Partai Tipe Baru

Sekretariat Komite Sentral PKI (1950)


Penerbit: Sekretariat Sentral Komite Partai Komunis Indonesia. Scan Booklet


KATA PENGANTAR

Sekarang umur PKI sudah 30 tahun. PKI sudah cukup dewasa dalam umurnya. Pengalaman juga tidak sedikit yang didapat oleh PKI dalam perjuangannya. Tetapi karena kekurangan pengetahuan teori, PKI belum dapat menarik pelajaran sebanyak-banyaknya dan sepandai-pandainya dari pengalaman yang banyak dan pahit itu.

Kegagalan Revolusi Agustus 1945 menghadapkan Partai kita dengan kewajiban yang maha berat dan sukar menghadapi dua fron perjuangan.

Yaitu perjuangan melawan reaksi dari luar Partai dan perjuangan membersihkan Partai dari anasir sosialis (sosial demokrat, oportunis, reformis), anasir Trotskis dan anarsis. Perjuangan ideologi dalam Partai harus kita lakukan dengan jujur, dengan berdasarkan ilmu dan dengan tidak mengenal ampun. Jadi bukannya melakukan perjuangan dalam Partai secara klik-klik dan fraksi yang tidak berdasarkan prinsip!!

Untuk mengatasi dua fron perjuangan Partai, kaum Komunis Indonesia harus berjanji pada dirinya sendiri untuk belajar dan bekerja berat.

Maka itu pelajari dan diskusikan sungguh-sungguh tulisan “Partai Tipe Baru” ini yang merupakan pegangan dasar bagi tiap orang yang mengaku dirinya Komunis (anggota atau calon anggota PKI).

Merdeka!

Yogyakarta, 25 Juni 1950

Sekretariat CC PKI


TUGAS KEWAJIBAN BARU

Di jaman dulu Partai disusun seperti Partai Sosial Demokrat. Partai ini memperjuangkan kepentingan kelas buruh di Parlemen, supaya diadakan undang-undang yang dapat memperbaiki nasib buruh sedikit-sedikit. Tetapi kemudian keadaan masyarakat berubah. Dalam keadaan baru ini dipandang perlu mempunyai Partai model baru, Partai tipe baru.

Kata Stalin: Tetapi keadaan sama sekali sudah berubah tatkala datang jaman baru, di mana terjadi bentrokan-bentrokan terang-terangan antara kelas dengan kelas, di mana sudah timbul aksi revolusioner dari kaum proletar, timbul revolusi proletar. Di jaman baru ini kekuatan-kekuatan dikumpulkan langsung untuk menjatuhkan imperialisme dan untuk merebut kekuasaan oleh kaum proletar. Di jaman ini kaum proletar menghadapi tugas kewajiban baru.

Kewajiban-kewajiban ini ialah:

1. Meregorganisasi segala pekerjaan Partai menurut dasar-dasar baru, yaitu menurut garis revolusioner.

2. Mendidik kaum buruh dalam semangat revolusioner untuk merebut kekuasaan.

3. Mempersiapkan dan mengumpulkan tenaga reserve (cadangan), artinya golongan-golongan lain yang sekiranya dapat diajak menjadi sekutu kaum proletar.

4. Mengadakan kerja sama dengan kaum proletar di negeri-negeri tetangga.

5. Mengadakan ikatan erat dengan pergerakan kemerdekaan di negeri-negeri yang dijajah dan setengah dijajah.

Kalau orang mengira bahwa tugas kewajiban ini dapat dipenuhi oleh Partai-partai Sosial Demokrat model lama yang tumbuh di jaman damai dan berjuang di dalam Parlemen, keadaan itu akan mengecewakan kaum proletar, sebab kaum proletar tidak akan mempunyai senjata organisasi yang kuat. Kaum proletar tentu saja tidak dapat menerima keadaan demikian itu.

Oleh karena itu perlu sekali adanya Partai Baru, yaitu Partai yang militan (sungguh-sungguh berjuang). Partai Revolusioner yang memenuhi syarat-syarat:

1. Partai yang cukup berani untuk memimpin proletar dalam perjuangan guna merebut kekuasaan.

2. Cukup berpengalaman untuk mencari jalan di tengah-tengah keadaan yang sulit, bila mana ada revolusi.

3. Cukup supel (lemes) untuk menghindarkan kesulitan-kesulitan dan halangan-halangan yang ada di tengah jalan ke arah tujuannya.

Sonder mempunyai Partai demikian, tidak usah memikirkan akan menjatuhkan imperialisme dan mendirikan diktatur proletariat, apalagi untuk sungguh-sungguh memperjuangkannya. Partai itu ialah Partai Leninisme.

 

POKOK IDEOLOGI UNTUK PARTAI YANG BERPEDOMAN MARXISME

Pokok ideologi untuk Partai buruh yang berpedoman teori Marxisme diterangkan oleh Lenin dalam bukunya “Apa yang harus dikerjakan?” yang terbit pada bulan Maret 1902. Singkatnya sebagai berikut:

Pokok 1

Kelas buruh jangan hanya berjuang untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari dengan memakai serikat-pekerja. Perbaikan nasib yang sempurna hanya tercapai kalau kapitalisme sudah dijatuhkan. Oleh karena itu kelas buruh harus menghapuskan sistem ekonomi kapitalis yang memaksa buruh menjual tenaga kerjanya, sehingga buruh dihisap oleh kapitalis.

Pemerintah Tsar (Kaisar, Maharaja Rusia) yang berkuasa dengan sewenang-wenang melindungi ekonomi kapitalis itu. Jadi lebih dulu Pemerintah Tsar itu harus dirobohkan supaya jalan untuk memperjuangkan sosialisme terbuka. Jadi perjuangan buruh yang bersifat politik, yaitu hendak menjatuhkan pemerintah Tsar. Kalau tercapai tujuan politik ini, tentu juga tujuan ekonomi tercapai. Oleh karena itu kelas buruh harus mempunyai Partai politik sendiri yang dapat memimpin perjuangan kelas buruh.

Pokok 2

Kalau tiada Partai yang memimpin perjuangan kelas buruh pasti aksi-aksinya timbul dengan spontan, dengan serabutan – tidak teratur. Sedangkan lawan-lawan kelas buruh ialah:

1. Pemerintah Tsar yang berkuasa dengan kekuasaan tidak terbatas, mempunyai tentara dan polisi yang dipersenjatai sebaik-baiknya.

2. Kaum kapitalis pada umumnya mempunyai Partai politik sendiri. Oleh karena itu kaum buruh harus juga mempunyai Partai kelas buruh sendiri untuk memimpin perjuangannya.

Pokok 3

Kelas buruh jangan mengira bahwa aksi-aksi yang timbul dengan spontan, yaitu dengan tidak dipimpin Partai politik, bisa dapat kemenangan yang terakhir. Kaum buruh harus diinsyafkan, diyakinkan, bahwa aksi-aksi itu dapat diperhitungkan lebih dulu. Ini dapat tercapai dengan memberi keyakinan dan kesadaran kepada perjuangan buruh tentang hukum-hukum kemajuan masyarakat dan hukum-hukum perjuangan kelas buruh di jaman kapitalisme, dan bahwa kemenangan kelas proletar pasti tercapai dalam perjuangan ini. Kaum buruh akan mendapat keyakinan ini, jika mereka mempunyai suatu teori sebagai pedoman untuk beraksi. Dengan berpedoman teori, aksi-aksi buruh dapat diperhitungkan lebih dulu.

Pokok 4

Aksi-aksi yang timbul dengan spontan dari perjuangan buruh, tidak dapat meyakinkan kaum buruh, tidak dapat memberi kepada mereka ideologi (alam pikiran) Sosialisme. Ideologi Sosialisme kata Lenin, timbul dari ilmu pengetahuan. Kesadaran dan keyakinan akan kemenangan terakhir akan dicapai oleh kaum buruh dengan jalan memberi bukti-bukti yang berdasarkan ilmu pengetahuan. Keyakinan ini tidak akan tercapai dengan aksi-aksi spontan. Jadi pergerakan buruh harus diberi teori. Oleh karena itu yang dinamakan Partai Komunis ialah pergerakan buruh yang berteori sosialisme.

Pokok 5

Orang-orang yang tidak setuju dengan pendapat-pendapat Lenin ini, sebenarnya tidak menghendai Partai kelas buruh yang bertujuan revolusi sosial. Artinya tidak menghendaki bahwa kaum buruh yang bertujuan memperbaiki nasibnya, mempunyai Partai yang hedak mengubah keadaan masyarakat dengan jalan revolusi. Mereka sebaliknya, menghendaki Partai yang bertujuan sosial-reformis. Artinya partai yang berangan-angan merubah masyarakat kapitalis dengan sedikit-sedikit, tidak dengan jalan revolusi.

Pokok 6

Aliran-aliran yang tidak setuju itu terdapat juga di negeri-negeri lain. Aliran-aliran itu ialah antara lain aliran revisionisme dan oportunisme dari Partai-partai Sosial Demokrat Eropa Barat. Revisionisme ialah aliran yang hendak mengadakan revisi – pemeriksaan kembali – dari teori Marxisme, dengan maksud menghapuskan teori revolusioner dan menggantinya dengan teori berjuang dalam Parlemen semata-mata Dalam Parlemen dan Pusat – ini nanti akan dibikin Undang-undang yang perlahan-lahan dapat mengubah masyarakat kapitalis menjadi masyarakat sosialis. Kaum kapitalis tentu tidak menghalangi, katanya. Aliran oprtunisme tidak setuju kalau kelas buruh mempunyai Partainya sendiri. Aliran ini setuju kalau kelas buruh mendirikan partai campuran, yang berarti suatu partai yang membonceng kepada partai-partai kaum kapitalis sehingga kepentingan kelas buruh disesuaikan dengan kepentingan kelas kapitalis. Dengan demikian kepentingan kelas buruh mengalah untuk kepentingan kelas kapitalis. Begitulah haluan partai-partai sosial-demokrat di Eropa Barat. Contoh: Partai van de Arbeid di negeri Belanda terdiri dari Partai Sosial-Demokrat yang digabungkan dengan Vrijzinnig Demokrat dan beberapa partai-partai kecil.

Pertanyaannya:

1. Mengapa perjuangan buruh harus bersifat politik juga?

2. Mengapa perlu adanya Partai kelas buruh sendiri?

3. Dapatkah aksi-aksi spontan memberi kemenangan akhir?

4. Apakah yang dibutuhkan untuk mencapai kemenangan ini?

5. Apakah dasar ideologi Sosialisme?

6. Apakah arti singkat Partai Komunis?

7. Apakah artinya revisionisme/oportunisme?

 

IDEOLOGI

Partai Komunis sama dengan: Pergerakan buruh plus (tambah) teori Marxisme. Pelajaran-pelajaran teori Marxisme, jika dipakai sebagai pedoman perjuangan, memudahkan Partai bekerja dalam keadaan bagaimana pun juga; dan memudahkan menghindari kesalahan-kesalahan. Karena teori itu hanya menjadi pedoman yang sesudah dipelajari, kemudian dilaksanakan di tempatnya masing-masing, sesuai dengan keadaan di tempat itu dan pada saat itu, maka perlu adanya pengertian tentang keadaan di tempat masing-masing itu.

Kesimpulan:

1. Perlu latihan tentang teori. Terutama latihan di kalangan anggota Partai. Di samping itu perlu adanya penerangan teori di kalangan pergerakan buruh.

2. Penyelidikan tentang keadaan masyarakat Indonesia harus digiatkan, terutama keadaan kaum buruh dan tani. Bahaya yang tampak: Orang sedikit banyak mengerti apa yang dibaca dalam buku teori, tetapi menyesuaikan keadaan negeri lain dengan keadaan di sini agak sukar.

3. Tidak mengerti keadaan khusus dari tempatnya sendiri, tak mungkin Partai bisa membela Rakyat. Kalau sudah mengerti, juga penting ialah mengetahui benar-benar tindakan apa yang harus diambil sekarang. Jangan diabaikan tindakan yang perlu diambil dan melompat pada keadaan yang lebih jauh.

Pertanyaan:  

1. Bagaimanakah caranya mempergunakan teori Marxisme?

2. Mengapakah perlu diketahui keadaan khusus di tempat masing-masing?

 

SOAL ORGANISASI

Dalam karangannya: “Dari mana Harus dimulai?” dikatakan oleh Lenin, bahwa organisasi yang kita butuhkan ialah yang:

1. Cukup luas sehingga meliputi seluruh negeri dan ada pembagian pekerjaan yang tepat sampai kepada hal-hal yang khusus.

2. Cukup diuji sehingga cakap segera menjalankan pekerjaannya dalam keadaan bagaimana pun juga dan dalam keadaan yang selalu berubah.

3. Cukup supel (lemes) sehingga dapat menghindarkan pertempuran terang-terangan dengan musuh yang jauh lebih kuat, karena musuh itu sudah memusatkan kekuatannya di suatu tempat dan cukup pandai untuk mempergunakan kesempatan bila mana musuh lengah dan menyerangnya di tempat dan waktu yang tidak disangkanya.

Tentang susunan Partai dan bentuknya, Lenin berpendapat bahwa Partai harus terdiri dari dua bagian:

Satu: Pimpinan yang bulat dan tetap, terdiri sebagian besarnya dari berupa revolusioner (anggota yang bebas dari segala pekerjaan, kecuali pekerjaan untuk Partai) dan mempunyai:

a. Suatu minimum pengetahuan teori.

b. Pengalaman politik.

c. Praktek organisasi dan pengertian seluk-beluk perjuangan menghadapi posisi Tsar dan menghindari pukulan-pukulan mereka itu.

Dua: Sejumlah besar cabang Partai yang mengikat banyak sekali anggota-anggota yang mendapat simpati dan sokongan dari Rakyat yang bekerja.

Dalam tulisannya, Lenin menyatakan pendapatnya:

1. Tiada gerakan revolusioner bisa berjalan lama kalau tidak mempunyai suatu organisasi pimpinan yang stabil (kokoh) sehingga dapat bekerja terus-menerus dan tak terputus-putus.

2. Bahwa makin banyak massa yang spontan tertarik dalam perjuangan, makin perlu organisasi demikian itu dan makin solid (teguh) harusnya organisasi itu.

3. Bahwa organisasi dan pimpinan itu harus terdiri terutama dari orang-orang berupa revolusioner (orang yang membiasakan perjuangan revolusioner sebagai pekerjaannya).

4. Bahwa dalam suatu negeri yang diperintah secara autokratis, makin perlu lagi membatasi keanggotaan organisasi demikian itu kepada orang-orang yang:

a. Membiasakan perjuangan revolusioner sebagai pekerjaannya.

b. Karena itu sudah terlatih dalam cara-cara melawan polisi Tsar, maka sukarlah nanti untuk menghancurkan organisasi demikian itu.

7. Maka bila syarat-syarat itu dipenuhi makin banyak jumlah Rakyat yang sanggup ikut serta dalam pergerakan dan bekerja aktif dalam pergerakan itu.

Pertanyaan:

1. Sebutkan 3 syarat untuk organisasi yang dibutuhkan oleh kelas buruh?

2. Bagaimanakah susunan dan bentuknya?

3. Bagaimana pendapat Lenin seterusnya?

 

POKOK-POKOK TENTANG ORGANISASI UNTUK PARTAI YANG BERPEDOMAN TEORI MARXISME

Pokok-pokok ini diterangkan dalam bukunya Lenin “Satu Langkah Maju, Dua Langkah Mundur” yang terbit pada bulan Mei 1904:

Pokok 1

Kelas buruh mempunyai perkumpulan seperti: Partai Politik, serikat pekerja, koperasi buruh, perkumpulan pengetahuan umum, perkumpulan pemberantasan buta huruf, dan sebagainya. Dari semua perkumpulan ini Partailah yang terpenting. Apakah bedanya Partai dengan perkumpulan lain itu?

Partai adalah pelopor kelas buruh. Partai mempunyai pengetahuan, bahwa kemajuan masyarakat berjalan menurut hukum ekonomi yang pasti, dan bahwa perjuangan kelas, antara kelas buruh dan kelas kapitalis berjalan juga menurut hukum yang pasti dan akan berakhir dengan kemenangan kelas proletar. Partai sadar dan yakin, bahwa kelas buruh mempunyai kekuatan sendiri dan kepentingan-kepentingan sendiri yang harus dibela. Karena mempunyai pengetahuan tersebut, mengetahui tentang hukum masyarakat dan hukum perjuangan kelas itu. Partai memperhitungkan lebih dulu, ke jurusan mana masyarakat akan maju. Oleh karena itu, Partai mampu memimpin kelas buruh. Teori itu ialah pedoman untuk aksi-aksi kaum proletar. Teori itu ialah pedoman untuk aksi-aksi kaum proletar. Teori yang dimaksudkan ini ialah teori yang diajarkan oleh Marx dan Engels, juga dinamakan Marxisme. Partai adalah pasukan pelopor dari kelas buruh, berkat teori yang dipakainya sebagai pedoman untuk aksi-aksinya.

Partai tidak boleh disamakan dengan kelas buruh seluruhnya, sebab Partai hanya sebagiannya saja. Oleh karena itu, tidak dapat tiap buruh dijadikan anggota Partai, karena ia dianggap kawan atau misalnya karena pernah ikut dalam pemogokan untuk membela kepentingan kaum buruh. Ada syarat-syarat untuk menjadi anggota.

Kesadaran dan keyakinan berdasarkan teori itu haruslah juga diberikan kepada massa buruh. Kesadaran dan keyakinan massa buruh wajib diangkat oleh Partai ke tingkat kesadaran Partai.

Pokok 2

Partai bukan saja pasukan pelopor atau pemimpin kelas buruh, yang mempunyai teori sebagai pedomannya, tetapi Partai mempunyai ikatan, artinya harus berbentuk organisasi.

Ikatan atau organisasi berarti, bahwa harus ada disiplin untuk semua anggota supaya ada kehendak yang bulat, aksi yang sama, tujuan yang sama pula.

Jadi tiap-tiap orang juga menganggap dirinya anggota, harus sesungguhnya menjadi anggota cabang Partai, harus diikat supaya semua anggota itu dapat digembleng agar mempunyai kemauan yang bulat, aksi yang sama dan disiplin yang bulat pula.

Di antara orang-orang yang meskipun menyetujui teori Marxisme ada juga yang tidak suka menjadi anggota karena tidak suka dikenakan disiplin, tidak suka menjalankan putusan yang telah diambil bersama-sama. Sikap orang-orang ini bimbang dan mereka menghalangi lancar jalannya pekerjaan Partai.

Pokok 3

Dari semua perkumpulan kelas buruh, Partailah yang diatur menurut syarat yang paling berat.

a. Dalam Partai terkumpul orang-orang yang paling baik dari perjuangan kelas buruh.

b. Dalam Partai terkumpul orang-orang yang mengerti tentang teori Marxisme.

c. Dalam Partai terkumpul orang-orang yang mempunyai pengalaman tentang perjuangan revolusioner.

Oleh karena itu, Partai mempunyai kesanggupan untuk memimpin semua bagian pergerakan buruh, seperti serikat pekerja, dan sebagainya. Malah Partai wajib memimpinnya. Kata Lenin: “Organisasi (ikatan) itulah senjata satu-satunya dari kaum proletar untuk menjatuhkan kaum kapitalis dan membangun sosialisme”. Lenin menamakan Partai proletar itu bentuk organisasi yang tertinggi dari semua organisasi-organisasi perjuangan kelas buruh.

Pokok 4

Partai harus mendapat kepercayaan dan sokongan dari massa. Partai adalah suatu bentuk hubungan (koneksi) dari pada pelopor kelas buruh dengan kelas buruh yang berjuta-juta.

Jadi, Partai mesti senantiasa memperkuat dan memperbanyak hubungannya dengan massa yang tidak ber-Partai (non Partai). Partai tidak boleh mengurung dirinya dalam lingkungannya sehingga lepas atau renggang hubungannya dengan kelasnya. Partai tidak boleh mengisolasi (memencilkan) diri dari massa, karena jika terjadi demikian akan hilanglah kepercayaan dan sokongan massa kepada Partai, dan akibatnya ialah bahwa Partai itu segera akan runtuh. Perbanyak dan perkuatlah hubungan dengan massa yang tidak ber-Partai, dengan demikian Partai pasti akan mendapat kepercayaan dan sokongan massa yang berjuta-juga dari kelasnya.

Pokok 5

Partai mempunyai aturan yang kuat, mempunyai disiplin baja, yang satu dan berlaku untuk semua anggota. Pimpinan pun satu saja, yaitu Kongres, dan dalam waktu di antara dua Kongres, pimpinan ada di tangan pengurus pusat, yaitu Central-Comite (C.C.). Tidak boleh ada pimpinan dua, karena ini akan berarti Partai mempunyai dua Komando.

Dalam mengambil putusan-putusan, bagian yang tersedikit (minority) harus tunduk kepada bagian yang terbanyak (majority). Putusan itu harus dijalankan, walau pun bagian tersedikit tidak setuju. Inilah azas demokrasi.

Badan-badan dalam Partai diatur sebagai berikut:

Badan-badan bawahan tunduk kepada badan-badan atasan. Misalnya Panitia Pimpinan Majalah harus tunduk kepada C.D.

Semua badan harus tunduk kepada putusan pusat, yaitu Kongres atau C.C., dan selama C.C. tidak bersidang pekerjaan sehari-hari dilakukan oleh Polit-Biro (P.B.) atas nama C.C. Tidak adanya aturan demikian Partai pasti tidak mampu memimpin seluruh perjuangan buruh.

Di jaman itu Partai di Rusia bekerja ilegal, artinya tidak kelihatan oleh umum, siapa anggota siapa bukan. Maka cara-cara seperti diterangkan di atas ini sedikit sukar untuk melaksanakannya. Baru pada tahun 1917 Partai bekejra dengan terang-terangan. Baru setelah itu, azas demokrasi sentralisme itu dapat dilaksanakan sepenuhnya dan dikembangkan.

Maka dari itu Kongres VI di tahun 1917 memutuskan sebagai berikut:

1. Semua badan Pimpinan dari bawah sampai ke atas harus dipilih.

2. Badan-badan ini harus memberi laporan tentang pekerjaannya pada waktu yang tertentu pada badan-badan yang di atas dan kepada anggota-anggota. Dengan demikian, anggota berhak mengkritik semua pengurusan.

3. Harus ada disiplin baja, bagian anggota tersedikit terikat kepada putusan yang disetujui oleh bagian yang terbanyak.

4. Semua putusan badan-badan atasan sungguh-sungguh mengikat badan-badan bawahan dan semua anggota-anggota Partai.

Di jaman ilegal pemilihan itu tidak dapat dijalankan seluas-luasnya. Maka harus dicari aturan yang mendekati asas demokrasi itu. Jadi putusan-putusan itu diambil berdasarkan atas perundingan bersama, bukannya diputuskan oleh satu orang.

Pokok 6

Harus ada disiplin proletar yang sama, yang mengikat semua anggota dengan tidak ada yang dikecualikannya. Tidak boleh ada benggolan (pemimpin, “Bapak”) yang bebas dari disiplin yang berlaku.

Tidak adanya disiplin semacam ini pasti persatuan dalam kalangan Partai tidak ada pula. Pasti timbul sikap anarkis (tidak mau didisiplin, ini artinya tidak mau jalankan putusan). “Kewajiban Partai harus dijalankan oleh anggota biasa mau pun oleh anggota atasan (pimpinan) dalam Partai”, kata Lenin.

Kekuatan kelas proletar menjadi bukan main besarnya, bila mana mempunyai senjata berupa organisasi (ikatan yang memenuhi syarat-syarat: 1. Berpedoman teori Marxisme; 2. Di organisasi menurut syarat-syarat seperti diterangkan tadi. Organisasi ini (Partai), adalah organisasi yang terpenting dalam perjuangan kelas buruh. Maka itu: tidak mempunyai Partai, kelas buruh tidak dapat menang. Mempunyai Partai demikian, pasti kesukaran apa saja dapat diatasi.

Pertanyaan:

1. Sebutkan pokok-pokok dalam soal organisasi.

2. Mengapa Partai disebut pasukan dari kelas buruh?

3. Mengapa perlu adanya organisasi dalam Partai?

4. Apakah akibatnya kalau beberapa anggota tidak mengakui disiplin?

5. Apa sebab Partai mempunyai kesanggupan memimpin perjuangan kelas buruh di segala lapangan?

6. Mengapa Partai disebut “Bentuk organisasi yang tertinggi” dari pada kelas buruh?

7. Apakah artinya kalau Partai geisoleerd (terisolasi, terpencil)?

8. Sebutkan syarat-syarat demokrasi sentralisme?

 

APA SEBANYA FRAKSI MENGHAMBAT KEMAJUAN PARTAI?

Kita tahu, bahwa jika beberapa orang di desa hendak mencapai hasil yang sebesar-besarnya dalam pekerjaannya, misalnya mendirikan rumah, tidak boleh tidak beberapa syarat harus dipenuhi:

1. Merundingkan dan merencanakan bersama-sama apa yang perlu dikerjakan; hasil perundingan: membeli kayu, bambu, dan lain-lain.

2. Memikirkan halangan-halangan apa yang mungkin ada dihadapi dan bagaimana harus mengatasi rintangan-rintangan ini. Misalnya: tidak ada paku besi, harus bikin paku kayu.

3. Jika orang-orang itu sudah berpengalaman, tentu diputuskan bahwa perlu adanya pembagian pekerjaan, dengan menimbang kepandaian dan kemampuan masing-masing. Misalnya ada yang lebih pandai memotong kayu untuk cagak, juga lain lebih mengerti membikin dinding.

4. Perlu pula pekerjaan lain ditunda dulu, supaya pembikinan rumah dapat lebih cepat.

5. Harus semua orang-orang itu ikut serta melaksanakan rencana pekerjaan.

6. Perlu semua tenaga, pikiran, kepandaian, perkakas, dipakai sebaik-baiknya supaya mendapat faedah paling besar dari masing-masing orang dan perkakas. Jadi, menurut yang sebaik-baiknya, harus dirundingkan segala apa yang perlu untuk mencapai sukses dan mendapat hasil secepat-cepatnya. Sesudah dirundingkan dan diputuskan bersama, maka harus dikerjakan bersama pula.

Tetapi jika kemudian ada satu dua yang mengundurkan diri atau malah merintangi pekerjaan, tentu kemajuan pekerjaan itu terhambat. Mungkin sekali pekerjaan itu kandas di tengah jalan.

Begitu pula halnya dengan pekerjaan dalam Partai.

Jika ada segerombolan anggota yang tidak mau melaksanakan rencana pekerjaan Partai, tetapi merintangi pekerjaan ini, pasti pekerjaan Partai tidak membawa hasil secepat dan sebesar yang telah diperhitungkan semula. Pendek kata kemajuan Partai terhambat. Mungkin sekali pekerjaan Partai patah di tengah jalan. Boleh jadi Partai sendiri rusak dari dalam.

Alasan gerombolan tadi bisa bermacam-macam. Tetapi apa saja alasan yang diajukannya akibatnya sama; yaitu kemajuan pekerjaan Partai terhambat. Mungkin hasil pekerjaan tidak tercapai sama sekali.

Gerombolan semacam ini di dalam Partai proletar dinamakan: FRAKSI. Fraksi artinya bagian (pecahan).

Ditimbang secara obyektif artinya ditimbang dari sudut perjuangan Partai (bukan dipandang dari sudut pandangan atau perasaan seseorang) dapat dikatakan akibatnya hanya satu: kemajuan pekerjaan Partai terhambat, kalau tidak sia-sia belaka. Karena itu, adanya Fraksi dalam Partai berarti bahaya yang akan menentukan mati-hidupnya Partai. Tukang Fraksi itu juga dinamakan: “Splitter” (tukang memecah peraturan revolusioner dari kelas buruh). Di tanah jajahan “Splitter” itu langsung menguntungkan imperalisme. Imperialisme Belanda, Amerika, Inggris, dan lain-lain, mendapat untung, karena perpecahan itu melemahkan perjuangan untuk membebaskan tanah-air kita dari nasib setengah jajahan. Oleh karena itu, Fraksi dalam Partai proletar bukan saja merugikan Partai ini, tetapi lebih dari itu. Mereka menghambat tercapainya tujuan Rakyat dan revolusi Indonesia: Supaya Republik Indonesia Serikat tidak menjadi setengah jajahan imperialisme mana pun juga.

Maka anggota yang setia pada tujuan Partai harus selalu waspada terhadap tiap-tiap benih fraksi bagaimana pun kecilnya. Kalau fraksi terang ada, perlu fraksi itu dihilangkan. Jika anggota-anggota fraksi meneruskan usaha-usaha anti Partai itu, sekali pun sudah ditegur oleh badan pimpinan, wajib anggota-anggota fraksi dipecat sebagai anggota Partai.

Ada dua macam fraksi, yaitu, fraksi dari dalam Partai dan Fraksi dari luar Partai, yaitu bekas anggota yang melakukan aksi anti Partai. Misalnya pernah seorang pengarang dikeluarkan dari Partai, karena menulis karangan-karangan anti Partai. Apa sebabnya? Sebabnya dia merasa dirinya diperlakukan tidak adil oleh sesuatu badan Partai. Apa tidak ada jalan yang lebih baik untuk mendapat keputusan siapa yang benar dalam hal ini? Si Pengarang itu atau badan pimpinan yang bersangkutan? Satu-satunya jalan yang baik untuk mendapat putusan yang benar ialah mengajukan hal ini kepada Konggres Partai. Konggres adalah badan pimpinan dan badan pengadilan yang tertinggi dalam Partai. Tetapi bukan itu jalan yang dipilih oleh pengarang tersebut. Ia lebih suka segera menyerang Partai, mula-mula dari dalam, sesudah dipecat dari luar. Obyektif akibat  dari perbuatannya ialah: menghambat atau merugikan kemajuan pekerjaan Partai. Orang itu memakai perasaan dan pemandangan sendiri sebagai ukuran untuk menimbang benar atau tidaknya sikap sesuatu badan Partai.

Sebetulnya, ia harus memakai teori “Wetenschappelijk sosialisme” sebagai ukuran untuk menimbang hal ini. Wetenschappelijk sosialisme artinya sosialisme yang berdasarkan atas perhitungan dari hasil-hasil penyelidikan ilmu pengetahuan. Teori wetenschappelijk sosialisme selalu mempunyai ukuran yang obyektif dan dapat memberi pertimbangan yang benar, apakah sesuatu tindakan menguntungkan atau merugikan jalan kemajuan masyarakat.

Fraksi itu menurut hakekatnya dan kenyataannya ialah Partai di dalam Partai. Jadi Fraksi bukan hanya aliran yang berlainan dari pendirian resmi Partai. Tetapi lebih dari itu: Gerombolan anggota yang disebut Fraksi telah sedikit banyak mempunyai hubungan erat atau ikatan satu sama lain. Dan orang-orang yang memimpin Fraksi sebenarnya menjadi suatu pimpinan yang bersaingan dengan pimpinan resmi dari Partai. Oleh karena itu, Partai terhambat dalam pekerjaannya. Bukan saja tidak ada kebulatan pikiran tetapi juga kebulatan sikap tidak ada.

Kesimpulan. Fraksi merugikan Partai proletar, biar pun sebab-sebabnya timbul fraksi itu berlainan, dan alasan-alasan yang diajukan oleh fraksi itu bermacam-macam pula.

Dalam garis besarnya ada dua macam sebab timbulnya Fraksi:

1. Anggota itu kurang mengerti teori wetenschappelijk sosialisme. Pikiran dan tindakan mereka karena itu bertentangan dengan teori wetenschappelijk sosialisme.

2. Anggota-anggota itu tidak mengakui aturan disiplin Partai. Mereka itu tidak setuju, misalnya, dengan salah satu badan pimpinan Partai dan lebih suka jika mereka sendiri duduk dalam pimpinan itu.

Sebab nomor 2 ini sudah tercampur dengan perasaan seseorang. Maka itu sebab nomor 2 ini tidak bersangkut paut dengan ilmu pengetahuan, seperti sebab nomor 1, yaitu kurang mengerti ilmu pengetahuan sosialisme. Kalau Anggota kurang mengerti ilmu pengetahuan sosialisme, kekurangan itu dapat dicukupi dengan pelajaran. Tetapi kalau seorang anggota tergoda oleh perasaannya, maka sukar untuk dikendalikan.

Contoh: Di dalam Partai sering ternyata bahwa pekerjaan Partai proletar tidak didasarkan atas pendapat seorang pemimpin tetapi didasarkan atas putusan kolektif sesuatu badan pimpinan. Pengertian yang salah ini adalah akibat dari “Sistem Dewa” (sistem bapa) yang masih merajalela di Indonesia. Pengaruh “Sistem Dewa” merembes ke dalam Partai. Partai proletar tidak menganjurkan kepada anggotanya supaya membebek seorang bapa atau pemimpin, jangan dipandang oleh si anggota lebih pandai dari pada pemimpin-pemimpin lain. Partai melarang yang serupa itu dan Partai mewajibkan kepada anggotanya memakai cara yang lain: yaitu berunding bersama-sama, kemudian mengambil putusan bersama, dan akhirnya mengerjakan bersama-sama pula. Jadi bukan tunduk kepada perintah seseorang, tetapi tunduk kepada putusan kolektif sesuatu badan pimpinan Partai. Anggota-anggota Fraksi itu tidak bersedia menghormati putusan yang diambil bersama-sama oleh badan pimpinan Partai. Alasannya ia tidak setuju dengan putusan itu. Tidak diperdulikan bahwa asas demokrasi proletar mewajibkan kepada tiap-tiap anggota yang tersedikit tunduk kapada keputusan yang terbanyak, sekali pun yang tersedikit tidak setuju dengan putusan yang terbanyak itu.

Yang dilupakan oleh mereka itu ialah, bahwa anggota Partai menjadi anggota dengan suka rela dan karena sadar akan benarnya asas dan tujuan Partai serta menyetujui aturan cara bekerja Partai. Putusan Partai tidak dapat dipaksakan kepada anggota. Tiap anggota harus dimengertikan, mengapa putusan Partai itu benar. Ia berhak mengajukan pertanyaan dan keberatan yang berasalan. Ia berhak mengajukan pertanyaan dan keberatan yang beralasan. Ia berhak dan wajib mengajukan alasan-alasan kalau sekiranya ada putusan Partai yang bertentangan dengan teori Marxisme-Leninisme. Kalau memang ada pertentangan demikian tentu badan pimpinan wajib memperbaiki putusan itu. Sebaliknya jika tidak bertentangan dengan teori, anggota-anggota tidak boleh berkeberatan melaksanakan keputusan itu. Pendek kata “Disiplin Partai proletar adalah disiplin karena orang sadar dan mengerti. Bukan disiplin Bangkai”.

Jadi bagaimana pun juga kalau ada anggota-anggota yang tetap menolak melaksanakan putusan karena berlainan paham, maka itu berarti bahwa di dalam Partai ada aliran yang bertentangan dengan asas dan tujuan Partai. Dan karena putusan Partai atau badan pimpinan dengan teori wetenschappelijk Sosialisme, maka harus ditarik kesimpulan bahwa pendirian orang-orang yang menolaknya itu adalah tidak sesuai denga teori wetenschappelijk Sosialisme.

Dari sebab itu, anggota-anggota yang ber-Fraksi itu, sebenarnya orang-orang yang tidak mendasarkan perbuatan dan pertimbangannya atas dasar teori sosialisme yang memakai perhitungan ilmu pengetahuan. Mungkin sebabnya karena kurang mengerti teori Marxisme-Leninisme. Mungkin pula sudah dengan sengaja tidak mengakui teori itu. Maka mereka itu tidak boleh menjadi anggota Partai lagi, karena mereka sudah tidak menyetujui lagi dasar Partai. Tempat mereka ialah dalam Partai lain, bukan dalam Partai proletar yang berpedoman wetenschappelijk Sosialisme itu.

Tambah kuatlah Partai jika orang-orang semacam itu tidak ada dalam Partai. Oleh karena itu tiap anggota Partai wajib senantiasa mempelajari pokok-pokok dan dasar Partai proletar, supaya tingkat keinsyafannya tambah dan kesetiannya terhadap asas tujuan Partai menjadi tebal. Tidak mudah anggota yang sadar lagi setia dapat diombang-ambing sesuatu fraksi anti Partai.

Mengeluarkan tiap-tiap fraksi dari kalangan Partai, dan bekerja secara kolektif tidak secara perseorangan – itulah dua syarat antara yang lain-lain yang wajib dipenuhi oleh Partai proletar.