Maju Terus untuk Sukses-Sukses yang Lebih Besar!

Pidato Kawan D. N. Aidit pada pembukaan Kongres Nasional ke V PKI

Sumber: Bintang Merah. Tahun ke-IX, 1954, 2-3, Februari/Maret. Kongres Nasional Ke-V Partai Komunis Indonesia. Yayasan Pembaruan, Jakarta 1954.

Bintang Merah, Majalah Teori dan Politik Marxisme-Leninisme. Penanggungjawab: Djaetun. Diterbitkan oleh Yayasan "Pembaruan", Jalan Perunggu J. 4 - Galur, Jakarta, dengan surat izin pembagian kertas No. 1176/I/B2/247.


Kawan-kawan, sudah lebih tujuh tahun sejak Kongres Nasional Partai kita yang ke IV, yang dilangsungkan dalam bulan Januari tahun 1947 di kota Solo.

Kongres Nasional Partai yang ke IV dilangsungkan di tengah-tengah revolusi rakyat, yaitu di tengah-tengah puncak perlawanan rakyat Indonesia terhadap imperialisme Belanda. Pada waktu itu anggota-anggota dan pencinta-pencinta Partai kita, bersama-sama dengan seluruh rakyat Indonesia yang gagah berani, ambil bagian dalam peperangan kemerdekaan.

Ketika Kongres Nasional ke IV dilangsungkan, keadaan objektif di negeri kita adalah sangat baik. Bukankah tidak ada keadaan yang lebih baik daripada keadaan revolusi? Tetapi, pada waktu itu, kemampuan Partai kita masih sangat terbatas, kemampuan Partai kita tidak sesuai dengan tugas-tugas yang banyak dan berat, yang memang sudah semestinya dihadapi oleh sesuatu Partai Komunis di dalam revolusi.

Ketika Kongres Nasional ke IV dilangsungkan, Partai kita baru saja keluar dari keadaan bekerja di bawah tanah yang berat selama 20 tahun. Pada waktu itu boleh dikata Partai tidak mempunyai kader-kader yang berpengalaman dan berteori. Kader-kader Partai meninggal dan rusak di tanah pembuangan, dibunuh atau mati karena sakit di dalam penjara kolonialisme Belanda dan fasisme Jepang. Juga anggota-anggota Central Comite Partai seperti Kawan-kawan Pamudji, Sukajat, Haji Abdul Aziz, dan lain-lain menjadi korban keganasan fasisme Jepang. Untuk anggota-anggota PKI yang perwira dan pahlawan-pahlawan rakyat yang gagah berani ini, marilah Kongres Nasional ke V PKI ini menyatakan hormat yang setinggi-tingginya (semua berdiri).

Kawan-kawan, ketika Kongres Nasional ke IV dilangsungkan, Partai kita masih sangat lemah dilapangan organisasi, politik, dan ideologi. Anggota Partai ketika itu belum beberapa ribu dan tidak terorganisasi baik, sedangkan di antara yang sedikit ini hanya beberapa puluh saja yang sudah atau mulai berkenalan dengan teori Marxisme-Leninisme secara dangkal. Umumnya mereka belum terlatih secara teratur dalam pekerjaan revolusioner. Organisasi Partai ketika itu masih kusut dan baru tersebar di beberapa tempat di daerah Republik di pulau Jawa dan Sumatera. Di luar daerah Republik boleh dikata organisasi Partai tidak ada, demikian juga di daerah Republik di luar Jawa dan Sumatera. Kehidupan intern Partai, bekerja secara kolektif dan kritik-selfkritik masih asing sama sekali bagi Partai ketika itu. Dilapangan politik dalam dan luar negeri Partai menjalankan politik yang reformis, yang menyebabkan politik Partai tidak populer di kalangan massa. Dengan melewati Partai Sosialis dan Sayap Kiri kaum sosialis kanan berhasil memasukkan politiknya ke dalam Partai kita! Ideologi non-proletar berkuasa di dalam Partai. Kaum Trotskis berhasil menyelundupkan agen-agennya ke dalam Partai untuk memecah-belah Partai.

Dari Partai yang keadaan organisasi, politik, dan ideologinya masih seperti yang saya terangkan di atas, sudah tentu tidak mungkin kita harapkan hasil-hasil Kongres yang memberikan pemecahan masalah-masalah pokok daripada revolusi rakyat yang sedang berjalan. Dan memang, hasil-hasil ini tidak kita dapat dari Kongres Nasional ke IV.

Kawan-kawan, banyak kejadian yang dialami Partai dan rakyat Indonesia sesudah Kongres Nasional Partai ke IV. Di antara kejadian-kejadian itu ialah agresi kolonial Belanda yang pertama, “Peristiwa Madiun”, agresi kolonial Belanda kedua, ditandatanganinya persetujuan KMB yang khianat, Razzia Agustus Sukiman, meletusnya dan menghebatnya pemberontakan gerombolan bandit DI-TII, percobaan perebutan kekuasaan pada 17 Oktober 1952 oleh kaum militer fasis yang dikendalikan oleh kaum Sosialis kanan dan kaum Trotkis, penuntutan-penuntutan dan penangkapan-penangkapan terhadap pemimpin-pemimpin kaum tani sebagai akibat daripada undang-undang kolonial yang masih berlaku. Rakyat Indonesia di bawah pimpinan Partai Komunis Indonesia dan partai-partai demokratis lainnya, telah mengadakan perlawanan yang sengit terhadap agresi-agresi, perbuatan-perbuatan khianat dan kejahatan-kejahatan ini. Dalam melawan agresi kolonial Belanda yang pertama dan kedua, dan dalam melawan teror putih selama “Peristiwa Madiun”, tidak sedikit putra-putra Indonesia yang terbaik menjadi korban keganasan. Juga Kawan-kawan Musso, Sardjono, Amir Syarifuddin, Harjono, Suripno, dan pemimpin-pemimpin Partai kita lainnya telah meninggal, telah dibunuh oleh reaksi. Kepada mereka semuanya, kepada putra-putra Indonesia yang terbaik yang menjadi korban agresi kolonial Belanda maupun korban “Peristiwa Madiun”, Kongres Nasional ke V PKI yang bersejarah ini menyatakan penghargaan yang sebesar-besarnya dan penghormatan yang setinggi-tingginya (semua berdiri).

Juga kepada pemimpin-pemimpin kaum buruh dan pemimpin-pemimpin rakyat yang sampai sekarang masih meringkuk di dalam penjara, Kongres Nasional ke V PKI menyatakan penghargaannya.

Kawan-kawan, ada lagi kejadian yang sangat penting yang tidak akan terlupakan. Kejadian itu ialah yang menimpa diri pemimpin dan guru besar kita, zeni yang paling besar dalam abad kita sekarang, Stalin yang kita cintai. Dengan wafatnya Stalin pada tanggal 5 Maret tahun 1953, umat manusia mengalami kehilangan yang paling berat, suatu kehilangan yang tidak dapat diganti. Berkat pimpinan Stalin, berkat teori dan praktek Stalin, umat manusia telah mendapat kemenangan raksasa dengan sudah bebasnya sebagian dunia yang berpenduduk lebih dari 800 juta rakyat – disamping kemenangan setiap hari yang terus meluas di semua pelosok dunia. Kawan Njoto dengan saya mendapat kehormatan mewakili Partai kita pada saat-saat duka cita yang sangat berat itu. Atas nama Partai kita, Kawan Njoto dengan saya sudah berjanji, bersama-sama dengan wakil-wakil rakyat pekerja di seluruh dunia, bahwa kita, kaum Komunis Indonesia, akan tetap setia kepada ajaran-ajaran Stalin.

Kawan-kawan, marilah Kongres Nasional PKI yang bersejarah ini menyatakan terima kasih kita atas pimpinan Stalin, menyatakan penghargaan dan hormat kita kepada Stalin, menyatakan janji kita untuk tetap setia kepada ajaran-ajaran Stalin (semua berdiri).

Kawan-kawan, mengenai kehidupan dan pertumbuhan Partai kita sesudah Kongres Nasional Partai yang ke IV banyak juga kita mengalami kejadian-kejadian penting. Di antara kejadian-kejadian penting itu ialah: pertama, Konferensi Partai bulan Agustus 1948 yang mengambil resolusi menerima Koreksi Besar Musso “Jalan Baru untuk Republik Indonesia”; kedua, rapat Pleno Central Comite bulan Januari 1951 yang diadakan berhubung dengan penyelewengan Kawan Tan Ling Djie dari prinsip-prinsip organisasi, politik, dan ideologi Partai; ketiga, Konferensi Nasional Partai pada permulaan tahun 1952 yang terutama ditujukan untuk menjatuhkan pemerintah Sukiman yang ultra-reaksioner; dan yang keempat, ialah sidang Pleno Central Comite dalam bulan Oktober 1953 yang telah dapat memecahkan masalah-masalah pokok revolusi Indonesia dan yang telah mempersiapkan berlangsungnya Kongres Nasional Partai yang ke V ini.

Kejadian-kejadian di atas adalah tonggak-tonggak penting di dalam sejarah Partai kita. Tiap-tiap kejadian merupakan lompatan-lompatan maju bagi Partai kita dalam menuju persatuan dan kebulatannya, dalam menuju Partai type Lenin-Stalin. Adalah sangat penting bagi anggota-anggota Partai, terutama bagi anggota-anggota baru, untuk mempelajari putusan-putusan yang diambil oleh Konferensi-konferensi dan sidang-sidang Pleno Central Comite di atas.

Konferensi Partai bulan Agustus 1948, dengan menerima resolusi “Jalan Baru untuk Republik Indonesia” atau biasa disebut “Jalan Baru” saja, telah menunjukkan jalan keluar dari keadaan sulit yang dihadapi oleh Republik Indonesia ketika itu. “Jalan Baru” juga telah meletakkan dasar-dasar untuk pembolsyewikan Partai dilapangan organisasi, politik, dan ideologi. Dalam “Jalan Baru” antara lain dikatakan, bahwa kesalahan-kesalahan prinsip dilapangan politik dan organisasi terutama disebabkan oleh lemahnya ideologi Partai dan kurangnya elemen proletar di dalam pimpinan Partai. Dengan “Jalan Baru” sebagai langkah pertama PKI berjuang untuk menjadi Partai yang memenuhi syarat Partai Lenin-Stalin dan Partai Mao-Tse-tung.

Rapat Pleno Central Comite bulan Januari 1951 adalah rapat perjuangan yang sengit antara anggota-anggota Central Comite sayap Lenin-Stalin yang berpegang pada prinsip-prinsip organisasi, politik, dan ideologi yang dimuat dalam “Jalan Baru” di satu pihak, dan di pihak lain anggota Central Comite Tan Ling Djie, juga dalam mulut mengakui kebenaran prinsip-prinsip politik, organisasi dan ideologi “Jalan Baru”, karena “formal sudah diterima oleh Konferensi Partai”, tetapi juga dalam perbuatannya, perbuatan terang atau sembunyi, menentang prinsip-prinsip “Jalan Baru”. Dengan berkelit-kelit Kawan Tan Ling Djie mempertahankan politiknya yang reformis dan legalis mengenai Irian Barat, dan dengan berbelit-belit juga ia membela pentingnya meneruskan Partai Sosialis, yang katanya untuk “menampung” orang-orang pro Komunis tetapi “tidak berani masuk PKI”. Tetapi akhirnya, cara Kawan Tan Ling Djie yang berbelit-belit ini telah membelit dirinya sendiri! Central Comite memutuskan mencabut keterangan tertulis Kawan Tan Ling Djie mengenai Irian Barat. Central Comite juga memutuskan pembubaran Partai Sosialis, sesuai dengan resolusi “Jalan Baru”. Dengan putusan Central Comite ini gagallah usaha Kawan Tan Ling Djie untuk mengebiri PKI dan gagal usahanya membikin partai kelas tengah dengan berasaskan “Marxisme-Leninisme” dan memakai merek “Sosialis”. Central Comite memutuskan bahwa PKI-lah satu-satunya Partai kelas buruh di Indonesia dan Partai Sosialis, yang mengakui Marxisme-Leninisme sebagai dasarnya, harus dibubarkan. Kawan Tan Ling Djie telah gagal dalam mengecilkan rol PKI sebagai pelopor revolusi. Kekalahan Kawan Tan Ling Djie menyebabkan ia ditinggalkan oleh golongan sentris di dalam Central Comite. Kemenangan prinsip-prinsip organisasi, politik, dan ideologi “Jalan Baru” telah menyebabkan perubahan Politbiro Central Comite, dan di bawah pimpinan Politbiro ini diteruskan perjuangan untuk satu Partai type Lenin-Stalin.

Dalam Konferensi Nasional Partai yang dilangsungkan pada permulaan tahun 1952 telah diambil kesimpulan-kesimpulan penting untuk melawan penyakit-penyakit yang menonjol selama Razzia Agustus Sukiman, yaitu penyakit-penyakit sektarisme, kapitulatorisme dan avonturisme. Konferensi berkeyakinan, bahwa perjuangan melawan semuanya ini merupakan syarat yang tidak boleh tidak untuk menjatuhkan pemerintah Sukiman yang ultra-reaksioner, untuk menghancurkan gerombolan DI-TII yang ketika itu sedang mengamuk dengan giatnya di Jawa Barat dan Jawa Tengah, untuk menggalang front persatuan nasional, untuk meluaskan keanggotaan dan meluaskan organisasi Partai di seluruh Indonesia. Putusan-putusan Konferensi Nasional Partai, terutama putusan mengenai peluasan keanggotaan dan organisasi Partai serta putusan tentang mempergiat pelajaran teori, telah menimbulkan aktivitas yang sangat besar, yang belum pernah ada bandingannya sejak Partai kita didirikan. Konferensi Nasional Partai ini sangat mempengaruhi perkembangan Partai selanjutnya, perkembangan dilapangan organisasi, politik dan ideologi. Juga perkembangan politik dalam negeri sangat dipengaruhi oleh Konferensi ini, terutama karena dalam Konferensi inilah, atas usul wakil-wakil Jawa Tengah, Partai memecahkan cara-cara yang konkret untuk menghancurkan gerombolan DI-TII.

Sidang Pleno Central Comite dalam bulan Oktober tahun 1953 adalah kejadian penting yang terakhir sebelum Kongres Nasional ke V ini dilangsungkan. Sidang Pleno Central Comite ini telah berhasil memecahkan masalah-masalah pokok revolusi Indonesia. Dalam sidang Pleno Central Comite ini telah diambil putusan-putusan penting mengenai kewajiban Partai di lapangan politik luar negeri dan dalam negeri, tentang pembangunan Partai dan tentang sikap terhadap Tan Ling Djie-isme. Hasil-hasil sidang Pleno Central Comite telah memberikan dasar-dasar untuk mencapai persatuan dan kebulatan pimpinan sentral daripada Partai, untuk mencapai persatuan dan kebulatan seluruh Partai dilapangan organisasi, politik, dan ideologi. Sidang Pleno Central Comite ini telah memberikan senjata yang berupa program, taktik dan garis organisasi yang terang kepada anggota-anggota dan fungsionaris-fungsionaris Partai.

Sekarang Partai kita melangsungkan Kongres Nasionalnya yang ke V. Dalam Kongres ini akan kita bicarakan secara mendalam bahan-bahan putusan-putusan sidang Pleno Central Comite yang terakhir. Juga Kongres ini yang akan mensahkan Konstitusi Partai sebagai pengganti Anggaran Dasar yang diputuskan oleh Kongres Nasional ke IV, demikian pula akan mensahkan Manifes Pemilihan Umum sebagai salah satu persiapan Partai yang penting dalam menghadapi pemilihan umum yang akan datang.

Kongres ini dilangsungkan tidak dalam keadaan revolusi rakyat seperti dalam tahun 1947. Tetapi walaupun demikian, keadaan internasional maupun keadaan dalam negeri sekarang menunjukkan adanya kemungkinan-kemungkinan yang boleh dikata tidak terbatas bagi perkembangan pekerjaan Partai di segala lapangan. Dibanding dengan tahun 1947 yaitu tahun Kongres Nasional Partai yang ke IV, kemampuan Partai sekarang sudah jauh lebih besar dalam memimpin keadaan ke arah yang maju. Berdasarkan semua inilah saya berkeyakinan, bahwa Kongres Nasional Partai yang kita langsungkan sekarang akan mencapai hasil-hasil yang kita harapkan, yang juga diharapkan oleh rakyat pekerja dan semua orang progresif di negeri kita.

Marilah Kongres Nasional ke V PKI ini kita jadikan kongres yang memberi jawaban kepada kita tentang semua masalah penting dan pokok daripada revolusi Indonesia.

Marilah Kongres Nasional ke V PKI ini kita jadikan kongres yang meletakkan dasar-dasar untuk pekerjaan Partai yang lebih baik dalam menggalang front persatuan nasional yang luas dan kuat, yang bersendikan persekutuan kelas buruh dan kaum tani.

Marilah Kongres Nasional ke V PKI ini kita jadikan kongres yang memberi jawaban kepada kita tentang semua masalah pokok pembangunan Partai.

Marilah Kongres Nasional ke V PKI ini kita jadikan kongres yang akan lebih mengeratkan hubungan Partai kita dengan massa.

Hidup Kongres Nasional Partai Komunis Indonesia yang ke V!

Maju terus untuk sukses-sukses yang lebih besar!