Pidato Kawan Njono

(Sekretaris Jendral Dewan Nasional SOBSI)

Sumber: Bintang Merah Nomor Special Jilid II, Dokumen-Dokumen Kongres Nasional Ke-VI Partai Komunis Indonesia, 7-14 September 1959. Yayasan Pembaruan, Jakarta 1960


Kawan-kawan,

Saya sepenuhnya menyetujui Laporan Umum Kawan D. N. Aidit yang disampaikan atas nama Comite Central Partai.

Laporan Umum yang berjudul “Untuk Demokrasi dan Kabinet Gotong-Royong”, cukup jelas membentangkan perspektif politik di hari-hari yang akan datang, perspektif politik yang menjadi milik massa Rakyat. Perspektif politik ini dalam pokoknya adalah perspektif baik, meskipun harus direbut melalui jalan yang tidak sedikit duri dan ranjaunya, halangan dan rintangannya.

Laporan Umum telah bicara dengan bahasa yang terang, bahwa bahaya fasis yang berupa bahaya diktator militer masih belum lenyap dari kehidupan politik negeri kita. Tepat sekali apa yang ditandaskan dalam Laporan Umum, bahwa dalam pertarungan antara demokrasi dan fasisme, dapat diperhitungkan dengan pasti bahwa kemenangan akan ada di pihak demokrasi. Kemenangan demokrasi ini terutama ditentukan oleh tingginya kesadaran politik Rakyat yang sudah cukup mengalami dan mengerti apa artinya hidup tanpa demokrasi.

Perspektif politik lainnya yang ditunjukkan dalam Laporan Umum ialah, bahwa Rakyat Indonesia akan terus memperjuangkan pembentukan Kabinet Gotong-Royong di bawah pimpinan Presiden Sukarno, baik lewat penggantian menteri-menteri yang tidak tepat maupun dengan mengadakan perombakan kabinet keseluruhannya. Tuntutan ini sangat adil dan oleh karena itu cepat atau lambat pasti akan terlaksana. Tentang masuknya PKI dalam kabinet sekarang ini dianggap oleh massa Rakyat sebagai salah satu hal yang adil dan wajar.

Kawan-kawan,

Menjelaskan perspektif politik yang baik kepada kaum buruh, sudah barang tentu juga kepada kaum tani dan massa pekerja lainnya, tanpa menutup-nutupi rintangan-rintangan dan halangan-halangan yang ada, mempunyai arti politik yang sangat penting, karena ini akan merupakan sinar terang yang menembus dada massa banyak yang hidupnya sekarang ini penuh dengan rasa cemas, apa yang akan dimakan esok hari dan bagaimana hari depan anak-istrinya, rasa cemas yang ditimbulkan oleh beban penghidupan mereka sehari-hari yang makin berat, akibat Indonesia hingga sekarang masih tetap berada dalam cengkeraman krisis ekonomi. Sinar terang ini membangunkan harapan-harapan baru dan jika dipimpin baik akan meningkat menjadi tenaga raksasa Rakyat yang sanggup mengubah keadaan-keadaan yang tidak baik menjadi hal-hal baik.

Kaum buruh Indonesia sudah pasti menyambut dengan gembira, bahwa sesuai dengan harapan-harapan yang mereka ajukan. Kongres Partai kita sekarang ini membahas dengan seksama kehidupan mereka sehari-hari yang bertambah berat, tingkat hidup mereka yang terus-menerus merosot, upah riil mereka yang terus melorot, karena harga barang-barang kebutuhan sehari-hari terus membumbung tinggi, nasib mereka yang tidak ketentuan karena bertambah besarnya ancaman pemecatan dan meluasnya pengangguran. Apalagi dalam Laporan Umum Kawan D. N. Aidit ditegaskan, bahwa menjadi kewajiban Partai Komunis Indonesia dan serikat-serikat buruh untuk dengan gigih melawan pemecatan, mencegah kenaikan harga, berjuang untuk kenaikan upah, kenaikan pangkat dan perbaikan jaminan sosial kaum buruh dan pegawai.

Sambutan gembira daripada kaum buruh terhadap Kongres kita yang mulia sangat besar artinya. Hal ini akan memberikan kemungkinan yang baik bagi Partai untuk menarik bagian yang terbesar daripada kaum buruh Indonesia ke pihak Partai.

Berulang kali dikemukakan oleh Partai, bahwa bekerja di kalangan kaum buruh dan kaum tani tetap merupakan bentuk kegiatan yang terpenting dan pokok daripada Partai. Selalu mengingatkan kembali kepada anggota-anggota dan kader-kader Partai kepada bentuk kegiatan yang terpenting dan pokok daripada Partai sangat diperlukan. Terbawa oleh banyaknya rangkapan-rangkapan kerja sehari-hari dan terseret oleh banyaknya pekerjaan parlementer membikin kita kadang-kadang atau sering kali kurang tekun menghubungkan soal-soal sehari-hari dengan soal-soal pokok daripada Revolusi dan Partai. Ibarat pohon yang sedang tumbuh, pekerjaan Partai sekarang ini memang makin banyak cabang dan rantingnya, dan makin rindang daunnya, tetapi semuanya ini tidak menghilangkan batang dan akarnya.

Kawan-kawan,

Dalam Laporan Umum, bagian Pimpinan Partai pada Gerakan Massa, disimpulkan bahwa sampai sekarang pekerjaan massa daripada Partai masih belum memuaskan. Betulkah kesimpulan Partai ini? Praktek kerja di kalangan kaum buruh selama ini membuktikan betulnya kesimpulan Partai. Sebagai salah satu bukti, baik kiranya saya kemukakan di sini, bahwa dalam Laporan Umum Sentral Biro SOBSI kepada Sidang ke-IV Dewan Nasional SOBSI pernah dikemukakan adanya gejala birokrasi dalam cara memimpin. Bentuk-bentuk umumnya di antaranya ialah kegiatan-kegiatan di atas kurang teguh dikombinasikan dengan aksi-aksi di bawah, dengan demikian kegiatan pimpinan kurang dihubungkan dengan usaha-usaha mengonsolidasi persatuan massa kaum buruh. Di kalangan serikat-serikat buruh pegawai negeri tampak adanya tanda-tanda terlalu menggantungkan penyelesaian persoalan kepada hasil-hasil kerja sama di pusat. Sering terjadi Parlemen dan Menteri-Menteri sudah dihubungi, tetapi massa buruhnya tidak cukup diajak bicara dan berunding.

Singkatnya pemaduan pimpinan dengan massa kurang dilaksanakan dengan konsekuen. Persoalannya sekarang, jika gejala birokrasi menghinggapi kalangan SOBSI dan serikat-serikat buruh anggotanya, siapa yang pertama-tama harus bertanggung jawab? Tidak bisa lain tentu kita kaum Komunis yang bekerja di kalangan kaum buruh, karena tulang punggung gerakan massa ialah Partai kita keseluruhannya. Gejala birokrasi ini sekarang mulai diatasi dengan mengadakan “gerakan turun ke bawah” yang dilakukan di kalangan Partai dan organisasi-organisasi massa untuk mempelajari kenyataan-kenyataan objektif di organisasi-organisasi basis untuk mengenal situasi kongkrit daripada massa dan untuk menghindarkan bahaya terpisah dari massa, betapa pun kecilnya bahaya ini.

Ada satu pengalaman tanya-jawab antara guru dan siswa, waktu ujian di Sekolah Sentral SOBSI. Guru bertanya: “Mengapa kita harus berhubungan erat dengan massa?” Jawab siswa: “Supaya kita kuat”. Guru terus mengejar tanya: “Apa sebabnya menjadi kuat”. Siswa pikir-pikir, dan jawaban-jawabannya tidak lancar. Tanya-jawab ini menunjukkan betapa teguhnya hati siswa kita yang percaya, bahwa hanya bersama massa kita menjadi kuat. Tetapi jika ditelaah lebih lanjut, tanya-jawab ini menunjukkan satu kenyataan, bahwa kita kaum Komunis masih kurang memakukan di kalangan aktivis-aktivis serikat-serikat buruh, satu pandangan hidup menurut filsafat kelas kita, bahwa massa Rakyat itu adalah “pencipta sejarah dan kebudayaan”. (tepuk tangan).

Dalam memperbaiki pelaksanaan garis massa ini, di kalangan serikat-serikat buruh pernah timbul persoalan di waktu menyokong Kabinet Juanda. Persoalan ini ialah dapatkah kontradiksi-kontradiksi dalam rangka kerja sama  nasional diselesaikan dengan melakukan aksi massa? Persoalan ini telah dibahas dalam sidang ke-IV Dewan Nasional SOBSI yang dilangsungkan di Jakarta pada bulan Desember 1958, dimana disimpulkan, bahwa sebaiknya kontradiksi-kontradiksi itu diselesaikan dengan jalan berunding. Tetapi jika keadaan memerlukan aksi-aksi massa dapat dilakukan. Sebagai garis aksi dirumuskan, supaya aksi-aksi yang dititikberatkan pada sifatnya yang massal dilakukan dengan menggunakan macam-macam cara dan bentuk yang berat-ringannya diselesaikan dengan keadaan dan keperluan dengan tidak meninggalkan jalan-jalan penyelesaian dengan berunding dan dengan tidak melupakan sasaran pokok perjuangan nasional sekarang ini, yaitu imperialisme asing dan komplotannya di dalam negeri.

Garis aksi ini sekarang terkenal dengan nama “1001 macam aksi”. Menciptakan seribu satu macam bentuk aksi bukan merupakan satu pekerjaan satu pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam waktu satu hari satu malam, tetapi merupakan satu pekerjaan yang membutuhkan banyak latihan dan pengalaman, satu pekerjaan yang memerlukan banyak inisiatif, satu pekerjaan yang bersifat rumit dan sulit. Dikatakan satu pekerjaan rumit, karena dalam situasi politik seperti sekarang yang dalam pokoknya bersifat baik, tetapi keadaannya sangat pelik, setiap aksi kebentur kepada macam-macam kontradiksi yang kita hadapi dalam memperbaiki pekerjaan front persatuan nasional, terutama kontradiksi-kontradiksi yang timbul sebagai akibat politik “pukul kanan dan pukul kiri” dari kaum nasionalis kanan, dan kontradiksi-kontradiksi yang timbul sebagai akibat perbuatan-perbuatan penyalahgunaan kekuasaan oleh sementara birokrat-birokrat dan koruptor-koruptor sipil dan militer. Dikatakan sulit, karena banyak aksi-aksi kaum buruh untuk memperbaiki nasibnya dan membela hak-haknya yang sah sekarang ini kebentur kepada macam-macam peraturan-peraturan militer yang membatasi hak-hak kebebasan demokratis dan di beberapa tempat peraturan-peraturan ini sering disalahgunakan. Keluh-kesah dan tuntutan-tuntutan makin santer terdengar dari kalangan kaum buruh yang melalui serikat buruhnya masing-masing mendesak kepada pemerintah, jika kaum buruh bersama-sama seluruh Rakyat akan di “holopis kuntul baris-kan” membantu pelaksanaan program Kabinet Sukarno-Juanda, Pemerintah harus segera bertindak mencabut semua peraturan yang membatasi hak-hak kebebasan demokratis. (tepuk tangan).

Setelah Dewan Nasional SOBSI mengeluarkan seruan, supaya aksi-aksi massa dikembangkan dalam macam-macam bentuk, timbullah satu kompetisi untuk menimbulkan 1001 macam aksi, malahan ada yang sanggup membikinnya sampai 2001 macam. (tepuk tangan). Apa rol kaum Komunis dalam hal ini? Tidak bisa lain tentu membantunya dengan segala pikiran dan tenaga, terutama dalam memberikan tuntunan-tuntunan politik, supaya garis aksi itu dilaksanakan sesuai dengan garis politik Partai dalam menyokong, membantu dan menagih Kabinet Sukarno-Juanda, terutama dalam mengatasi secara tepat kontradiksi-kontradiksi yang timbul dalam rangka kerja sama nasional dan dalam menuntut, supaya hak-hak demokrasi bagi Rakyat dipulihkan.

Kawan-kawan,

Syarat-syarat umum untuk menarik kaum buruh sebanyak-banyaknya ke dalam satu barisan yang bergerak di bawah panji-panji Partai cukup baik. Yang pertama-tama ialah gerakan buruh di Indonesia memiliki tradisi revolusioner yang tak mungkin terpatahkan. Singkatnya, jangan sampai ada Comite Partai yang menyatakan, urusan aksi cukup menjadi urusannya serikat buruh, toh sudah banyak Komunisnya.

Kaum buruh Indonesia tidak hanya memiliki tradisi revolusioner, juga telah memiliki satu vaksentral revolusioner yang besar dan vaksentral ini adalah SOBSI. (tepuk tangan). Serikat-serikat buruh anggota SOBSI sudah meliputi hampir semua lapangan kerja, pemerintah dan partikelir, terutama lapangan kerja yang vital. SOBSI berhasil mendorong maju semangat persatuan di kalangan kaum buruh dan semangat persatuan ini terus berkembang. Lebih lima tahun lamanya 71 serikat buruh dari hampir semua jawatan dan kementerian telah melakukan kerja sama dalam RKS Pusat SB-SB dan SS-SS Pegawai Negeri yang mewakili lebih dari 90% jumlah pegawai negeri sebanyak kurang lebih 800.000 tidak terhitung pekerja tetap dan lepas. Di kalangan kaum buruh di perusahaan-perusahaan modal besar asing di pusat, di tempat-tempat kerja, dan di daerah-daerah juga berhasil digalang kerja sama antara serikat-serikat buruh anggota dan bukan anggota SOBSI.

Kemajuan-kemajuan besar di lapangan gerakan buruh di Indonesia pada tahun-tahun belakangan ini tidak dapat dilepaskan dari jerih lelah kaum Komunis. Satu kenyataan ialah bahwa sejak lahirnya PKI, kaum Komunis banyak yang terjun di kalangan kaum buruh, membangunkan dan memimpin serikat-serikat buruh dan hal lini merupakan faktor politik yang sangat penting yang membikin gerakan buruh di Indonesia tidak subur bagi aliran reformis. (tepuk tangan).

Soalnya sekarang bagaimana syarat-syarat umum yang menguntungkan perkembangan Partai di kalangan kaum buruh lebih cepat dikembangkan, kalau bisa melompat. (tepuk tangan). Bagaimana jalannya, Laporan Umum sudah memberikan pedoman kerjanya yaitu memperbaiki pekerjaan massa daripada Partai, berpedoman pada prinsip “berjalan dengan dua kaki” yang berarti mengombinasikan pekerjaan berkobar-kobar dengan pekerjaan sehari-hari, dengan pekerjaan tekun. Dalam hubungan ini saya sepakat dengan apa yang dikonstatasi oleh Laporan Umum, bahwa pekerjaan berkobar-kobar dari Partai di kalangan kaum buruh sudah semakin baik, yang masih harus diperbaiki ialah pekerjaan yang tekun. Yang harus diperbaiki adalah terutama membangkitkan ketekunan bekerja dalam mengurus pekerjaan sehari-hari yang banyak ragamnya di organisasi-organisasi basis, mengembangkan pers dan propaganda, menyelenggarakan pendidikan bagi massa dan menghidupkan diskusi-diskusi dalam kelompok-kelompok serikat-serikat buruh.

Belum semua organisasi basis serikat-serikat buruh memasang papan-papan peneranganm dengan demikian penempelan Harian Rakyat, Bendera Buruh dan harian-harian atau majalah-majalah progresif lainnya masih belum merata di semua tempat kerja. Segala bentuk pers dan propaganda sekarang ini mulai dikembangkan, sungguhpun pengembangannya lebih lanjut secara aktif dan kreatif masih diperlukan. Mulai banyak semboyan-semboyan sekarang ditulis di bekas-bekas koran dan kertas-kertas, juga di tampah-tampah berhubung mahalnya harga bahan-bahan kain. Jika tidak cukup mempunyai uang untuk membeli papan hitam, bambu dan gedeg juga bisa dijadikan papan-papan penerangan yang, dalam praktek dikerjakan baik, tidak kalah indahnya dengan papan-papan penerangan dari papan hitam. Tetapi masalah ini masih belum cukup merata dipecahkan. Mengenai isinya papan-papan penerangan masih belum aneka warna, belum cukup mencerminkan kehidupan kaum buruh sehari-hari. Umumnya masih terbatas kepada penempelan koran-koran dan pengumuman-pengumuman organisasi-organisasi yang panjang lebar. Suka-duka kaum buruh sehari-hari, berita-berita keluarga, berita-berita film yang baik, berita-berita sepak bola, berita-berita mutasi pegawai, berita-berita pegawai yang dipensiun, karikatur-karikatur ciptaan kaum buruh sendiri dan seribu satu soal penghidupan kaum buruh sehari-hari masih belum menghias papan-papan penerangan yang ada.

Mengenai pendidikan bagi massa, hal ini meliputi 3 aktifitas yang penting, yaitu PBH, kursus kejuruan atau keahlian dan pendidikan politik. Ketiga aktifitas ini perlu dikembangkan semua dengan titik beratnya tetap pada pendidikan politik yang berarti menjadikan serikat-serikat buruh sebagai sekolah politik, sekolah untuk Komunisme, sebagaimana diperingatkan dalam Laporan Umum. (tepuk tangan). Melalui pendidikan politik yang teratur, persatuan kaum buruh di tempat-tempat kerja dapat dibajakan menjadi benteng-benteng persatuan buruh yang tidak mudah dipatahkan.

Arah daripada pendidikan politik bagi kaum buruh setepatnya pada waktu sekarang ditujukan untuk mematahkan sama sekali semua kampanye reaksioner untuk tidak mendapat pasaran di kalangan kaum buruh. Kampanye-kampanye reaksioner yang tidak boleh diremehkan adalah misalnya kampanye-kampanye yang hingga sekarang masih terus dilancarkan, yaitu mau menimpakan sebabnya keadaan Indonesia yang belum baik sekarang ini kepada adanya partai-partai, bukan kepada sisa-sisa kolonialisme yang masih bercokol di bumi Indonesia. Kampanye reaksioner lain ialah dijadikannya imperialis Amerika Serikat sebagai momok, jika PKI masuk dalam Kabinet Gotong-Royong, sedangkan kenyataannya ialah masuknya PKI dalam pemerintahan pusat akan lebih memperkuat persatuan Rakyat dan inilah sesungguhnya yang ditakuti oleh kaum imperialis asing dan komplotannya. (tepuk tangan). Sumber daripada kampanye-kampanye reaksioner ini perlu ditunjukkan dengan jelas kepada Rakyat, yaitu kaum imperialis asing dan kaki tangannya, orang-orang yang takut kebongkar dosanya seperti sementara birokrat-birokrat dan koruptor-koruptor sipil dan militer dan golongan-golongan lainnya yang bimbang.

Dalam Laporan Umum disimpulkan, bahwa serikat-serikat buruh di Indonesia seharusnya tidak ragu-ragu untuk memberikan pendidikan tentang Sosialisme kepada massa anggotanya, sebab tidak diragukan lagi bahwa massa kaum buruh Indonesia memandang Sosialisme sebagai satu-satunya yang dapat mengakhiri keadaannya yang buruk untuk selama-lamanya. Saya sepenuhnya sesuai dengan kesimpulan Laporan Umum ini. Mengenai soal politik praktis, berdasarkan atas pengalaman-pengalaman kaum buruh sendiri dan untuk memperkuat persatuan nasional, serikat-serikat buruh di Indonesia sekarang ini dapat menyatakan pendapat-pendapatnya terhadap tuntutan PKI untuk duduk bersama-sama dengan partai-partai dan golongan-golongan karya sipil dan militer yang mendukung UUD 1945 dalam Kabinet Gotong-Royong sesuai dengan Konsepsi Presiden. Perkembangan politik dalam negeri yang tidak dapat ditahan untuk terus bergeser ke kiri, karena massa Rakyat makin kuat menuntut perbaikan dalam lapangan penghidupan dan pemerintahan akan membikin soal masuknya PKI dalam Kabinet makin banyak menjadi buah bibir orang banyak, baik orang-orang yang suka maupun orang-orang yang tidak suka pada PKI (tepuk tangan), semuanya ini akan mendorong kepada serikat-serikat buruh dan organisasi-organisasi massa lainnya untuk menyatakan perasaan dan pikirannya.

Mengenai kelompok-kelompok serikat-serikat buruh, dalam hal ini dapat dikemukakan, bahwa belum di semua organisasi-organisasi basis serikat-serikat buruh sudah tersusun kelompok-kelompok. Pembentukan dan pemeliharaan kelompok-kelompok akan membawa hasil-hasil yang baik, jika dapat dicegah cara-cara kerja yang formal, yaitu menganggap pekerjaan sudah selesai jika sudah memegang daftar kelompok-kelompok tak terpisahkan dengan ketekunan dalam memberikan tata sibuk dan dalam mendidik kepala-kepala kelompok serta sedikit pun tak dapat dan tak boleh terpisah dari kehidupan kaum buruh itu sendiri, terutama dalam menyoalkan dan memecahkan suka-duka kaum buruh sehari-hari.

Hal lain yang masih perlu disemangatkan adalah perjuangan untuk membela dan memperluas hak-hak demokrasi di perusahaan-perusahaan yang tidak hanya menjamin hak-hak kebebasan serikat buruh untuk berapat, beraksi, dan melakukan kegiatan-kegiatan propaganda, juga yang menjamin diberikannya fasilitas-fasilitas kepada serikat-serikat buruh oleh pimpinan-pimpinan perusahaan-perusahaan dan majikan-majikan seperti pemberian kantor-kantor serikat buruh, dispensasi-dispensasi bagi pengurus-pengurus serikat buruh, dispensasi-dispensasi dalam memungut iuran-iuran serikat buruh, bantuan-bantuan untuk kegiatan-kegiatan PBH dan kebora, dan lain-lain.

Kawan-kawan,

Kaum reaksioner dan golongan-golongan anti-buruh lainnya pernah mencoba dan masih akan terus mencoba memecah-belah persatuan kaum buruh dengan menamakan SOBSI sebagai SOBSI-PKI dengan tujuan menghasut kaum buruh jangan mau dijadikan “embel-embel PKI”. Hasutan ini ternyata tidak laku yang membuktikan kuatnya kedudukan politik daripada Partai di kalangan serikat-serikat buruh. Kedudukan politik ini di hari-hari datang akan bertambah baik, jika kita kaum Komunis berhasil memperbaiki pekerjaan massa daripada Partai di kalangan kaum buruh. Jerih-lelah kita yang tak kenal payah selama ini telah berbuah dan salah satu buahnya ialah adanya SOBSI yang besar. Kita boleh bangga tetapi sedikit pun jangan dilupakan, bahwa buah besar ini dihasilkan bersama-sama dengan semua tenaga non-Komunis yang setia kepada kepentingan kaum buruh. Kerja sama di antara semua kader serikat buruh, Komunis, dan non-Komunis, perlu dipelihara sebaik-baiknya untuk terus maju bersama-sama membikin SOBSI lebih besar lagi daripada sekarang sehingga SOBSI bisa menghimpun mayoritas daripada kaum buruh Indonesia yang jumlah seluruhnya ditaksir lebih dari 6 juta orang. SOBSI baru menghimpun lebih dari 2,7 juta kaum buruh. Disamping memperbaiki pekerjaan kita di kalangan buruh transpor, yaitu buruh transpor laut dan udara, dan dalam memperkuat persatuan di kalangan pegawai negeri, pekerjaan kaum Komunis secara tekun diperlukan untuk menarik lebih banyak ke dalam serikat-serikat buruh kaum buruh harian terutama kaum buruh blandong di kehutanan dan tukang-tukang becak yang semuanya ini merupakan massa besar.

Kawan-kawan,

Berdasarkan atas hal-hal yang saya ajukan ini, maka saya berpendapat, bahwa semboyan-semboyan kerja kita untuk memperbaiki pekerjaan Partai di kalangan kaum buruh sesudah Kongres Nasional kita yang ke-VI ini terutama berputar sekitar 3 semboyan kerja:

  1. Bantu serikat-serikat buruh dalam mengembangkan seribu satu macam bentuk aksi massa. (tepuk tangan).
  2. Lebih ulet memperjuangkan pembatalan semua peraturan yang membatasi hak-hak kebebasan kaum buruh untuk membela kepentingan-kepentingannya yang sah, (tepuk tangan) dan
  3. Jadikan setiap serikat buruh sekolah politik, sekolah untuk Komunisme bagi massa buruh. (tepuk tangan).

Kawan-kawan,

Pekerjaan kaum Komunis yang makin baik di kalangan kaum buruh akan membikin kaum imperialis asing dan kaum reaksioner dalam negeri makin naik bulu romanya ketakutan setengah mati seperti melihat setan di hari siang terang. (tepuk tangan). Karena itu mereka akan pasang macam-macam rintangan dan halangan. Tetapi analisa Marxis-Leninis telah mengajar kita, bahwa membabibutanya kaum imperialis dan komplotannya hanyalah menunjukkan kelemahan mereka. (tepuk tangan). Karena itu dengan tidak mengendorkan kewaspadaan kita, di bawah pimpinan Comite Central baru, kita akan terus memperbaiki pekerjaan Partai di kalangan kaum buruh untuk mempersatukan kaum buruh sebanyak-banyaknya dalam satu barisan yang perkasa yang bergerak maju bersama seluruh Rakyat di bawah pimpinan Partai merebut demokrasi dan menggolkan Kabinet Gotong-Royong. (tepuk tangan lama).