Surat Lenin Untuk Komite Pusat PBSDR

V.I. Lenin (1917)


Ditulis pada 30 Agustus (12 September), 1917

Diterbitkan pertama kali di Pravda No. 250, 7 November, 1920. Diterbitkan sesuai dengan manuskrip.

Sumber: To the Central Committee of the R.S.D.L.P. Lenin Collected Works Vol. 25. Moscow, Progress Publishers, 1974. hal. 289-290.

Penerjemah: Ted Sprague (13 Juli 2019)


Catatan Penerjemah: Surat ini ditulis Lenin kepada Komite Pusat PBSDR menyusul usaha kudeta Jendral Kornilov. Dalam surat ini Lenin menekankan bagaimana kaum Bolshevik dapat melawan usaha kudeta Kornilov ini tanpa terjebak pada kompromi dengan Pemerintahan Provisionalnya Kerensky, tanpa terjebak pada pembentukan blok dengan Kerensky.

Kemungkinan surat ini akan tiba terlalu terlambat, karena peristiwa berkembang dengan begitu cepatnya sehingga kadang-kadang dapat membuat kita pening. Saya menulis ini pada hari Rabu, 30 Agustus, dan penerima surat ini akan membacanya paling cepat hari Jumat, 2 September. Meskipun demikian, untuk berjaga-jaga saja, saya menganggap adalah tugas saya untuk menulis surat ini.

Pemberontakan Kornilov adalah sebuah perubahan tajam dalam peristiwa yang paling tak terduga (tak terduga pada momen seperti ini dan dalam bentuk seperti ini) dan hampir tak dapat dipercaya.

Seperti setiap perubahan tajam lainnya, ini membutuhkan revisi dan perubahan taktik. Dan seperti halnya setiap revisi, kita harus sangat berhati-hati kalau-kalau kita jadi tidak prinsipil.

Menurut saya mereka-mereka yang jadi tidak prinsipil adalah orang-orang (seperti Volodarsky) yang terjebak ke dalam defensisme[1] atau (seperti sejumlah Bolshevik lainnya) terjebak ke dalam sebuah blok dengan kaum Sosialis Revolusioner (SR) dalam mendukung Pemerintahan Provisional. Sikap mereka sepenuhnya keliru dan tidak prinsipil. Kita akan menjadi defensis hanya setelah peralihan kekuasaan ke kelas proletariat, setelah tawaran perdamaian [dengan Jerman], setelah perjanjian-perjanjian rahasia dan ikatan dengan bank telah diputuskan – hanya setelah itu. Jatuhnya Riga atau jatuhnya Petrograd ke tangan musuh tidak akan membuat kita menjadi defensis. (Saya ingin sekali Volodarsky membaca ini.) Sebelum semua ini, kita berdiri untuk revolusi proletariat, kita menentang perang, dan kita bukanlah kaum defensis.

Bahkan sekarang kita tidak boleh mendukung pemerintah Kerensky. Ini adalah posisi yang tidak prinsipil. Mungkin akan ada orang yang bertanya pada kita: bukankah kita harus melawan Kornilov? Tentu saja kita harus! Tetapi ini bukan hal yang sama; ada Garis pemisah di sini, yang dilangkahi oleh sejumlah kaum Bolshevik yang terjebak ke dalam kompromi dan membiarkan diri mereka terseret oleh jalannya peristiwa.

Kita harus melawan, dan kita sedang melawan Kornilov, seperti yang dilakukan oleh pasukan-pasukannya Kerensky, tetapi kita tidak mendukung Kerensky. Sebaliknya, kita telanjangi kelemahannya. Ada perbedaan di sini. Perbedaan ini cukup halus, tetapi sangatlah esensial dan tidak boleh dilupakan.

Lalu apa perubahan dalam taktik kita setelah pemberontakan Kornilov?

Kita tengah mengubah bentuk perjuangan kita dalam melawan Kerensky. Tanpa sedikitpun melemahkan oposisi kita terhadapnya, tanpa menarik mundur kritik kita terhadapnya, tanpa menyangkal tugas kita untuk menumbangkannya, kita mengatakan bahwa kita harus mempertimbangkan situasi hari ini. Kita tidak akan menumbangkan Kerensky sekarang. Kita akan mendekati tugas melawannya dengan cara yang lain, yakni, kita akan tunjukkan kepada rakyat (yang sedang melawan Kornilov) kelemahan dan kebimbangan Kerensky. Ini telah kita lakukan sebelumnya juga. Namun sekarang ini telah menjadi hal yang paling penting dan inilah perubahannya.

Selain itu, yang paling penting sekarang adalah meningkatkan kampanye kita untuk mendorong semacam “tuntutan parsial” kepada Kerensky: tangkap Milyukov[2], persenjatai buruh Petrograd, datangkan pasukan Kronstadt, Vyborg dan Helsingfors ke Petrograd[3], bubarkan Duma[4], tangkap Rodzianko[5], legalisasi transfer tanah milik tuan-tuan tanah besar ke kaum tani, perkenalkan kontrol buruh terhadap distribusi gandum dan pabrik, dst., dst. Kita harus ajukan tuntutan-tuntutan ini tidak hanya ke Kerensky, dan sebenarnya bukan ke Kerensky, tetapi lebih ke buruh, tentara, dan tani yang telah terseret ke dalam perjuangan melawan Kornilov. Kita harus pertahankan antusiasme mereka, mendorong mereka untuk menangkap para jendral dan perwira yang mendukung Kornilov, mendorong mereka untuk menuntut transfer tanah dengan segera ke kaum tani, menjelaskan kepada mereka bahwa mereka harus menahan Rodzianko dan Miliukov, membubarkan Duma, menutup koran Rech dan koran-koran borjuis lainnya, dan memulai investigasi terhadap koran-koran ini. Kaum SR “Kiri” terutama harus didorong ke arah ini.

Kita akan keliru kalau membayangkan ini berarti kita telah bergerak menjauhi tugas memimpin kaum proletariat untuk pemenangan kekuasaan. Tidak. Kita justru menjadi lebih dekat pada pemenuhan tugas ini, tidak secara langsung, tetapi dari samping. Pada saat ini kita harus meluncurkan kampanye melawan Kerensky bukan dengan serangan langsung, tetapi secara tidak langsung, yakni dengan menuntut peperangan revolusioner melawan Kornilov yang lebih aktif dan lebih revolusioner. Perkembangan peperangan ini sendiri saja dapat menghantarkan kita ke kekuasaan, tetapi kita harus berbicara mengenai ini sesedikit mungkin dalam propaganda kita (mengingat kalau bahkan esok hari perkembangan peristiwa dapat meletakkan kekuasaan di tangan kita, dan bila demikian kita tidak boleh melepaskannya). Menurut saya ini harus disampaikan lewat surat (bukan lewat koran) ke para propagandis, ke kelompok-kelompok agitator dan propagandis, dan ke anggota Partai. Kita harus dengan tegas melawan semua celoteh mengenai membela tanah air, mengenai front persatuan kaum demokrat revolusioner, mengenai mendukung Pemerintahan Provisional, dst., dst., karena mereka hanyalah celoteh kosong. Kita harus mengatakan: sekarang adalah waktunya untuk bertindak; kalian tuan-nyonya SR dan Menshevik sudah lama berceloteh saja sampai semua celoteh itu tidak ada artinya lagi. Sekarang adalah waktunya untuk bertindak; peperangan melawan Kornilov harus dikobarkan secara revolusioner, dengan melibatkan massa, dengan membangkitkan mereka, dengan mengobarkan semangat mereka (Kerensky takut pada massa, takut pada rakyat). Dalam peperangan melawan Jerman, kita harus bertindak sekarang juga; perdamaian yang segera dan tanpa syarat harus ditawarkan dengan butir-butir perjanjian yang saksama. Bila ini dilakukan, perdamaian dapat segera tercapai atau perang ini dapat diubah menjadi perang revolusioner; bila tidak, semua kaum Menshevik dan SR tetap menjadi antek-antek imperialisme.

P.S. Setelah membaca enam edisi koran Rabochy[6], yang saya baca setelah surat ini rampung, saya harus mengatakan bahwa posisi kita sepenuhnya sama. Saya menyambut dengan hangat editorial, ringkasan artikel, dan artikel-artikel oleh V. M-n dan Vol-y. Mengenai pidatonya Volodarsky, saya telah membaca suratnya untuk dewan editorial, yang juga "menghilangkan" kecaman saya terhadapnya. Sekali lagi, jabat erat dan semoga sukses!


Catatan Kaki:

[1] Defensisme adalah gagasan mendukung perang guna mempertahankan revolusi. Kebijakan ini dipegang oleh kaum Menshevik dan Sosialis Revolusioner pada periode Februari sampai Oktober 1917. Menurut mereka, kaum sosialis haruslah mendukung keterlibatan Rusia dalam Perang Dunia I – dan dengan demikian mendukung Pemerintahan Provisional - karena ini adalah usaha untuk mempertahankan Revolusi Rusia. Dalam konteks Pemberontakan Kornilov, defensisme berarti mendukung Kerensky dalam peperangan melawan Kornilov guna mempertahankan revolusi.

[2] Pavel Milyukov adalah pemimpin Partai Kadet, partainya kaum liberal borjuis. Partai Kadet mendukung pemberontakan Kornilov untuk menumpas Soviet.

[3] Pasukan dari Kronstadt, Vyborg dan Helsingfors terdiri dari tentara-tentara yang revolusioner, yang lebih dekat dengan Bolshevik. (Catatan penerjemah)

[4] Duma adalah parlemen kota yang pada periode ini menjadi pusatnya kaum reaksi.

[5] Mikhail Rodzianko adalah politisi Duma yang mendorong Kornilov dalam pemberontakannya untuk menumbangkan Kerensky dan menumpas Soviet.

[6] Rabochy (Buruh) adalah koran Partai Bolshevik yang terbit setiap hari dari 7 September sampai 15 September, 1917, menggantikan Pravda yang dibredel oleh Pemerintahan Provisional. Dua belas edisi terbit selama periode ini, termasuk edisi tambahan.