Revolusi Indonesia Bagian Tak Terpisahkan Dari Revolusi Sosialis Dunia

Ceramah untuk Sekolah Partai Comite PKT Kwangtung, Kanton, 25 September 1963

D.N. Aidit (1963)


Sumber: Kibarkan Tinggi Panji Revolusi. Yayasan "Pembaruan", Jakarta, 1964. Scan PDF Brosur "Kibarkan Tinggi Panji Revolusi"


Oleh Comite PKT Provinsi Kwangtung saya diminta untuk memberi ceramah di hadapan para siswa Sekolah Partai ini. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas kepercayaan dan kehormatan yang kawan-kawan berikan ini. Saya merasa bahwa adanya permintaan-permintaan ceramah, baik di Peking maupun di Kanton ini, merupakan tanda bahwa masing-masing kita bersungguh-sungguh untuk saling mengenal yang lebih dalam sebagai syarat untuk lebih mempererat tali persahabatan yang sudah ada antara Rakyat Indonesia dan Rakyat Tiongkok, antara PKI dan PKT. (tepuk tangan riuh).

Sebelum saya meneruskan ceramah ini, sambutlah terlebih dahulu salam saya yang sehangat-hangatnya atas nama lebih dari dua setengah juta Komunis Indonesia serta Rakyat pekerja Indonesia kepada pimpinan, para guru dan para siswa Sekolah Partai Provinsi Kwangtung. Saya mengucapkan selamat kepada kawan-kawan siswa yang sudah belajar baik serta mengharap sukses-sukses lebih lanjut bagi pimpinan sekolah, para guru dan para siswa. (tepuk tangan riuh).

Sebagaimana barangkali sudah kawan-kawan ketahui, kunjungan saya ke luar negeri kali ini adalah atas undangan CC PKUS dan CC PKT. Selain berkunjung ke Uni Sovyet dan RRT, saya dan sebagian dari anggota delegasi yang saya pimpin juga telah berkunjung ke Kuba dan Republik Demokrasi Jerman, dan seluruh delegasi juga sudah berkunjung ke Republik Rakyat Demokratis Korea. Sampai hari ini delegasi PKI yang saya pimpin sudah kira-kira dua bulan di luar negeri dan beberapa hari lagi akan meninggalkan Kanton kembali ke Indonesia. (tepuk tangan riuh).

Pernah seorang kawan di luar negeri dengan maksud yang baik, bertanya kepada saya: Kawan Aidit dan pemimpin-pemimpin PKI lainnya sering terdengar berada di luar negeri, baik di negeri sosialis atau di negeri kapitalis, apakah ini tidak berpengaruh buruk pada perjuangan PKI di dalam negeri? Saya jawab: tidak. Selama keadaan dalam negeri Indonesia mengijinkan, ada baiknya pemimpin-pemimpin PKI dua atau tiga tahun sekali pergi ke luar negeri. Ada baiknya saya katakan, karena dengan demikian kami dapat bertemu dan bertukar pikiran dengan pemimpin-pemimpin dan kader-kader Partai-Partai sekawan serta melihat sendiri apa yang dikerjakan oleh Partai-partai di negerinya masing-masing, baik di negeri sosialis maupun di negeri-negeri kapitalis. Bagi saya pribadi ini berarti memasuki semacam Sekolah Partai, karena dari bertukar pikiran dengan pemimpin-pemimpin Partai-partai sekawan, saya belajar, saya menjadi mengerti lebih baik mengenai banyak persoalan, melihat lebih jelas segi-segi negatif dan positif dari pekerjaan kami sendiri di Indonesia, dan juga melihat segi-segi negatif dan positif dari pekerjaan partai-partai sekawan. Banyaknya bahan pertimbangan yang didapat dari mendengar dan melihat sendiri membikin kita lebih objektif dalam pandangan, dalam menilai dan menetapkan sesuatu. Pandangan subjektif dalam menilai dan menetapkan hasil-hasil pekerjaan partai-partai sekawan adalah sangat berbahaya, bisa menimbulkan salah faham yang serius dan kesalahan besar dalam membikin analisa dan menetapkan politik. (tepuk tangan riuh).

Misalnya mengenai Tiongkok sekarang. Saya mendengar banyak cerita tentang Tiongkok sekarang, ada yang menggambarkan seolah-olah kesulitan-kesulitan yang dihadapi RRT dalam tahun 1959-1960-1961 masih belum teratasi dan malahan makin menjadi-jadi, sehingga yang tinggal di Tiongkok hanya kemelaratan saja. Sudah tentu sebelum saya berkunjung ke Tiongkok kali ini, yaitu kali kelima, saya sudah tidak percaya pada omongan-omongan ini, karena saya mengikuti dengan agak baik perkembangan di RRT dan saya tahu daya juang dan daya kreasi Partai Komunis dan Rakyat Tiongkok. (tepuk tangan riuh).

Saya ke Tiongkok kali ini bukan untuk memeriksa apakah omong kosong itu benar atau tidak. Yang perlu bagi saya ialah bagaimana cara-cara PKT dan Rakyat Tiongkok mengatasi kesulitan-kesulitan besar itu. Untuk ini saya sudah mengadakan pembicaraan-pembicaraan dengan pemimpin-pemimpin PKT dan Pemerintah RRT, dengan kaum buruh, petani, pekerja ilmu dan kebudayaan, dan dengan orang-orang Indonesia yang berada di RRT, jadi orang-orang Indonesia yang saban hari ikut merasakan denyut nadi kehidupan Rakyat Tiongkok. (tepuk tangan).

Kaum komunis Indonesia mengetahui benar, bahwa Tiongkok selama tiga tahun berturu-turut mengalami kesulitan-kesulitan ekonomi berhubung dengan bencana-bencana alam yang dialaminya. Dalam tahun 1959 sepertiga dari tanah garapan di serang bencana alam, dalam tahun 1960 lebih dari setengahnya dan dengan demikian mempengaruhi keadaan ekonomi RRT. Kami mudah memahami hal ini, karena Indonesia juga sering diserang bencana-bencana banjir dan kemarau, yang kecil sekali jika dibanding dengan apa yang dialami Tiongkok, tetapi akibatnya sangat terasa pada perekonomian Indonesia.

Hanyalah kaum imperialis dan kaum reaksioner serta kaum revisionis yang gembira dengan kesulitan-kesulitan ekonomi RRT itu dan malahan bukan gembira saja, tetapi mengadakan kampanye fitnahan terhadap Tiongkok. (tepuk tangan riuh)

Sahabat-sahabat Tiongkok, seperti Rakyat Indonesia merasa prihatin dengan kesulitan Rakyat Tiongkok ketika itu, tetapi kami pun yakin, bahwa kesulitan-kesulitan ini pasti akan dapat diatasi. (tepuk tangan riuh).

Mengapa? Saya mendasarkan diri pada hasil-hasil yang telah dicapai oleh Rakyat Tiongkok sebelum itu, hasil-hasil yang dicapai dengan garis tepat yang diberikan oleh Partai Komunis Tiongkok, yaitu Garis umum, Maju Melompat Besar dan Komune Rakyat. (tepuk tangan dengan riuh).

Hasil-hasil besar yang dicapai dalam tahun-tahun 1958-1960, yaitu tiga tahun dari perkembangan secara besar-besaran dengan maju Melompat Besar, merupakan kekuatan materiil yang besar untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang diakibatkan oleh bencana alam itu.

Antara tahun 1958-1960 dalam pertanian sudah dibangun ratusan waduk-waduk besar, ribuan dan puluhan ribu waduk-waduk ukuran sedang dan kecil. Pertanian telah mendapat 50.000 traktor dan alat-alat untuk irigasi dan pengairan dengan kapasitas lebih dari 4 juta tenaga kuda. Komune-komune Rakyat terus diperkuat, yaitu bentuk organisasi sosial yang kuat, dan Komune Rakyat telah sepenuhnya mendemonstrasikan keunggulannya dalam mengorganisasi kaum tani dan melawan bencana-bencana alam itu. (tepuk tangan riuh).

Di lapangan industri selama waktu yang sama, yaitu antara 1958-1960, kapasitas produktif industri dasar RRT telah berlipat ganda, dalam pertambangan batubara, tenaga listrik, minyak, besi dan baja, kimia, bahan-bahan bangunan dan pembuatan mesin telah meningkat lebih dari dua kali. RRT juga telah berhasil meningkatkan kapasitet untuk menyediakan sendiri mesin-mesin dan alat-alat yang diperlukannya dan mencapai kemajuan-kemajuan dalam bidang ilmu dan penyelidikan. Justru dengan inilah RRT telah berhasil dalam dua tahun terakhir ini untuk memperkuat bagian-bagian yang perlu diperkuat, meningkatkan kwalitet produksi dan dengan demikian melangkah lebih maju lagi dalam pembangunan sosialis berdasarkan berdiri di atas dua kaki sendiri. (tepuk tangan riuh).

Tetapi di atas segala-galanya yang terpenting ialah persatuan Rakyat di seluruh negeri di bawah pimpinan PKT dengan Comite Centralnya yang dikepalai oleh Kawan Mao Cetung. Persatuan ini merupakan jaminan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dan membangun sosialisme. Partai Komunis Indonesia dan orang-orang progresif Indonesia gembira dengan hasil-hasil yang dicapai oleh Rakyat Tiongkok, karena Rakyat Indonesia dan Rakyat Tiongkok adalah kawan seperjuangan dalam melawan imperialisme dan memelihara perdamaian di Asia dan di dunia. (tepuk tangan riuh sekali).

Rakyat Tiongkok menyokong sepenuhnya Tripanji Partai, yaitu Garis Umum untuk membangun Sosialisme, Maju Melompat Besar dan Komune Rakyat. (tepuk tangan riuh).

Bagian-bagian perdagangan RRT telah memenuhi dengan sukses plan pembangunan mereka baik untuk pertanian maupun untuk industri. Nilai dari barang-barang pertanian dan barang-barang sampingan dalam bagian pertama tahun 1963 adalah 20% lebih tinggi dari tahun yang lalu dalam waktu yang sama. Di bidang industri, Syanghai, kota terpenting RRT di bidang industri, dicapai kelebihan nilai kasar 16,9% dalam enam bulan pertama tahun 1963, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Antara bulan Januari sampai Juni 1963 penduduk kota-kota peking, Syanghai, Tiensin, Shenyang, Wuhan, Kanton, Sian dan Cungkin membeli dua kali lebih banyak daging dan telor dari tahun 1962 pada bulan-bulan yang sama.

Persediaan barang di pasar cukup, bahan makanan sekunder lebih dari cukup, kesehatan Rakyat baik, peredaran uang stabil dan harga barang terus menurun. (tepuk tangan riuh).

Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa pada keseluruhannya keadaan ekonomi Tiongkok mengalami perbaikan-perbaikan sungguhpun dua tiga tahun sebelumnya mengalami kesulitan-kesulitan. Berhubung dengan kemajuan-kemajuan ini kaum Komunis dan rakyat pekerja Indonesia merasa gembira, karena bertambah kuatnya ekonomi Tiongkok, bertambah kuat pula kubu sosialis dan Gerakan Komunis Internasional dan ini sangat membantu gerakan-gerakan pembebasan nasional di Asia, Afrika dan Amerika Latin. (tepuk tangan sangat riuh sekali).

Sebaliknya kaum imperialis, kaum reaksioner dan kaum revisionis sama sekali tidak gembira. Baru setahun yang lalu mereka menyangka bahwa RRT tidak akan bisa bangun dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang dialaminya. Mereka salah hitung, mereka mengejek tentang pendirian RRT untuk bebas berdiri di atas kaki sendiri. Sekarang dengan politik yang dijalankan RRT itu ternyata bahwa RRT tetap berdaulat dalam politik dan bebas dalam ekonomi kaum Komunis dan Rakyat progresif Indonesia menyambut dengan hangat segala sukses yang sudah dan akan dicapai oleh RRT, dan yakin bahwa RRT akan mencapai lompatan-lompatan maju yang lebih besar lagi, akan mencapai kelimpahan dalam produksi Komuni Rakyat dan membangun Sosialisme dengan sukses. (tepuk tangan riuh sekali).

Pada kesempatan ini saya kita ada baiknya jika saya juga memperkenalkan beberapa aspek dari Revolusi Indonesia dan tugas-tugas mendesak dari PKI. Maksud saya tidak lain ialah, bahwa dengan ini perkenalan kawan-kawan mengenai Revolusi Indonesia menjadi sedikit bertambah, dan dengan demikian kita memberi dasar yang lebih kuat pada persahabatan antara kedua Rakyat dan kedua Partai Marxis-Leninis kita. (tepuk tangan riuh).

SEJARAH SINGKAT PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA DALAM ABAD KE-XX

Sejarah perjuangan Rakyat Indonesia tidak terpishkan dari sejarah perjuangan kelas buruh inidonesia, terutama sejak awal abad ke 20.

Pada akhir abad 19 dan permulaan abad 20 sebagai akibat meluasnya ekspor kapital dari imperialisme Belanda, tumbuhlah perusahaan-perusahaan imperialis di Indonesia, seperti pabrik gula, penggilingan dan pengolahan karet, pelabuhan-pelabuhan, jalur-jalur kereta api, bengkel-bengkel dll. Perusahaan-perusahaan imperialis itu melahirkan kelas buruh, kelas yang kemudian memelopori perjuangan untuk kemerdekaan nasional melawan imperialisme.

Kapitalisme masuk ke desa-desa dan merusak hubungan-hubungan ekonomi feodal. Sistem ekonomi tidak lagi merupakan ekonomi alamiah, melainkan ekonomi barang dagangan yang berangsur-angsur menjadi berkuasa. Sistem feodal sudah tidak penuh lagi, Indonesia menjadi negeri jajahan yang setengah feodal.

Dengan tumbuhnya unsur-unsur kapitalis dalam masyarakat, secara berangsur-angsur tumbuhlah kelas burjuis bumi putera. Bersamaan dengan itu mulai lahirlah sejak awal abad ke 20 nasion Indonesia dan gerakan nasional Indonesia.

Sejak masa itu perjuangan Rakyat Indonesia melawan kolonialisme Belanda berlangsung dengan bentuk-bentuk organisasi perjuangan yang modern, seperti SS Bond, SB Kereta Api Milik pemerintah (1905); VSTP, SB Kereta Api yang massal dan revolusioner (1908); BO (Boedi Oetomo), organisasi intelektual burjuis yang pertama (1908); SI (Serikat Islam), organisasi burjuis dagang berdasarkan Islam yang massal (1912); IP (Indische Partij), organisasi politik burjuis yang pertama (1912); ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereniging) atau PSDH (Perhimpunan Sosial Demokratis Hindia), organisasi politik proletariat yang pertama (1914), yaitu organisasi kaum Marxis yang pertama yang bertujuan menyebarkan cita-cita Sosialisme di kalangan Rakyat Indonesia.

PSHD tidak hanya bekerja di kalangan kaum buruh, tapi juga bekerja di kalangan kaum nasionalis, seperti IP (Indsche Partij) dan SI (Sarikat Islam). Dengan berdirinya PSDH telah dilakukan usaha-usaha permulaan untuk memadukan Marxisme dengan gerakan revolusioner Indonesia.

Serikat-serikat buruh dan organisasi-organisasi Rakyat lainnya tumbuh dengan cepat, seperti di kalangan buruh pegadaian, pekerjaan umum, guru dan lain-lain. Kebangkitan serikat-serikat buruh di Indonesia dipelopori oleh kaum buruh atau pegawai pada jawatan-jawatan negeri. Serikat-serikat buruh di Indonesia tidak lahir karena penindasan kapitalisme saja, tetapi juga sebagai akibat penindasan nasional, yaitu penindasan imperialis. Dengan mendirikan Ikatan Jurnalis Hindia (Indische Journalisten Bond) tahun 1919, berkembanglah kegiatan pers revolusioner. Dalam kegiatan pers revolusioner ini dan dalam kegiatan-kegiatan lain golongan Tionghoa juga mengambil peranan penting.

Lenin dalam tulisannya yang berjudul Kebangkitan Asia (1913) mengatakan bahwa gerakan revolusioner di Indonesia dilakukan: pertama: oleh massa Rakyat, di mana diantaranya telah bangun gerakan nasionalis Islam, kedua: oleh kaum intelektuil yang dilahirkan oleh perkembangan kapitalisme dan ketiga: oleh orang-orang Tionghoa yang lumayan jumlahnya yang membawa gerakan revolusioner dari Tiongkok.

Perlawanan kaum tani meningkat sampai berbentuk pemberontakan, seperti antara lain Perang Kelambit di Jambi (1917), pemberontakan kaum tani di Cimareme (1917), pemberontakan Sarekat Abang di Palembang (1918). Juga di Tapanuli (1918), di Kalimantan (1918) dan di Ternate (1919) tumbuh perlawanan-perlawanan dari kaum tani.

Kemenangan Revolusi Oktober di Rusia tahun 1917 menjiwai lebih lanjut gerakan revolusioner di Indonesia. Karena kegiatan PSDH Rakyat pekerja Indonesia segera mengenal W.I. Lenin sebagai empu revolusi proletar. (tepuk tangan riuh).

Perjuangan kelas yang makin tajam telah menyebabkan adanya perpecahan dalam PSDH antara kaum revolusioner dan kaum reformis. Kaum reformis yang merupakan minoritas akhirnya menelanjangi diri dengan keluar dari PSDH, membikin organisasi tersendiri dan menggabungkan diri pada barisan kaum sosial-demokrat di Nederland yang menjadi cabang dari Internasionale II yang reformis.

Pada tanggal 23 Mei 1920, dalam Kongres ke 7 PSDH, telah diputuskan, setelah melalui perdebagan sengit dan lama, untuk mengubah nama PSDH menjadi PKI, singkatan dari Perserikatan Komunis di India atau Partij der Xommunisten in Indie, yang dalam kongres PKI tahun 1924 menjadi Partai Komunis Indonesia.

Jadi, PKI lahir sebagai hasil perjuangan intern yang sengit antara pembela panji-panji revolusioner dengan kaum reformis, antara kaum Marxis pembela panji Komintern dan kaum revisionis. (tepuk tangan riuh sekali

Dengan lahirnya PKI sebagai sintese dari ajaran Marxisme dengan gerakan kelas buruh Indonesia, maka gerakan pembebasan nasional Indonesia telah menemukan intinya. (tepuk tangan). Perjuangan Rakyat Indonesia untuk kemerdekaan nasional semakin menghebat. Perkembangan PKI sejak masa itu smpai sekarang pada pokoknya dapat dibagi dalam empat periode:

Periode pertama ialah periode pembentukan Partai dan perjuangan melawan teror putih pertama (1920-1926).

Periode kedua ialah periode perjuangan bawah tanah dan front anti-fasis (1926-1945).

Periode ketiga ialah periode Revolusi Agustus 1945 dan perjuangan melawan teror putih kedua (1945-1951).

Periode keempat ialah periode front nasional dan pembangunan Partai (1951 – sekarang).

Pada kesempatan ini saya hendak membatasi uraian saya pada perjuangan Rakyat Indonesia selama periode pertama dan periode ketiga dari perkembangan PKI, yaitu periode-periode di mana perjuangan Rakyat Indonesia mencapai puncak yang tinggi.

Selama periode pertama PKI telah mengambil bagian penting dalam mengibarkan semangt perlawanan dari Rakyat Indonesia, menanam kesadaran kelas pada kelas buruh dan Rakyat pekerja pada umumnya dan akhirnya memimpin pemberontakan nasional yang pertama di Indonesia, yaitu Pemberontakan November 1926. nama PKI telah menjadi harum berkat kegiatan dan keikhlasan berkoban anggota-anggotanya dalam perjuangan melawan kolonialisme Belanda, meskipun pemberontakan pada akhirnya menemui kegagalan.

Dengan kegagalan pemberontakan 1926 ini ternyatalah, bahwa hanya dengan simpati massa yang besar pada PKI dan perkembangan Partai yang cepat, dan ditambah lagi martabat partai dan semangat berjuang para kader-kadernya cukup tinggi, tidak cukup bagi PKI untuk melaksanakan tugas-tugasnya. PKI pada waktu itu tidak mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan yang mungkin dipersatukan sehingga tidak dapat membentuk front nasional untuk sama sekali mengisolasi kekuatan kolonialisme Belanda, bahkan mengajukan semboyan-semboyan kiri seperti “Sosialisme sekarang juga”, “Sovyet Indonesia”, “diktatur proletariat” dsb. Di smping itu PKI tidak dapat memperkuat diri di lapangan ideologi, politik dan organisasi sehingga tidak dapat melaksanakan pembangunan Partai, bahkan tidak dapat menjadikan elemen-elemen yang aktif dalam Partai sebagai tulang punggungnya.

Hal ini terutama disebabkan karena PKI ketika itu belum dapat mengenal ciri-ciri dari sifat masyarakat Indonesia dan belum mempunyai teori tentang revolusi Indonesia.

Akibat kegagalan Pemberontakan November 1926 tidak kurang dari 13.000 orang ditangkap, diantaranya 4.500 dijatuhi hukuman penjara dan lebih dari 1.300 orang dibuang ke tanah pembuangan Digul (Irian Barat). Tidak sedikit pemimpin-pemimpin penting menjalani hukuman gantung, seperti Egom, Dirja, dan Hasan (Jawa Barat); Manggulung Sipatai dan Siganjil (Sumatera Barat) dan lain-lain. Di tanah pembuangan Digul semangat Komunis tetap dijunjung tinggi. Sampai hembusan nafasnya yang penghabisan di Digul, Aliarcham, anggota CC PKI yang terkemuka ketika itu dengan gigih mengibarkan panji-panji Berjuang dan belajar, tanpa belajar tak mungkin bisa berjuang. Oleh karena itulah Akademi Ilmu Sosial di bawah CC PKI yang didirikan dalam tahun 1959 diberi nama “Aliarcham”. (tepuk tangan riuh sekali)

Setelah pemberontakan 1926 gagal dan PKI dipaksa bekerja di bawah tanah, lahirlah partai-partai politik nasionalis, Islam, seperti PNI (1927) dan NU (1926). Dalam bukunya “Sarinah” Presiden Sukarno menyatakan sebagai berikut: “Imperialisme Belanda pada waktu itu baru saja mengamuk tabula rasa di kalangan kaum Komunis. Partai Komunis Indonesia dan Sarekat Rakyat dipukulnya dengan hebatnya, ribuan pemimpinnya dilemparkannya dalam penjara dan dalam pembuangan di Boven Digul. Untuk meneruskan perjuangan revolusioner, maka saya mendirikan Partai Nasional Indonesia.”

Sumpah Pemuda, tanggal 28 Oktober 1928, adalah manifestasi dari kebulatan tekad pemuda Indonesia dari berbagai suku bangsa (semuanya lebih dari 100) dan berbagai aliran politik (pada pokoknya tiga: Nasionalisme, Agama dan Komunisme), yang menyatakan bahwa mereka adalah berbangsa satu, berbahasa satu dan bertanah air satu, yaitu Indonesia. peristiwa ini sangat penting bagi pertumbuhan nasion Indonesia dan merupakan suatu peristiwa yang tidak dapat dipisahkan dari perjuangan Rakyat yang heroik melawan kolonialisme Belanda.

Selama pendudukan fasis Jepang dalam perang dunia II perjuangan Rakyat Indonesia, terutama dari kekuatan kiri di bawah pimpinan PKI, berlangsung dengan bentuk sabotase di perusahaan-perusahaan dan objek-objek militer Jepang serta pemberontakan-pemberontakan tani, seperti di daerah Singaparna, Indramayu, Tanah Karo dsb, pemberontakan di kalangan militer, antara lain di Blitar dan perlawanan di kalangan intelegensia, mahasiswa, pemuda dan pelajar. Perjuangan anti-Jepang makin lama makin berkembang, dan ketika tersebut berita tentang kekalahan Jepang dalam perang dunia II, maka Rakyat Indonesia telah mengambil nasibnya ke dalam tangannya sendiri dan memproklamasikan kemerdekaan nasionalnya dengan mendirikan Republik Indonesia pada tanggal 19-7 Agustus 1945. (tepuk tangan)

Mengenai penggalangan Front Nasional, Revolusi Agustus 1945 memberi pengalaman bahwa burjuasi nasional bersifat bimbang, dalam keadaan tertentu kelas ini bisa ikut dan bersikap teguh memihak revolusi, tetapi dalam keadaan lain lagi bisa goncang dan mengkhianat. Dalam bersatu dengan burjuasi nasional, PKI tidak boleh meninggalkan kebebasannya dan tidak boleh melengahkan sekutu yang terpercaya dan merupakan kekuatan pokok revolusi, yaitu kaum tani. (tepuk tangan

Mengenai Pembangunan Partai, Revolusi Agustus 1945 memberi pengalaman bahwa mutlak perlu adanya satu Partai Marxis-Leninis yang bersenjatakan teori Marxisme-Leninisme sebagai pedoman untuk beraksi dan bahwa kebenaran umum Marxisme-Leninisme harus diintegrasikan dengan praktek kongkrit revolusi Indonesia, untuk mengenal keadaan masyarakat Indonesia, ciri-ciri dan hukum-hukum Revolusi Indonesia.

Revolusi Agustus 1945 juga telah mengajar PKI bahwa dalam revolusi perjuangan bersenjata adalah bentuk perjuangan yang terpenting. Maju-mundurnya perjuangan bersenjata selama Revolusi Agustus 1945 sangat mempengaruhi maju-mundurnya pekerjaan Partai baik di bidang front nasional maupun di bid pembangunan Partai.

Untuk mempertahankan kemerdekaan dan keaulatan RI Rakyat Indonesia selama revolusi ini terus berjuang melawan imperialisme di segala bidang, tetapi terhadap musuh pokok yang lain, yaitu kelas tuan tanah feodal boleh di kata tidak dilakukan perjuangan, sehingga keadaan setengah feodal pada pokoknya tidak berubah. Inilah sebab pokok mengapa Revolusi Agustus 1945 tidak dapat diselesaikan sampai ke akar-akarnya.

Singkatnya, Revolusi Agustus 1945 yang berwatak nasional-demokratis tidak dapat diselesaikan sampai keakar-akarnya terutama disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

  1. Politik anti-imperialis yang tidak konsekuen dengan terus menerus mengadakan persetujuan-persetujuan kompromis dengan kaum imperialis.
  2. tidak adanya politik anti-feodal yang konsekuen yang dapat ditarik kaum tani ke pihak revolusi
  3. tidak jelasnya politik front persatuan dengan burjuasi nasional dalam revolusi nasional-demokratis di Indonesia.
  4. tidak adanya pimpinan (hegemoni) kelas buruh yang tunggal atas revolusi, meskipun ini tidak berarti bahwa pimpinan revolusi berada di tangan burjuasi.

Kegagalan Revolusi Agustus 1945 membuktikan bahwa burjuasi nasional Indonesia tidak mampu memimpin revolusi burjuis-demokratis tipe baru. Selanjutnya kegagalan itu juga membuktikan bahwa proletariat Indonesia belum mampu memimpin revolusi burjuis-demokratis tipe baru mencapai kemenangan penuh. Proletariat Indonesia telah mengambil peranan penting dalam Revolusi Agustus 1945, baik di bidang kekuasaan negara, termasuk angkatan bersenjata, maupun di bidang-bidang lain.

Ketika dalam bulan September 1948 pemerintah reaksioner Hatta melancarkan teror putihnya terhadap kekuatan progresif, terutama PKI, yang dikenal sebagai Peristiwa Madiun, PKI tidak berhasil mengatasi provokasi reaksioner tersebut, sehingga telah kehilangan sejumlah besar kader-kader pimpinan. PKI berada dalam Revolusi Agustus dalam keadaan di mana belum menyimpulkan pengalaman-pengalamannya mengenai front persatuan, tidak berpengalaman dalam pembangunan Partai dan tidak berpengalaman dalam perjuangan bersenjata.

Dari pengalaman Pemberontakan November 1926 dan Revolusi Agustus 1945 dapatlah ditarik pelajaran tentang betapa pentingnya teori revolusioner. Tanpa teori revolusioner atau dengan teori yang salah bisa menghambat perkembangan perjuangan Rakyat dan bisa membikin situasi yang baik bagi perkembangan Partai dan gerakan revolusioner menjadi merugikan Partai dan gerakan revolusioner. Sebaliknya dengan teori yang tepat dapat menyelamatkan Partai dan gerakan revolusioner dari keadaan sulit dan gawat, serta dapat mendorong gerakan revolusioner selangkah demi selangkah menuju kemenangan. Satu-satunya jalan ialah untuk secara konsekuen mengintegrasikan kebenaran umum Marxisme-Leninisme dengan praktek kongkrit revolusi Indonesia, atau dengan jalan meng-Indonesia-kan Marxisme-Leninisme. Ini berarti harus berjuang dengan sengit melawan dogmatisme, baik klasik maupun modern, dan melawan revisionisme, baik klasik maupun modern. (tepuk tangan riuh).

TUGAS MENYELESAIKAN REVOLUSI NASIONAL DEMOKRATIS

Revolusi Agustus 1945 telah memberi pelajaran kepada kaum Komunis dan Rakyat Indonesia tentang apa sesungguhnya sifat masyarakat Indonesia, tentang sasaran-sasaran revolusi, tentang kekuatan-kekuatan revolusi dan kekuatan-kekuatan pendorongnya, tentang sifat revolusi dan tentang perspektif revolusi Indonesia.

Pengalaman-pengalaman ini telah dapat disimpulkan dalam Kongres Nasional ke V PKI pada tahun 1954 yang telah menjawab semua masalah penting dan pokok dari Revolusi Indonesia. suatu program umum dan program tuntutan dari Revolusi Indonesia telah disusun yang menjelaskan garis strategi dan taktik PKI dalam menyelesaikan Revolusi Indonesia.

Kongres Nasional ke V PKI telah menetapkan dua tugas urgen Partai, yaitu pertama, menggalang front persatuan nasional anti-imperialis yang berbasiskan persekutuan buruh dan tani anti-feodal di bawah pimpinan kelas buruh, dan kedua meneruskan pembangunan Partai yang tersebar di seluruh negeri dan mempunyai karakter massa yang luas, yang sepenuhnya terkonsolidasi di lapangan ideologi, politik dan organisasi. (tepuk tangan).

Dalam melaksanakan dua tugas urgen ini untuk memimpin perjuangan Rakyat, PKI mendasarkan diri pada pengenalannya terhadap soal-soal pokok revolusi Indonesia.

Kontradiksi pokok di Indonesia dewasa ini ialah kontradiksi antara Rakyat Indonesia di satu pihak dengan kaum imperialis di pihak lain, sedangkan kontradiksi terpokok dewasa ini ialah kontradiksi antara Rakyat Indonesia di satu pihak dengan imperialisme Amerika Serikat di pihak lain.

Perkembangan gerakan revolusioner dan perkembangan Partai sesudah Kongres Nasional ke V PKI (1954) didorong dengan adanya kegiatan PKI bekerja dengan plan, yaitu Plan Tiga Tahun Pertama mengenai organisasi dan pendidikan dari bulan Agustus 1956 sampai Agustus 1959.

Kongres Nasional ke VI PKI yang dilangsungkan pada penutupan Plan Tiga Tahun Pertama, tahun 1959, telah mencatat kemajuan yang luar biasa dari Partai dan gerakan massa berkat dipimpin oleh satu plan yang jangka waktunya agak panjang. Kongres tersebut telah merupakan kongres dari penggalang-penggalang front persatuan nasional dan pembangunan-pembangunan Partai. Berjuta-juta Rakyat Indonesia ikut merasakan bahwa Kongres itu adalah juga kongresnya senndiri. Bagi kaum Komunis Indonesia Kongres Nasional ke VI telah merupakan “Kongres Persatuan Jaya”, karena ia mendemonstrasikan persatuan besar dari kaum Komunis dan Rakyat pekerja Indonesia. (tepuk tangan)

Mengenai imbangan kekuatan dalam negeri, Kongres Nasional ke VI menyimpulkan bahwa kekuatan kepala batu sudah jauh merosot dan bersamaan dengan itu kekuatan progresif sudah semakin besar, sedangkan kekuatan tengah pada pokoknya tetap. Kewajiban PKI ialah terus mengembangkan kekuatan progresif dengan mengutamakan kekuatan massa buruh dan tani dan memenangkan sayap kiri di dalam kekuatan tengah, mendorong yang sudah maju, menarik yang bimbang dan membangkitkan yang terbelakang. Perkembangan selanjutnya sampai sekarang sesuai dengan garis ini. (tepuk tangan).

Mengenai hubungan Partai dengan massa ditekankan pentingnya melaksanakan langgam kerja Partai yang tepat, yaitu: memadukan teori dengan praktek, berhubung erat dengan massa Rakyat dan melaksanakan self kritik. Sedangkan semboyan belajar dan bekerja yang dikemukakan ialah: tahu Marxisme-Leninisme, dan kenal keadaan. Hanya dengan demikian barulah terdapat kemungkinan bagi Partai untuk secara efektif dan kreatif mengintegrasikan kebenaran umum Marxisme-Leninisme dengan praktek kongkrit revolusi Indonesia, mengatasi penyelewengan-penyelewengan dogmatisme dan empirisisme dan menemukan jalan untuk mengalahkan mush-musuh Rakyat.

Perjuangan Rakyat untuk mendorong penyelesaian tuntutan-tuntutan Revolusi Agustus 1945 yang dinyatakan oleh Kongres Nasional ke VI dengan semboyan utama: Untuk Demokrasi dan Kabinet Gotongroyong, masih tetap merupakan tuntutan utama dewasa ini.

Kongres Nasional ke VII  (Luarbiasa) PKI yang dilangsungkan pada akhir April 1962 menunjukkan bahwa apa yang telah ditetapkan oleh Kongres Nasional ke VI masih berlaku dengan menyatakan bahwa kemampuan Partai dan kedudukan berinisiatif dari Partai semakin diperkuat dan terus bertambah besar.

Dalam mencatat hasil-hasil tertentu yang telah dicapai dalam melaksanakan tugas penyelesaian tuntutan-tuntutan Revolusi Agustus 1945, Kongres Nasional ke VII PKI yang bersemboyan utama: Demokrasi, Persatuan dan Mobilisasi menekankan bahwa selam belum ada pengubahan demokratis dalam sistem politik yang sepenuhnya mencerminkan kegotongroyongan nasional, maka pelaksanaan dari segala yg sudah dirumuskan secara resmi dengan baik bukan hanya tidak akan lancar, bahkan pasti mengalami kegagalan. Tuntutan pembentukan Kabinet Gotongroyong makin hari makin santer dan di kalangan tengah aliran yang menyetujuinya makin kuat, meskipun kaum kepala batu berusaha untuk menanamkan Komunisto-phobi di kalangan kaum tengah, terutama sayap kanannya.

Mengenai perjuangan pembebasan Irian Barat seluruh bangsa harus mengibarkan tinggi-tinggi Tripanji Bangsa yaitu Panji Demokrasi, Persatuan dan Mobilsasi, dan harus berjuang dengan tekad dan semboyan: “Satu tangan pegang bedil dan satu tangan lagi pegang pacul”, artinya siap untuk bertempur dan siap pula memperkuat garis belakang. Tekad dan semboyan ini akan terus berlaku selam Indonesia masih dilingkungi oleh kekuatan-kekuatan imperialis dan begundal-begundalnya.

Berdasarkan kenyataan-kenyataan beberapa tahun terakhir, Kongres tersebut menyimpulkan bahwa di Indonesia sedang tumbuh kapitalisme birokrat, ialah mereka yang menjadi kapitalis dengan menggunakan kedudukannya dalam alat kekuasaan atau perusahaan negara. Mereka menggunakan birokrasi dan pada waktu itu terutama dengan menggunakan keadaan bahaya sebagai perisai untuk mendapatkan dan memperkuat posisinya sebagai kapitalis. Sama dengan kaum imperialis, komprador dan tuan tanah mereka adalah juga sasaran revolusi.

Untuk memperbaiki pekerjaan massa dari Partai Kongres Nasional ke VII PKI menekankan tentang pentingnya pedoman “berjalan dengan dua kaki” yaitu mengkombinasikan pekerjaan berkobar-kobar dan tekun, mengkombinasikan semangat dengan pekerjaan sehari-hari yang praktis, mendalam dan teliti, meliputi bidang-bidang organisasi, pendidikan, politik dan ideologi.

Sidang Pleno I CC PKI pada awal tahun 1963 menekankan tentang keharusan berjuang dengan semangat yang lebih berani mengganyang musuh-musuh rakyat. Juga ditegaskan bahwa sesudah imperialisme Belanda habis riwayatnya di Irian Barat, maka musuh Rakyat Indonesia yang nomor satu dan yang paling berbahaya ialah imperialisme Amerika Serikat.

Sedangkan mengenai imperialisme Belanda, yang masih merupakan musuh Rakyat Indonesia yang berbahaya, karena ia masih mempunyai investasi modal di Indonesia terutama dalam perusahaan minyak yang bergabung dengan modal Inggris, dan juga mempunyai hubungan politik lama yang pasti akan diperbaharui kembali.

Karena kurang konsekuen dalam melawan feodalisme dan imperialisme, khususnya di bidang ekonomi, maka Indonesia terus berada dalam keadaan ekonomi yang makin sulit. Dalam perjuangan di bidang ekonomi Pleno CC tersebut menekankan tentang pentingnya semangat patriotisme, semangat percaya kepada kekuatan sendiri untuk membangun ekonomi nasi yang bebas dari imperialisme. Ekonomi nasional yang bebas hanya bisa dibangun jika konsekuen dan berani melawan feodalisme dan imperialisme, dan untuk ini harus dibentuk pemerintah yang mampu melaksanakan politik yang berani ini. (tepuk tangan).

GARIS UMUM PKI

PKI telah mengemukakan teori bahwa untuk dapat memimpin perkembangan politik, Partai harus menjalankan garis umum sebagai berikut: Meneruskan penggalangan front nasional dan meneruskan pembangunan Partai untuk menyelesaikan tuntutan Revolusi Agustus 1945 sampai keakar-akarnya.

Berdasarkan garis umum ini PKI mengibarkan tinggi-tinggi Tripanji Partai yaitu: 1) Panji Front Nasional; 2) Panji pembangunan Partai; 3) Panji Revolusi Agustus 1945.

Mengibarkan tinggi-tinggi Panji Front Nasional pada waktu sekarang bagi kaum Komunis Indonesia berarti memperhebat pekerjaan di kalangan kaum tani, bekerja baik di dalam organisasi Front Nasional dan mengkonsolidasi kerjasama NASAKOM, yaitu kerjasama antara golongan nasionalis, agama dan Komunis, berdasarkan program bersama Manipol. Tanpa gerakan tani yang berkembang dan konsekuen anti-feodal tidak mungkin bisa diciptakan front nasional anti-imperialis yang luas dan konsekuen, tidak mungkin ada organisasi Front Nasional dan kerja sama NASAKOM yang kuat.

Mengibarkan tinggi-tinggi Panji Pembangunan Partai berarti bahwa PKI hanya mungkin menunaikan tugasnya apabila PKI, di samping mempunyai anggota berjuta-juta, juga mempunyai sejumlah kader yang dapat memadukan keahlian dan kemahiran dengan watak dan semangat komunisnya. Sukses-sukses Partai ditentukan oleh pelaksana-pelaksana yang paling sadar dari garis politik dan garis organisasi Partai.

Mengibarkan tinggi-tinggi Panji Revolusi Agustus 1945 berarti menarik sebanyak mungkin Rakyat Indonesia berkeliling di sekitar panji-panji itu dan berjuang untuk melaksanakan tuntutan-tuntutan Revolusi Agustus yang berwatak nasional demokratis sampai ke akar-akarnya. Panji Revolusi Agustus 1945 adalah juga panji yang diatasnya tertulis bahwa “kemerdekaan Indonesia direbut dan dipertahankan dengan perjuangan bersenjata”.

Untuk memobilisasi kekuatan seluruh nasion, PKI mengibarkan tinggi-tinggi Tripanji Bangsa, yaitu: Panji Demokrasi, Panji Persatuan dan Panji Mobilisasi, yang untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Kongres Nasional ke VII PKI.

Pada mulanya semboyan Tripanji Bangsa dilancarkan untuk mengadakan perlawanan yang gigih terhadap berlakunya SOB yang sangat menekan kehidupan demokratis, untuk memperkokoh fron nasional yang berporoskan NASAKOM dan untuk memobilisasi Rakyat dalam perjuangan untuk membebaskan Irian Barat dan mengatasi krisis ekonomi, khususnya kesulitan-kesulitan sandang-pangan.

Mengibarkan tinggi-tinggi Tripanji Bangsa berarti melapangkan jalan bagi Partai untuk menyelesaikan tugas-tugas bagian dan mendekatkan Partai pada tugas-tugas yang umum, tugas-tugas melemparkan halangan-halangan strategis agar Rakyat Indonesia dapat mengembangkan segenap daya kreasinya dnegan leluasa.

Dewasa ini PKI dengan mengibarkan Tripanji Partai dan Tripanji Bangsa mengajak massa Rakyat melaksanakan Tritugas Bangsa yang mendesak, yaitu: 1) tugas mengkonsolidasi kemenangan-kemenangan yang sudah dicapai; 2) tugas menanggulangi kesulitan-kesulitan ekonomi dan 3) tugas melawan neokolonialisme.

Berdasarkan garis umum Partai tugas-tugas urgen PKI dengan singkat dapat disimpulkan sebagai berikut: dengan mengibarkan Tripanji Partai dan Tripanji Bangsa melaksanakan Tritugas Bangsa. (tepuk tangan)  

KEKUASAAN NEGARA RI DEWASA INI

Masalah terpokok dalam tiap-tiap revolusi adalah masalah kekuasaan negara. Bagi PKI dalil ini tidak hanya merupakan kebenaran teori belaka, tetapi PKI telah mengalaminya dalam praktek, dan pengalaman yang pahit sekali. Ketika dalam masa periode Revolusi Agustus pemimpin-pemimpin PKI duduk dalam kabinet sebagai Perdana Menteri, Menteri Pertahanan, Menteri Dalam negeri dan beberapa Menteri-menteri lain, kaum reaksioner telah mengadakan intrik yang hebat untuk menjatuhkan kabinet, dengan menggunakan kesalahan-kesalahan politik PKI dalam melawan imperialisme Belanda. Kawan-kawan pimpinan PKI tidak waspada dan dengan sukarela membubarkan pemerintah yang dipimpinnya. Dengan pembubaran diri kabinet yang dipimpin oleh orang-orang Komunis ini, maka terbentuklah kabinet reaksioner yang dipimpin oleh Hatta yang kemudian melancarkan teror putih Peristiwa Madiun seperti yang sudah dijelaskan di muka.

Kesalahan ini memberikan pelajaran yang besar dan mendalam sekali bagi PKI.

Sejak tahun 1951 PKI telah mengajukan tuntutan untuk pembentukan pemerintah koalisi nasional yang terdiri dari Partai-partai, golongan-golongan dan orang-orang tak berpartai yang demokratis. Politik PKI yang tepat untuk menarik kembali burjuasi nasional ke pihak revolusi berhasil dengan terbentuknya pemerintah Wilopo (PNI) dalam tahun 1952. Sejak kabinet Wilopo itu, pemerintah-pemerintah yang kemudian terbentuk di Indonesia pada pokoknya adalah lebih maju dan peranan kaum kanan dalam pemerintahan makin kurang.

Perkembangan gerakan revolusioner berlangsung dengan cepat sekali. Kaum reaksioner dalam negerti dengan bantuan kaum imperialis telah beberapa kali berusaha untuk melakukan kudeta dan mencoba membunuh Presiden Sukarno. Usaha mereka dapat digagalkan, demikian pula pemberontakan separatis yang dicetuskan kaum kontra-revolusioner pada tahun 1958. dengan desakan dan sokongan penuh dari Rakyat maka pemerintah telah dengan tegas menindas pemberontakan kontra-revolusioner PRRI-Permesta, DI-TII dan komplotan reaksioner lainnya.

Pada bulan November 1960 sidang MPRS telah mengesahkan Manipol sebagai Garis-garis Besar Haluan Negara, sehingga pengertian tentang soal-soal pokok revolusi Indonesia telah diterima dan dituangkan dalam dokumen resmi Negara. Dengan demikian perjuangan kaum revolusioner melawan kaum reaksioner telah mengambil bentuk perjuangan antara kaum Manipolis melawan kaum anti-Manipol atau Manipolis munafik.

Pada bulan Maret 1963 presiden Sukarno telah mengumumkan suatu dokumen penting lain, yaitu Deklarasi Ekonomi (Dekon), yang menetapkan strategi dasar ekonomi Indonesia pada tahap revolusi Indonesia sekarang, ialah tahap revolusi nasional-demokratis dengan tugas pokok membersihkan kehidupan ekonomi Indonesia dari imperialisme dan sisa-sisa feodalisme.

Adanya Manipol dan Dekon berarti bahwa konsep politik dan ekonomi yang progresif untuk menyelesaikan revolusi Indonesia dengan resmi sudah menjadi haluan negara.

Memahami watak kekuasaan negara RI dewasa ini membantu kita mengenal mengapa Manipol dan Dekon yang progresif telah disahkan sebagai Garis-garis Besar Haluan Negara, dan selanjutnya juga mengenal mengapa pelaksanaan Manipol dan Dekon tidak dapat berjalan dengan lancar, bahkan sering disabot.

Dalam kekuasaan negara RI dewasa ini terdapat dua aspek yang saling berlawanan, yaitu aspek yang mewakili kepentingan-kepentingan Rakyat (aspek pro-Rakyat) dan aspek yang mewakili kepentingan-kepentingan musuh Rakyat (aspek anti-Rakyat). Aspek yang pro-Rakyat ini makin hari makin maju dan menyebabkan pemerintah RI dapat mengambil tindakan yang revolusioner anti-imperialis. Aspek anti-Rakyat, yaitu aspek yang mewakili kepentingan imperialis, komprador, kapitalis birokrat dan tuan tanah, berusaha keras menghambat kemajuan, berusaha mensabot semua tindakan progresif.

Mengingat akan watak kekuasaan negara RI yang demikian itu maka perjuangan PKI mengenai kekuasaan negara ialah terus mendorong supaya aspek pro-Rakyat makin besar dan bisa berdominasi dan bersamaan dengan itu mendobrak keluar aspek anti-Rakyat dari kekuasaan negara. Demikianlah isi dari retuling personalia dan aparatur negara yang dituntut oleh Rakyat Indonesia, dan demikian pula isi daripada tuntutan membentuk Kabinet Gotongroyong berporoskan NASAKOM.

Tuntutan ini sama sekali tidak sama dengan apa yang disebut “teori perubahan struktur”. PKI menyokong dan mendorong perubahan dalam segala badan resmi dan setengah resmi, termasuk perubahan personalia dan aparatur negara, untuk memperkuat kedudukan kaum progresif dalam kekuasaan negara. Tapi ini dalam rangka aksi-aksi reform untuk memperkuat perjuangan guna menyelesaikan revolusi nasional-demokratis sampai keakar-akarnya, yaitu pelaksanaan Manipol secara konsekuen, yang berarti sama dengan pelaksanaan program umum PKI. (tepuk tangan).

REVOLUSI INDONESIA BAGIAN YANG TAK TERPISAHKAN DARI REVOLUSI DUNIA

Dalam Manifesto Politik, yang sudah disahkan oleh badan legislatif tertinggi Republik Indonesia sebagai Garis-garis Besar Haluan Negara, dan yang sudah menjadi program organisasi Front Nasional di mana tergabung semua partai politik, semua organisasi massa dan semua angkatan bersenjata, antara lain dikatakan bahwa baik pemerintah maupun seluruh Rakyat Indonesia harus menegakkan tiga kerangka, yaitu:

Pertama: Pembentukan satu negara Republik Indonesia yang berbentuk Negara Kesatuan dan Negara Kebangsaan, yang demokratis dengan wilayah kekuasaan dari Sabang sampai ke Merauke.

Kedua: Pembentukan satu masyarakat yang adil dan makmur material dan spiritual dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ketiga: Pembentukan satu persahabatan yang baik antara Republik Indonesia dengan semua negara di dunia, terutama sekali dengan negara-negara Asia-Afrika, atas dasar hormat-menghormati satu sama lain, dan atas dasar bekerja sama membentuk satu dunia baru yang bersih dari imperialisme dan kolonialisme, menuju perdamaian dunia yang sempurna.” (tepuk tangan).

Jadi, baik dilihat dari pandangan kaum Marxis-Leninis yang tercermin dalam Program Umum PKI maupun dilihat dari program bersama Manipol, Revolusi Indonesia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Revolusi Dunia. Banyak dokumen-dokumen negara Republik Indonesia yang lebih mempertegas hal ini.

Soal ini saya kemukakan, karena pada waktu sekarang soal memihak atau menentang revolusi dunia menjadi soal yang menonjol tidak hanya bagi partai Marxis-Leninis, tetapi juga bagi gerakan revolusioner Rakyat disemua negeri. Dari uraian di atas jelas, bahwa gerakan revolusioner Rakyat Indonesia adalah bagian mutlak dari gerakan revolusioner Rakyat-rakyat sedunia dan bahwa perdamaian yang sempurna hanya mungkin dicapai setelah dunia bersih dari kolonialisme dan imperialisme. Yang terakhir ini sesuai dengan semboyan Rakyat Indonesia: “Kita cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan.” Ini adalah pandangan revolusioner Rakyat indonesia, bukan hanya pandangan kaum Komunis Indonesia, dan ini merupakan jaminan bahwa gerakan revolusioner Rakyat Indonesia akan tetap mengintegrasikan diri dengan revolusi Rakyat rakyat semua negeri guna membentuk satu dunia baru tanpa kolonialisme dan imperialisme (tepuk tangan riuh).

Sudah tentu, jaminan yang paling pokok daripada pengintegrasian revolusi Indonesia dengan revolusi dunia adalah sikap Partai Komunis Indonesia dalam Gerakan Komunis Internasional. Oleh karena itulah, pada kesempatan ini saya merasa perlu menyatakan sekali lagi, bahwa PKI akan tetap memihak Marxisme-Leninisme dan melawan revisionisme. (tepuk tangan sangat riuh sekali). Sikap ini bukan sikap baru dari PKI, tetapi juga sikap yang tidak akan usang-usangnya dan akan tetap segar selama dalam GKI ada perjuangan kaum Marxis-Leninis melawan kaum revisionis (tepuk tangan riuh).

Sudah tentu, sumbangan PKI yang peling besar kepada GKI dan revolusi dunia ialah apabila PKI mampu membawa Rakyat Indonesia mencapai kemenangan revolusinya (tepuk tangan riuh).

Untuk dapat memenangkan revolusi Rakyat Indonesia, PKI harus mengintegrasikan diri secara total dengan Rakyat Indonesia, kebenaran umum Marxisme-Leninisme harus diintegrasikan secara total dengan praktek kongkrit revolusi Indonesia, dengan perkataan lain Marxisme-Leninisme harus di-Indonesia-kan. Hanya dengan demikian PKI dapat mengkombinasikan secara harmonis patriotisme sosialis dan internasionalisme sosialis. (tepuk tangan riuh sekali

Untuk dapat mengintegrasikan diri secara total dengan Rakyat dan Revolusi Indonesia, PKI harus tetap tinggi-tinggi mengibarkan panji kebebasan dan kedaulatannya, harus percaya kepada kekuatannya sendiri, harus mampu dan berani menetapkan sendiri dan melaksanakan sendiri garis strategi, politik, taktik dan organisasinya. Hanya dengan menempuh jalan ini PKI akan tetap kreatif, tetap penuh energi dan akan semakin dirasakan oleh massa Rakyat Indonesia sebagai miliknya sendiri yang harus dibelanja sendiri, tidak dirasakan sebagai sesuatu yang asing. Hanya dengan demikian PKI dapat mengembangkan gerakan revolusioner di Indonesia untuk selanjutnya memenangkan Revolusi Indonesia. (tepuk tangan riuh)

Dengan mengembangkan gerakan revolusioner Rakyat Indonesia berarti PKI setia kepada Marxisme-Leninisme dan kepada internasionalisme proletar, setia kepada Deklarasi Komunis 1957 dan pernyataan Komunis 1960, dan setia kepada Revolusi Sosialis Dunia (tepuk tangan riuh).

Kaum dogmatis dan revisionis tentunya tidak senang dengan sikap PKI yang mempertahankan kebebasan dan kedaulatan. Mereka menuduh kami kaum Komunis Indonesia sebagai nasionalis. Tuduhan demikian sudah tentu tidak beralasan sama sekali, karena kami meng-Indonesia-kan Marxisme-Leninisme tidak lain ialah untuk mengabdi lebih baik kepada revolusi Indonesia yang merupakan bagian mutlak dari Revolusi Sosialis Dunia. (tepuk tangan riuh).

Nampaknya agak aneh bahwa kaum dogmatis dan revisionis bersikap sama tidak senangnya kepada kaum Marxis-Leninis yang kreatif. Tetapi sebenarnya tidak aneh, karena dogmatisme dan revisionisme adalah dua anak terkutuk dari satu ibu kandung yang bernama subjektivisme. (ketawa). Keduanya sama-sama tidak objektif, sama-sama tidak ilmiah, sama-sama anti-Marxis-Leninis (tepuk tangan riuh).

Bagi saya jauh lebih baik kaum nasionalis yang melawan imperialis daripada kaum dogmatis atau revisionis yang rangkul-rangkulan dengan kaum imperialis. (tepuk tangan sangat riuh sekali). Dengan melawan imperialis kaum nasionalis menyumbang kepada Revolusi Dunia, tetapi dengan rangkul-rangkulan dengan kaum imperialis kaum dogmatis dan revisionis menahan majunya Revolusi Dunia. Bandingkanlah apa yang telah dan sedang dilakukan oleh kaum nasionalis yang anti-imperialis di Asia, Afrika dan Amerika Latin dengan perbuatan kaum revisionis Yugoslavia yang rangkul-rangkulan dengan kaum imperialis. Yang pertama ambil bagian dalam memperpendek umur kaum imperialis, sedangkan yang kedua, kaum revisionis, ambil bagian dalam membagus-baguskan dan memperpanjang umur kaum imperialis. (tepuk tangan sangat riuh sekali).

Setia kepada Marxisme-Leninisme kreatif, kaum Komunis Indonesia akan berjuang terus bersama-sama dengan kaum Marxis-Leninis kreatif di seluruh dunia mengganyang dogmatisme dan revisionisme, menegakkan panji Marxisme-Leninisme yang jaya dan tak terkalahkan. (tepuk tangan sangat riuh sekali).

Demikianlah dengan singkat uraian saya yang saya beri judul “Revolusi Indonesia Bagian Tak Terpisahkan dari Revolusi Sosialis Dunia.”

Sekali lagi, maksudnya tidak lain supaya kita, PKI dan PKT, Rakyat Indonesia dan Rakyat Tiongkok, saling mengenal lebih baik, agar persahabatan yang sudah ada antara kedua Rakyat dan kedua Partai Marxis-Leninis kita menjadi lebih dipererat. (tepuk tangan riuh sekali).

Persahabatan jaya Rakyat Indonesia dan Rakyat Tiongkok, Hidup ! (tepuk tangan riuh sekali).

Persahabatan Marxis-Leninis PKI dan PKT, Hidup! (tepuk tangan riuh sekali)

Persatuan kaum Marxis-Leninis semua negeri, Hidup ! (tepuk tangan riuh sekali).

Solidaritas Rakyat Asia, Afrika dan Amerika Latin, Hidup ! (tepuk tangan riuh sekali)

Kaum buruh semua negeri dan nasion-nasion tertindas, bersatulah ! (tepuk tangan riuh sekali)

(  o v a s i  )         

 

Kanton, 25 September 1963.

 

-------------------------------------------

Pidato Sambutan Kawan Cen Yu

Atas nama Partai dan Rakyat Kwantung saya menyambut sehangat-hangatnya atas kedatangan Kawan Aidit dan para anggota delegasinya ke kota Kwantung!

Partai Komunis Indonesia adalah satu Partai Marxis-Leninis yang besar dan kuat. Kami dan semua kaum Komunis Tiongkok senantiasa menghargai dan menghormat setinggi-tingginya kepada PKI. Kawan Aidit adalah pemimpin PKI dan pejuang GKI yang ulung, Kawan sepertjuangan yang paling akrab dari Partai Komunis Tiongkok dan Rakyat Tiongkok. Kita selalu merasa bangga tak terhingga mempunyai Kawan seperjuangan ini demikian.

Partai Komunis Indonesia dilahirkan dalam bulan Mei 1920. selama 43 tahun ini, ia selalu secara teguh berdiri di barisan terdepan dalam perjuangan revolusioner anti-imperialisme dan mengganyang reaksi di dalam dan di luar negeri. Dalam perjuangannya yang gagah perwira dan terus-menerus melawan imperialisme dan semua reaksi itu, ia telah mengumpulkan pengalaman yang kaya dan berharga. Sejak tahun 1951, telah dibentuk CC baru yang diketuai oleh Kawan Aidit. Berkat pimpinan yang tepat dari CC yang diketuai oleh Kawan Aidit itu, PKI telah menetapkan dan melaksanakan garis Marxis-Leninis yang tepat. PKI dan usaha-usaha revolusioner Rakyat Indonesia telah memperoleh kemajuan yang besar. Kini PKI telah mempunyai beberapa juta anggota dan calon anggota, telah menjadi Partai Komunis yang terbesar di luar kubu sosialis, juga merupakan salah satu Partai Komunis yang terbesar di dunia ini. Kewibawaan dan pengaruhnya terhadap Indonesia dan GKI kian hari kian membesar, terutama di kalangan Rakyat dan Partai-partai Komunis di Asia, Afrika, dan Amerika Latin kian hari kian besar daya tariknya. Sukses-sukses yang diperoleh PKI dan pengalamannya yang kaya raya itu, dalam GKI, mempunyai arti internasional yang penting.

PKI adalah suatu Partai yang memegang teguh prinsip, ia secara tegas dan teguh mendukung serta membela Deklarasi Moskow 1957 dan Pernyataan Moskow 1960, ia tidak akan menjual-belikan prinsip, tidak akan mendayung ke sana-kesini menurut tiupan angin. PKI menjunjung tinggi 3 panji yang terang-benderang: ia menjunjung tinggi-tinggi panji anti-imperialisme, secara tegas berjuang melawan imperialisme yang dikepalai AS dan kakitangannya, ia menjunjung tinggi panji revolusi, secara teguh melaksanakan garis dan politik revolusioner yang sesuai dengan keadaan negerinya; ia menjunjung tinggi-tinggi panji internasionalisme proletar, secara tegas menentang revisionisme modern dan dogmatisme modern yang mentaati saja tongkat komando dari luar negeri. PKI secara tegas mengkritik revisionisme modern Yugoslavia, terus-menerus menelanjangi kegiatan-kegiatan jahat klik pengkhianat Tito yang menjadi barisan istiwewa imperialis AS. Justru karena inilah, maka PKI tidak saja dengan sukses memimpin perjuangan revolusioner Rakyat Indonesia dari kemenangan ke kemenangan, mendapat dukungan yang hangat dari Rakyat di negerinya, juga terhadap usaha revolusioner proletariat internasional telah memberikan sumbangannya yang besar.

PKI dalam memimpin Rakyat Indonesia melakukan perjuangan revolusioner yang lama itu telah mengumpulkan pengalaman sangat kaya sekali, secara gemilang memadukan kebenaran umum (universil) Marxisme-Leninisme dengan praktek kongkrit revolusioner Indonesia, dan dengan demikian telah memperkaya dan mengembangkan Marxisme-Leninisme. Dan ini tidak dapat dipisahkan dengan nama Kawan Aidit. Kawan Aidit adalah pejuang Komunis ulung, teoritikus Marxis-Leninis yang gemilang. Usaha-usaha teorinya yang “meng-Indonesia-kan” Marxisme-Leninisme, telah memperkaya pusaka Marxisme-Leninisme. Dalam membela kemurnian Marxisme-Leninisme. Dalam membela kemurnian Marxisme-Leninisme, dalam berjuang melawan revisionisme modern ia telah memberikan andilnya yang sangat besar. Di antara kita sudah banyak yang membaca Pilihan Tulisan Aidit I dan II, dan karya-karya serta pidato-pidato Kawan Aidit lainnya, semua karya itu mendapat sambutan yang meriah dari para kader dan anggota-anggota Partai kita serta pembaca-pembaca Tiongkok yang luas. Dari karya-karya itu kita telah belajar Marxisme-Leninisme yang hidup, telah mendapat pelajaran-pelajaran yang sangat berguna sekali. Hari ini kita dapat secara langsung mendengarkan laporan kawan Aidit sendiri yang khusus diperuntukkan bagi kita, yang sudah tentu membikin kita lebih-lebih merasa bahagia dan gembira.

Sekarang saya persilahkan Kawan Aidit tampil ke mimbar.

 

Kanton, 25 September 1963