Pidato Pengantar Untuk Rencana Perubahan Program PKI

Disampaikan oleh Kawan NYOTO, Wakl Sekertaris Jendral II CC PKI pada sidang tanggal 9 September 1959

Sumber: Bintang Merah Nomor Special Jilid I, Dokumen-Dokumen Kongres Nasional Ke-VI Partai Komunis Indonesia, 7-14 September 1959. Yayasan Pembaruan, Jakarta 1960


Kongres yang mulia,

Kawan-kawan yang tercinta,

Disepanjang sejarah PKI yang kini hampir berusia 40 tahun Kongres kita sekali ini adalah Kongres yang terbesar. (Tepuk tangan).

Kongres ini menjadi perhatian kawan-kawan tetapi juga lawan-lawan di dalam negeri (Tawa, tepuk tangan) : Kongres ini menjadi perhatian kawan-kawan  tetapi juga lawan-lawan diluar negeri. (Tepuk tangan). Konres ini adalah mercusuar di samudra perjuangan klas Indonesia daripadanya akan memancar pijar dan sinar, menerangi jalan perjuangan proletariat dan Rakyat Indonesia (Tepuk tangan lama).

Adalah suatu kehormatan yang besar bagi saya, bahwa kepada saya dipercayakan tugas mengantarkan Rencana Perubahan Program Partai ini. Saya pergunakan kesempatan ini untuk menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga kepada Kongres yang besar ini dan kepada Partai kita yang besar ! (Tepuk tangan).

 

         1

Kawan-kawan,

Kalau kita bagi sejarah modern Indonesia menjadi dua periode : periode sebelum Revolusi Agustus dan periode sesudahnya,maka nyatalah bahwa dari 6 Kongres Partai kita 3 dilangsungkan dalam periode yang pertama dan 3 lagi dalam periode yang kedua. Tiap-tiap Kongres itu merupakan tugu yang menghubungkan masa lampau, masa kini dan masa depan Partai kita). . (Tepuk tangan).

Dari ke-lima-lima Kongres yang lampau, baru Kongres ke-V-lah yang berhasil merumuskan suatu program yang menjawab semua masalah pokok dan penting dari revolusi Indonesia secara menyeluruh dan tepat.

Kongres ke-I yang dilangsungkan di Semarang pada bulan Desember 1921, Kongres ke-II – Jakarta Februari 1924, Kongres ke-III – Kotagede Desember 1924, dan Kongres ke-IV – Solo Januari 1947, karena berbagai faktor, karena keterbatasan-keterbatasan historis belum sempat menyusun program Partai yang menyeluruh. Program-program yang disusun ketika itu atau kurang lengkap dan hanya meliputi beberapa soal tertentu saja, atau tidak bebas sari kesalahan-kesalahan tertentu, “kiri” maupun kanan. Seandainya Kongres ke-V Partai kita jadi berlangsung pada bulan September 1948, niscayalah pokok-pokok pikiran yang tercantum didalam Resolusi Konferensi Nasional Agustus ’48 “Jalan Baru untuk Republik Indonesia” akan menjadi pokok-pokok Program Partai. Tetapi baru di tahun 1954 kita sempat melangsungkan Kongres ke-V.

Dengan berhasinya Kongres Nasional ke-V Partai merumuskan suatu Program yang menyeluruh dan tepat, maka Kongres Nasional ke-V itu benar-benar merupakan lompatan maju yang pentin sekali dalam sejarah PKI. Kawan Aidit menamakan Kongres itu “membawa PKI dan gerakan revolusioner dinegeri kita puluhan tahun lebih maju”. (Tepuk tangan).

Seperti dikatakan didalam Laporan Umum : “Kongres Nasional ke-V Partai telah memberi jawaban mengenai semua masalah yang penting dan pokok daripada Revolusi Indonesia. Kongres itu telah meletakkan dasa-dasar untuk pekerjaan Partai yang lebih baik dalam menggalang front persatuan nasional, telah memberikan jawaban tentang semua masalah pokok pembangunan Partai. Perkembangan sesudah Kongres menunjukkan bahwa semuanya ini adalah benar “.

Sejarah 5 tahun terakhir ini membenarkan sepenuhnya kesimpulan ini, juga membenarkan pernyataan Kawan Aidit bahwa Kongres ke-V “membawa PKI dan gerakan revolusioner di negeri kita puluhan tahun lebih maju “. Proses, yang dalam keadaan non-revulusioner akan memakan waktu berpuluh-puluh tahun, dalam keadaan revolusioner di negeri kita telah selesai dalam waktu beberapa tahun saja. Selama 14 tahun ini perjuangan kemerdekaan Rakyat kita berjalan benar-benar melalui hukum dialektika : ofensif menjadi defensif, defensif menjadi ofensif, dst. Di hari-hari Revolusi Agustus 1945-1948 perjuangan Rakyat ofensif dan pemerintah-pemerintah yang memegang kekuasaan ketika itu adalah pemerintah-pemerintah front persatuan nasional. Antara tahun 1948 dan 1952 ofensif berbalik menjadi defensif dan pemerintah-pemerintah yang berkuasa ketika itu adalah pemerintah-pemerintah kepala batu Masyumi-PSI dengan Hatta sebagai kepalanya. Mulai tahun 1952 dengan aksentuasi sejak Kongres ke-V Partai kita, maka perjuangan Rakyat kembali ofensif, dan dengan hanya interupsi singkat kabinet badut Buhanuddin Harahap (tawa,tepuk tangan) maka pemerintah-pemerintah berada di tangan kaum Nasionalis, yang bekerja sama dengan kaum Islam demokratis dan dengan sokongan Partai Komunis. Demikianlah  selama 7 dan khususnya 5 tahun beeeelakangan ini, kaum kepala batu kian hari kian terpencil dan kian hari kian terbuka juga hubungan-hubungan mereka dengan kaum imperialis asing.

Seandainya kita tidak mempunyai program yang tepat, program Kongres Maret 1954, tidak mungkin berkembang di tanah air kita sepesat sekarang karena tanpa program yang tepat, proletariat ibarat pejuang dengan tangan telanjang, berjuang tanpa senjata.

Berkat program yang tepat, yang merupakan senjata strategi dan taktik yang tajam, diikuti oleh pelaksanaannya yang gemilang dibawah pimpinan Komite Sentral kita, maka tanah air kita sekarang berwajah seperti adanya sekarang : sekalipun melalui berbagai rintangan yang pedih dan sakit, tetapi perkembangan tidak ke kanan, melainkan ke kiri, dan dominasi makin lama bukan makin jatuh ke tangan kaum imperialis, kaum tuan tanah dan borjuis komprador, melainkan ke tangan borjuis nasional, borjuis kecil, kaum tani dan kaumburuh. (Tepuk tangan).

dengan tidak meremehkan rintangan-rintangn besar yang masih mungkin dan akan kita jumpai, namun perkembangan negeri kita selam ini telah menggugah kegembiraan pada setiap Komunis Indonesia, bahkan pada setiap orang progresif Indonesia dan pada setiap orang progresif diseluruh dunia.

 

2

Kawan-kawan,

Didalam Laporan Umum dinyatakan : “Berdasarka pengalaman-pengalaman selama masa yang kita tinjau, dapatlah kita simpulkan bahwa pada pokoknya garis politik dan garis organisasi yang sudah ditetapkan oleh Kongres Nasional ke-V masih tetap berlaku sampai sekarang, sehingga pada pokoknya ia adalah juga garis daripada Kongres Nasional ke-VI. Tentu saja kita harus mengadakan perubahan-perubahan disana-sini : bagian-bagian yang sudah lewat waktu harus kita tiadakan, bagian-bagian yang kurang harus kita tambah,sedangkan yang kurang tepat dibikin llebih tepat “.

Berdasarkan penilaian didalam Laporan Umum ini, yang terlebih dulu telah disimpulkan di dalam “Rencana Tesis”, maka kepada Kongres ini tidak diajukan usul atau rancana Program baru, melainkan di ajukan suatu rencana perubahan atas  Program Partai yang telah disahkan oleh Kongres Nasional ke-V.

Seperti kawan-kawan maklum, Rencana Perubahan itu telah disusun oleh sidang Pleno ke-VII Komite Sentral dan bersama-sama dengan “Rencsns Tesis” dan “Rencana Perubahan Konstitusi” telah disampaikan ke seluruh Partai, bahkan juga kepada orang-orang patriotik diluar Partai. Rencana Perubahan Program itu telah didiskusikan didalam beribu-ribu diskusi diseluruh negeri, dan sebagai puncak dari pembahasan yang demokratis dan massal itu oleh Konferensi-konferensi Daerah-daerah Besar dan Konferensi-konferensi Pulau-pulau telah disampaikan kepada CC sejumlah kurang lebih 100 amandemen.

Dengan ini saja dapat memaklumkan kepada Kongres bahwa diantara kuranglebih 100 amandemen itu tidak ada sebuahpun yang bersifat menentang Rencana Perubahan Program  (tepuk tangan) dan tidak sebuahpun yang bersifat prinsipil. Semua amandemen bersifat penyempurnaan. (Tepuk tangan). Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa pada pokoknya Rencana Perubahan Program telah disetujui oleh seluruh Rencana Perubahan Program telah disetujui oleh Partai secara bulat. (Tepuk tangan).

Ini mendemontrasikan kebulatan Partai dalam ideologi dan politik. Kebulatan yang mulia ini harus dipupuk, kita bina, kita tumbuhkan dan kita kembangkan, agar sampai kapanpun, selama-lamanya Partai kita dilimpahkan kebulatan ideologi, kebulatan politik dan kebulatan moral. (Tepuk tangan).

Sungguhpun diantara kurang lebih 100 amandemen itu tidak ada sebuahpun yang bersifat prinsipil, tetapi amandemen-emandemen itu bermutu tinggi dan membuktikan daya-kritis yang tinggi dari Partai kita.

Diantara kurang lebih 100 amandemen itu, disamping sebagian besar yang objektif, juga ada sebagian kecil yang subjektif, yang kurang perlu atau kurang tepat. Juga ada amandemen-amandemen yang bersamaan atau hampir bersamaan satu dengan lainnya. Amandemen-amandemen yang objektif dan perlu pada umumnya disetujui oleh Sidang Pleno ke-VIII Komite Sentral untuk dimasukkan ke dalam Rencana Perubahan Program. Jika kawan-kawan bandingkan Rencana Perubahan Program yang sekarang dikemukakan kepada kawan-kawan sebagai hasil Sidang Pleno ke-VIII CC dengan Rencana Perubahan Program yang terdahulu hasil Sidang Pleno ke-VII, maka perbedaan-perbedaan yang terdapat didalamnya adalah akibat amandemen-amandemen yang di terima seperti yang saya sebutkan tadi.

Kebulatan Partai kita dalam penerimaan Rencana Perubahan Program tercermin pula dalam penilaian yang telah diberikan oleh Konferensi-konferensi Daerah-daerah besar  dan Konferensi-konferensi Pulau-pulau, juga oleh hasil-hasil diskusi fraksi-fraksi pusat Partai.

Bahkan, orang-orang terkemuka diluar Partai, mulai pengusaha sampai menteri, mulai perwira, seniman sampai mahaguru, banyak yang menyatakan persetujuannya atas Rencana Perubahan Program itu sesuai benar dengan kebutuhan-kebutuhan mereka dan oleh sebab itu merupakan pembelaan atas kepentingan-kepentingan mereka. (Tepuk tangan).

Mengenai Konferensi-konferensi Daerah-daerah Besar, Konferensi-konferensi Pulau-pulau dan diskusi-diskusi fraksi-fraksi pusat Partai, mereka ada yang mengatakan bahwa Rencana Perubahan Program “sudah lengkap mencakup dan menjawab” persoalan-persoalan yang dihadapi Rakyat kita, ada yang mengatakan bahwa Rencana Perubahan Program mengandung melulu “kebenaran-kebenaran, dan oleh sebab itu sangat meyakinkan”, ada lagi yang menilainya sebagai”analisa secara padat dan objektif”, dan oleh karena itu dengan Rencana Perubahan Program itu Partai kita “akan lebih mampu mengorganisasi dan memobilisasi perjuangan Rakyat untuk menyelesaikan tuntutan-tuntutan Revolusi Agustus ’45 sampai ke akar-akarnya”, (Tepuk tangan),dan ada pula yang sudah membayangkan bahwa dengan Rencana Perubahan Program kita akan lebih berhasil “menarik massa Rakyat kesekeliling Partai”.

Berturut-turut akan saja jelaskan peniadaan, penambahan serta perbaikan di dalam Rencana Perubahan ini jika dibandingkan dengan Program Kongres Nasional ke-V.

Terlebih dulu akan saja jelaskan dalam hal-hal apa Program Kongres ke-V tetap berlaku.

 

3

Dalam hal-hal apa Program Kongrea ke-V tetap berlaku?

Hal-halnya sebenarnya sudah ternyata dari Rencana Perubahan Program hasil Sidang Pleno ke-VII CC, dari “Rencana Tesis” tempo hari dan sekarang dari Laporan Umum Kawan Aidit.

Hal-hal yang tetap berlaku itu pertama-tama adalah konstatasi bahwa Indonesia sekarang adalah negeri yang belum merdeka penuh dan masih setengah-feodal. Kedua, bahwa musuh kita yang pertama adalah imperialisme Belanda, ketiga, bahwa Indonesia masih tetap berada dalam cengkraman krisis ekonomi. Keempat, bahwa pengangguran, kemiskinan, ketidak adilan ekonomi dan sosial masih terus berlangsung. Selanjutnya bahwa perlu mencapai Indonesia yang merdeka penuh demokrastis: bahwa jalan satu-satunya untuk mencapai tujuan ini adalah pembentukan persatuan nasional atas dasar persekutuan kaum buruh dan kaum tani di bawah pimpinan klas buruh ; bahwa kunci soalnya terletak dalam mengubah imbangan kekuatan antara Rakyat disatu pihak dan musuh-musuh Rakyat di pihak lain, yaitu dalam membangkitkan, memobilisasi dan mengorganisasi massa ;bahwa diatas segala-galanya klas buruh sendiri harus meningkatkan aktivitas dan mendidik dirinya sendiri sehingga menjadi kekuatan yang besar dan sadar, sehingga menjadi pelopor dan pemimpin perjuangan seluruh Rakyat Indonesia.

Kita menyimpulkan bahwa semua hal ini tetap berlaku, bukan karena pandangan-pandangan yang subjertif, melainkan karena pertimbangan-pertimbangan objektif yang dicapai melalui diskusi-diskusi yang seksama dan mendalam.

Misalnya mengenai watak masyarakat Insonesia sekarang, diskusi-diskusi itu telah meninjau adanya tiga kemungkinan ; Indonesia sekarang negeri yang masih kolonial dan masih feodal ; Indonesia sekarang sudah merdeka penuh dan sudah demokrasi ;atau Indonesia sekarang belum merdeka penuh – jadi masih setengah jajahan  - dan masih setengah feodal. Kesimpulan kita ialah bahwa Indonesia sekarang belum merdeka penuh dan masih setengah feodal.

Mengenai hal yang kedua, ditinjau adanya dua kemungkinan : apakah imperialisme Belanda, ataukah imperialisme Amerika musuh kita nomor satu dewasa ini. Kesimpulan kita ialah bahwa imperialis Belanda mesih tetap musuh kita nomor satu.

Demikianlah seterusnya, tiap-tiap soal ditinjau dari berbagai kemungkinan, dikaji faktor-faktor objektifnya, dan akhirnya disimpulkan. Kesimpulan-kesimpulannya tidak hanya ternyata dari Rencana Perubahan Program, tetapi juga dari Laporan Umum dandari Rencana Perubahan Konstitusi.

Karena watak masyarakat kita tetap sama seperti ketika kita langsungkan Kongres ke-V, maka watak revolusi kitapun tetap sama dan tuntutan-tuntutannyapun pada pokoknya tetap sama. Oleh sebab itu, seperti juga Program Kongres ke-V, Rencana Perubahan Program kita sekarang terbagi ke dalam dua bagian pokok: Program Umum dan Program Tuntutan. Program Umum kita adalah Program Demokrasi Rakyat, program yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Demokrasi Rakyat sendiri, sedang Program Tuntutan adalah program yang kita ajukan kepada setiap pemerintah sebelum Demokrasi Rakyat.

 

4

Dalam hal-hal apa Program Kongres ke-V telah lewat waktu sehingga sekarang perlu ditiadakan?

Tuntutan-tuntutan seperti agar MMB dipulangkan, melepaskan Indonesia dari Uni Indonesia-Belanda dan pembatalan KMB, sudah terang tidak perlu lagi. Juga tuntutan untuk pembatalan embargo terhadap Tiongkok, untuk rampasan perang Jepang, untuk dibatalkannya persetujuan MSA, untuk adanya pemilihan umum untuk Konstituante, tuntutan-tuntunan ini sudah lewat waktu.

Tetapi bahwa ada diantara tuntutan-tuntutan Program Kongres ke-V yang menjadi lewat waktu, menjadi daluwarsa, hal ini sedkitpun tak perlu di sesalkan. (tawa), bahkan sebaliknya, ia harus membikin kita gembira. Hal-hal itu menjadi lewat waktu, karena perjuangan kita menang dan mencapai hasil ! (Tepuk tangan). Ini sekali lagi merupakan suatu demontrasi tentang tepatnya Program Kongres ke-V.

Kemenangan-kemenangan yang telah dicapai itu sekarang kita pakukan didalam Rencana Perubahan Program.

Tetapi ada pula tuntutan-tuntutan Kongres ke-V yang walaupun telah tercapai, kelanjutannya sangat mengecewakan. Ia, cukup banyak kita alami bahwa sesuatu yang jelek dihapuskan untuk kemudian digantikan oleh hal lain yang sama atau hampir sama jeleknya. (Tawa).

Misalnya, undang-undang larangan mogok yang terkutuk dibawah nama “undang-undang Tejasukmana” benar telah dihapuskan, tetapi apakah hak mogok bagi kaum buruh sudah pulih? Apakah hak itu  tidak masih sangat dibatasi dan dalam hal-hal tertentu mogok bahkan masih dilarang sama sekali?

Misal lain, pengkhianat-pengkhianat bangsa, orang-orang reaksioner, penggelap-penggelap, koruptor-koruptor dan elemen-elemen fasis yang menentang UUD kita tuntut supaya dipecat dan di hukum. Kaharkusmen Sosrodanukusumo dan Suprapto sudah dipecat, tetapi apakah Kejaksaan Agung khususnya dan aparat kejaksaan umumnya sudah bersih dari elemen-elemen jelek? (Suara dalam ruangan : “Belum!”). Hakim Syarif dan Hakim Lim Wan-to sudah dionclang, tetapi apakah aparat kehakiman sudah bersih? (Suara : “Belum!”). Syarifudin sudah dipecat, tetapi apakah aparat ekonomi-keuangan khususnya dan aparat sipil umumnya sudah bersih? (Suara : “Belum!”). Zulkifli Lubis, Ahmad Husen, Simbolon, Sumual dan beberapa lainnya sudah di pecat, tetapi apakah aparat militer sudah bersih? (Suara : “Belum!”). Sumitro dan Tan Goan-po sudah dipecat? Tetapi apakah aparat universiter sudah bersih? (Suara : “Belum!”, tawa).

Misal lain lagi, sudah ada peraturan yang melarang perampasan tanah garapan kaum tani, suatu peraturan yang menentukan keadaan stand-fast. Tetapi apakah perampasan tenah garapan kaum tani sudah tidak terjadi lagi? (Suara : “Masih!”). apakah pihak perkebunan mentaati peraturan itu dan apakah aparat negara sudah mentaatinya? (suara : “Tidak !”).

Misal lain lagi, melalui sebuah undang-undang, yaitu Undang-undang No. 1 tahun 1958, tanah-tanah partikelir ditentukan dibeli oleh Pemerintah. Tetapi undang-undang itu, disamping mengandung hal-hal yang kurang baik, hal-halnya yang baikpun belum dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. (Tepuktangan).

Akan saja akhiri contoh-contoh ini dengan soal menindas dan membasmi gerombolan DI dan gerombolan-gerombolan teroris lainnya serta soal  memberi hak kepada kaum tani untuk angkat  senjata membela diri terhadap gerombolan DI dan gerombolan-gerombolan teroris lainnya. Dalam hal anti-DI dan anti-gerombolan-gerombolan teroris lainnya, sejak Kongres ke-V 5 tahun j.l., memang banyak sudah kita capai kemajuan. DI, yang tadinya begitu dianakemaskan oleh Pemerintah-pemerintah Hatta-Natsir-Sukiman (tawa) dan kemudian BH (tawa) sudah dinyatakan sebagai musuh negara yang harus dibasmi. (Tepuktangan). Begitu juga apa yang dinamakan “PRRI-Permesta”, yang kekuatan pokoknya telah dipatahkan, berkat kerjasama Tentara dan Rakyat. Tetapi selain pembentuka OKD-OKD, OKN-OKN atau OPR-OPR yang juga masih terbatas, kepada kaum tani umumnya belum diberikan hak untuk angkat senjata membela diri terhadap DI-TII, “PRRI-Permesta” ataupun gerombolan-gerombolan teroris lainnya. Malahan, masih terlalu sering pikiran dititik-beratkan kepada “menambah pasukan TNI” yang memakan persiapan lama dan ongkos banyak daripada kepada usaha memobilisasi kekuatan Rakyat yang terang dekat dan sederhana. (tepuktangan). Ini mengakibatkan bahwa di Jawa Barat, di Sumatera, maupun di Sulawesi kaum pemberontak kontra- revolusioner masih mempunyai kekuatan yang tidak bisa diabaikan begitu saja dan bahwa gembong-gembongnya belum juga tertangkap atau terbunuh. (tawa). Padahal kalau memobilisasi kekuatan Rakyat dan kerjasama dwi tunggal Tentara dan Rakyat yang diutamakan, gerombolan-gerombolan teroris tentu akan mengalami pengalaman bukan sebagai “ikan didalam air” tetapi sebagai “ikan didalam minyak goreng” (tawa, tepuktangan).

Apa-apa yang tersebut dalam contoh-contoh ini terjadi, karena pihak yang berkuasa disatu pihak harus bertindak, akibat desakan-desakan Rakyat yang deras, tetapi dipihak lain mereka tidak rela menerima tuntutan-tuntutan Rakyat dan maka itu mencoba untuk mempertahankan yang lama atau menghidupkan kembali dalam bentuk yang baru.(tawa). Berdasrkan pengalaman-pengalaman dan kenyataan-kenyataan ini maka didalam Rencana Perubahan Program sekarang ini diajukan perumusan baru yang memformulasikan pendirian dan hasrat Rakyat terbanyak, baik mengenai hak mogok elemen-elemen jelek dalam pemerintahan, hak kaum tani mempertahankan tanah garapan, nasionalisasi tanah-tanah partikelir, pembasmian gerombolan-gerombolan teroris maupun mengenai soal-soal lainnya yang serupa.

 

5

Kemudian, dalam hal-hal apa Program Partai kita ditambah?

Selama 5 tahun ini banyak peristiwa-peristiwa besar terjadi, peristiwa-peristiwa didalam kehidupan Partai maupun yang meliputi seluruh bangsa.

Imperialisme Amerika Serikat makin lama makin mendesak kedudukan imperialis Belanda dan makin mendapat kedudukan dilapangan ekonomi, politik dan kebudayaan  di Indonesia. Ini dilakukan Amerika disamping mereka bersekongkol dengan Belanda didalam NATO dan bersekongkol pula dalam bersama-sama menjajah Irian Barat sesuai dengan tujuan Pakt agresif SEATO. Yang paling kurang ajar adalah intervensi kaum imperialis kaum Amerika ketika pecah kontra-revolusioner “PRRI-Permesta”. Iring-iringan kapal perang-kapal perang mereka menggertak-gertak kita dibatas-batas perairan kita bahkan sudah beberapa kali melanggar batas perairan kita dan kekurang ajaran mereka memuncak ketika mereka “memberitahukan” kepada pemerintah RI akan mendaratkan pasukan-pasukannya di Pekan Baru. Adalah tekad yang kuat dari Rakyat Indonesia yang melawan usaha itu mati-matian yang telah mendorong pemerintah untuk menolak pendaratan gila itu. (Tepuktangan lama).

Berhubung dengan kenyataan-kenyataan ini, maka didalam Rencana Perubahan Program dirumuskan bahwa, disamping imperialisme Belanda merupakan musuh nomor 1 Rakyat Indonesia, imperialisme Amerika sekarang merupakan musuh Rakyat Indonesia yang paling berbahaya. (Suara : “Betul !” , tepuktangan).

Dan berhubung dengan kesimpulan ini maka kita rumuskan tuntutan baru, sbb: Perlakukan Perusahaan-perusahaan AS sama dengan perusahaan-perusahaan Belanda, jika AS terus menerus mempersenjatai gerombolan-gerombolan kontra-revolusioner atau membantu Belanda dengan senjata dalam agresinya terhadap RI. (Suara : “Betul !”, tepuktangan lama). Hal ini sudah diucapkan oleh Presiden Sukarno dalam Manifesto Politik dan kita sudah beritahukan kepada Jones. (Tepuktangan).

Mengenai imperialisme Belanda, perjuangan kita terhadapnya telah menempuh lompatan maju sejak Rakyat Indonesia, dipelopori oleh kaum buruhnya mengambil alih praktis semua perusahaan mereka.

Berhubung dengan ini tuntutan kita sekarang adalah : mobilisasi dan koordinasi seluruh kekuatan nasional untuk merebut kemerdekaan ekonomi yang lebih besar, dengan jalan antara lain menasionalisasi semua perusahaan-perusahaan Belanda termasuk modal Belanda didalam perusahaan-perusahaan campuran antara lain BPM. (Tepuktangan lama). Kita juga menuntut agar perusahaan-perusahaan bekas milik Belanda dijadikan Perusahaan-perusahaan pemerintah dan agar dicegah pemartikeliran perusahaan-perusahaan pemerintah.

Mengenai perjuangan kaum tani, Partai kita telah menyimpulkan pengalaman-pengalamannya dan merumuskan tugas-tugas selanjutnya ketika Partai melangsungkan untuk pertama kalinya Konferensi Nasional Tani beberapa waktu yang lalu.

Berhubung dengan ini kita masukkan kedalam Rencana Perubahan Program yaitu didalam Program Tuntutan kesimpulan-kesimpulan terpenting dari Konferensi Tani itu, yakni : pertama, agar diperbaiki keadaan kaum tani dengan mewajibkan tuan tanah-tuan tanah menurunkan sewa tanah, sehingga kaum tani penyewa tanah menerima minimum 60% dan tuan tanah menerima maksimum 40%  dari hasil panenan (Tepuktangan) ; kedua agar dibatasi milik tanah tuan tanah serta dibeli  tanah-tanah kelebihan dari tuan tanah itu dengan cara dan harga yang ditentukan oleh pemerintah dan agar dibagikan tanah-tanah itu kepada kaum tani tak bertanah dan tani miskin (Tepuktangan ) ; ketiga, agar disita tanah dan milik lain dari kaum tuan tanah yang memihak gerombolan pengacau konta-revolusioner dan gerombalan-gerombolan teroris lainnya, dan agar dibagikan tanah-tanah itu kepada kaum tani tak bertanah dan tani miskin. (Tepuktangan).

Mengenai perjuangan untuk suatu Konstitusi yang demokratis, perkembangannya sudah demikian rupa sehingga kita sekarang kembali sudah ke UUD 1945.

Berhubung dengan ini kita rumuskan tuntutan : Laksanakan UUD 1945 sesuai dengan jiwa, semangat dan watak Revolusi Agustus 1945, yang anti-imperialis dan demokratis.

Mengenai susunn pemerintah, Presiden Sukarno telah melantunkan Konsepsinya yang terkenal sebagai Konsepsi Presiden. Konsepsi itu, seperti diketahui, pada pokoknya menganjurkan dibentuknya suatu pemerintah gotong-royong. Jadi suatu pemerintah koalisi nasional atau boleh dinamakan Kabinet Ho-lopis-kuntul-baris. (Tepuktangan).

Berhubung dengan ini, sekalipun Program Tuntutan yang kita susun bisa dilaksanakan oleh pemerintah yang menghendaki bantuan Rakyat, apabila pemerintah mau menempuh jalan kemerdekaan nasional, demokrasi dan kemajuan bagi Indonesia, tetapi tegas-tegas pula kita nyatakan Program Tuntutan itu yang paling baik ialah jika dilaksanakan oleh suatu pemerintah gotong-royong. (Tepuktangan).

Dan berhubung dengan Sidang Pleno ke-IV Komite Sentral, yang barangkali merupakan Sidang Pleno CC yang terpenting selama masa antara Kongres yang lalu hingga sekarang, yang telah merumuskan semboyan “selesaikan tuntutan-tuntutan Revolusi Agustus 1945 sampai keakar-akarnya”, maka didalam Rencana Perubahan Program pendirian suatu pemerintah Demokrasi Rakyat kita rumuskan juga sebagai penyelesaian tuntutan-tuntutan Revolusi Agustus 1945 sampai keakar-akarnya.

Demikianlah tambahan-tambahan terpenting yang dimasukkan kedalam Rencana Perubahan Program. Penambahan ini tidak mengurangi sedikitpun kebenaran Program Kongres ke-V diwaktu yang sudah dan penambahan itu menjadi perlu semata-mata karena perkembangan keadaan, jadi karena adanya situasi-situasi baru.

 

6

Sekarang, dalam hal-hal apa Program Kongres ke-V kurang tepat sehingga sekarang harus dibikin lebih tepat?

Baiklah segera saja terangkan, bahwa kekurang-tepatan inipun pada umumnya akibat dari perkembangan keadaan. Seperti kawan-kawan maklum , adalah sudah menjadi hukum bahwa apa yang tepat buat satu ketika belum tentu tepat buat ketika lain.

Dalam Program Umum mislnya, jika tadinya kewajiban belajar yang Cuma-Cuma bagi anak lelaki maupun perempuan ditentukan sampai umur 12 tahun, sekarang kita rubah menjadi sampai umur 13 tahun, antara lain. Mengingat kenyataan, bahwa jika tadinya anak belajar dinegeri kita dimulai pada umur 6 tahun, sekarnag dimulai pada umur 7 tahun.

Dalam Program Tuntutan, untuk perbaikan nasib kaum buruh, jika tadinya kita menitikberatkan pada tuntutan menjamin semua hak dan kebebasan kepada kaum buruh untuk membela kepentingan-kepentingannya yang sah, sekarang, disamping meneruskan tuntutan ini dikemukakan perumusan agar diperbaiki jaminan sosial dan syarat-syarat kerja mereka.

Dalam Program Tuntutan juga, untuk perbaikan nasib kaum tani, jika tadinya yang kita tuntut dilarang adalah perampasan tanahgarapan kaum tani terutama dalam hubungannya dengan “perkebunan-perkebunan asing”, sekarang “asing”nya kita tiadakan dan tuntutan pelarangan itu kita bela dalam hubungannya dengan semua perkebunan, karena kenyataannya perampasan tanah garapan sekarang dilakukan terkadang oleh perkebunan-perkebunan asing, terkadang lagi oleh perkebunan-perkebunan-perkebunan bukan asing ; jika tadinya belum jelas pembelaan kita terhadap nasib pamongdesa, ini sekarang kita perjelas ; begitu juga, akibat Konfernas Tani yang bersejarah itu, sekarang kita perjelas pula pembelaan terhadap kaum nelayan dan terhadap koperasi-koperasi Rakyat.

Dalam Program Tuntutan pula, mengenai Irian Barat, jika tadinya tuntutan kita hanya berbunyi “mempertahankan Irian Barat tetap sebagai daerah Republik Indonesia”, sekarang. Sesudah mendapatkan pengalaman-pengalaman akibat berkembangnya gerakan pembebasan Irian Barat, tuntutan kita rumuskan sbb. : “Perhebat lebih lanjut perjuangan pembebasan Irian Barat dengan jalan menyusun kekuatan dalam negeri, menggalang semua potensi nasional, memodernisasi perlengkapan AD, ALRI, AURI, dan menarik solidaritas internasional, untuk menghadapi segala kemungkinan”.(Tepuktangan).

Demikianlah kawan-kawan, beberapa contoh tentang bagaimana kita bikin Program kita lebih tepat.

Penyempurnaan-penyempurnaan ini adalah penting, karena bagi kita kaum Komunis, Program Partai haruslah perumusan yang paling representatif mengenai kepentingan-kepentingan obyektif massa Rakyat serta pikiran dan perasaan massa Rakyat tentang hal-hal tertentu pada ketika-ketika tertentu.

 

7

Kawan-kawan,

Pengalaman-pengalaman apa yang kita perdapat selama 5 tahun memperjuangkan Program Kongres ke-V?

Pada pokoknya ada dua macam pengalaman: yang tepat dan yang tidak tepat.

Yang tepat ditandai oleh dua ciri : pertama, memahami hubungannya antara Program dan kehidupan aktual ; kedua, memahami hubungannya antara Program Umum dan Program Tuntutan.

Barangsiapa hanya kenal Program tetapi tak kenal kehidupan aktual mereka itu seperti orang-orang kenal senjata tetapi tak kenal sasaran. (Tawa). Sebaliknya, barangsiapa hanya kenal kehidupan tetapi tak kenal Program, mereka itu seperti orang-orang kenal sasaran tetapi tak kenal senjata. Keduan-duanya tidak menembak! (Tepuktangan).

Memahami hubungan antara Program dan kehidupan aktual berarti memahami bahwa ada persatuan tetapi ada juga pertentangannya antara yang dua itu. Ada persatuan antara Program dan kehidupan aktual, karena Program itu sendiri lahir dari kehidupan aktual dan karena Program itu mencerminkan kehidupan aktual dalam perkembangannya yang progresif. Tetapi juga ada pertentangan antara Program dan kehidupan aktual, karena banyak hal-hal yang sudah ada didalam Program tetapi belum ada didalam kehidupan, sehingga harus diubah, harus dirombak kehidupan itu sampai ia menjadi sesuai dengan yang dirumuskan didalam Program .

Memahami hubungan antara Program Umum dan Program Tuntutan berarti memahami bahwa Program Tuntutan adalah sebagian daripada Program Umum dan maka itu memperjuangkannya harus memudahkan jalan bagi Program Umum, dan sebaliknya, Program Umum hanya bisa dilaksanakan melalui pelaksanaan Program Tuntutan.

Seperti dikatakan Kawan Aidit didalam laporannya kepada Sidang Pleno ke-IV Komite Sentral: “Program Umum dengan Program Tuntutan adalah berbeda, tetapi satu sama lain ada hubungannya, tidak terpisah”.

Lebih lanjut Kawan Aidit dalam Sidang Pleno tsb, mengatakan :

“Dengan Program Umumnya PKI mengemukakan apa yang menjadi tujuannya, apayang diperjuangkannya dalam seluruh tingkat revolusi nasional dan demokratis, atau disebut juga tingkat revolusi borjuis-demokratis. Pokok-pokok daripada program umum ini tidak akan berubah selama tuntutan-tuntutan Revolusi Agustus 1945 yang bersifat nasional dan demokratis belum dilaksanakan sampai ke akar-akarnya, jadi, program umum akan tetap menjadi Program PKI selama Demokrasi Rakyat belum menjadi kenyataan. Program Umum PKI adalah program yang terus-menerus harus dipropagandakan oleh kaum Komunis dan simpatisan-simpatisan Komunis sampai selesainya pelaksanaan tuntutan Revolusi agustus sampai keakar-akarnya. Program Umum PKI adalah program jangka panjang atau dasar kerjasama taraf tinggi antara PKI dengan semua Partai, dengan semua golongan dan perseorangan yang demokratis dan patriotik lainnya dalam menyelesaikan seluruh tuntutan Revolusi Agustus”.

“Tetapi PKI tidak hanya mempropagandakan Program jangka panjangnya, tidak hanya mempropagandakan program umumnya. PKI juga menunjukan jalan untuk memecahkan soal-soal kongkrit sekarang. Disamping mempropagandakan Program Umumnya , PKI mempersatukan Rakyat berdasarkan tuntutan-tuntutan politik dan ekonomi yang kongkrit sekarang dan menjadikan tuntutan kongkrit sekarang sebagai alas (Platform) untuk bekerja sama waktu sekarang dengan semua Partai, semua golongan dan perseorangan yang demokratis dan patriotik”.

Demikian penjelasan Kawan Aidit.

Adapun mengenai pengalaman yang tidak tepat, inipun ada dua macamnya : pertama, yang tidak melihat perbedaannya dan maka itu mencampur-adukan Program Umum dan Program Tuntutan ; dan kedua, yang tidak melihat saling hubungannya dan maka itu memisah-misahkan secara mutlak Program Umum dan Program Tuntutan.

Kesalahan yang pertama membikin kita tidak meletakkan titik-berat pada Program Tuntutan dan langsung memperjuangkan Program Umum, sehingga dengan demikian mempersempit Front, sedang kesalahan yang kedua bisa membikin kita berhenti pada Program Tuntutan dan tidak memperjuangkannya untuk tujuan Program Umum.

Sedikit banyaknya kesalahan-kesalahan seperti ini pernah ada di dalam Partai, kalau tidak secara nasional, secara lokal, kalau tidak untuk waktu lama,  untuk waktu singkat. tetapi justru pengalaman-pengalaman itu, sekalipun lokal dan untuk waktu singkat, telah membikin Partai kita lebih dewasa dan lebih matang dalam memahami, menggunakan dan memperjuangkan Program Partai. Kesalahan diwaktu yang sudah akan menghindarkan kesalahan yang sama diwaktu yang akan datang, asal kita menyimpulkan kesalahan-kesalahan itu dan menjadikannya pelajaran. Ini sangat penting bagi perkembangan partai kita diwaktu-waktu yang akan datang.

 

8

Bagaimana sebenarnya hubungan secara teori dan secara praktek antara Program Umum dan Program Tuntutan ?

Hubungan ini sesungguhnya adalah hubungan antara revolusi dan reformasi, yang seperti dikatan oleh Kawan Lenin hanya bisa didefinisikan secara presis dan tepat oleh Marxisme.

Untuk memahami masalah ini secara setepatnya, adalah sangat berguna jika kita mempelajari tulisan-tulisan dan pidato-pidato Kawan Lenin mengenai Revolusi Sosialis Oktober, yang terutama disusunnya antara tahun 1918 dan 1922.

Di dalam salah satu tulisannya itu Kawan Lenin menegaskan bahwa tingkat revolusi yang satu dan tingkat revolusi yang lain “tidak dipisahkan……..oleh tembok besar Tiongkok”. Jadi, dari sini dapatlah kita menarik kesimpulan, bahwa antara sesuatu Program Umum dan sesuatu Program Tuntutan pada sesuatu tingkat revolusi tertentupun tidak ada “tembok besar Tiongkok” yang memisahkannya.

Marilah saja ambil contoh yang kongkrit.

Di dalam Program yang belum di ubah, yaitu Program Kongres ke-V, kita menuntut dilepaskannya Indonesia dari Uni Indonesia-Belanda, dikirimkannya kembali MMB dan dibatalkannya KMB di dalam Program Tuntutan, tetapi juga di dalam Program Umum. Artinya, ketika itu kita mempersiapkan diri untuk kemungkinannyatuntutan-tuntutan itu baru terlaksana di dalam Demokrasi Rakyat. Tetapi apa jadinya? Kita masih jauh atau agak jauh dari Demokrasi Rakyat, tuntutan-tuntutan pembatalan “Uni”, pemulangan MMB dan pembatalan KMB itu sudah terlaksana ke tiga-tiganya.

Sebaliknya, didalam Rencana Perubahan Program sekarang kita memasukkan soal Irian Barat di dalam Program Tuntutan. Tetapi ini bukannya berarti kepastian bahwa Irian Barat akan bebas sebelum Demokrasi Rakyat. Kita harus siap untuk kemungkinannya Irian Barat belum berhasil kita bebaskan,sekalipun Demokrasi Rakyat sudah dicapai dibagian-bagian lain Indonesia. Sekurang-kurangnya teoritis kemungkinan ini ada, dan praktispun dia bukan suatu kemustahilan. (Tepuk tangan).

Bahwa sebagian dari apa yang tercantum di dalam Program Umum bisa dicapai sebelum Demokrasi Rakyat, sedang sebaliknya sebagian dari apa yang tercantum didalam Program Tuntutan bisa belum tercapai di waktu Demokrasi Rakyat sudah berdiri, kemungkinan-kemungkinan yang bukan “harga mati” (Tawa) ini hanya membuktikan tidak adanya “tembok besar Tiongkok” yang memisahkan antara Program Umum dan Program Tuntutan.

Jadi bagaimana hubungan antara Program Umum dan Program Tuntutan, atau antara tuntutan pokok dan tuntutan bagian, antara revolusi dan reformasi?

Kawan Lenin memberikan batasan begini : “reformasi adalah hasil sampingan dari perjuangan klas revolusioner proletariat “. Hubungan ini, kata Kawan Lenin selanjutnya, “merupakan dasar daripada taktik revolusioner proletariat”, merupakan “ ABC” nya.

Di sepanjang perjuangan klas revolusioner proletariat, tuntutan-tuntutan bagian atau reformasi-reformasi dimenangkan sebagai “hasil sampingan”. Tetapi tanpa dia, tidak mungkin kita memenangkan tuntutan pokok atau revolusi. Tercapainya Program Tuntutan jadinya meretas jalan bagi tercapainya Program Umum.

Barang siapa mencoba memenangkan Program Umum tanpa melalui perjuangan untuk Program Tuntutan, mereka itu tak tahu sama sekali ABC-Marxisme tentang taktik. (Tawa). Mereka menjalani kesalahan “kiri”. Sebaliknya, barang siapa puas dengan hasil-hasil reformasi dan berhenti pada hasil-hasil reformasi, tidak meneruskannya kepada pencapaian Program Umum, mereka itu bukan Marxis sama  sekali. (Tepuk tangan). Mereka menjalani kesalahan kanan. Untunglah bahwa dua macam penyelewengan besar ini pada pokoknya tidak terdapat lagi didalam Partai kita. (Tepuk tangan).

 

9

Kawan-kawan,

Jika kita didalam Kongres ini mengkonstatasikan bahwa pada pokoknya penyelewengan-penyelewengan besar, baik yang ke “kiri” maupun yang ke kanan mengenai pelaksanaan Program Partai, tidak terdapat lagi di dalam Partai kita, kitapun sadar bahwa deadaan yang baik ini bukannya terjadi dalam waktu sehari-semalam.

Peranan besar telah dimainkan oleh Plan 3 Tahun ke-I Pendidikan.

Kawan Aidit mengatakan bahwa “persatuan didalam Partai hanya mungkin jika didasarkan atas persatuan pikiran, persatuan ideologi, yaitu pikiran atau ideologi Marxisme-Leninisme”. Kemudian dikatakan oleh Kawan Aidit, bahwa “soal persatuan dalam pikiran dikalangan Kaum Komunis adalah soal Pendidikan bagi seluruh anggota Partai”.

Dengan Plan 3 Tahun ke-I Pendidikan yang telah kita lakukan ialah “pendidikan tentang prinsip-prinsip fundamental Marxime-Leninisme, dan pendidikan mempertahankan pandangan klas, sikap klas dan metode klsa, melawan semua ideologi yang salah “.

Ketika mengantarkan usul Plan 3 Tahun ke-I Pendidikan itu didalam Sidang Pleno ke-IV CC saja telah mengatakan bahwa “jika rancangan ini kita selesaikan, maka tiga tahun lagi kita akan mempunyai beberapa ribu kader yang dididik langsung oleh CC, oleh Provcom-Provcom dan Komite-Komite lainnya“.

Dari laporan yang akan disampaikan Kawan A. Anwar Sanusi saja kira akan ternyat bahwa jatah yang dirancangkan ini telah tercapai dengan baik.

Didalam Sidang Pleno ke-IV CC juga telah dikatakan bahwa “jika rencana ini kita laksanakan, maka kita akan terbebas dari perdebatan-perdebatan yang tidak perlu, dan kita akan mempersoalkan semua soal kita dengan titik pangkal yang satu dan sama, dengan landasan yang satu dan sama. Ini akan lebih mendewasakan Partai kita”.

Demikianlah peranan plan pendidikan yang kita bayangkan tempohari, dan demikianlah peranan plan pendidikan menurut pengalaman kita sekarang.

Karena kita telah menyelesaikan Plan 3 Tahun ke-1 Pendidikan itu dengan baik, maka yang dikatakan Kawan Aidit “persatuan fikiran” itu telah terjamin didalam Partai, dan justru inilah yang telah membikin Partai kita, seluruh Partai kita, melaksanakan Program Partai secara tepat, secara pada pokoknya terbebas dari penyelewengan-penyelewengan serius ke “kiri” maupun kekanan. (Tepuk tangan).

Seandainya tidak ada Plan 3 Tahun ke-I Pendidikan, tak tahulah kita apa akan jadinya Partai kita sekarang : mungkin ia besar dalam jumlah anggota, tetapi tidak bersatu dalam pikiran. Ini akan menyalahi dalil Marx, bahwa sekalipun benar kekuatan proletariat itu pertama-tama dalam jumlahnya, tetapi jumlah saja tidak cukup dan yang akan membikin bilangan jumlah itu berbicara adalah persatuannya. (Tepuk tangan).

Plan 3 Tahun ke-I Pendidikan telah mempersatukan Partai dalam pikiran. Plan 3 Tahun ke-II Pendidikan tentulah harus dan akan lebih memperkokoh persatuan pikiran didalam Partai itu. (Tepuk tangan).

 

10

Sampailah saj sekarang membicarakan peranan slogan atau semboyan didalam perjuangan mencapai Program Partai.

Tentang menetapkan dan menggunakan semboyan Partai kita telah mempunyai pengalaman-pengalaman yang tidak sedikit.

Sejak tahun 1950 kita mempunyai satu semboyan pokok, yang pelaksanaannya ternyata telah menentukan arah perjalanan sejarah di negeri kita. Semboyan pokok itu ialah : Batalkan KMB ! (Tepuk tangan).

Dengan semboyang inilah kita melangsungkan perjuangan anti-imperialisme, dengan semboyan inilah kita menggalang front persatuan nasional, dengan semboyan ini pulalah kita melaksanakan pembangunan Partai.

Sekarang, sesudah semakin jauh kita berjarak dari pembatalan KMB, semakin jelaslah bagi setiap kita betapa besar, bahkan betapa menentukan peranan slogan “Batalkan KMB!” itu dalam kehidupan politik, ekonomi, kultur dan militer di negeri kita.

Di dalam Kongres Nasional ke-V Partai kita menetapkan semboyan pokok “Mencapapai kemerdekaan nasional yang penuh dan perubahan-perubahan demokratis”, dengan melalui “Jalan ke Demokrasi Rakyat bagi Indonesia”.

Juga semboyan tentang “kemerdekaan penuh dan demokrasi” ini telah memainkan peranan yang sangat besar dalam kehidupan politik di negeri kita, dan dengan semboyan ini pulalah kita melaksanakan dua tugas urgent menggalang front persatuan dan membangun Partai.

Di dalam Sidang Pleno ke-IV CC yang terkenal itu semboyang pokok Kongres ke-V itu dituangkan pula kedalam bentuk baru yang lebih sesuai dengan bentuk-bentuk historis negeri kita dan dengan tuntutan situasi yang aktual. Seboyan tsb, adalah : Selesaikan tuntutan-tuntutan Revolusi Agustus 1945 sampai ke akar-akarnya!

Kedua semboyan yang hakekatnya sama ini – “mencapai kemerdekaan nasional yang penuh dan perubahan-perubahan demokratis” dan “menyelesaikan tuntutan-tuntutan Revolusi Agustus 1945 sampai ke akar-akarnya “ – adalah semboyan-semboyan strategis kita, yang akan tetap berlaku sampai terjadi perubahan-perubahan fundamental dalam masyarakat negeri kita, perubahan-perubahan Demokrasi Rakyat.

Dan setelah pada hari 21 Februari 1957 Presiden Sukarno memaklumkan Konsepsi Presiden yang menjadi mashur itu.  Sidang Pleno ke-V CC segera sesudah itu, merumuskan semboyan baru : “Ubah imbang kekuatan untuk melaksanakan Konsepsi Presiden Sukarno 100%”.

Ini adalah semboyan untuk mencapai suatu Pemerintah Koalisi Nasional atau suatu Pemerintah Gotong-royong,semboyan yang mencerminkan hasrat yang paling adil dari massa Rakyat sebelum kita sampai pada Demokrasi Rakyat. Dan semboyan tersebut masih dalam rangka perjuangan reformasi dilapangan politik, semboyan taktis.

Pengalaman kita mengenai semboyan-semboyan taktispun sudah agak banyak.

Jika sesuatu semboyan dirumuskan secara tepat, dan jika untuk memperjuangkannya dilakukan persiapan-persiapan yang cukup, maka ssemboyan-semboyan demikian biasanya mencapai hasil. Kita ingatlah bagaimana segera sesudah Kabinet Sukiman jatuh kita rumuskan semboyan taktis “Bentuk kabinet yang membebaskan semua tahanan Razia Agustus” -  semboyan ini mencapai hasil (tepuk tangan) ; kita ingatlah bagaimana segera sesudah Kabinet Wilopo jatuh kita rumuskan semboyan taktis “Bentuk kabinet tanpa Masyumi” -  semboyan ini mencapai hasil. (Tepuk tangan). Begitulah dalam menghadapi setiap situasi politik yang gawat Partai selalu tampil dengan semboyannya yang tersendiri. Ini kita lakukan di waktu kita mendorong Pemerintah untuk tegas-tegas membasmi DI-TII, ini kita lakukan di waktu kita mendorong Pemerintah melawan intervensi Amerika, subversi Kuomintang dan kontra-revolusi “PRRI-Permesta”. Disaat melabrak “PRRI-Permesta” itu kita lancarkan semboyan “dwi tunggal Tentara dan Rakyat”, dan sesudah perusahaan-perusahaan bekas Belanda yang diambil alih oleh kaum buruh di oper oleh Pemerintah, kita lancarkan semboyan : “pimpinan patriotik, pertinggi produksi, cegah korupsi dan sabotase, jamin demokrasi dan perbaiki nasib buruh”. (Tepuk tangan). Semboyan-semboyan taktis ini, satu demi satu, telah berlaku sebagi obor yang menyala dan dijunjung dibagian depan barisan kita, yang menerangi jalan kita dan yang membawa keadaan maju.

Pada saat-saat akhir-akhir ini kitapun merumuskan sebuah semboyan baru dalam memimpin perjuangan kaumtani, yang bunyinya singkat sekali, tetapi yang jika berhasil kita laksanakan akan menentukan sejarah yang panjang yaitu semboyan : “6 : 4”. (Tepuk tangan).

Dan menjelang Kongres kita yang sekarang ini, Komite Sentral telah merumuskan 4 semboyan pokok yang terkenal.

Semboyan pertama “Dengan PKI di depan meneruskan perjuangan Rakyat untuk Indonesia yang merdeka penuh dan demokratis”, ditujukan untuk merealisasi rol pimpinan Partai dalam perjuangan mencapai Indonesia yang merdeka penuh dan demokratis, jadi untuk mencapai tujuan strategis.

Semboyan ke dua “Perbaiki pekerjaan front nasional, pencilkan lebih lanjut kekuatan kepala batu” (tepuk tangan) ditujukan untuk menggalang kekuatan bangsa seluas mungkin guna mengalahkan kaum kepala batu. Semboyan ini adalh semboyan untuk tujuan taktis maupun tujuan strategis.

Semboyan ketiga “Perkuat front internasional anti-kolonial dan untuk perdamaian” (tepuk tangan) adalah medium politik luar negeri Partai, yang berarti penerusan secara konsekwen dari keputusan-keputusan Konferensi Asia-Afrika yang besar di Bandung itu.

Seboyang ke empat “Lanjutkan pembangunan Partai di seluruh negeri yang bersatu erat dengan massa, yang terkonsolidasi di lapangan  ideologi, politik dan organisasi” (tepuk tangan) adalah semboyan garis umum pembangunan Partai.

Ke empat-empat semboyan ini harus pertama-tama di abdikan kepada semboyan “Untuk Demokrasi dan Kabinet Gotong-royong “ (seruan: “Hidup !,Hidup !”, tepuktangan lama) jadi untuk tujuan taktis Partai yang terpenting, tetapi yang sekaligus akan mendekatkan kita pada tujuan strategis.

Dalam perjuangan politik semboyan tidak bisa ditinggalkan. Ia adalah syarat mutlak. Sudah tentu, yang saya maksudkan, semboyan yang tepat. (Tawa). Kitapun tentu saja harus mengingat, bahwa semboyan yang tepat saja tidak cukup, dan bahwa yang tidak kalah pentingnya adalah persiapan-persiapan disegala bidang untuk terlaksananya sesuatu semboyan.

Apakah sesungguhnya semboyan itu?

Semboyan, tidak lain adalah, perumusan yang singkat dan jelas tentang sesuatu tujuan atau soal, yang diajukan pada saat-saat tertentu pada keadaan-keadaan tertentu.

Juga dalam kehidupan-intern Partai kita membutuhkan dan memang menggunakan semboyan-semboyan, seperti misalnya semboyan “turun kebawa” atau semboyan yang dalam Kongres ini diajukan yaitu “ tahu Marxisme-Leninisme dan kenal keadaan”.

Pendeknya, didalam kehidupan Partai maupun dalam kehidupan politik nasional atau internasional, semboyan itu selalu diperlukan. Dan pengalaman Partai kita selama ini, khususnya antara Kongres Nasional ke-V hingga Kongres yang sekarang ini, telah mengajar kepada kita betapa ruginya jika kita tidak memahami dan maka itu mengabaikan peranan semboyan, sebaiknya, betapa menguntungkannya jika kita memahami dan maka itu menempatkan dan menggunakan setepat-tepatnya peranan semboyan-semboyan revolusioner dalam perjuangan revolusioner.

 

11

Kawan-kawan,

Perjuangan klas revolusioner selalu adalah perjuangan yang bersegi banyak, perjuangan yang meliputi kepentingan kaum buruh, kaum tani, kaum intelegensia, dll, perjuangan yang mempunyai segi-segi politik, ekonomi dan kultural, perjuangan yang mempunyai segi-segi nasional dan internasional.

Oleh sebab itu perjuangan klas revolusioner selalu menghimpun, selain kaum buruh juga kaum tani, kaum intelegensia, dan elemen-elemen demokratis lainnya : ia selalu mengatakan dirinya dengan media-media politik seperti parlementarisme, rapat-rapat dan demonstrasi-demonstrasi massa, pers, dan literatur politik, media-media ekonomi seperti pemogokan dan boikot, saling bantu dan gotong royong, dan media-media kultural seperti musik, sastra, film, seni drama, ilmu, dll.

Tiap-tiap segi sudah tentu mempunyai pernyataan-pernyataanya sendiri-sendiri, bentuknya sendiri-sendiri, tetapi kesemuanya selalu berputar pada satu poros, dan poros itu ialah tujuan politik yang langsung yang menjadi tuntutan keadaan pada satu-satu ketika, sebagaimana yang diformulasikan didalam semboyan-semboyan taktik Partai.

Bukankah kita semua masih ingat bahwa ketika semboyan taktik Partai yang pokok “Batalkan KMB!”, segala sesuatu berjalan dengan “pembatalan KMB” sebagai poros? Gerakan buruh dan gerakan pemuda, gerakan tani, wanita veteran, mahasiswa dan kebudayaan, semuanya ketika itu untuk pembatalan KMB.

Hanya berkat pemusatan yang demikianlah maka semboyan taktik Partai yang pokok itu mencapai hasilnya dengan gilang-gemilang.

Sekarang, kita melangsungkan Kongres Nasional ke-VI Partai ini dibawah semboyan “ Untuk Demokrasi dan Kabinet Gotong-royong”. Ini berarti bahwa aktivitas Partai di hari-hari, dibulan-bulan, dan ditahun-tahun, sesudah Kongres ini akan ditujukan untuk mempertahankan hak-hak dan bahkan meluaskan hak-hak demokrasi bagi Rakyat, dan untuk terbentuknya suatu kabinet gotongroyong, yang seperti dikatakan Presiden Sukarno ketika melantik anggota-anggota DPA, Depernas dan Bapekan pertengahan bulan yang lalu, merupakan syarat mutlak bagi kelangsungan hidup Republik kita. (Tepuktangan).

Jadi, untuk demokrasi dan kabinet gotong-royong haruslah menjadi poros yang akan memutar seluruh roda perjuangan revolusioner dinegeri kita untuk tahun-tahun yang akan datang ini. (Tepuk tangan).

Dan jika kita bandingkan semboyan “Batalkan KMB !” dari Kongres yang lalu dengan semboyan Kongres sekarang “Untuk Demokrasi dan Kabinet Gotongroyong” maka jelaslah dimana letak perbedaannya : dulu kita coba diisolasi oleh kaum reaksioner Masyumi-PSI, sekarang tukang-tukang isolasinya yang terisolasi ! (Tawa, tepuktangan lama).

 

12

Kawan-kawan yang tercinta,

Kongres yang mulia,

Demikianlah pengantar saja atas Rencana Perubahan Program yang diajukan kepada Kongres ini untuk dimintakan persetujuannya.

Dengan Program yang telah diperbaharui ini yang terdiri dari 10 Program Umum dan 50 Program Tuntutan, Partai kita dipersenjatai dengan sangkur yang baru diasah (tawa), yang akan memudahkannya untuk membabat rintangan demi rintangan yang ada didepannya, dengan demikian memperlebar jalan Rakyat Indonesia menuju kemasyarakatan yang benar-benar adil dan makmur, yaitu masyarakat yang merdeka penuh dan demokratis, dimana tuntutan-tuntutan Revolusi Agustus 1945 telah terlaksana sampai keakar-akarnya.

Selama ini telah terbukti bahwa jalannya sejarah membenarkan Program Partai Komunis Indonesia. Kita tak ragu sedikitpun, bahwa 5 tahun lagi, 10 tahun lagi atau lebih, Rakyat akan menjadi saksi bahwa lagi-lagi jalan sejarah membenarkan Program PKI. (Tepuktangan lama, seruan : “Hidup !”).

Ini mungkin dan ini akan terjadi, karena, seperti yang dikatakan Karl Marx didalam “Kritik atas Program Gotha”, sebuah program itu “harus dipersiapkan oleh suatu masa panjang aktivitas bersama”. Masa aktivitas bersama dari Rakyat kita yang mempersiapkan Program ini telah berlangsung 14 tahun.

PKI menyusun Programnya bukan hanya untuk diumumkan, tetapi untuk dilaksanakan dalam kehidupan aktual. Dan PKI tidak pernah gagal melaksanakan Programnya didalam praktek, selama PKI bersandar pada massa, selama PKI setia kepada garis massa, selama PKI belajar dari massa agar bisa mengajar massa untuk kemudian belajar lagi dari massa.(Tepuktangan).

Langit pagi sudah memerah (tawa, tepuktangan), tanda hari bahagia bagi Rakyat Indonesia akan tiba (Tepuktangan). Mari kita perhebat usaha untuk menyongsong datangnya hari idam-idaman itu!

Hidup Partai Komunis dan Rakyat Indonesia yang jaya ! (Tepuktangan lama, seruan-seruan : “Hidup PKI !, Hidup PKI !”).