Pelajaran Dari Revolusi

V.I. Lenin (1910)


Sumber: W.I.Lenin. Kumpulan Karya, Edisi Rusia Ke empat, Jilid 16, hal. 270-277

Penerjemah: Diketik kembali untuk Situs Indo-Marxist dari buku Yayasan ”Pembaruan” Jakarta 1960 dengan sedikit perubahan ejaan.


Lima tahun telah berlalu sejak klas buruh Rusia, dalam bulan Oktober 1905, memberikan pukulan pertama yang hebat terhadap otokrasi tsar. Di hari-hari yang agung itu proletariat membangunkan jutaan kaum pekerja untuk perjuangan melawan penindas-penindas mereka. Selama masa beberapa bulan dalamtahun 1905 proletariat memenangkan untuk dirinya perbaikan-perbaikan, yang selama puluhan tahun dengan sia-sia dinantikan kaum buruh dari “atasan”. Proletariat memenagkan untuk seluruh Rakyat Rusia, meskipun untuk jangka waktu yang singkat, kemerdekaan pers, berkumpul dan berserikat, yang sebelumnya tidak pernah dikenal Rusia. Proletariat menyapu dari jalannya Duma Buligin [36] yang dibuat-buat dan merenggut dari tsar manifes [37] yang memproklamasikan suatu konstitusi, dan membikin Rusia sekali dan untuk selama-lamanya tidak mungkin lagi diperintah tanpa badan-badan perwakilan.

Tetapi kemenangan-kemenangan agung proletariat itu ternyata hanyalah setengah kemenangan karena kekuatan tsar tidak digulingkan. Pemberontakan Desember [38] berakhir dengan kekalahan dan, sementara desakan klas buruh, perjuangan massa, melemah, otokrasi tsar mulai, satu demi satu, merampas dari klas buruh hasil-hasilnya. Dalam tahun 1906 pemogokan kaum buruh, huruhara-huruhara kaum tani dan prajurit jauh lebih lemah daripada tahun 1905, tetapi meskipun demikian masih tetap amat dahsyat. Tsar membubarkan Duma Pertama [39] – selama masa Duma itu perjuangan Rakyat telah mulai meningkat kembali – tetapi dia tidak berani segera mengubah undang-undang pemilihan. Dalam tahun 1907 perjuangan kaum buruh semakin lemah lagi, dan tsar, setelah membubarkan Duma Kedua, melakukan kudeta ( 3 Juni, 1907); dia melanggar semua janjinya yang amat khidmat untuk tidak mengeluarkan undang-undang pemilihan sedemikian sehingga tuantanah-tuantanah dan kaum kapitalis, partai-partai elemen-elemen Seratus Hitam dan budak-budak mereka, terjamin mendapat mayoritas di dalam Duma itu.

Baik kemenangan maupun kelahan di dalam revolusi itu mengajar Rakyat Rusia pelajaran-pelajaran sejarah yang besar. Ketika kita menghormati ulang tahun ke lima revolusi 1905, marilah kita usahakan menjelaskan isi pokok pelajaran-pelajaran itu.

Pelajaran pertama dan fundamentil yalah bahwa hanya dengan perjuangan revolusioner dari massa dapat dicapai perbaikan yang sedikit banyaknya serius dalam kehidupan kaum buruh dan dalam administrasi negara. Tidak ada “simpati” apapun terhadap kaum buruh dari pihak orang-orang yang berpendidikan, tidak ada perjuangan teroris sebatang kara, bagaimanapun pahlawannya, dapat menggerowoti otokrasi tsar dan kemahakuasaan kaum kapitalis. Hal itu dapat dicapai hanya lewat perjuangan kaum buruh itu sendiri, hanya lewat perjuangan yang dipersatukan dari jutaan, dan ketika perjuangan itu menjadi lemah, maka apa yang telah dimenangkan kaum buruh, segera mulai dirampas. Revolusi Rusia membenarkan perasaan yang dinyatakan di dalam lagu buruh internasional: 
                Tiada juru selamat dari kayangan akan menyelamatkan
                Tiada kepercayaan kita pada pangeran atau bangsawan;
                Dengan tangan kita sendiri belenggu akan dihancurkan,
                Belenggu kebencian, keserakahan dan ketakutan! 

Pelajaran kedua yalah bahwa tidaklah cukup untuk menggerowoti dan membatasi kekuasaan tsar. Kekuasaan itu harus dihancurkan. Sebelum kekuasaan tsar dihancurkan, konsesi-konsesi yang dimenangkan dari tsar tidak pernah akan tahan lama. Tsar memberikan konsesi-konsesi ketika desakan revolusi menghebat, dan merampas semua konsesi itu kembali ketika desakannya melemah. Hanya perebutan republik demokratis sajalah, penggulingan kekuasaan tsar, pemindahan kekuasaan ke dalam tangan Rakyat, yang dapat menyelamatkan Rusia dari penganiayaan dan tirani birokrasi, dari kekuasaan sewenang-wenang yang dimiliki oleh tuantanah serta antek-antek mereka di pedesaan. Bahwa kemelaratan kaum tani dan buruh kini, sesudah revolusi, menjadi lebih berat lagi daripada yang dulunya, maka ini adalah pembayaran untuk kenyataan, bahwa revolusi itu tidak lemah, bahwa kekuasaan tsar tidak digulingkan. Tahun 1905, kemudian dua Duma pertama, dan pembubaran Duma-Duma itu, banyak betul memberi pelajaran kepada Rakyat, mengajar mereka bahwa di atas segala-galanya mereka harus berjuang bersama untuk tuntutan-tuntutan politik, Rakyat menuntut konsesi-konsesi dari otokrasi; supaya tsar memanggil bersidang Duma, supaya dia menunjuk menteri-menteri lama, supaya tsar “menghadiahkan” hakpilih umum. Tetapi otokrasi tidak dan tidak dapat menyetujui konsesi-konsesi semacam itu. Otokrasi menjawab permintaan untuk konsesi-konsesi dengan bayonet. Dan Rakyat mulai meninsyafi bahwa mereka harus berjuang melawan kekuasaan otokrasi. Sekarang Stolipin dan Duma kaum bangsawan-Hitam, dapat dikatakan, memalukan pengertian itu lebih kerasnya ke dalam kepala kaum tani. Mereka sedang memalukan itu dan akan pasti berhasil memalukannya.

Otokrasi tsar mendapat pelajaran juga dari revolusi itu. Ia telah melihat , bahwa ia tidak dapat mengandalkan kesetiaan kaum tani kepada tsar. Sekarang ia sedang memperkuat kekuasaannya dengan membentuk suatu persekutuan dengan tuantanah-tuantanah Seratus Hitam dan pemilik-pemilik pabrik Oktobris. Untuk menggulingkan otokrasi tasr sekarang dibutuhkan desakan yang jauh lebih kuat dari perjuangan massa revolusioner daripada dalam tahun 1905.

Apakah desakan yang jauh lebih kuat itu mungkin? Jawab terhadap pertanyaan itu membawa kita pada pelajaran ketiga dan paling utama dari revolusi. Pelajaran itu terdiri dari halbahwa kita sudah melihat bagaimana berbagai klas Rakyat Rusia bertindak. Sebelum tahun 1905 banyak yang mengira bahwa seluruh Rakyat bersama-sema berkeinginan uantuk mencapai kemerdekaan dan menginginkan kemerdekaan macam yang sama: setidak-tidaknya mayoritas yang mutlak tidak mempunyai pengertian yang jelas tentang kenyataan bahwa berbagai klas dari Rakyat Rusia mempunyai pendirian yang berbeda-beda tentang perjuangan untuk kemerdekaan dan berusaha keras untuk mencapai kemerdekaan yang berlain-lainan macamnya. Revolusi itu menghalaukan kabut itu. Pada akhir tahun 1905, kemudian juga pada masa berdirinya Duma Pertama dan Kedua, semua klas masyarakat Rusia muncul ke depan secara terang-terangan. Mereka menampakkan dirinya dalam kenyataan, menyingkapkan ambisi mereka yang sesungguhnya, menyingkapkan apa yang dapat mereka dapat perjuangkan dan seberapa kuat, gigih dan tegar mereka dapat berjuang.

Kaum buruh pabrik, proletariat industri melakukan perjuangan yang paling bertekad dan paling gigih melawan otokrasi. Proletariat memulai revolusi dengan peristiwa Sembilan Januari [40] dan pemogokan-pemogokan massa. Proletariat melanjutkan perjuangan sampai akhir, dengan bangun dalam pemberontakan bersenjata dalam bulan Desember 1905 dalam mempertahankan kaum tani yang ditembaki, dicambuk dan disiksa. Jumlah kaum buruh yang melakukan pemogokan dalam tahun 1905 kurang lebih tiga juta (dan jika dihitung buruh keretaapi, pegawai-oegawai kantor pos, dsbnya, mungkin mencapai jumlah empat juta), dalam tahun 1906 – satu juta, dalam tahun 1907 – tigaperempat juta. Dunia belum pernah menyaksikan gerakan pemogokan yang sehebat itu.  Proletariat Rusia menunjukkan betapa hebatnya tenaga-tenaga yang belum pernah dibunagakn yang terdapat di kalangan massa kaum buruh ketika krisis revolusioner yang sesungguhnya mematang. Gelombang pemogokan tahun 1905, yang terbesar di dalam sejarah, masih jauh belum menghabiskan tenaga seluruh kekuatan militan dari proletariat. Misalnya, di dalam daerah pabrik Moskwa terdapat 567.000 buruh pabrik, sedangkan jumlah pemogok yalah 540.000, sedang di daerah pabrik Petersburg, di mana terdapat 300.000 kaum buruh pabrik, terdapat sejuta pemogok. Jadi kaum buruh di distrik Moskow jauh masih belum mengembangkan kegigihan perjuangan seperti yang ditunjukkan oleh kaum buruh Petersburg. Di dalam Gubernia Liwonia (Kota Riga) di mana terdapat 50.000 kaum buruh, jumlah pemogoknya 250.000. Jadinya, setiap kaum buruh rata-rata melakukan pemogokan lebih daripada lima kali dalam tahun 1905. Sekarang, di seluruh Rusia, terdapat tidak mungkin kurang daripada tiga juta kaum buruh pabrik, tambang dan keretaapi dan jumlah itu bertambah dari tahun ke tahun. Dengan suatu gerakan yang sekuat seperti di Riga dalam tahun 1905 mereka dapat melahirkan suatu tentara yang terdiri dari 15 juta pemogok.

Kekuasaan tsar manapun tidak dapat menahan desakan yang sedemikian itu. Tetapi setiap orang memahami bahwa desakan yang sedemikian itu tidak dapat ditimbulakan secara dibuat-buat, menurut keinginan kaum Sosialis atau kaum buruh yang maju. Desakan yang semacam itu mungkin hanyalah ketika krisis, kemarahan massa dan revolusi telah meluas ke seluruh negeri. Untuk dapat mempersiapkan desakan yang sedemikian itu kita harus menarik bagian-bagian yang paling terbelakang dari kaum buruh ke dalam perjuangan, harus mencurahkan waktu bertahun-tahun untuk pekerjaan propaganda, agitasi dan organisasi yang gigih, meluas, tak kenal lelah, dengan membangun dan memperkuat persekutuan-persekutuan dan organisasi-organisasi proletar dalam segala bentuknya.

Menurut hebatnya perjuangan klas buruh Rusia di anatar semua klas lainnya dari Rakyat Rusia, berdiri di barisan depan. Syarat-syarat hidup mereka itu sendiri membuat kaum buruh mampu berjuang dan memaksa mereka untuk berjuang. Kapital mengumpulkan kaum buruh dalam massa yang besar di kota-kota besar, mempersatukan mereka, melatih mereka untuk aksi bersama. Pada setiap langkah kaum buruh berada berhadap-hadapan dengan musuh pokok mereka – klas kapitalis. Dalam melawan musuh itu si-buruh menjadi seorang Sosialis, menginsyafi kebutuhan akan sesuatu pembangunan kembali secara lengkap dari seluruh masyarakat, akan penghapusan sepenuhnya segenap kemiskinan dan penindasan. Dengan menjadi Sosialis, kaum buruh dengan keberanian yang tak mementingkan diri melawan segala sesuatu yang merintangi jalan mereka, pertama dan terutama kekuasaan tasr dan tuantanah-tuantanah pemilik-hamba.

Selama revolusi kaum tanipun menceburkan diri ke dalam perjuangan melawan tuantanah-tuantanah dan melawan pemerintah, tetapi perjuangan mereka jauh lebih lemah. Telah dihitung bahwa mayoritas kaum buruh pabrik (kira-kira tigaperlima) ambilo bagian di dalam perjuangan revolusioner, di dalam pemogokan-pemogokan, sedangkan tak dapat disangkal hanya minoritas kaum tani yang ambil bagian: barangkali tidak lebih dari seperlima atau seperempat. Kaum tani berjuang kurang gigih, lebih bercerai-berai, kurang berkesadaran politik, dan tidak jarang masih menaruhkan harapan mereka kepada kebaikan hati Bapak-tsar itu. Sebenarnya, dalam tahun 1905-1906 kaum tani hanya sedikit menakutkan tsar dan tuantanah-tuantanah. Sedangkan yang perlu bukan menakutkan melainkan menghancurkan mereka; pemerintah mereka – pemerintah tsar– harus disapu bersih dari permukaan bumi. Sekarang Stolipin dan Duma tuantanah-Sratus-Hitam berusaha menciptakan tuantanah-tuantanah-kecil baru dari kalangan barisan kaum tani kaya untuk dijadikan sekutu-sekutu tsar dan kaum Seratus-Hitam. Tetapi semakin tsar dan Duma membantu kaum tani kaya untuk membangkrutkan massa kaum tani itu, semakin kurang kepercayaan mereka terhadap tsar, kepercayaan hamba-hamba feodal, kepercayaan Rakyat yang tertindas dan berpikiran gelap.  Setiap tahun menyaksikan bertambahnya jumlah kaum buruh agraria di pedesaan, -- di manapun mereka tidak dapat mencari keselamatan kecuali dalam persekutuan dengan kaum buruh kota untuk perjuangan bersama. Setiap tahun menyaksikan suatu penambahan dalam jumlah kaum tani yang dirusak menjadi miskin samasekali dan kelaparan di pedesaan; dan ketika proletariat kota bangun, jutaan kaum tani itu akan menceburkan dirinya ke dalam perjuangan melawan tsar dan tuantanah dengan tekad dan solidaritas yang lebih besar.

Burjuasi liberal, yaitu tuan tanah, pemilik pabrik, pengacar, profesor yang liberal, dsbnya, ambil bagian pula di dalam revolusi itu. Mereka membentuk partai “kemerdekaan Rakyat” (Kaum Demokrat Konstitusionil atau kaum Kadet). Mereka menjanjikan banyak kepada Rakyat dan banyak bergembar-gembor tentang kemerdekaan di dalam suratkabar-suratkabar mereka. Mereka mempunyai mayoritas di dalam Duma Pertama dan Kedua. Mereka menjanjikan mencapai kemerdekaan dengan “jalan-jalan damai”, mengutuk perjuangan revolusioner kaum buruh dan kaum tani. Kaum tani dan banyak di antara  utusan tani (“Kaum Trudowik”) percauya akan janji-janji itu dan dengan rendah hati serta patuhnya membuntuti jejak kaum liberal, menjauhi perjuangan revolusioner proletariat. Itu adalah kesalahan terbesar kaum tani (dan banyak orang-orang kota juga) selama revolusi. Dengan tangan yang satu, dan itupun amat, amat jarang, kaum liberal membantu perjuangan untuk kemerdekaan; tetapi mereka selalu mengulurkan tangannya yang lain kepada tsar, dengan menjanjikan akan mempertahankan dan memperkuat kekuasaannya, mendamaikan kaum tani dengan tuantanah, “menentramkan” kaum buruh “perusuh”.

Ketika revolusi mencapai titik perjuangan menentukan terhadap tsar, pemberontakan Desember 1905, kaum liberal bagaikan satu badan dengan kejinya mengkhianati kemerdekaan Rakyat dan mengundurkan diri dari perjuangan. Otokrasi tsar mengambil manfaat dari pengkhianatan kaum liberal terhadap kemerdekaan Rakyat itu, mengambil manfaat dari kegelapan pikiran kaum tani, yang dalam banyak hal percaya pada kaum liberal, dan mengalahkan kaum buruh pemberontak. Dan ketika proletariat dikalahkan, maka Duma-Duma, bujukan-bujukan dan janji-janji muluk-muluk kaum Kadet, tidak ada satupun yang dapat merintangi tsar dari meniadakan semua sisa-sisa kemerdekaan dan mengembalikan otokrasi dan kekuasaan sewenang-wenang dari tuantanah pemilik-hamba.
Kaum liberal menemukan dirinya tertipu. Kaum tani mendapat pelajaran yang kejam tetapi berguna. Tidak ada kemerdekaan di Rusia selama massa luas dari Rakyat percaya kepada kaum liberal, percaya kepada kemungkinan “perdamaian” dengan kekuasaan tsar dan memisahkan diri dari perjuangan revolusioner kaum buruh. Tidak ada kekuasaan di atas bumi ini yang akan dapat menahan kedatangan kemerdekaan di Rusia ketika massa proletariat kota bangun dalam perjuangan, menyampingkan kaum liberal yang ragu-ragu dan khianat, dan membimbing di belakangnya buruhtani-buruhtani dan kaum tani yang miskin.

Dan bahwa kaum proletariat Rusia akan berdiri di dalam perjuangan tersebut, bahwa dia akan mengambil kembali tanduk kepemimpinan di dalam revolusi, dijamin oleh seluruh situasi perekonomian Rusia, semua pengalaman dar bertahun-tahun revolusi.

Lima tahun yang lalu proletariat memberikan pukulan pertama terhadap otokrasi tsar. Sinar-sinar pertama kemerdekaan memberikan harapan pada Rakyat Rusia. Sekarang otokrasi tsar telah dipulihkan kembali, tuantanah-tuantanah sedang berkuasa dan memerintah kembali, di mana-mana kekejaman dilakukan kembali terhadap kaum buruh dan kaum tani dan di mana-mana bersimaharajalela despotisme Asia dari pembebasr-pembesar dan penganiayaan yang keji terhadap Rakyat.Tapi pelajaran yang berat itu tidak akan sia-sia. Rakyat Rusia sekarang bukanlah Rakyat Rusia sebelum tahun 1905. Proletariat telah mengajar mereka bagaimana berjuang. Proletariat akan memimpin mereka ke kemenangan.

* * * 

Rabocaya Gazeta, No. 1
30 Oktober (12  Nopember) 1910.


Catatan:

[36] Duma Buligin – “Lembaga perwakilan” permusyawarahan, yang pemerintah tsar berjanji untuk membentuk pada tahun 1905. Duma memperoleh nama Buligin menurut nama Menteri Dalamnegeri A.G. Buligin, yang kepadanya tsar tugaskan untuk menyusun rancangan Duma. Duma tak mempunyai hak membuat undang-undang, dan yang dapat menjadi pemilih-pemilih untuknya hanyalah kaum tuantanah, kaum kapitalis dan jumlah kecil dari kaum tani-kaya. Pemilihan untuk Duma Buligin tidak diselenggarakan.

[37] Yang dimaksudkan adalah manifes tanggal 17 Oktober 1905, dalam mana pemerintah tsar menjanjikan membuat UUD untuk Rusia dan memberika “kebebasan-kebebasan sipil”. Manifes itu merupakan manuver otokrasi yang berikhtiar menghambat perkembangan revolusi.

[38] Yang dimaksud adalah kekalahan pemberontakan bersenjata bulan Desember di Moskwa pada tahun 1905, yang telah merupakan puncak revolusi tahun-tahun 1905-1907.

[39] Duma Negara I (27 April – 8 Juli 1906) dan Duma Negara II (20 Pebruari – 3 Juni 1907) dibubarkan oleh pemerintah tsar. Tanggal 3 Juni 1907 dilangsungkan kudeta, yang berbentuk pembubaran Duma Negara II oleh pemerintah dan pengubahan undang-undangpemilihan untuk Duma. Itru telah merupakan pelanggaran kasar terhadap undang-undang dasar, menurut mana undang-undang tak dapat dibuat oleh pemerintah tanpa persetujuan Duma. Undang-undang pemilihan yang baru lebih mengebiri lagi hak-hak kaum buruh dan kaum tani dan minoritas nasional Rusia. Duma III yang dipilih atas dasar undang-undang itu menurut susunannya adalah Oktobris-Seratus-Hitam.

[40] Tanggal 9 Januari 1095 atas perintah tsar ditembaki demonstrasi damai kaum buruh Petersburg, yang berjalan di bawah pimpinan pendeta Gapon menuju ke Istana Musimdingin untuk menyampaikan petisi kepada tsar. Sebagai jawaban terhadap penembakan yang sangat jahat terhadap kaum buruh yang tak bersenjata mulailah di seluruh Rusia demonstrasi-demonstrasi dan pemogokan-pemogokan politik massal di bawah semboyan “Enyahlah otokrasi”. Peristiwa tanggal 9 Januari , menjadi permulaan dari revolusi Rusia pertama tahun 1905-1907.