KEPADA KAUM MISKIN DESA

V.I. Lenin (1902)


I

PERJUANGAN KAUM BURUH KOTA

Banyak petani barangkali sudah mendengar tentang kegelisahan buruh di kota-kota. Di antara mereka  ada yang telah  ke ibukota-ibukota dan pabrik-pabrik serta melihat sendiri perusuhan-perusuhan itu, sebagaimana polisi menamakannya. Lian-lainnya tahu kaum buruh yang ambil bagian dalam kegelisahan-kegelisahan dan diusir ke pedesaan oleh yang berkuasa. Lainnya lagi berkesempatan memperoleh selebaran-selebaran yang dikeluarkan oleh kaum buruh, atau brosur-brosur tentang perjuangan kaum buruh. Yang lainnya lagi hanya mendengar ceritera-ceritera tentang apa yang sedang berlangsung di kota-kota dari orang yang telah kesana.

Dulu, hanya para mahasiswalah yang memberontak, tetapi sekarang ribuan dan puluhan ribu kaum buruh telah bangun di semua kota besar. Mereka kebanyakannya berjuang menentang majikan-majikan mereka, menentang pemilik-pemilik pabrik, menentang kaum kapitalis. Kaum buruh mengadakan pemogokan, semua buruh di satu pabrik berhenti bekerja dengan serentak dan menuntut jangan dipaksa bekerja sebelas atau sepuluh jam sehari, tetapi bekerja hanya delapan jam saja. Kaum buruh juga menuntut bermacam-macam peringana lain dalam kehidupan seorang buruh. Mereka menghendaki supaya bengkel-bengkel diperbaiki dan supaya mesin-mesin dilindungan dengan alat-alat yang khusus guna mencegah mesin-mesin itu membikin cacat kaum buruh; mereka menghendaki supaya anak-anak mereka  dapat pergi ke sekolah, supaya yang sakit mendapat pertolongan yang selayaknya di rumahsakit-rumahsakit; mereka menghendaki supaya tempat tinggal kaum buruh itu menyerupai rumah manusia dan bukannya kandang anjing.

Polisi turun tangan dalam perjuangan kaum buruh. Polisi menangkap kaum buruh, menjebloskan mereka ke dalam penjara, membuang mereka tanpa pemeriksaan pengadilan kembali ke tempat kelahiran mereka, atau bahkan ke Siberia. Pemerintah telah menyatakan pemogokan-pemogokan serta rapat-rapat kaum buruh di luar uandang-undang. Tetapi kaum buruh terus melakukan perjuangan melawan polisi, maupun melawan pemerintah. Kaum buruh berkata: Cukuplah bagi kami, jutaan Rakyat pekerja, untuk membungkukkan punggung kami! Cukuplah bagi kami untuk bekerja demi keuntungan orang-orang kaya, sambil sendiri tetap tinggal sebagai orang-orang miskin! Cukuplah kami memperbolehkan mereka merampok kami! Kami hendak bersatu dalam perserikatan-perserikatan, mempersatukan semua kaum buruh dalam satu serikat kaum buruh (sebagai partai kaum buruh) yang besar dan bersama-sama memperjuangkan kehidupan yang lebih baik. Kami hendak mencapai suatu susunan masyarakat yang baru dan lebih baik: di dalam masyarakat yang baru dan lebih baik ini tidak boleh ada si kaya ataupun si miskin; semua orang harus ikut bekerja. Bukan golongan kecil orang-orang kaya, melainkan seluruh Rakyat pekerja harus menikmati hasil-hasil kerja bersama. Mesin-mesin serta penyempurnaan-penyempurnaan lain harus meringankan pekerjaan semua dan bukan memungkinkan beberapa gelintir orang menjadi kaya atas kerugian ber-juta-juta dan puluhan juta Rakyat. Masyarakat yang baru dan lebih baik ini dinamakan masyarakat sosialis. Ajaran tentang masyarakat yang lebih baik ini dinamakan Sosialisme. Serikat-serikat buruh yang memperjuangkan masyarakat  yang lebih baik ini dinamakan partai-partai  kaum Sosial-Demokrat. Partai-partai sedemikian itu berdiri secara terbuka hampir di semua negeri (kecuali Rusia dan Turki), dan kaum buruh kita, ber-sama-sama dengan kaum Sosialis dari kalangan orang-orang terpelajar, juga telah membentuk sebuag partai sedemikian itu: Partai Buruh Sosial-Demokrat Rusia.

Pemerintah mengejar-kejar Partai itu, tetapi ia berdiri secara rahasia, kendatipun segala larangan; ia menerbitkan suratkabar-suratkabar serta brosur-brosurnya dan mengorganisasi serikat-serikat rahasia. Dan kaum buruh tidak hanya berapat secara rahasia, mereka juga keluar ke jalan-jalan berbondong-bondong dan mengibarkan panji-panji mereka yang bertuliskan: -- “Hidup hari kerja delapan jam! Hidup kemerdekaan! Hidup Sosialisme!” Karena ini pemerintah mengeja-ngejar kaum buruh dengan keganasan. Bahkan ia mengirim pasukan-pasukan untuk menembaki kaum buruh. Serdadu-serdadu Rusia pernah membunuh kaum buruh Rusia di Yaroslawl dan Petersburg, di Riga, di Rostov, di Don, di Zlatoust [*1].

Tetapi kaum buruh tidak menyerah. Mereka harus berjuang. Mereka berkata: baik pengejaran maupun penjara, pembuangan, hukuman kerjapaksa, ataupun maut tak dapat menakut-nakuti kami. Urusan kami adalah urusan yang adil. Kami berjuang untuk kemerdekaan dan kebahagiaan semua yang bekerja. Kami berjuang untuk membebaskan puluhan dan ratusan juta Rakyat dari kekerasan, penindasan dan kemiskinan. Kaum buruh sedang kian  menjadi sadar klas. Jumlah kaum Sosia-Demokrat sedang membesar dengan cepatnya di semua negeri. Kami akan menang kendatipun segala pengejaran.

Kaum miskin desa haruslah jelas mengerti siapa kaum Sosial-Demokrat ini, apa yang mereka kehendaki dan bagaimana orang harus bekerja di pedesaan guna membantu kaum Sosial-Demokrat mencapai kebahagiaan bagi Rakyat.


Catatan:

[*1] Dalam terbitan tahun 1905 teksnya, mulai dari kata-kata “ia menerbitkan” sampai kata-kata” di Zlatoust” diganti dengan teks sebagai berikut:”Kini pemerintah menjanjikan kebebasan berbicara, kebebasan berapat, kekebalan pribadi, tetapi janji itu ternyata kepalsuan. Polisi sekali lagi mulai membubarkan rapat-rapat. Suratkabar-suratkabar kaum buruh ditutup kembali. Kaum Sosial-Demokrat sekali lagi mulai ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Pejuang-pejuang untuk kemerdekaan telah ditembak di Kronstadt, di Sebastopol, di Moskwa, di Kaukas, di bagian Selatan negeri dan di seluruh Rusia”, -Red.


MENU UTAMA BAB II: APA YANG DIKEHENDAKI KAUM SOSIAL-DEMOKRAT