Pidato Kawan Imam Sardju

(Jawa Timur)

Sumber: Bintang Merah Nomor Special Jilid II, Dokumen-Dokumen Kongres Nasional Ke-VI Partai Komunis Indonesia, 7-14 September 1959. Yayasan Pembaruan, Jakarta 1960


Kawan-kawan, pertama-tama saya menyampaikan persetujuan saya dan sepenuhnya membenarkan Laporan Umum CC kepada Kongres sekarang ini. Dalam kesempatan ini saya akan membahas khusus laporan tentang pekerjaan Partai di kalangan kaum tani yang pada pokoknya dapat dinyatakan:

Kawan-kawan, untuk memperkuat persetujuan saya ini, akan saya sampaikan pendapat-pendapat dan fakta-fakta yang terdapat di daerah Jawa Timur. Tentang belum baiknya pekerjaan Partai di kalangan kaum tani dapat dinyatakan dari antara lain:

  1. Jumlah anggota organisasi tani revolusioner di Jawa Timur kurang lebih masih 600.000, sedangkan jumlah kaum tani dewasa kurang lebih ada 7 ½ juta, jadi kurang lebih baru merupakan 8%-nya; organisasi tani revolusioner baru meluas kurang lebih pada 5.000 desa, sedangkan jumlah desanya ada kurang lebih 8.000, ini pun belum seluruhnya berjalan baik.
  2. Aksi-aksi yang dilaksanakan gerakan tani revolusioner sebagian besar masih merupakan aksi-aksi mengenai tanah bekas ondememing dan kehutanan, tetapi aksi-kecil-hasil di desa-desa belum meluas dan umumnya masih sedikit sekali yang ditujukan terhadap pengisapan tuan tanah dan lintah darat.
  3. Dalam aksi-aksi itu pada umumnya belum dapat digalang front persatuan tani yang luas, dan kemenangan aksi-aksi itu banyak yang kurang dikonsolidasi.

Maka itu tepat sekalilah apa yang dikatakan dalam laporan Kongres ini bahwa pekerjaan Partai untuk meluaskan dan mengkonsolidasi organisasi tani revolusioner tetap menjadi pekerjaan yang utama dari Partai.

Belum cukup meluasnya gerakan tani revolusioner, terutama dalam melawan pengisapan tuan tanah dan lintah darat, salah satu sebab yang penting, adalah karena masih kurangnya pengertian kita tentang hubungan agraria. Dengan pengertian yang terbatas itu banyak di antara kader-kader Partai yang kurang mampu atau kurang telaten untuk membangkitkan serta mengorganisasi kaum tani. Banyak di antara kader-kader Partai yang bekerja di kalangan kaum tani sangat lambat perkembangannya atau meninggalkan barisan sama sekali karena mereka kurang mampu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya, terutama dalam mengatasi reaksi dan kesulitan ekonomi. Selain itu juga disebabkan masih adanya sementara kader yang masih ada hubungan ideologi dengan tuan tanah atau masih tuan tanah, yang dapat menghambat atau membikin pasif perlawanan kaum tani terhadap tuan tanah dan lintah darat.

Dengan dilaksanakannya turun ke bawah, konferensi-konferensi tani sampai ke bawah, sedikit banyak kita sudah agak mengenal hubungan agraria dan mengenal bentuk-bentuk pengisapan tuan tanah serta lintah darat, mengenal penghidupan buruh tani dan tani miskin secara konkret. Hal ini telah memberikan dorongan yang kuat kepada kader-kader dan aktivis-aktivis Partai untuk lebih aktif dan menyakini perspektif yang gemilang dari gerakan tani revolusioner Indonesia. Maka itu kami sangat setuju jika research dan konferensi-konferensi itu dilaksanakan secara kontinu dan intensif, dan selanjutnya mengembangkan hasil-hasilnya untuk memimpin gerakan tani dalam merealisasi tuntutan turun-sewa, turun-bunga dan naik-upah.

Dari pengalaman research dan aksi-aksi yang telah dilakukan gerakan tani revolusioner selama ini, terutama dalam memperjuangkan tanah-tanah bekas ondememing, kita menjadi yakin tentang bagaimana erat berjalinnya imperialisme dengan feodalisme. Pada saat kaum tani mempertahankan tanah-tanah bekas ondememing, pembela-pembela tuan tanah/imperialisme secara aktif menindas aksi kaum tani, karena mereka khawatir kalau-kalau perlawanan-perlawanan kaum tani itu meningkat menjadi aksi melawan tuan tanah di desa-desa. Dengan fakta ini lebih yakinlah kita tentang kebenaran garis politik Partai bahwa musuh pokok Rakyat Indonesia adalah imperialisme dan feodalisme dan musuh terpokok adalah imperialisme. Dalam menghancurkan imperialisme ini kaum tani Indonesia harus melawan pengisapan tuan tanah/lintah darat untuk merealisasi semboyan turun-sewa, turun bunga dan naik-upah.

Tentang penggalangan front persatuan tani pada umumnya belum dapat dilaksanakan dengan baik, ini disebabkan pertama, karena masih adanya sisa-sisa sektarisme di kalangan kader-kader organisasi tani revolusioner, dan kedua, karena adanya purbasangka dari pimpinan organisasi-organisasi tani lainnya akibat intrik-intrik dari tuan tanah dan lintah darat yang terus-menerus menakut-nakuti mereka. Perlu juga disebutkan bahwa pengekangan hak-hak demokrasi adalah hambatan yang penting terhadap kemajuan gerakan tani. Karena takut akan kekuatan raksasa dari kaum tani yang bersatu, maka tuan tanah dengan bantuan orang-orang reaksioner dalam alat-alat negara menangkapi dan menganiaya kaum tani, menuntut di muka pengadilan dan menjebloskan mereka ke dalam penjara.

Selanjutnya, tentang koperasi, kaum tani secara objektif memang membutuhkan adanya koperasi. Ini bisa dibuktikan, bahwa meskipun pada waktu yang lalu kita belum memperhatikan masalah ini, telah banyak koperasi yang berdiri di desa-desa. Walaupun di antaranya banyak yang hanya menguntungkan tuan tanah dan tani kaya dengan merugikan kaum tani, tetapi di antaranya ada juga yang sedikit-banyak dirasakan manfaatnya oleh kaum tani untuk sekedar meringankan kesulitan mereka, misalnya koperasi simpan-pinjam yang berupa hasil bumi, di beberapa tempat sudah ada yang mempunyai modal puluhan ton padi dan telah dapat memberikan pinjaman kepada anggota dengan bunga yang ringan.

Dalam masalah mengonsolidasi kemenangan aksi tanah garapan, koperasi juga mempunyai rol yang penting. Dengan adanya koperasi kaum tani yang telah mendapatkan tanah garapan dan tidak mempunyai modal, dapat mengerjakan tanahnya dengan bantuan koperasi. Akan tetapi sekalipun ada koperasi, banyak di antara kaum tani yang terpaksa menjual tanahnya. Pada waktu yang lalu, organisasi tani revolusioner yang menyelenggarakan koperasi-koperasi tani, ada yang melepaskan garis perjuangan yang revolusioner. Banyak di antara anggota-anggota pimpinannya hanyut dalam usaha-usaha koperasi belaka, dan melupakan tugasnya yang pokok, yaitu melaksanakan aksi-aksi melawan pengisapan tuan tanah dan lintah darat. Kecuali organisasi tani revolusioner dan koperasi, di desa-desa juga terdapat kegiatan-kegiatan kaum tani lainnya seperti arisan, rukun kematian, kesenian sinoman dan lain-lain yang ditujukan untuk meringankan kepentingan kaum tani. Masih banyak kaum tani yang belum tergabung dalam organisasi revolusioner atau koperasi, oleh karena itu untuk menghimpun kaum tani sebesar-besarnya tidaklah cukup hanya dengan organisasi tani revolusioner dan koperasi, tetapi dibutuhkan bermacam-macam organisasi sesuai dengan kebutuhannya.

Selanjutnya ada beberapa persoalan yang saya pandang penting untuk dikemukakan pada Kongres sekarang ini ialah:

1. Tentang tuntutan pembagian hasil 6:4. Sesuai dengan kenyataan yang terdapat di Jatim tuntutan turun-sewa yang telah dikonkretkan dengan tuntutan pembagian hasil panenan 6:4 dalam konferensi nasional tani adalah sangat redelijk. Pembagian hasil panenan di Jawa Timur di beberapa tempat memang sudah ada yang lebih baik, misalnya di Ngawi ada yang sudah 2:1, tetapi pada umumnya masih 5:5, bahkan ada pula yang masih 1:2. Meskipun tuntutan 6:4 itu kelihatannya hanya sedikit saja kenaikannya, tetapi karena bagian terbesar dari kaum tani belum terorganisasi, dalam merealisasinya dibutuhkan dukungan yang sadar dari kaum tani dan keuletan serta kewaspadaan yang cukup untuk menghadapi reaksi tuan tanah.

Oleh karena pada umumnya tuan tanah itu juga menjadi lintah darat, maka di samping tuntutan 6:4, harus diintensifkan pula tuntutan turun-bunga; jika tidak, kemenangan pembagian 6:4 itu akan dilenyapkan oleh tuan tanah dengan mengintensifkan pinjaman yang memperberat kaum tani.

2. Tentang memperbesar produksi bahan makanan. Anjuran Partai untuk memperbesar produksi bahan makanan adalah sesuai dengan kepentingan kaum tani dan mendorong kader-kader Partai untuk mengerti masalah pertanian dan lebih mempererat hubungan Partai dengan kaum tani. Di beberapa daerah (Surabaya, Jember, Kediri, Sidoharjo, Banyuwangi, Tulungagung) oleh anggota dan Comite Partai telah diadakan percobaan penanaman padi dengan 6 prinsip — cangkul dalam, rabuk banyak, tanam rapat, bibit baik dan air cukup — yang umumnya mendapatkan kenaikan hasil yang menggembirakan. Karena percobaan ini baru pertama kali dilaksanakan, sudah tentu timbul banyak persoalan yang belum dibayangkan semula, misalnya: tanamannya terlalu gemuk dan roboh yang akhirnya banyak buahnya yang gabuk. Kaum tani di sekitar daerah percobaan yang berhasil baik juga tertarik pada sistem penanaman tersebut, akan tetapi karena hal ini masih merupakan barang baru dan memakan banyak biaya serta tenaga, mereka masih ragu-ragu mempraktekkannya. Sistem ini sebenarnya adalah merupakan masalah yang sangat baik untuk mendorong kaum tani ke arah kerja gotong-royong dalam mengolah tanahnya.

Kecuali penanaman padi, telah dilaksanakan juga penanaman ketela dengan sistem cemplongan yang hasilnya memang berlipat-ganda jika dibanding dengan penanaman biasa. Tetapi karena sistem ini banyak memakan tenaga, dan karena sistem produksi pertanian sekarang ini masih dilakukan secara individual, maka penanaman semacam ini belum dapat dikerjakan secara besar-besaran.

3. Tentang gerakan amal. Gerakan amal yang telah dilakukan oleh Partai terutama dalam membantu mengurangi kesulitan kaum tani seperti: memperbaiki bendungan saluran air, memberantas hama, dan lain-lain mendapat sambutan yang baik dari kaum tani. Tradisi semacam ini sebaiknya dapat dijadikan aktivitas terus-menerus, artinya gerakan amal ini tidak saja dilakukan pada waktu yang bertepatan dengan peristiwa-peristiwa penting dalam gerakan rakyat dan Partai, lebih-lebih dimana keadaan membutuhkan seperti pada waktu ada banjir, serangan hama, kerusakan jalan, dan lain-lain.

4. Tentang transmigrasi. Masalah transmigrasi yang tidak saja penting bagi pemindahan kaum tani dari daerah-daerah yang minus atau padat penduduknya, tetapi juga penting untuk membantu perkembangan di luar Jawa, harus mendapatkan perhatian yang baik dari Partai. Mengingat bahwa transmigrasi pada zaman kolonial hanya merupakan pemindahan kemelaratan saja yang ini masih berkesan dalam di kalangan kaum tani, maka harus kita perjuangkan agar ada syarat-syarat yang lebih baik bagi transmigrasi yang akan datang, dengan demikian mempunyai daya tarik yang kuat terhadap orang-orang yang ingin pindah ke luar Jawa.

5. Tentang Nelayan. Mengingat kedudukan nelayan yang penting dalam hal produksi ikan dan kedudukan mereka dalam masalah perhubungan dan keamanan Partai, masalah nelayan perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari Partai. Di Jawa Timur orang yang ikut dalam lapangan ini tidak kurang dan 30.000, dan menurut statistik yang dapat kita kumpulkan, dalam kwartal terakhir 1958 yang lalu daerah Tuban, Banyuwangi dan Pasuruan telah menghasilkan 30.538.198 ton. Dan beberapa research yang telah kita laksanakan, tentang komposisi kelas dan sistem pengisapan di kalangan nelayan pada pokoknya sama dengan di kalangan kaum tani. Maka itu sebagaimana pekerjaan kita di kalangan kaum tani, perspektif pekerjaan di kalangan nelayan adalah baik sekali.

6. Tentang Bank Tani dan Nelayan. Dalam prakteknya Bank Tani dan Nelayan yang didirikan oleh Pemerintah pada tahun yang lalu belum memenuhi harapan kaum tani, baik dalam cara memberikan pinjaman maupun pengembaliannya. Kaum tani memang objektif membutuhkan bantuan modal, akan tetapi mereka mengharapkan cara yang semudah-mudahnya dan bunga yang ringan serta pengembalian jangka panjang. Dan itu saya berpendapat bahwa Bank Tani dan Nelayan seharusnya dapat dijadikan Bank yang sesuai dengan harapan kaum tani.

Kawan-kawan, sekianlah pendapat-pendapat saya terhadap laporan CC kepada Kongres sekarang ini. Dengan berpedoman kepada pengalaman yang lalu, dengan keuletan dan ketekunan yang cukup, kita akan terus mengonsolidasi dan mengintensifkan pekerjaan kita di kalangan kaum tani terutama untuk merealisasi tuntutan turun-sewa, turun-bunga dan naik-upah serta melawan setiap pengekangan hak-hak demokrasi. Saya yakin, bahwa dengan intensifnya pekerjaan Partai di lapangan ini, kaum tani akan lebih besar dan lebih kuat lagi membentengi Partai.