Tesis Mengenai Majelis Konstituante

V.I. Lenin (1917)


Ditulis pada 11 atau 12 Desember (24 atau 25 Desember), 1917

Diterbitkan pertama kali pada 13 Desember (26 Desember), 1917, di Pravda No. 213.

Sumber: Theses on the Constituent Assembly. Lenin Collected Works Vol. 26. Moscow, Progress Publisher, 1977. hal. 379-383.

Penerjemah: Ted Sprague (15 Oktober 2019)


1. Tuntutan penyelenggaraan Majelis Konstituante adalah bagian yang sepenuhnya sah dari program Sosial-Demokrasi revolusioner, karena dalam sebuah republik borjuis Majelis Konstituante mewakili bentuk demokrasi tertinggi dan karena republik imperialis yang dipimpin oleh Kerensky, lewat pembentukan Pra-Parlemen[1], sedang bersiap untuk mencurangi pemilu dan melanggar demokrasi dengan berbagai cara.

2. Sementara menuntut diselenggarakannya Majelis Konstituante, Sosial-Demokrasi revolusioner sejak awal Revolusi 1917 telah berulang kali menekankan bahwa republik Soviet adalah bentuk demokrasi yang lebih tinggi dibandingkan republik borjuis dengan Majelis Konstituante.

3. Untuk transisi dari sistem borjuis ke sistem sosialis, untuk kediktatoran proletariat, Republik Soviet (Perwakilan Buruh, Tentara dan Tani) bukan hanya sebuah institusi demokrasi yang lebih tinggi (dibandingkan dengan republik borjuis yang biasanya, yang dimahkotai dengan Majelis Konstituante), tetapi juga adalah satu-satunya bentuk demokrasi yang paling mampu menjamin transisi yang paling mulus ke sosialisme.

4. Penyelenggaraan Majelis Konstituante dalam revolusi kita, dengan menggunakan daftar kandidat yang diserahkan pada pertengahan Oktober 1917, berlangsung di bawah kondisi yang tidak memungkinkan bagi pemilu Majelis Konstituante untuk mengekspresikan secara tepat kehendak rakyat umumnya dan rakyat pekerja khususnya

5. Pertama, perwakilan proporsional menghasilkan ekspresi kehendak rakyat yang tepat hanya bila daftar kandidat partai bersesuaian dengan pembelahan politik dalam masyarakat, seturut pengelompokan dalam partai yang tercerminkan dalam daftar kandidat tersebut. Namun seperti yang kita ketahui dalam kasus kita, partai Sosialis Revolusioner – yakni partai yang dari Mei sampai Oktober memiliki jumlah pendukung terbanyak di antara rakyat, terutama di antara kaum tani – menyerahkan daftar kandidat bersama untuk Majelis Konstituante pada pertengahan Oktober 1917, tetapi pecah pada November 1917,[2] yakni setelah pemilu dan sebelum Majelis ini bertemu.

Untuk alasan ini, kehendak massa pemilih dan komposisi Majelis Konstituante yang terpilih tidak dan tidak akan sesuai, bahkan secara formal.

6. Kedua, yang bahkan lebih penting, sumber perbedaan antara kehendak rakyat, dan terutama kehendak kelas pekerja, di satu sisi dan komposisi Majelis Konstituante di sisi lain bersifat sosio-ekonomik dan kelas, dan bukan bersifat formal ataupun legal. Perbedaan ini karena pemilu Majelis Konstituante dilaksanakan ketika mayoritas rakyat belum memahami cakupan penuh dan signifikasi Revolusi Oktober, Soviet, dan revolusi proletariat-tani, yang dimulai pada 25 Oktober 1917, yakni setelah daftar kandidat untuk Majelis Konstituante telah diserahkan.

7. Revolusi Oktober tengah melalui serangkaian tahapan perkembangan di depan mata kita, memenangkan kekuasaan untuk Soviet dan merebut kekuasaan politik dari kaum borjuasi dan menaruhnya ke tangan kaum proletariat dan tani miskin.

8. Ini dimulai dengan kemenangan 24-25 Oktober di ibukota[3], ketika Kongres Soviet Deputi Buruh dan Tentara Seluruh-Rusia Kedua, yakni lapisan pelopor kaum proletariat dan seksi kaum tani yang paling aktif secara politik, memberikan suara mayoritas kepada Partai Bolshevik dan menempatkannya ke tampuk kekuasaan.

9. Kemudian, selama bulan November dan Desember, revolusi menyebar ke seluruh angkatan bersenjata dan kaum tani, dan ini tercerminkan terutama dalam tersingkirnya badan-badan kepemimpinan lama (komite angkatan bersenjata, komite tani gubernia, Komite Eksekutif Sentral Soviet Deputi Tani Seluruh-Rusia, dll.). Badan-badan kepemimpinan lama ini mengekspresikan fase revolusi yang sudah terlampaui, fase yang penuh kompromi, fase borjuisnya dan bukan fase proletariat, dan yang oleh karenanya niscaya menghilang di bawah tekanan massa rakyat yang lebih dalam dan lebih luas – dan dengan terpilihnya badan-badan kepemimpinan baru yang menggantikannya.

10. Gerakan rakyat tertindas untuk merekonstruksi badan-badan kepemimpinan organisasi mereka belumlah berakhir bahkan sampai sekarang, di pertengahan Desember 1917, dan Kongres Serikat Buruh Pekerja Kereta Api[4], yang masih berlangsung, mewakili salah satu tahapan ini.

11. Sebagai konsekuensinya, pengelompokan kekuatan-kekuatan kelas di Rusia selama proses perjuangan kelas mereka pada kenyataannya mengambil bentuk, pada November dan Desember 1917, yang secara prinsipil berbeda dari daftar kandidat partai untuk Majelis Konstituante yang dibuat pada pertengahan Oktober 1917.

12. Peristiwa-peristiwa baru-baru ini di Ukraina (dan juga di Finlandia dan Byelorusia, serta di Kaukasus) menunjukkan pengelompokan ulang kekuatan-kekuatan kelas ke arah yang serupa, yang berlangsung selama proses perjuangan antara nasionalisme borjuis Rada Ukraina,[5] Diet Finlandia,[6] dsb. di satu sisi, dan kekuasaan Soviet, revolusi proletariat-tani di tiap-tiap republik nasional ini, di sisi lain.

13. Terakhir, peperangan sipil yang dimulai oleh pemberontakan kontra-revolusioner Kadet-Kaledin[7] terhadap otoritas Soviet, terhadap pemerintahan buruh dan tani, telah pada akhirnya membawa perjuangan kelas ke puncaknya dan telah menghancurkan semua kesempatan untuk secara demokratik dan formal menyelesaikan problem-problem yang teramat akut yang dihadapi oleh rakyat Rusia, dan terutama kelas buruh dan tani Rusia.

14. Hanya kemenangan penuh buruh dan tani atas pemberontakan borjuis dan kaum tuan tanah (seperti yang terekspresikan dalam gerakan Kadet-Kaledin), hanya represi militer yang kejam terhadap pemberontakan pemilik-budak ini, yang dapat sungguh-sungguh menjaga revolusi proletariat-tani. Jalannya peristiwa dan perkembangan perjuangan kelas dalam revolusi telah membuat slogan “Semua Kekuasaan untuk Majelis Konstituante” – yang mengabaikan pencapaian-pencapaian revolusi buruh dan tani, yang mengabaikan kekuasaan Soviet, yang mengabaikan keputusan-keputusan Soviet Deputi Buruh dan Tentara Seluruh Rusia Kedua dan Soviet Deputi Tani Seluruh Rusia Kedua, dsb. – pada kenyataannya menjadi slogannya kaum Kadet, pendukung Kaledin dan para penolong mereka. Seluruh rakyat sekarang telah sadar sepenuhnya bahwa bila Majelis Konstituante memisahkan dirinya dari kekuasaan Soviet maka Majelis ini niscaya akan punah secara politik.

15. Salah satu problem yang terutama akut dalam kehidupan bangsa adalah masalah perdamaian. Perjuangan revolusioner yang sesungguhnya untuk mencapai perdamaian hanya dimulai di Rusia setelah kemenangan Revolusi 25 Oktober, dan buah-buah pertama dari kemenangan ini adalah diterbitkannya perjanjian-perjanjian rahasia sebelumnya, tercapainya gencatan senjata, dan dimulainya perundingan terbuka untuk perdamaian umum tanpa aneksasi dan ganti rugi perang.

Hanya sekarang selapisan luas rakyat sungguh-sungguh memiliki kesempatan penuh dan terbuka untuk mengamati kebijakan perjuangan revolusioner untuk mencapai perdamaian dan mempelajari hasilnya.

Selama pemilu Majelis Konstituante massa rakyat tidak memiliki kesempatan ini.

Jelas kalau jurang pemisah antara komposisi Majelis Konstituante yang terpilih dan kehendak rakyat yang sesungguhnya mengenai masalah menghentikan perang adalah sesuatu yang niscaya dari sudut pandang ini juga.

16. Hasil dari kombinasi semua situasi di atas adalah bahwa Majelis Konstituante, yang diselenggarakan berdasarkan daftar kandidat partai yang diserahkan sebelum revolusi proletariat-tani dan di bawah kekuasaan borjuis, niscaya akan berbenturan dengan kehendak dan kepentingan kelas-kelas tertindas, yang pada 25 Oktober memulai revolusi sosialis melawan kelas borjuasi. Tentu saja, kepentingan revolusi lebih tinggi dibandingkan hak-hak formal Majelis Konstituante, bahkan bila hak-hak formal ini tidak dilemahkan oleh tidak adanya pasal dalam undang-undang Majelis Konstituante yang mengakui hak rakyat untuk me-recall perwakilan mereka dan menggelar pemilu baru kapanpun.

17. Setiap usaha langsung atau tidak langsung untuk mempertimbangkan masalah Majelis Konstituante dari sudut pandang formal dan legal, dalam kerangka demokrasi borjuis seperti biasanya, dan dengan mengabaikan perjuangan kelas dan perang sipil, adalah pengkhianatan terhadap perjuangan proletariat dan pengadopsian sudut pandang borjuis. Kaum Sosial-Demokrat revolusioner punya tanggung jawab untuk memperingatkan semua orang akan kekeliruan ini, yang mana beberapa pemimpin Bolshevik, yang tidak mampu memahami signifikansi Revolusi Oktober dan tugas kediktatoran proletariat, telah terjerumus ke dalamnya.

18. Satu-satunya kesempatan untuk mengamankan solusi yang mulus untuk krisis yang telah muncul karena jurang pemisah antara pemilu Majelis Konstituante di satu sisi dan kehendak dan kepentingan kelas pekerja tertindas di sisi lain adalah dengan secepat-cepatnya memberi rakyat hak seluas-luasnya untuk memilih kembali anggota-anggota Majelis Konstituante. Majelis Konstituante ini harus menerima undang-undang pemilu yang ditelurkan oleh Komite Eksekutif Sentral, memproklamirkan kalau mereka akan mengakui sepenuhnya kekuasaan Soviet, revolusi Soviet, dan kebijakannya mengenai masalah perdamaian, tanah, dan kontrol buruh, dan secara tegas bergabung ke kamp musuhnya kontra-revolusi Kadet-Kaledin.

19. Kecuali kalau syarat-syarat di atas terpenuhi, krisis Majelis Konstituante ini hanya dapat diselesaikan secara revolusioner, lewat kekuasaan Soviet yang mengambil langkah-langkah revolusioner yang energetik, cepat, tegas dan teguh dalam melawan kontra-revolusi Kadet-Kaledin, tidak peduli slogan dan institusi (bahkan partisipasi dalam Majelis Konstituante) yang digunakan oleh kontra-revolusi ini untuk bersembunyi. Setiap usaha untuk mengikat tangan kekuasaan Soviet dalam perjuangan ini adalah sama saja dengan membantu kontra-revolusi.


Catatan Kaki:

[1] Pemerintahan Provisional yang dipimpin oleh Kerensky pada bulan September 1917 memutuskan untuk membentuk Pra-Parlemen, sebagai ganti dari pemilihan umum untuk Majelis Konstituante. Pada 7 Oktober, ketika Pra-Perlemen ini diselenggarakan, perwakilan Bolshevik yang dipimpin Trotsky memberikan pidato yang mengutuk Pra-Parlemen ini dan memutuskan untuk walk-out dan tidak berpartisipasi dalamnya. Dalam pidatonya, Trotsky mengatakan: “Tidak, fraksi Bolshevik menyatakan bahwa kami sama sekali tidak memiliki kesamaan dengan pemerintahan yang mengkhianati rakyat ini dan dengan dewan penipuan kontra-revolusioner ini [baca Pra-Parlemen] ... Kami mundur dari dewan provisional ini [baca Pra-Parlemen], dan dengan ini menyerukan kepada buruh, tentara dan tani seluruh Rusia untuk waspada, dan untuk mengambil keberanian. Petrograd ada dalam bahaya! Revolusi ada dalam bahaya! Rakyat ada dalam bahaya! ... Kami serukan pada rakyat. Seluruh kekuasaan untuk soviet!”

[2] Partai Sosialis Revolusioner pada Revolusi Oktober 1917 pecah menjadi SR Kiri dan SR Kanan. SR Kiri berdiri bersama Bolshevik dalam mendukung Revolusi Oktober dan kekuasaan Soviet, sementara SR Kanan menentangnya.

[3] St. Petersburg atau Petrograd.

[4] Selama Revolusi Rusia 1917, kepemimpinan serikat buruh pekerja kereta api (Vikzhel) ada di sayap kanan dan mengambil posisi konservatif. Kepemimpinan serikat ini ada di tangan Menshevik, tetapi anggota akar-rumput lebih militan dan radikal, dan lebih dekat dengan Bolshevik. Ini mulai berubah dengan semakin menyebarnya dan mendalamnya Revolusi Oktober, dengan tersingkirnya para pemimpin Menshevik dalam Vikzhel.

[5] Rada Ukraina adalah parlemen Ukraina yang didominasi oleh kekuatan-kekuatan borjuis, yang menentang kekuatan Soviet.

[6] Diet Finlandia adalah badan parlemen borjuis di Finlandia.

[7] Partai Kadet (Partai Demokrat Konstitusional) adalah partainya kaum liberal borjuis Rusia. Setelah Revolusi Oktober 1917, Kadet bersama para jendral Tsaris memimpin Tentara Putih untuk menumbangkan pemerintahan Soviet.

Alexei Kaledin (1861-1918) adalah seorang jenderal militer Rusia yang memimpin Tentara Putih Don Cossack dalam melawan pemerintahan Soviet yang baru saja terbentuk. Ia memimpin kekuatan kontra-revolusioner di daerah Don. Setelah menderita kekalahan militer, dia bunuh diri dengan menembak dirinya sendiri.