Pidato Kawan Bachtiar

(Riau)

Sumber: Bintang Merah Nomor Special Jilid II, Dokumen-Dokumen Kongres Nasional Ke-VI Partai Komunis Indonesia, 7-14 September 1959. Yayasan Pembaruan, Jakarta 1960


Kawan-kawan Presidium dan kawan-kawan pengunjung Kongres yang terhormat!

Saya menyetujui sepenuhnya Rencana Perubahan Konstitusi PKI yang disampaikan oleh Kawan M. H. Lukman, Wakil Sekretaris Jenderal I CC PKI.

Di bawah ini saya hendak mengemukakan pengalaman saya yang saya peroleh dari pekerjaan sehari-hari di dalam Partai mengenai soal pimpinan kolektif.

Pimpinan kolektif adalah satu masalah yang pokok dalam sentralisme-demokratis. Pimpinan kolektif adalah pimpinan yang paling berguna dan baik untuk mengembangkan kegiatan seluruh anggota pimpinan Partai dan juga paling objektif untuk mengerahkan serta mengembangkan kegiatan-kegiatan massa rakyat dan dengan demikian dapat membimbing rakyat menuju kepada kemenangannya.

Kawan-kawan,

Menurut pengalaman kami, jika hendak memperkuat pimpinan kolektif, kita harus dengan sepenuhnya mengembangkan demokrasi dalam Partai. Menyempurnakan pimpinan Partai harus ditempatkan kader-kader pada kedudukannya yang tepat, menyempurnakan cara kerjanya dan mengadakan pembagian tugas yang merata. Maka dengan demikian seluruh anggota pimpinan Partai mengambil bagian aktif dalam melakukan tugas-tugas Partai. Tiap kali mengadakan sidang dan diskusi-diskusi untuk memecahkan dan menyimpulkan soal-soal yang penting, Sekretaris harus terlebih dahulu mempersiapkan bahan-bahannya dan sebelum didiskusikan sebaiknya persoalannya supaya dikemukakan secara jelas. Dalam diskusi harus dipecahkan persoalan-persoalan tersebut secara mendalam hingga kesimpulan-kesimpulannya dapat diyakini. Jika dalam diskusi itu terjadi perselisihan pendapat di antara satu dengan lainnya, janganlah mengambil kesimpulan terburu-buru dan kalau perlu ditunda sementara agar membuat kesimpulan yang bulat sebagai syarat memelihara kesatuan dalam Partai.

Dalam hal pekerjaan kolektif Sekretaris Comite mempunyai peranan penting. Ia harus banyak berhubungan erat dengan anggota-anggota pimpinan Partai, harus memperhatikan pendapat-pendapat dan keterangan-keterangan tentang keadaan massa rakyat, ia harus pandai dan sigap mengorganisasi kawan-kawan dalam pekerjaan untuk menyelidiki persoalan-persoalan dengan cepat dan dengan segera mengajukan pendapat serta segera pula didiskusikan dengan badan-badan kolektif untuk diambil kesimpulan yang objektif.

Sekretaris harus menjadi teladan dan contoh dalam soal mengembangkan demokrasi dan berani melakukan kritik dan selfkritik.

Kawan-kawan,

Pimpinan kolektif bisa berjalan dengan sempurna kalau politik garis massa sungguh-sungguh kita laksanakan. Jika garis massa tidak konsekuen dilaksanakan, maka juga pimpinan kolektif tidak akan ada artinya. Tugas pimpinan kolektif harus bersandarkan kepada kepentingan massa. Menjalankan garis massa sepenuhnya, mengembangkan demokrasi dan dengan sungguh-sungguh mencerminkan kepentingan massa, sesudah meminta dan mengumpulkan pendapat-pendapat massa. Selain daripada itu, kita tidak hanya harus berunding dengan massa sebelum mengambil keputusan, tetapi juga harus berunding dengan massa dalam pelaksanaannya, sehingga perpaduan antara pimpinan dengan massa betul-betul tercapai dan cara kerja dari massa kembali ke massa terlaksana.

Hanya dengan demikian, kita baru dapat menjamin tepatnya pimpinan Partai, sehingga memperkecil kesalahan-kesalahan.

Kawan-kawan,

Selanjutnya untuk mengatasi kontradiksi-kontradiksi di kalangan pimpinan mesti mendengarkan suara-suara dari massa dan meninjau keadaan-keadaan tersebut secara objektif. Dan setelah bahan-bahan tersebut lengkap barulah hal itu didiskusikan untuk diambil kesimpulan yang tepat serta yang dapat diyakini oleh seluruh pimpinan kolektif.

Kawan-kawan,

Untuk melaksanakan sentralisme-demokratis, badan pimpinan harus sungguh-sungguh mendiskusikan instruksi-instruksi CC dan yang berkepentingan mengambil kesimpulan untuk segera dilaksanakan. Demikian pulalah Comite-comite bawahan lainnya harus bersikap bila menerima instruksi-instruksi dari Comite atasan, dan tidak boleh sama sekali melengahkan instruksi-instruksi ini. Selanjutnya bila instruksi tersebut telah dilaksanakan atau belum dilaksanakan, maka tentang hal itu harus segera dilaporkan.

Dalam diskusi-diskusi kita harus juga menghargai minoritas. Ada kalanya anggota pimpinan Partai tidak suka mendengarkan dan mempertimbangkan pendapat minoritas, atau ada yang takut untuk mengajukan pendapatnya yang berlawanan. Ini tidak tepat dan kita wajib mempertimbangkan segala pendapat dan mendiskusikannya untuk menarik kesimpulan sebab ada juga pendapat minoritas yang tepat dan karena itu kita harus menerimanya. Jika pikiran minoritas tenyata tidak tepat, mereka ini harus diyakinkan benar, sehingga dengan demikian tetap dapat terpelihara adanya  kesatuan dalam pimpinan.

Kawan-kawan,

Pimpinan kolektif yang sungguh-sungguh itu harus dipadukan dengan tanggung jawab perseorangan. Pada umumnya harus waspada terhadap perbuatan yang merusak pimpinan kolektif Partai, seperti gejala-gejala mengambil keputusan sendirian terhadap soal-soal yang penting, tidak memberikan contoh dan teladan yang baik, ceroboh bekerja dan sebagainya.

Kawan-kawan,

Dalam perkembangan Partai yang merata di negeri kita dan dalam perjuangan yang sengit ini asal saja pimpinan Partai kita dengan konsekuen melaksanakan prinsip bersandar kepada massa, dengan teguh berpegang pada cara memimpin “dari massa kembali ke massa”, dengan teguh melaksanakan prinsip mendukung demokrasi yang seluas-luasnya dengan sentralisme yang memusat, maka tentu dapat mempertinggi mutu pimpinan Partai kita.

Sekian!