Revolusi Permanen

Leon Trotsky (1928)


IV. Seperti Apa Teori Revolusi Permanen Dalam Praktek?

 

Seperti yang sudah kita lihat, di dalam kritiknya terhadap teori kita Radek juga menambahkan kritik terhadap “taktik yang lahir darinya”. Ini adalah sebuah tambahan yang penting. Dengan bijaksana, kritik resmi Stalinis terhadap “Trotskisme” dalam masalah ini membatasi dirinya pada teori saja. Akan tetapi bagi Radek ini tidaklah cukup. Dia sedang meluncurkan perjuangan melawan garis taktik (Bolshevik) di Cina. Dia mencoba mendiskreditkan taktik tersebut dengan teori Revolusi Permanen, dan untuk melakukan ini dia harus menunjukkan atau berpura-pura bahwa orang lain telah menunjukkan bahwa di masa lalu garis taktik yang keliru ini telah muncul dari teori Revolusi Permanen. Di sini Radek secara langsung menyesatkan para pembacanya. Adalah mungkin bahwa dia sendiri tidak memahami sejarah Revolusi Rusia, yang mana dia tidak pernah terlibat secara langsung. Namun tampaknya dia tidak berusaha sedikitpun untuk meneliti masalah ini melalui dokumen-dokumen. Tetapi dokumen-dokumen yang paling penting mengenai Revolusi Rusia dapat ditemukan di dalam volume kedua dari “Kumpulan Karya-Karya”saya. Karya tersebut dapat diperiksa oleh siapapun yang dapat membaca. Dan mari saya informasikan Radek bahwa sepanjang tahapan revolusi yang pertama (Revolusi 1905 – Ed.) saya sepenuhnya bersolidaritas dengan Lenin dalam mengevaluasi kekuatan-kekuatan revolusi dan tugas-tugas berikutnya, walaupun selama 1905 saya hidup secara ilegal di Rusia dan pada 1906 saya berada di dalam penjara. Di sini saya terpaksa membatasi diri saya pada dokumentasi dan bukti-bukti yang minimum.

Dalam sebuah artikel yang ditulis pada Februari dan dicetak pada Maret 1905, yaitu dua atau tiga bulan sebelum Kongres pertama Bolshevik (yang dicatat di dalam sejarah sebagai Kongres Ketiga Partai), saya menulis:

“Perjuangan pahit antara rakyat dan kerajaan Tsar, yang tidak memiliki tujuan yang lain selain meraih kemenangan; pemberontakan nasional sebagai titik puncak perjuangan ini; pemerintahan sementara sebagai puncak revolusioner dari kemenangan rakyat atas musuh bebuyutannya; pelucutan kaum Tsaris reaksioner dan mempersenjatai rakyat, yang dilakukan oleh pemerintahan sementara; pembentukan majelis konstituante atas dasar hak pilih universal, adil, langsung, dan rahasia – semua ini adalah tahapan-tahapan objektif dari revolusi ini.” (Trotsky. “Kumpulan Karya-Karya”,Vol. II, Bag. I).

Kita cukup membandingkan kalimat-kalimat di atas dengan resolusi-resolusi Kongres Bolshevik pada Mei 1905 untuk menunjukkan solidaritas penuh saya dengan kaum Bolshevik dalam persoalan-persoalan pokok.

Dan bukan hanya ini saja. Sejalan dengan artikel di atas, di Petersburg saya memformulasikan, dengan persetujuan dari Krassin, tesis-tesis mengenai pemerintahan sementara yang dipublikasikan secara ilegal pada waktu itu. Krassin membela tesis-tesis tersebut pada Kongres Bolshevik yang Ketiga. Kata-kata berikut dari Lenin menunjukkan bagaimana dia menyetujui tesis-tesis itu:

“Saya sepenuhnya setuju dengan pandangan Kamerad Krassin. Sebagai seorang penulis, wajar saja kalau saya memberi perhatian pada formulasi tertulis dari masalah ini. Pentingnya tujuan perjuangan ini telah ditunjukkan dengan tepat oleh Kamerad Krassin dan saya sepenuhnya setuju dengannya. Seseorang tidak dapat terlibat dalam perjuangan tanpa mempertimbangkan perebutan posisi yang diperjuangkan…” (Lenin. “Speech on the Amendments to the Resolution on the Provisional Revolutionary Government”, 2 Mei, 1905)

Bagian utama dari amandemen Krassin yang ekstensif dimasukkan ke dalam resolusi Kongres. Bahwa saya adalah pengarang amandemen tersebut dibuktikan oleh sebuah catatan dari Krassin, yang masih saya miliki. Seluruh episode dalam sejarah Partai Bolshevik ini diketahui dengan sangat baik oleh Kamenev dan yang lainnya.

Masalah kaum tani, masalah bagaimana menarik kaum tani dekat ke soviet-soviet buruh, dan masalah koordinasi kerja dengan Liga Tani, semua ini setiap hari semakin menarik perhatian Soviet Petersburg. Apakah Radek sadar bahwa saya memegang kepemimpinan Soviet Petersburg tersebut? Ini adalah salah satu dari ratusan formula yang saya tulis pada waktu itu mengenai tugas-tugas taktikal Revolusi 1905:

“Kaum proletar membentuk ‘soviet-soviet’ kota yang mengarahkan aksi-aksi perjuangan massa urban, dan memprioritaskan aliansi perjuangan dengan tentara dan kaum tani.” (Trotsky. Nachalo, No. 4, 30 November 1905)

Adalah membosankan, dan bahkan memalukan saya akui, untuk mengutip kutipan-kutipan yang membuktikan bahwa saya tidak pernah berbicara mengenai sebuah ‘lompatan” dari otokrasi menuju Sosialisme. Namun tidak ada cara lain. Contohnya, pada Februari 1906 saya menulis sebagai berikut mengenai Majelis Konstituante, tanpa sama sekali mempertentangkan Majelis Konstituante dengan soviet-soviet. Sementara Radek, mengikuti Stalin, dengan terburu-buru berusaha mempertentangkan Majelis Konstituante dengan soviet-soviet guna membersihkan dengan sebuah sapu ultra-kiri semua jejak kebijakan oportunisnya yang kemarin di Cina.[1]  

“Rakyat yang terbebaskan akan menyelenggarakan Majelis Konstituante dengan kekuatannya sendiri. Tugas-tugas Majelis Konstituante akan sangat besar. Dia harus membangun sebuah negara atas prinsip-prinsip demokrasi, yaitu atas prinsip kedaulatan rakyat yang absolut. Tugasnya adalah untuk mengorganisir milisi rakyat, menjalankan reforma agraria yang luas, dan memperkenalkan delapan-jam-kerja dan pajak pendapatan progresif.” (Trotsky. “Kumpulan Karya-Karya”, Vol. II, Bag. I)

Dan ini yang saya tulis pada 1905 dalam sebuah selebaran agitasi, khususnya mengenai masalah implementasi sosialisme “dengan segera”:

“Apakah mungkin untuk memperkenalkan sosialisme di Rusia dengan segera? Tidak, daerah pedesaan kita kesadarannya masih rendah. Masih terlalu sedikit kaum sosialis sejati di antara kaum tani. Pertama-tama kita harus menggulingkan otokrasi, yang mengurung massa rakyat di dalam kegelapan. Kaum miskin pedesaan harus dibebaskan dari semua pajak; pajak pendapatan progresif dan pendidikan umum wajib harus dijalankan; akhirnya, kaum proletar dan kaum semi-proletar pedesaan harus disatukan dengan kaum proletar kota ke dalam sebuah pasukan sosial demokratik tunggal. Hanya pasukan tersebut yang dapat menuntaskan revolusi sosialis.” (Trotsky. “Kumpulan Karya-Karya”, Vol. II, Bag. I)

Dari sini dapat disimpulkan bahwa saya memang membedakan tahapan demokratik dan tahapan sosialis, jauh sebelum Radek, yang mengekori Stalin dan Thaelmann, mulai menceramahi saya mengenai subjek ini. Dua puluh tahun yang lalu, saya menulis:

“Media ‘progresif’ kita serentak menyerukan sebuah lolongan kemarahan ketika gagasan revolusi tak terinterupsi pertama kalinya diformulasikan di media kaum sosialis – yakni sebuah gagasan yang menghubungkan likuidasi absolutisme dan feodalisme dengan revolusi sosialis, melalui konflik-konflik sosial yang semakin menajam, insureksi lapisan-lapisan rakyat yang baru, serangan kaum proletar yang tak henti-hentinya terhadap privilese ekonomi dan politik kelas-kelas penguasa.” (Trotsky. “Hasil dan Prospek”, Bab 6: Rejim Proletariat)

Pertama-tama, saya ingin memusatkan perhatian kepada definisi revolusi tak terinterupsi di atas: revolusi ini menghubungkan likuidasi feodalisme dengan revolusi sosialis melalui sejumlah benturan-benturan sosial yang semakin tajam. Lalu dimana lompatannya? Dimana pengabaian terhadap tahapan demokratik? Dan bukankah ini yang sesungguhnya terjadi pada 1917?

Patut dicatat bahwa lolongan media “progresif” pada 1905 mengenai revolusi tak terinterupsi sama sekali tidak dapat dibandingkan dengan lolongan yang sama sekali tidak progresif dari para epigone hari ini, yang dilontarkan oleh mereka seperempat abad kemudian.

Apa sikap dari koran utama faksi Bolshevik saat itu, Novaya Zhizn, yang diterbitkan di bawah editorial yang cermat dari Lenin, ketika saya memunculkan masalah Revolusi Permanen? Tentu saja, ini bukan hal yang sama sekali tidak menarik. Sebuah artikel dari koran borjuis “radikal” Nasha Zhizn (Kehidupan Kita) berusaha mempertentangkan pandangan Lenin “yang lebih rasional” dengan “Revolusi Permanen” milik Trotsky. Koran Novaya Zhizn milik Bolshevik menjawab artikel ini (pada 27 November 1905) sebagai berikut:

“Asumsi yang tidak dapat dibenarkan ini tentu saja sepenuhnya tidak masuk akal. Kamerad Trotsky mengatakan bahwa revolusi proletar dapat, tanpa berhenti pada tahapan pertama, melanjutkan perjalanannya, menyingkirkan para penindas; Lenin, di sisi yang lain, menunjukkan bahwa revolusi politik hanyalah langkah pertama. Koran Nasha Zhizn ingin melihat sebuah kontradiksi di sini … Seluruh kesalahpahaman ini muncul karena: pertama, ketakutan Nasha Zhizn terhadap kata revolusi sosial; kedua, keinginan koran tersebut untuk menemukan semacam perbedaan pendapat yang tajam dan provokatif di antara kaum Sosial Demokrat; dan ketiga, ungkapan yang digunakan oleh Kamerad Trotsky: ‘dalam satu pukulan.’ Dalam koran Nachalo edisi 10, Kamerad Trotsky menjelaskan gagasannya dengan cukup jelas:

“ ‘Kemenangan mutlak revolusi menandakan kemenangan kaum proletar’, tulis Kamerad Trotsky. ‘Tetapi kemenangan ini berarti proses yang tak terinterupsi dari revolusi tersebut di masa depan. Kaum proletar memenuhi tugas-tugas demokratik yang fundamental, dan logika dari perjuangannya yang mendesak untuk mengkonsolidasikan kekuasaan politiknya menghadirkan di hadapan kaum proletar, pada satu momen tertentu, problem-problem yang sepenuhnya sosialis. Di antara program maksimum dan minimum (dari Sosial Demokrat) ada sebuah kontinuitas revolusioner. Ini bukanlah sesuatu yang dapat diselesaikan dengan sekali ‘pukul’, atau dalam satu hari atau satu bulan, namun dalam sebuah epos sejarah secara keseluruhan. Akan sangat konyol kalau kita mencoba menentukan durasi dari proses ini terlebih dahulu.’ ”

Kutipan ini sendiri saja sudah sepenuhnya menjawab masalah yang sedang kita kupas di dalam karya ini. Tidak ada bukti lain yang lebih jelas, lebih tepat, dan lebih tidak-dapat-disangkal, yang membantah seluruh kritik kaum epigone, ketimbang pembuktian yang ada di dalam artikel koran saya yang dikutip dengan penuh persetujuan oleh koran Novaya Zhizn-nya Lenin. Artikel saya menjelaskan bahwa kaum proletar yang menang, dalam proses menjalankan tugas-tugas demokratik, karena logika dari posisinya akan secara tak terelakkan dihadapkan pada masalah-masalah yang sepenuhnya sosialis pada satu tahapan tertentu. Di sinilah terdapat kontinuitas antara program minimum dan maksimum, yang secara tak terelakkan muncul dari kediktatoran proletariat. Ini bukanlah satu pukulan, ini bukanlah satu lompatan – seperti yang saya jelaskan kepada para kritikus borjuis kecil pada waktu itu. Ini adalah sebuah epos sejarah secara keseluruhan. Dan Novaya Zhizn-nya Lenin setuju dengan prospek ini. Bahkan yang lebih penting adalah kenyataan bahwa perspektif tersebut diverifikasi oleh perkembangan revolusi dan pada 1917 terkonfirmasikan secara tegas.

Selain kaum demokrat borjuis kecil dari Nasha Zhizn, kaum Menshevik-lah, yang pada 1905 dan terutama pada 1906 setelah revolusi sudah mulai kalah, yang terutama berbicara mengenai “lompatan” fantastis dari demokrasi menuju sosialisme. Di antara kaum Menshevik tersebut, yang paling terutama adalah Martynov dan almarhum Yordansky. Keduanya kemudian menjadi pendukung setia Stalinis. Bagi para penulis Menshevik yang ingin menggantungkan tuduhan “lompatan menuju sosialisme” pada saya, saya menguraikan dengan rinci di dalam sebuah artikel khusus yang ditulis pada 1906, dengan detil dan gaya yang popular, tidak hanya kekeliruan tetapi juga kebodohan dari gagasan seperti itu. Saya dapat mencetak ulang artikel tersebut hari ini, tanpa meringkasnya, untuk melawan kritik dari para epigone. Namun mungkin kita cukup mengatakan bahwa kesimpulan dari artikel tersebut terrangkum dalam kalimat berikut:

“Saya memahami dengan baik – ijinkan saya menyakinkan kritikus saya (Yordansky) – bahwa untuk melompati, dalam sebuah artikel koran, sebuah halangan politik adalah jauh berbeda dari menaklukkannya di dalam praktek.” (Trotsky. “Kumpulan Karya-Karya”, Vol. II, Bag. 1, hal. 454)

Mungkin ini cukup? Jika tidak, saya dapat melanjutkannya, sehingga para kritikus seperti Radek tidak akan dapat mengatakan bahwa mereka tidak memiliki “di tangan” mereka materi-materi yang mereka hakimi dengan begitu gagahnya.

Our Tactics”, sebuah pamflet kecil yang saya tulis di penjara pada 1906 dan segera diterbitkan oleh Lenin, mengandung kesimpulan karakteristik sebagai berikut:

“Kaum proletar akan mampu menopang dirinya sendiri dengan pemberontakan pedesaan; dan di kota-kota, yakni pusat kehidupan politik, mereka akan mampu meraih kemenangan mutlak dari perjuangan yang telah mereka mulai. Menopang dirinya dengan kekuatan-kekuatan utama dari kaum tani, dan memimpin mereka, kaum proletar tidak hanya akan menghantarkan pukulan kemenangan yang terakhir kepada kaum reaksioner, tapi mereka juga akan mengetahui bagaimana mengamankan kemenangan revolusi.” (Trotsky. “Kumpulan Karya-Karya”, Vol. II, Bag. 1, hal. 448)

Apakah ini tampak seperti mengabaikan kaum tani? Selain itu dalam pamflet yang sama gagasan berikut juga dikembangkan:

“Taktik-taktik kita, yang diperhitungkan dari perkembangan revolusi yang tak terhentikan, tentu saja tidak boleh mengabaikan tahapan-tahapan dan tingkatan-tingkatan gerakan revolusi yang tak-terelakkan, atau yang mungkin terjadi, atau bahkan yang sangat mungkin terjadi.” (Trotsky. “Kumpulan Karya-Karya”, Vol. II, Bag. 1, hal. 436)

Apakah ini terlihat seperti sebuah lompatan yang luar biasa?

Dalam artikel saya, “The Lessons of the First Soviet” (1906), saya menggambarkan prospek-prospek perkembangan lebih lanjut dari revolusi (atau, seperti yang terjadi dalam kenyataan, perkembangan revolusi yang baru) dengan cara sebagai berikut:

“Sejarah tidak mengulangi dirinya sendiri – dan Soviet yang baru tidak harus melewati kembali peristiwa-peristiwa lima-puluh-hari (dari Oktober hingga Desember 1905); melainkan, Soviet yang baru ini dapat meminjam program aksinya sepenuhnya dari periode tersebut. Program ini sangatlah jelas. Kerjasama revolusioner dengan prajurit, kaum tani dan strata rakyat paling rendah dari kaum borjuis kecil perkotaan. Penghapusan otokrasi. Penghancuran organisasi materialnya: sebagian melalui pengorganisiran ulang dan sebagian lagi melalui pembubaran segera dari angkatan bersenjata; pembubaran aparatus polisi birokratis. Delapan jam kerja. Mempersenjatai rakyat, terutama kaum proletar. Transformasi soviet-soviet menjadi organ-organ administrasi-kota yang revolusioner. Menciptakan soviet-soviet deputi tani (komite-komite tani) sebagai organ revolusi agraria di daerah-daerah lokal. Mengorganisir pemilihan Majelis Konstituante, dan perjuangan elektoral atas dasar program aksi yang jelas bagi perwakilan-perwakilan rakyat.” (Trotsky. “Kumpulan Karya-Karya”, Vol. II, Bag. 2, hal. 206)

Apakah ini terlihat seperti melompati revolusi agraria atau meremehkan masalah kaum tani secara keseluruhan? Apakah ini terlihat bahwa saya sepertinya buta terhadap tugas-tugas demokratik? Tidak, sama sekali tidak. Lalu, seperti apa gambaran politik yang dibuat oleh Radek? Tidak ada sama sekali.

Dengan baik hati namun sangat ambigu, Radek menarik garis antara posisi saya pada 1905, yang didistorsi olehnya, dengan posisi Menshevik, tanpa mencurigai bahwa dia sendiri yang mengulangi tiga perempat kritik Menshevik. Meskipun Trotsky menggunakan metode yang sama seperti Menshevik, Radek menjelaskan dengan baik hati, tujuan dia berbeda. Dengan formulasi subjektif ini, Radek sepenuhnya mendiskreditkan pendekatannya sendiri. Bahkan Lassalle tahu bahwa hasil akhir tergantung pada metodenya dan dalam analisa terakhir dikondisikan olehnya. Dia bahkan menulis drama mengenai ini (Franz Von Sickingen). Namun apa yang membuat metode saya dan metodenya Menshevik sama? Sikap terhadap kaum tani. Sebagai bukti, Radek mengutip tiga kalimat polemik dari artikel tahun 1916 milik Lenin yang dikutip di atas. Akan tetapi, Radek secara sekilas menyatakan bahwa di sini Lenin, walaupun menunjuk Trotsky, pada kenyataannya berpolemik melawan Bukharin dan Radek. Selain kutipan Lenin ini, yang seperti telah kita lihat sudah dibantah oleh seluruh isi artikel Lenin sendiri, Radek merujuk pada Trotsky sendiri. Mengekspos kekosongan konsepsi Menshevik, saya bertanya di artikel saya pada 1906: jika bukan kaum borjuasi liberal yang akan memimpin, lalu siapa? Bukankah, kalian Menshevik sama sekali tidak percaya pada kemandirian peran politik kaum tani. Lalu kemudian, Radek menangkap basah saya: Trotsky “setuju” dengan Menshevik mengenai peran kaum tani. Bagi kaum Menshevik, tidaklah diperbolehkan untuk “menentang” kaum borjuasi liberal demi sebuah aliansi dengan kaum tani yang meragukan dan tidak dapat diandalkan. Ini adalah “metode” Menshevik. Sementara metode saya adalah menyingkirkan kaum borjuasi liberal dan berjuang untuk meraih kepemimpinan tani revolusioner. Dalam persoalan yang fundamental ini, saya tidak memiliki perbedaan dengan Lenin. Dan ketika saya mengatakan kepada kaum Menshevik dalam perseteruan melawan mereka: “Anda sama sekali tidak mendukung peran kepemimpinan kaum tani”, maka ini bukanlah sebuah kesepakatan dengan metode Menshevik seperti yang ingin ditunjukkan oleh Radek, namun hanya pengajuan sebuah alternatif yang jelas: kediktatoran plutokrasi liberal atau kediktatoran proletariat.

Argumentasi yang sama yang saya ajukan pada 1916 untuk melawan Menshevik, yang sekarang secara tidak-jujur coba digunakan oleh Radek untuk melawan saya, juga telah saya gunakan 9 tahun sebelumnya, di Kongres London pada 1907, ketika saya membela tesis-tesis Bolshevik mengenai partai-partai non-proletar. Di sini saya mengutip bagian penting dari pidato London saya, yang dalam tahun-tahun pertama revolusi sering dicetak ulang dalam antologi-antologi dan buku-buku teks sebagai ekspresi posisi Bolshevik mengenai kelas-kelas dan partai-partai di dalam revolusi. Inilah yang saya katakan dalam pidato tersebut, yang mengandung sebuah formulasi teori Revolusi Permanen yang singkat dan jelas:

“Untuk kamerad-kamerad Menshevik, pandangan mereka sendiri tampak sangat kompleks. Saya telah berulang kali mendengar tuduhan dari mereka bahwa konsepsi saya mengenai jalannya revolusi Rusia terlalu sederhana. Dan meskipun sangat tidak jelas, yang merupakan salah satu bentuk kompleksitas, - dan mungkin karena ketidakjelasan tersebut – pandangan Menshevik jatuh ke dalam satu pola sangat sederhana yang bahkan dapat dipahami oleh tuan Milyukov.”

“Dalam sebuah catatan tambahan pada buku yang baru saja diterbitkan, “How Did The Elections To The Second State Duma Turn Out?”, Milyukov, sang pemimpin ideologis Partai Kadet menulis: ‘Mengenai kelompok-kelompok kiri dalam makna kata yang sempit, yaitu kelompok-kelompok sosialis dan revolusioner, akan lebih sulit untuk mencapai kesepakatan dengan mereka. Namun jika tidak ada alasan positif yang pasti, setidaknya ada beberapa alasan negatif yang pada tingkatan tertentu dapat memfasilitasi kesepakatan di antara kita. Tujuan mereka adalah mengkritik dan mendiskreditkan kita; untuk alasan ini saja kita harus hadir dan bertindak. Seperti yang kita ketahui, bagi kaum sosialis, tidak hanya di Rusia namun juga di seluruh dunia, revolusi hari ini adalah revolusi borjuis dan bukan sosialis. Ini adalah revolusi yang harus dituntaskan oleh demokrasi borjuis. Untuk melangkahi demokrasi ini … adalah sesuatu yang tidak siap dilakukan oleh kaum sosialis manapun di seluruh dunia, dan jika bangsa ini mengirim mereka ke parlemen Duma dalam jumlah yang besar, maka ini pasti bukan dengan tujuan untuk merealisasikan sosialisme hari ini juga atau menjalankan persiapan reformasi “borjuis” dengan tangan mereka sendiri … Akan jauh lebih menguntungkan bagi mereka untuk meninggalkan peran parlementer kepada kita ketimbang mengkompromikan diri mereka sendiri dalam peran ini.’”

“Seperti yang kita lihat, Milyukov membawa kita langsung pada inti persoalan ini. Kutipan di atas menunjukkan semua elemen-elemen terpenting dari posisi Menshevik terhadap revolusi dan hubungan antara demokrasi borjuis dan demokrasi sosialis.”

“ ‘Revolusi hari ini adalah revolusi borjuis dan bukan sosialis’ – itu poin pertama dan yang terpenting. Revolusi borjuis ‘harus dicapai oleh demokrasi borjuis’ – itu poin kedua. Demokrasi sosialis tidak dapat menjalankan reformasi borjuis dengan tangannya sendiri, perannya tetap sepenuhnya oposisional: ‘Mengkritik dan mendiskreditkan.’ Ini poin ketiga. Dan akhirnya – sebagai poin keempat – dalam rangka membuat kaum sosialis tetap sebagai oposisi, “kita (yaitu demokrasi borjuis) harus hadir dan bertindak.”

“Namun bagaimana jika ‘kita (demokrasi borjuis)’ tidak ada? Dan bagaimana jika tidak ada demokrasi borjuis yang mampu memimpin revolusi borjuis? Maka ia harus diciptakan. Ini adalah kesimpulan yang diambil oleh Menshevisme. Menshevisme menciptakan demokrasi borjuis, karakter-karakter dan sejarahnya, dari khayalannya sendiri.”

“Sebagai seorang materialis, pertama kali kita harus mengajukan pertanyaan mengenai basis sosial dari demokrasi borjuis: di atas strata atau kelas apa ia dapat muncul?”

“Kaum borjuasi besar bukanlah sebuah kekuatan yang revolusioner – kita semua setuju dengan ini. Bahkan pada saat Revolusi Besar Perancis (1789), yang merupakan sebuah revolusi nasional dalam makna yang paling luas, beberapa kaum industrialis Lyons memainkan peran kontra-revolusioner. Akan tetapi, kita diberitahu bahwa kaum borjuis menengah, dan juga dan terutama kaum borjuis kecil, dapat memainkan peran kepemimpinan revolusi borjuis. Namun apa yang diwakili oleh kaum borjuis kecil ini?”

“Kaum Jacobin mendasarkan diri mereka sendiri atas demokrasi perkotaan yang telah tumbuh dari gilda-gilda. Para tukang-ahli kecil, para tukang-terlatih (journeymen), dan populasi kota terikat erat dengan kaum Jacobin, dan mereka inilah yang menyusun prajurit sans-culottes revolusioner, penyangga partai Montagnards[2] yang memimpin bangsa Prancis. Adalah massa yang rapi dari populasi kota tersebut, yang telah melewati sekolah sejarah yang panjang dari gilda-gilda, yang memanggul semua beban revolusi di pundaknya. Hasil objektif dari revolusi ini adalah penciptaan kondisi ‘normal’ untuk eksploitasi kapitalis. Akan tetapi mekanika sosial dari proses sejarah menghasilkan ini, yakni dimana kondisi untuk dominasi borjuis diciptakan oleh “gerombolan rakyat”, demokrasi jalanan, para sans-culottes. Kediktatoran teroris mereka membersihkan masyarakat borjuis dari sampah-sampah masa lalu dan kemudian setelah menggulingkan kediktatoran demokrasi borjuis kecil, kaum borjuasi meraih kekuasaan.”

“Sekarang saya bertanya – bukan untuk pertama kalinya! – kelas sosial mana di negeri kita yang akan mengangkat demokrasi borjuis revolusioner, meletakkannya ke tampuk kekuasaan dan memungkinkannya menjalankan tugas-tugas yang besar, jika kaum proletar tetap berada dalam posisi oposisi? Ini adalah pertanyaan yang utama, dan saya kembali menanyakannya kepada kaum Menshevik.”

“Benar, di negeri kita ada massa tani revolusioner yang sangat besar. Namun kamerad-kamerad Menshevik mengetahui hal ini sebaik saya, bahwa kaum tani, meski serevolusioner apapun, tidak mampu memainkan peran yang independen, apalagi peran kepemimpinan politik. Tidak diragukan kalau kaum tani dapat menjadi kekuatan yang besar untuk membantu revolusi; akan tetapi kita tidak pantas menjadi seorang Marxis kalau kita percaya bahwa sebuah partai tani mampu menempatkan dirinya sendiri sebagai pemimpin revolusi borjuis dan atas inisiatifnya sendiri mampu membebaskan kekuatan-kekuatan produksi bangsa dari belenggu-belenggu tua yang membebaninya. Kota adalah pemimpin di dalam masyarakat moderen dan hanya kota yang mampu mengambil peran kepemimpinan dalam revolusi borjuis.[3]

“Sekarang, dimana demokrasi urban di negeri kita yang mampu memimpin seluruh bangsa? Kamerad Martynov telah mencoba mencarinya berulang kali, dengan kaca pembesar di tangan. Dia temukan guru-guru Saratov, pengacara-pengacara Petersburg, dan ahli-ahli statistik Moskow. Seperti semua rekan-rekan pemikirnya, satu-satunya hal yang tidak ingin dia perhatikan adalah bahwa di dalam revolusi Rusia kaum proletar industri telah menaklukkan basis yang sama seperti demokrasi artisan semi-proletariat dari sans-culottes pada akhir abad ke-18. Saya minta kamerad-kamerad sekalian untuk memperhatikan fakta fundamental ini.”

“Industri skala besar kita tidak tumbuh secara organik dari kerajinan tangan. Sejarah ekonomi kota-kota kita sama sekali tidak mengalami periode gilda-gilda. Industri kapitalis muncul di negeri kita di bawah tekanan langsung dari kapital Eropa. Kapital Eropa masuk ke Rusia yang masih perawan, primitif, tanpa menemui perlawanan apapun dari budaya kerajinan tangan. Kapital asing masuk ke dalam negeri kita melalui hutang-hutang negara dan melalui inisiatif pribadi. Ia mengumpulkan di sekelilingnya batalion proletariat industri dan mencegah kemunculan dan perkembangan kerajinan tangan. Sebagai akibat dari proses tersebut, muncul di antara kita sebagai kekuatan utama di perkotaan, pada momen revolusi borjuis, kaum proletariat industri yang sangat maju. Ini adalah sebuah fakta. Fakta ini tidak dapat dibantah dan harus dijadikan dasar bagi kesimpulan-kesimpulan taktik revolusioner kita.”

“Jika kamerad-kamerad Menshevik mempercayai kemenangan revolusi atau bahkan jika mereka hanya mengakui kemungkinan kemenangan semacam itu, mereka tidak dapat membantah fakta bahwa di negeri kita tidak ada kelas lain yang dapat mengklaim kekuasaan revolusioner selain kelas proletar. Seperti halnya demokrasi borjuis kecil perkotaan pada Revolusi Besar Perancis menempatkan dirinya sendiri sebagai pemimpin revolusioner bangsa Prancis, dengan cara yang sama kaum proletar yang merupakan satu-satunya demokrasi revolusioner dari kota-kota kita, harus meraih dukungan dari massa tani dan merebut kekuasan jika revolusi ingin dimenangkan.”

Sebuah pemerintahan yang bersandar secara langsung pada kelas proletar, dan melaluinya pada kaum tani revolusioner, belum menandakan kediktatoran sosialis. Di sini saya tidak akan membahas prospek yang lebih jauh dari pemerintahan proletar. Mungkin saja kaum proletar akan jatuh, seperti halnya demokrasi Jacobin, guna membersihkan jalan untuk tatanan borjuis. Saya hanya ingin menegaskan satu poin: jika gerakan revolusioner di negeri kita, seperti yang diprediksi oleh Plekhanov, mencapai kemenangan sebagai sebuah gerakan buruh, maka kemenangan revolusi hanya mungkin diraih sebagai kemenangan revolusioner dari proletariat – jika tidak, maka semuanya akan mustahil.”

“Saya menekankan kesimpulan ini, dengan sangat tegas. Bila kita berasumsi bahwa antagonisme-antagonisme sosial antara kaum proletar dan massa tani akan mencegah kaum proletar menempatkan dirinya di depan massa tani, dan bahwa kaum proletar sendiri tidak cukup kuat untuk mencapai kemenangan – maka kita harus menarik kesimpulan bahwa sama sekali tidak ada kemungkinan kemenangan untuk revolusi kita. Di bawah kondisi semacam ini, sebuah kesepakatan antara kaum borjuasi liberal dan rejim lama kemungkinan besar akan menjadi hasil dari revolusi. Ini adalah satu varian, yang kemungkinannya sama sekali tidak boleh disangkal. Namun jelas bahwa varian tersebut terbentang di jalan kekalahan revolusi, dan dikondisikan oleh kelemahan internalnya. Pada prinsipnya, keseluruhan analisa Menshevik – terutama sekali, evaluasi mereka mengenai proletariat dan kemungkinan hubungannya dengan kaum tani – secara tak terelakkan menggiring mereka ke jalan pesimisme revolusioner.”

“Namun mereka dengan keraskepala menghindari jalan tersebut dan menciptakan optimisme revolusioner di atas basis demokrasi borjuis.”

“Dari situlah asal-muasal sikap mereka terhadap Kadet. Bagi mereka partai Kadet adalah simbol demokrasi borjuis, sementara demokrasi borjuis adalah pemilik kekuasaan revolusioner yang alami …”

“Atas dasar apa kamu mendasarkan kepercayaanmu bahwa Kadet akan tetap bangkit dan berdiri dengan tegak? Atas fakta-fakta perkembangan politik? Tidak, atas skema buatanmu sendiri. Dalam rangka ‘untuk mempercepat revolusi hingga garis akhir’ kamu membutuhkan demokrasi borjuis urban, kamu mencari-carinya dengan penuh semangat dan hanya menemukan partai Kadet. Dan kamu memunculkan optimisme luar biasa dari partai Kadet, kamu mendandaninya, kamu ingin memaksa mereka memainkan peran kreatif, peran yang tidak ingin mereka mainkan, tidak bisa mereka mainkan, dan tidak akan pernah mereka mainkan. Terhadap pertanyaan utama saya – saya telah mengajukannya berulang kali – saya belum mendengar jawaban apapun. Kamu tidak memiliki prognosis mengenai revolusi. Kebijakanmu tidak memiliki prospek yang besar sama sekali.”

“Dan berkaitan dengan ini, sikapmu terhadap partai borjuis diformulasikan dalam kata-kata yang harus selalu diingat oleh kongres: ‘karena kadang-kadang waktu membutuhkannya.’ Kaum proletar seharusnya tidak menjalankan sebuah perjuangan sistematik untuk meraih kepercayaan rakyat, dia seharusnya tidak menentukan langkah-langkah taktisnya dengan satu gagasan tunggal yang memandu, sebut saja, untuk menyatukan di sekitarnya semua rakyat pekerja yang tertindas dan untuk menjadi penerang dan pemimpin mereka. (Trotsky. “Minutes and Resolutions of the Fifth Party Congress”, hal. 180-185)

Pidato ini, yang dengan ringkas tapi jelas merangkum semua artikel, pidato dan tindakan-tindakan saya pada 1905 dan 1906, sepenuhnya disetujui oleh Bolshevik, termasuk juga Rosa Luxemburg dan Tyszko (atas dasar pidato ini, kami menjadi lebih dekat dan menghasilkan kolaborasi saya dengan jurnal Polandia). Lenin, yang tidak memaafkan sikap konsiliasi saya terhadap Menshevik – dan dia benar mengenai ini – menanggapai pidato saya dengan sebuah kehati-hatian yang secara sengaja ditekankan. Inilah apa yang dia katakan:

“Saya hanya ingin mengatakan bahwa Trotsky, dalam bukunya “In Defence of the Party”,dengan terbuka mengekspresikan solidaritasnya dengan Kautsky, yang menulis mengenai kesamaan kepentingan-kepentingan ekonomi kaum proletar dan kaum tani di dalam revolusi Rusia saat ini. Trotsky mengakui bahwa sebuah blok Kiri untuk melawan kaum borjuasi liberal dapat dibentuk dan perlu dibentuk. Fakta-fakta ini cukup bagi saya untuk mengakui bahwa Trotsky semakin dekat dengan konsepsi-konsepsi kita. Terpisah dari masalah “revolusi yang tidak terinterupsi”, ada kesepakatan di antara kita dalam poin-poin fundamental mengenai sikap kita terhadap partai-partai borjuis.” (Lenin. The Fifth Congress of the Russian Social-Democratic Labour Party: Concluding Remarks on the Report of the Attitude towards Bourgeois Parties”)

Di dalam pidatonya, Lenin tidak mengevaluasi teori Revolusi Permanen, karena saya juga, di dalam pidato saya, tidak mengembangkan prospek lebih jauh untuk kediktatoran proletariat. Jelas Lenin belum membaca karya fundamental saya mengenai masalah ini. Karena jika dia sudah membacanya, tentunya dia tidak akan berbicara mengenai “semakin dekat”nya saya dengan konsepsi Bolshevik sebagai sesuatu yang baru, karena pidato London saya hanyalah sebuah ringkasn ulang dari karya-karya saya tahun 1905-06. Lenin mengekspresikan dirinya dengan sangat berhati-hati, karena memang saya berdiri di luar faksi Bolshevik. Meskipun begitu, atau lebih tepatnya, oleh karena itu, kata-katanya tidak membuka ruang untuk tafsiran-tafsiran yang keliru. Lenin mengkonfirmasikan “kesepakatan di antara kita dalam poin-poin fundamental mengenai masalah” yang berkaitan dengan sikap terhadap kaum tani dan borjuasi liberal. Kesepakatan ini berlaku bukan pada tujuan-tujuan saya, seperti yang dinyatakan oleh Radek, namun berlaku pada metode saya. Berkaitan dengan prospek revolusi demokratik yang tumbuh menjadi revolusi sosialis, di sinilah Lenin menunjukkan kehati-hatiannya, “Terlepas dari masalah ‘revolusi yang tidak terinterupsi’”. Apa makna kehati-hatian tersebut? Jelas bahwa Lenin sama sekali tidak mengidentifikasikan Revolusi Permanen dengan pengabaian kaum tani atau pelompatan revolusi agraria, seperti yang dilakukan oleh para epigone bodoh. Gagasan Lenin adalah sebagai berikut: Sejauh apa revolusi kita akan berjalan, apakah proletariat dapat mencapai kekuasaan di negeri kita lebih cepat dari pada di Eropa dan prospek apa yang terbuka untuk sosialisme – pertanyaan ini tidak saya jawab; namun, mengenai masalah fundamental dari sikap proletariat terhadap kaum tani dan kaum borjuasi liberal “di sinilah terdapat kesepakatan di antara kita berdua.”

Telah kita lihat di atas bagaimana koran Novaya Zhizn-nya Bolshevik menanggapi teori Revolusi Permanen sejak kelahirannya, yaitu, jauh sejak 1905. Mari kita ingat juga bagaimana para editor “Collected Works”-nya Lenin mengekspresikan diri mereka terhadap teori ini setelah Revolusi 1917. Dalam catatan (no. 79) Volume XIV, Bagian 2, dinyatakan:

“Bahkan sebelum Revolusi 1905, dia (Trotsky) mengajukan teori Revolusi Permanen yang orisinil dan yang sekarang sangat patut diperhatikan, dimana dia menyatakan bahwa revolusi borjuis 1905 akan berjalan langsung menuju revolusi sosialis, menyusun rangkaian pertama dalam serangkaian revolusi-revolusi nasional.”

Saya akui bahwa kutipan di atas bukanlah sebuah pengakuan bahwa semua yang telah saya tulis mengenai Revolusi Permanen adalah benar. Namun sesungguhnya ini adalah sebuah pengakuan atas kekeliruan tulisan Radek mengenai teori tersebut. “Revolusi borjuis akan berjalan langsung menuju revolusi sosialis” – tetapi inilah teori tumbuh menjadi dan bukan melompati; dari sini mengalir sebuah taktik yang realistis dan tidak bersifat avonturis. Dan apa makna kata-kata “teori Revolusi Permanen … yang sekarang sangat patut diperhatikan” Maksud mereka adalah bahwa revolusi Oktober telah memberikan sebuah cahaya yang baru pada aspek-aspek teori Revolusi Permanen yang sebelumnya tidak jelas bagi banyak orang atau terlihat “tidak mungkin”. Bagian kedua Volume XIV dari “Collected Works”-nya Lenin terbit saat Lenin masih hidup. Ribuan dan puluhan ribu anggota partai membaca catatan tersebut. Dan hingga 1924, tidak ada satu orang pun yang mengatakan bahwa catatan tersebut tidak benar. Dan Radek melakukan ini pada 1928.

Namun sepanjang Radek berbicara bukan hanya mengenai teori Revolusi Permanen tetapi juga taktik-taktik dari Revolusi Permanen, argumentasi paling penting untuk melawan dia adalah karakter partisipasi praksis saya dalam revolusi 1905 dan 1917. Aktivitas saya di dalam Soviet Petersburg pada 1905 terjadi bersamaan dengan penguraian pandangan-pandangan saya mengenai karakter revolusi 1905, yang sekarang diserang terus menerus oleh para epigone. Bagaimana mungkin pandangan yang dituduh salah seperti itu gagal terefleksikan dengan cara apapun dalam aktivitas politik saya, yang saya lakukan di hadapan semua orang dan direkam setiap hari di media pers? Namun jika diasumsikan bahwa teori keliru semacam itu tercermin dalam politik saya, maka kenapa mereka yang sekarang menjadi kritikus diam saja pada waktu itu? Dan yang lebih penting lagi, kenapa Lenin saat itu dengan begitu semangatnya membela garis politik Soviet Petersburg, pada puncak revolusi dan juga setelah kekalahannya?

Pertanyaan-pertanyaan yang sama, hanya mungkin dalam bentuk yang lebih tajam, berlaku untuk Revolusi 1917. Dalam sejumlah artikel yang saya tulis di New York, saya mengevaluasi Revolusi Februari dari sudut pandang teori Revolusi Permanen. Artikel-artikel tersebut sekarang telah dicetak ulang. Kesimpulan-kesimpulan taktik saya berkesinambungan sepenuhnya dengan kesimpulan-kesimpulan yang dicapai oleh Lenin pada waktu yang sama di Jenewa, dan oleh karenanya ada dalam kontradiksi yang tak-terdamaikan dengan kesimpulan-kesimpulan Kamenev, Stalin dan para epigone lainnya. Ketika saya tiba di Petrograd, tidak ada yang bertanya pada saya apa saya telah mengakui “kekeliruan-kekeliruan” teori Revolusi Permanen saya. Dan juga tidak ada seorangpun di sana yang bisa ditanya. Stalin berjalan merunduk perlahan-lahan karena malu dan hanya memiliki satu hasrat, agar partai Bolshevik melupakan secepat mungkin kebijakan yang dianjurkannya sebelum kedatangan Lenin. Yaroslavsky[4] belum menjadi ketua Komisi Kontrol[5]; bersama-sama dengan kaum Menshevik, bersama dengan Ordzhonikidze[6] dan yang lainnya, dia menerbitkan sebuah koran semi-liberal yang tidak berpengaruh di Yakutsk. Kamenev menuduh Lenin atas kejahatan Trotskisme, dan ketika bertemu dengan saya dia mengatakan: “Sekarang kau menertawai kami.” Pada permulaan Revolusi Oktober, saya menulis di koran utama Bolshevik mengenai prospek Revolusi Permanen. Tidak pernah terpikirkan oleh siapapun untuk menentang saya. Solidaritas saya dengan Lenin ternyata utuh dan tanpa syarat. Apa kemudian yang ingin dikatakan oleh para kritikus saya, di antaranya Radek? Bahwa saya sendiri gagal memahami teori yang saya ajukan, dan bahwa dalam periode sejarah yang paling penting saya bertindak secara langsung bertentangan dengan teori tersebut? Bukankah lebih mudah berasumsi bahwa para kritikus saya gagal untuk memahami Revolusi Permanen, seperti banyak hal lainnya? Karena jika kita percaya bahwa para kritikus ini begitu sanggup menganalisa bukan hanya ide-ide mereka sendiri tetapi juga yang ide-ide orang lain, lalu bagaimana kita menjelaskan bahwa mereka semua tanpa terkecuali mengadopsi posisi yang menyedihkan pada saat Revolusi 1917, dan selamanya dihantui dengan rasa malu karena kebijakan mereka pada saat Revolusi Cina?

Namun bagaimanapun juga beberapa pembaca mungkin tiba-tiba teringat: Bagaimana dengan sloganmu yang paling penting: “Tolak pemerintahan Tsar – bentuk pemerintahan buruh”?

Dalam lingkaran tertentu argumentasi ini memang dianggap sangat menentukan. Slogan Trotsky yang mengerikan ini, “Tolak pemerintahan Tsar!” muncul di semua tulisan-tulisan para kritikus Revolusi Permanen; dengan beberapa di antaranya muncul sebagai argumentasi akhir yang paling penting dan menentukan; dengan yang lainnya, sebagai tambahan.

Kritik ini mencapai tingkat intelektualnya yang tertinggi ketika Stalin menulis dalam “Problems of Leninism” yang tiada bandingnya:

“Kita tidak akan menanggapi dengan panjang lebar (memang tidak! – L.T) sikap Kamerad Trotsky pada 1905, ketika dia dengan ‘mudahnya’ melupakan kaum tani sebagai kekuatan revolusioner dan mengajukan slogan ‘Tolak pemerintahan Tsar – bentuk pemerintahan buruh’, yaitu slogan revolusi tanpa kaum tani.” (Stalin. “Problems of Leninism”)

Walaupun posisi saya yang hampir tanpa harapan di hadapan kritikus yang menghancurkan ini, yang tidak mau “menanggapi”nya, saya akan mengacu pada beberapa konteks yang akan membenarkannya. Ada beberapa kondisi tersebut, tolong diperhatikan.

Bahkan jika salah satu artikel saya pada 1905 mengandung sebuah slogan yang terisolasi, ambigu, ataupun tidak tepat, yang membuka kemungkinan adanya kesalahpahaman, maka hari ini, yakni 23 tahun kemudian, slogan tersebut tidak seharusnya dilihat secara terpisah namun ditempatkan dalam konteks dengan tulisan-tulisan saya lainnya mengenai subjek yang sama, dan yang paling penting dalam konteks partisipisasi politik saya. Kita tidak boleh hanya menyediakan para pembaca dengan judul dari sebuah karya yang tidak mereka kenal (juga tidak dipahami oleh para kritikus) dan kemudian memberikan judul tersebut makna yang bertentangan sepenuhnya dengan semua yang saya tulis dan perbuat.

Namun tidaklah berlebihan untuk menambahkan – Oh para kritikus saya! – bahwa saya sama sekali tidak pernah menulis atau mengatakan atau mengajukan slogan seperti “Tolak pemerintahan Tsar – Bentuk pemerintahan buruh!” Terlepas dari hal-hal yang lain, ada kesalahan fakta yang memalukan di pondasi argumentasi utama para hakim-hakim saya. Pada kenyataannya, proklamasi berjudul “Tolak pemerintahan Tsar – Bentuk pemerintahan buruh!” ditulis dan diterbitkan di luar negeri pada musim panas 1905 oleh Parvus. Saya sudah lama tinggal di Petersburg secara ilegal pada saat itu, dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan selebaran tersebut baik dalam ide maupun aksi. Saya mengetahuinya dari artikel-artikel polemik lama setelah proklamasi tersebut diterbitkan. Saya tidak pernah memiliki kesempatan ataupun waktu untuk menanggapinya. Mengenai proklamasi tersebut saya (dan juga, terutama, para kritikus saya) tidak pernah melihatnya ataupun membacanya. Ini adalah sisi faktual dari persoalan luar biasa ini. Saya minta maaf kalau saya harus menghancurkan argumentasi yang meyakinkan ini dari semua Thaelmann dan Semard. Namun fakta jauh lebih kuat daripada perasaan kemanusiaan saya.

Tapi bukan ini saja. Pada saat yang sama ketika Parvus menerbitkan karyanya di luar negeri tanpa saya ketahui, “Tolak pemerintahan Tsar – Bentuk pemerintahan buruh!”, proklamasi yang saya tulis terbit secara ilegal di Petersburg dengan judul: “Tolak pemerintahan Tsar dan Zemtsi – Bentuk pemerintahan Rakyat!” (Neither Tsar nor Zemtsi, but the People!) Judul ini adalah sebuah slogan yang merangkul buruh dan tani, yang mungkin diformulasikan untuk menyangkal konsepsi melompati tahapan revolusi demokratik. Selebaran ini dicetak ulang di dalam “Kumpulan Karya-Karya” saya (Volume II, Bagian 1). Saya juga menulis seruan-seruan kepada kaum tani, yang diterbitkan oleh Komite Sentral Bolshevik; dan kata Stalin saya “melupakan begitu saja” kaum tani.

Namun bahkan ini belum semuanya. Belum lama ini, Rafes[7], sang teoritikus dan pemimpin Revolusi Cina, menulis dalam koran teori Komite Sentral Partai Komunis Uni Soviet mengenai slogan mengerikan yang sama yang diajukan oleh Trotsky pada 1917. Bukan pada 1905 tapi pada 1917! Bagi si Menshevik Rafes, bagaimanapun juga, ini tidaklah mengejutkan – hampir hingga tahun 1920 dia adalah “menteri” kabinet Petlyura[8] dan bagaimana mungkin dia, yang dibebani tanggungjawab mengurusi sebuah pemerintahan yang menentang kaum Bolshevik, dapat memperhatikan dengan baik apa yang terjadi di dalam kelompok Revolusi Oktober! Tetapi, bagaimana dengan dewan editorial koran Komite Sentral? Ini sungguh mengejutkan. Sebuah kebodohan kurang lebih …

“Tetapi bagaimana ini mungkin terjadi?” tanya seorang pembaca yang jujur yang dibesarkan dengan sampah-sampah dari beberapa tahun terakhir ini. “Bukankah kita diajarkan dengan ratusan dan ribuan buku dan artikel …?”

“Iya, kawan, diajarkan: dan itulah mengapa kau harus belajar sekali lagi dari awal. Inilah konsekuensi dari periode reaksi. Tak ada satupun yang bisa kita lakukan. Sejarah tidak berjalan dalam garis lurus. Untuk sementara, ia telah masuk ke lorong-lorong buntunya Stalin.”


Catatan

[1] Kebijakan oportunis Komintern yang memerintahkan Partai Komunis Cina untuk beraliansi dengan kaum borjuasi nasional Kuomintang dan Chiang Kai Shek gagal total. Pada 1927, Chiang Kai Shek membantai kaum komunis Cina dan menghancurkan gerakan buruh di Cina, dan lalu membentuk kediktatoran militer yang menghancurkan demokrasi. Dari kebijakan oportunis, Komintern di bawah Stalin lalu merespon dengan berayun ke kebijakan ultra-kiri: Partai Komunis Cina harus segera membentuk soviet-soviet, tuntutan-tuntutan demokratik tidak boleh diserukan – Ed.

[2]La Montagne atau dikenal juga sebagai Montagnard adalah sekelompok kaum Jacobin yang memimpin parlemen Prancis selama Revolusi Prancis 1789.

[3] Apakah para kritikus Revolusi Permanen setuju dengan ini? Apakah mereka siap untuk memperluas proposisi utama ini ke negeri-negeri Timur, Cina, India, dsb? Iya atau tidak? – L.T.

[4] Yemelyan Yaroslavsky (1878-1943) adalah anggota presidium Komisi Kontrol Pusat, yang merancang tuduhan terhadap Trotsky pada 1927. Dia lalu disingkirkan oleh Stalin pada 1931 karena menyebut Trotskisme dalam bukunya mengenai sejarah Bolshevisme

[5] Komisi Kontrol Pusatadalah sebuah badan di dalam Partai Komunis Uni Soviet yang fungsinya untuk menegakkan disiplin anggota partai. Badan ini digunakan secara birokratis untuk memecat lawan-lawan Stalin, terutama pendukung-pendukung Trotsky.

[6] Grigory Ordzhonikidze (1886-1937) adalah seorang Bolshevik Tua dari Georgia dan teman dekat Stalin. Stalin menunjuk Ordzhonikidze untuk menjadi ketua Komisi Kontrol Pusat, dimana dia diberi tanggung jawab untuk memecat kaum Oposisi Kiridari Partai Komunis. Ia meninggal secara misterius pada 1937 pada saat Pembersihan Stalin.

[7] Moisei Rafes (1883-1942) adalah seorang sosialis dari Ukraina. Pada 1917-18, dia berpartisipasi dalam pemerintahan anti-komunis di Ukraina. Pada 1919, dia bergabung dengan Partai Komunis Uni Soviet. Pada 1920an, dia adalah anggota biro Komintern yang bertanggungjawab atas Partai Komunis Cina.

[8] Simon Petlyura (1879-1926) adalah kepala pemerintahan Ukraina dari 1918-1920. Dia memimpin perlawanan kontra-revolusioner melawan kaum Komunis di Ukraina.