi — Ed.). Karena, persoalan ini menyatakan dengan bahasa politik perbedaan antara kekuasaan manusia dan kekuasaan hak milik perseorangan. Ini berarti bahwa pengkritik itu tidak hanya boleh, tetapi justru harus menangani persoalan-persoalan politik ini (yang oleh kaum sosialis yang sudah mendarah daging dianggap sebagai tidak layak untuk diperhatikan)."

(3) Bahwa formulasi dari pandangan-pandangan Tuan Duhring ini sepenuhnya berlaku untuk Tuan Mikhailovsky itu dapat dibuktikan dari kutipan berikut ini yang ada di dalam artikelnya "Karl Marx Sedang Diadili oleh Y. Zhukovsky." Karena berkeberatan terhadap pernyataan Tuan Zhukovsky bahwa Marx adalah pembela hak milik perseorangan, maka Tuan Mikhailovsky menunjuk pada maksud jahat dari Marx ini dan menjelaskannya dengan cara seperti berikut: "Dalam rencana jahatnya, Marx menggunakan dua tipu muslihat yang terkenal dari dialektikanya Hegel itu: Pertama-tama, rencana itu dibangun menurut hukum-hukum tiga serangkainya Hegel. Kedua, sintesis itu didasarkan pada identitas yang berlawanan — yaitu, hak milik individual dan sosial. Ini berarti bahwa kata 'individual' di sini memiliki makna yang bersifat khusus dan bersyarat semata-mata dalam arti proses dialektika, dan mutlak tidak ada yang dapat dijadikan basis apa pun di atasnya." Ini dikatakan oleh orang yang keranjingan dengan maksud-maksud yang paling terhormat, untuk membela, yang di mata masyarakat umum di Rusia, Marx yang "optimis" dari orang borjuis Tuan Zhukovsky. Dan, dengan maksud-maksud yang paling terhormat ini, ia menjelaskan Marx sebagai mendasarkan konsepsinya tentang proses itu pada "berbagai tipu muslihat"! Dari masalah ini, Tuan Mikhailovsky mungkin dapat menarik kesimpulan tentang apa yang baginya merupakan moral yang bukannya tidak menguntungkan sehingga apa pun persoalan yang ada di tangan, maksud-maksud yang terhormat saja pun tidak mencukupi.

(4) Memang bermanfaat, saya kira, untuk dicatat dalam hubungan ini bahwa seluruh penjelasan yang diberikan oleh Engels itu ada di dalam bab yang sama di mana ia mendiskusikan benih, ajaran Rousseau, dan contoh-contoh lainnya dari proses dialektika itu. Tampaknya tuduhan yang bukan-bukan terhadap Marxisme sebagai berasal dari dialektikanya Hegel itu akan menjadi jelas hanya dengan membandingkan contoh-contoh ini dengan pernyataan-pernyataan yang jelas dan bersifat kategoris dari Engels (maupun dari Marx, yang telah membaca naskah ini sebelum dicetak), dan di sana tidak akan ada persoalan tentang upaya untuk membuktikan apa pun dengan tiga serangkainya Hegel, atau untuk menyisipkan "anggota-anggota yang bersyarat" dari tiga serangkainya Hegel ini ke dalam gambaran dari proses yang sebenarnya itu.

(5) Ciri-ciri lain dari sistem ekonomi Jaman Pertengahan telah dihilangkan karena ciri-ciri itu termasuk dalam formasi sosial feodal, sementara penelitian Marx hanya mengenai formasi kapitalis. Dalam bentuk murninya, proses perkembangan kapitalis ini sebenarnya dimulai — di Inggris, misalnya — dengan sistem hak milik tenaga kerja secara individual dan para produsen komoditi kecil yang terisolasi.

(6) "Dari bentuk-bentuk kerja dalam jaman pertengahan" — pengarang menjelaskan di tempat lainnya — "tidak hanya berarti kepemilikan bersama atas tanah, industri kerajinan tangan dan organisasi 'artel'. (artel = asosiasi para petani, para perajin, dsb., di Rusia) Semuanya ini tidak disangsikan lagi merupakan bentuk-bentuk dari jaman pertengahan, tetapi pada bentuk-bentuk itu harus ditambahkan pula semua bentuk kepemilikan atas tanah atau alat-alat produksi oleh pekerja."

(7) Semuanya ini dikatakan berdasarkan anggapan bahwa Tuan Mikhailovsky benar-benar telah mendengar pengakuan tentang pola sejarah yang abstrak itu, dan bukannya telah merekayasa sesuatu apa pun. Meskipun demikian, saya menganggapnya sebagai sesuatu yang secara mutlak sangat penting dalam hubungan ini untuk memiliki cadangan bahwa saya memberikan hal ini hanya untuk sesuatu yang ada nilainya.

(8) Tetapi mungkin di sini, juga, Tuan Mikhailovsky telah berusaha untuk keluar dari keadaan sulit ini dengan menyatakan bahwa ia tidak punya maksud untuk mengatakan bahwa di Rusia tidak ada proletariat sama sekali, tetapi hanya mengatakan bahwa di Rusia tidak ada proletariat kapitalis? Begitukah? Lalu, mengapa Anda tidak mengatakan demikian? Secara keseluruhan pertanyaan itu adalah apakah proletariat Rusia adalah proletariat yang memiliki watak borjuis atau watak lainnya dari organisasi sosial ekonomi lainnya lagi. Siapa yang harus dipersalahkan apabila dalam kedua artikel ini Anda tidak mengucapkan satu patah kata pun tentang hal ini, yaitu, satu-satunya pertanyaan yang penting dan serius, tetapi sebaliknya Anda justru lebih suka berbicara tentang segala macam omong kosong dan sampai pada kesimpulan-kesimpulan yang paling gila?

(9) Saya akan memikirkannya sekurang-kurangnya satu rujukan faktual yang terdapat dalam artikel Tuan Mikhailovsky. Siapa pun yang telah membaca artikel itu pasti akan mengakui bahwa ia bahkan pernah memasukkan Tuan Skvortsov (pengarang Penyebab Kelaparan Ekonomi) ke dalam kalangan "kaum Marxis." Padahal, sesungguhnya, orang baik-baik ini tidak menyebut dirinya seorang Marxis, dan perkenalan yang paling elementer dengan karya-karya kaum Sosial Demokrat pun sudah cukup bagi siapa pun untuk melihat bahwa dari sudut pandang mereka, ia tidak lain adalah seorang borjuis yang paling kasar. Orang Marxis macam apa dia ini apabila ia tidak paham bahwa lingkungan sosial yang menjadi sasaran rencana progresifnya itu merupakan sebuah lingkungan borjuis, dan bahwa, karena itu, semua "perbaikan di bidang pertanian" yang sesungguhnya harus diamati bahkan di bidang pertanian para petani itu pun merupakan kemajuan borjuis, yang memperbaiki posisi minoritas dan sekaligus memproletarkan massa rakyat! Orang Marxis macam apa dia ini apabila ia tidak paham bahwa keadaan yang menjadi sasaran proyek-proyeknya itu sebenarnya merupakan negara milik kelas tertentu, yang hanya mau mendukung borjuasi dan menindas proletariat!

 


DAFTAR ISI