KEPADA KAUM MISKIN DESA

V.I. Lenin (1902)


VII

PERJUANGAN KLAS DI DESA

Apakah perjuangan klas itu? Ia adalah perjuangan dari satu bagian Rakyat terhadap bagian lainnya; perjuang yang dilakukan oleh massa yang bekerja, tertindas, dan tak mempunyai hak, melawan kaum yang berhak istimewa, kaum penindas, kaum parasit; perjuangan kaum buruh upahan, atau kaum proletar, melawan kaum pemilik harta, atau burjuasi. Perjuangan yang besar ini telah senantiasa berlangsung di desa Rusia juga, meskipun tidak setiap orang melihatnya, dan meskipun tidak setiap orang mengerti akan artinya. Dalam waktu sistim perhambaan seluruh massa petani berjuang melawan penindas-penindas mereka, klas tuan tanah, yang dilindungi, dibela dan disokong oleh pemerintah tasr. Kaum tani pada waktu itu tidak dapat bersatu, mereka samasekali tertekan oleh kegelapan; kaum tani tidak mempunyai pembantu-pembantu dan saudara-saudara di kalangan kaum buruh kota; sekalipun demikian mereka berjuang semampu-mampunya dan dalam batas kesempatannya. Kaum tani tidak takut-takut akan pengejaran yang ganas dari pihak pemerintah, mereka tidak gentar karena pencambukan dan pelor, kaum tani tidak percaya pada kaum pendeta yang mencoba dengan sekuat-kuatnya untuk membuktikan bahwa sistim perhambaan itu diperkenankan oleh Kitab Suci dan disyahkan oleh Tuhan (itulah yang betu-betul dikatakan oleh Uskup Agung Philaret!); kaum tani bangkit berontak, sekarang di satu tempat, nanti di tempat lain, dan akhirnya pemerintah mengalah, khawatir kalau-kalau terjadi pemberontakan umum dari semua petani.

Sistim perhambaan dibatalkan, tetapi tidak samasekali. Kaum tani tetap tanpa hak-hak, mereka merupakan pangkat sosial rendahan, pangkat yang membayar- pajak- kepala, pangkat “hitam”, mereka tetap dalam cekaman perbudaan perhambaan. Kegelisahan di kalangan kaum tani berlangsung terus, mereka terus menunut kebebasan yang penuh, yang sungguh-sungguh. Sementara itu sesudah pembatalan perhambaan, sudah sempat tumbuh suatu perjuangan klas yang baru, perjuangan proletariat melawan burjuasi. Kekayaan bertambah besar, jalan-jalan keretaapi dan pebrik-pabrik besar dibangun, kota-kota menjadi semakin padat penduduknya dan semakin ewah, tetapi kekayaan ini semuanya dimiliki oleh beberapa gelintir  orang yang sangat kecil jumlahnya, sedang Rakyat menjadi semakin melarat, menjadi semakin miskin dan kelaparan, dan orang pergi bekerja dengan kerja upahan di tengah-tengah orang-orang asing. Kaum buruh kota mulai perjuangan baru yang besar dari semua kaum miskin melawan semua kaum kaya. Kaum buruh kota bersatu di dalam Partai Sosial-Demokrat dan sedang melakukan pejuangan mereka dengan tegar, kukuh dan rukun, dengan maju selangkah demi selangkah, mempersiapkan diri untuk perjuangan besar yang terkahir, menuntut kemerdekaan politik bagi seluruh Rakyat.

Akhirnya kaum tanipun kehilangan kesabarannya. Dalam musim semi tahun yang lalu, 1902, kaum tani di Gubernia-Gubernia Poltawa, Kharkoc dan lainnya bangun dan menentang tuan tanah-tuan tanah, mendobrak lumbung-lumbung mereka sendiri, membagi-bagikan kepada yang lapar gandum yang telah ditanam dan dipaneni oleh muzyik-muzyik tetapi dirampas oleh tuan tanah-tuan tanah, dan menuntut pembagian kembali tanah. Kaum tani tak dapat menahan lagi penindasan yang tak ada habisnya dan mulai mencari nasib yang lebih baik. Kaum tani mengambil keputusan – dan keputusan ini adalah tepat sekali – bahwa lebih baik mati dalam perjuangan melawan kaum penindas daripada mati karena kelaparan tanpa perjuangan. Tetapi kaum tani itu tidak memenangkan nasib yang lebih baik untuk diri mereka sendiri. Pemerintah tsar menyatakan mereka sebagai perusuhperusuh serta peranpok-perampok biasa (karena mereka merebut dari tuan tanah-tuan tanah perampok gandum yang telah ditanam serta dipaneni oleh petani-petani itu sendiri!); pemerintah tsar mengirimkan pasukan-pasukan untuk melawan mereka sebagai melawan musuh, dan petani-petani itu dihancurkan; petani-petani ditembaki, banyak yang tewas; dengan kejamnya petani-petani itu dicambuki, banyak yang dicambuk sampai mati; penganiayaan  terhadap mereka begitu jahat hingga tak pernah terjadi pada orang-orang turki ketika mereka menganiaya  musuh-musuh mereka, orang-orang Kristen. Wakil-wakil tsar, para gubernur, adalah penganiaya-penganiaya yang paling jahat, betul-betul algojo. Serdadu memperkosa para istri serta anak-anak perempuan petani-petani. Dan sesudah semuanya ini petani-petani itu diperiksa oleh pengadilan yang terdiri dari amtenar-amtenar, mereka dipaksa membayar delapan ratus ribu Rubel kepada tuan tanah-tuan tanah, dan tidak diperkenankan pada pengadilan-pengadilan, pengadilan-pengadilan rahasia yang memalukan itu, pengadilan-pengadilan dalam kamar-siksaan, mengatakan bagaimana petani-petani telah dianiaya serta disiksa oleh para wakil tsar, Gubernur Obolenski dan abdi-abdi tsar lainnya.

Kaum tani berjuang untuk tujuan adil. Klas buruh Rusia akan selalu mengenag dengan hormat para syahid yang ditembaki dan dicambuki sampai mati oleh abdi-abdi tsar. Para syahid itu adalah pejuang-pejuang  untuk kebebasan dan kebahagiaan Rakyat pekerja. Kaum tani dihancurkan, tetapi mereka senantiasa akan bangkit kembali, mereka tak patah hati karena kekalahan yang pertama ini. Kaum buruh yang berkesadaran klas akan berusaha sekuat tenaga mereka untuk memberikan penerangan kepada Rakyat pekerja yang sebanyak-banyaknya di kota dan di desa tentang perjuangan kaum tani serta untuk membikin mereka bersia-siap untuk perjuangan yang lain lagi dan lebih sukses. Kaum buruh yang berkesadaran kals akan berusaha dengan sekuat tenaga mereka untuk membantu petani-petani supaya jelas mengerti mengapa pemberontakan ini yang pertama (1902) ditindas dan yang harus dikerjakan untuk memperoleh kemenangan bagi kaum tani serta kaum buruh dan bukan bagi abdi-abdi tsar.

Pemberontakan tani telah ditindas sebab ia merupakan suatu pemberontakan dari massa yang gelap pikirannya dan tak sadar, suatu pemberontakan tanpa tuntutan-tuntutan politik yang jelas dan tegas, yaitu, tanpa tuntutan untuk mengubah tataaturan-tataaturan negara. Pemberontakan tani itu ditindas karena tidak ada persiapan-persiapan yang dilakukan untuk itu. Pemberontakan tani itu ditindas sebab kaum proletar desa belum mempersatukan diri dengan kaum proletar kota. Itulah tiga sebab dari kegagalan perjuangan petani yang pertama. Supaya sukse, suatu pemberontakan harus mempunyai tujuan yang sadar, harus diadakan persiapan sebelumnya, ia harus mencakup seluruh Rusia dan berlangsung dalam persekutuan dengan kaum buruh kota. Dan setiap langkah dalam perjuangan kaum buruh kota, setiap brosur atau suratkabar Sosial-Demokratis, setiap pidato yang diucapkan oelh seorang buruh yang berkesadaran klas bagi kaum proletar desa mendekatkan saat di mana pemberontakan demikian akan diulangi dan berakhir dengan kemenangan.

Kaum tani bangun tanpa suatu tujuan yang sadar, semata-mata karena mereka tidak bisa lagi menahan penderitaan, karena mereka tidak mau mati seperti binatang bisu tanpa perjuangan. Kaum tani telah begitu banyak menderita karena berbagai macam perampokan, penindasan serta siksaan sehingga mereka tidak bisa lain daripada percaya, kalaupun untuk sesaat saja, pada kabar angin yang samar-samar mengenai kerahiman tsar, mereka tidak bisa lain daripada percaya bahwa setiap orang yang berakal akan memandang adil kalau gandum dibagi-bagikan kepada orang-orang yang kelaparan, kepada mereka yang telah bekerja  seumur hidupnya untuk orang lain, yang telah menanam serta memaneni gandum, dan sekarang mati kelaparan, sedang lumbung “tuan-tuan” penuh dengan gandum. Kaum petani seolah-oleh telah lupa bahwa semua tanah yang terbaik, semua pabrik dan bengkel digenggam oleh kaum kaya, digenggam oleh kaum tuan tanah dan burjuasi, justru untuk meksud memaksa orang-orang yang kelaparan itu pergi bekerja bagi pemilik-pemilik harta. Kaum tani lupa bahwa bukan hanya para pendeta saja yang mengucapkan khotbah-khotbah untuk membela klas kaya, tetapi juga seluruh pemerintah tsar dengan birokrat-birokrat serta serdadu-serdadunya yang amat besar jumlahnya itu bangun membelanya. Pemerintah tsar memperingatkan kaum tani akan hal itu. Pemerintah tsar dengan kekejaman yang bengis, menunjukkan kepada kaum tani kekuasaan negara apa ia itu, abdi serta pelindung apa ia itu. Kita hanya perlu mengingatkan pelajaran ini kepada kaum tani lebih sering dan mereka akan mudah mengerti mengapa perlu mengubah tataaturan negara, dan mengapa kita memerlukan kebebasan politik. Pemberontakan-pemberontakan tani akan mempunyai tujuan yang sadar apabila makin banyak lagi jumlahnya orang-orang yang mengerti hal itu, apabila setiap muzyik yang dapat membaca dan menulis dan yang berfikir sendiri menjadi maklum akan tiga tuntutan pokok yang pertama-tama harus diperjuangkan. Tuntutan petama –memanggil bersidang Dewan perwakilan seluruh Rakyat dengan maksud membentuk pemerintah yang dipilih dan bukan pemerintah otokratis. Tuntutan kedua – kebebasan bagi semua dan setiap orang untuk menerbitkan segala macam buku atau suratkabar. Tuntutan ketiga – pengakuan oleh undang-undang akan kesamaan hak-hak yang penuh dari kaum tani dengan pangkat-pangkat sosial lainnya dan pembentukan panitia-panitia tani yang dipilih, dengan tujuan terutama menghapuskan segala bentuk perbudakan perhambaan. Itulah tuntutan-tuntutan yang terutama serta fundamentil dari kaum Sosial-Demokrat, dan sekarang akan menjadi musdah sekali bagi kaum tani untuk memahaminya, untuk mengerti dengan apa perjuangan untuk kebebasan Rakyat harus dimulai. Apabila kaum tani mengerti akan tuntutan-tuntutan ini, maka mereka akan mnegerti  pula bahwa mereka harus lebih dahulu mempersiapkan dirinya untuk pemberontakan itu dengan ulet dan tekun, dalam waktu yang lama, dan tidak secara sendirian, tetapi bersama-sama dengan kaum buruh kota – kaum Sosial-Demokrat.

Biar setiap buruh dan tani yang berkesadaran klas menghimpun dirinya di sekita kawan-kawan yang paling cerdas, dapat dipercaya serta berani. Biar dia berusaha keras untuk menerangkan kepada mereka apa yang dikehendaki oleh kaum Sosial-Demokrat, sehingga setiap orang dari mereka dapat mengerti perjuangan apa yang harus dilakukan dan tuntutan-tuntutan apa yang harus diajukan. Biar kaum Sosial-Demokrat yang berkesadaran klas secara selangkah-demi selangkah, hati-hati, tetapi terus menerus mengajarkan kepada kaum tani ajaran-ajaran Sosial-Demokratis kepada mereka untuk dibaca dan menjelaskan brosur-brosur itu dalam pertemuan-pertemuan kecil dari orang-orang yang dapat dipercayai.

Tetapi ajaran-ajaran Sosial-Demokratis tidak boleh diajarkan dari buku-buku saja; setiap hal, setiap peristiwa penindasan serta ketidak adilan yang kita lihat disekitar kita harus dipergunakan untuk maksud ini. Ajaran Sosial-Demokratis adalah ajaran tentang perjuangan melawan segala macam penindasan, melawan segala macam perampokan, melawan segala macam ketidak adilan. Hanya dialah yang tahu sebab-musabab daripada penindasan dan yang selama hidupnya menentang setiap peristiwa penindasan, yang  menjadi seorang Sosial-Demokrat yang sejati. Bagaimana hal ini dapat dilakukan? Kaum Sosial-Demokrat yang berkesadaran klas, dengan berkumpul di kota atau di desa mereka sendiri, harus menentukan sendiri bagaimana hal itu harus dilakukan, asal saja ini lebih bermanfaat bagi seluruh klas buruh. Sebagai contoh akan saya kutip satu atau dua cara. Baiklah kita andaikan bahwa seorang buruh Sosial-Demokrat datang berkunjung ke desanya, atau bahwa seorang Sosial-Demokrat datang ke sutau desa. Seluruh desa itu berada dalam cekauan tuan tanah tetangga seperti seekor lalat dalam sarang labah; ia terus berada dalam keadaan perbudakan selama hidupnya dan tak dapat meloloskan diri dari padanya. Buruh itu harus segera memilih petani-petani yang paling sadar, cerdas dan dapat dipercayai, mereka yang mencari kebenaran dan yang tak akan menjadi ketakutan karena ada bajingan polisi pertama datang mendekati, dan menerangkan kepada mereka tentang sebab-musabab dari perbudakan yang tak terperikan ini, berceritera kepada mereka bagaimana  tuan tanah menipu kaum tani dan merampok mereka dengan bantuan  panitia-panitia bangsawan, berceritera kepada mereka bagaimana mereka itu disokong oleh pemerintah tsar dan  juga berceritera kepada mereka tentang tuntutan-tuntutan kaum buruh Sosial-Demokrat. Apabila petani-petani itu mengerti akan semua hal yang sederhana ini maka adalah perlu untuk memikirkan bersama dengan saksama apakah mungkin mengadakan perlawanan yang bersatu terhadap tuan tanah itu,  apakah kaum tani mungkin mengadakan tuntutan-tuntutannya yang pertama dan pokok (sama seperti kaum buruh kota mengajukan tuntutan-tuntutan mereka kepada pemilik-pemilik pabrik). Jika tuan tanah itu menguasai satu desa besar atau beberapa desa di bawah perbudakannya, maka yang terbaik kiranya yalah mendapatkan surat sebaran dari Comite Sosial-Demokrat yang terdekat melalui orang-orang yang dapat dipercayai. Di dalam suratsebaran itu Comite Sosial-Demokrat  tersebut akan melukiskan dengan saksama, dari awal mula, perbudakan apa yang diderita kaum tani dan merumuskan tuntutan-tuntutan mereka yang pertama-tama ( pengurangan sewa tanah, aturan upah yang layak dan bukan aturan-aturan upah separo untuk penyewaan tanah pada musim dingin (12), penuntutan yang kurang keras terhadap pelanggaran, atau berbagai tuntutan lainnya). Dari suatu suratsebaran seperti itu semua petani yang dapat membaca dan menulis akan memahami dengan baik apa yang menjadi persoalannya, dan juga menerangkan hal itu kepada mereka yang tak dapat membaca dan menulis. Ketika itu petani-petani itu akan terang melihat bahwa kaum Sosial-Demokrat membela mereka, bahwa kaum Sosial-Demokrat menghukum segala perampokan. Ketika itu petani-petani itu akan mulai mengerti keringanan apa, walaupun sedikit sekali, tetapi bagaimanapun juga  tokh suatu keringanan, yang dapat segera dan sekarang juga diperoleh jika semuanya berdiri bahu-membahu, dan perbaikan-perbaikan besar apa bagi seluruh negeri yang harus diusahakan dengan perjuangan luhur bersama-sama dengan kaum buruh Sosial-Demokrat di kota-kota.Ketika itu kaum tani kian lama kian mempersiapkan diri untuk perjuangan luhur itu, mereka akan mulai belajar bagaimana menemukan orang-orang yang dapat dipercaya dan bagaimana  berjuang bahu-membahu untuk tuntutan-tuntutan mereka. Mungkin mereka kadang-kadang dapat berhasil dalam mengorganisasi suatu pemogokan, seperti kaum buruh kota. Memang benar hal ini lebih sukar di pedesaan dari pada di kota-kota, tetapi bagaimanapun juga tokh kadang-kadang mungkin; di negeri-negeri lain kadang-kadang pernah terjadi pemogokan-pemogokan yang berhasil baik, misalnya, dalam musim-musim yang sibuk, ketika tuan tanah-tuan tanah dan pengusaha-pengusaha pertanian kaya sangat sekali membutuhkan buruh. Jika kaum miskin desa sudah bersiap untuk mogok, jika suatu persetujuan telah lama tercapai mengenai tuntutan-tuntutan umum, jika tuntutan-tuntutan itu sudah diterangkan di dalam suratsebaran-suratsebaran, atau dijelaskan dengan seyogyanya biar dalam rapat-rapat, maka semuanya akan berdiri bahu-membahu dan tuan tanah akan mesti terpaksa mengalah, atau sekurang-kurangnya mengekang hasrat perampokannya. Jika pemogokan itu dengan suara bulat dan dicanangkan selama musim yang sibuk, maka tuan tanah bahkan pihak yang berwajibpun dengan pasukan-pasukannya akan merasa sukar untukberbuat sesuatu – waktu terus hilang, tuan tanah terancam kebangkrutan, dan dia akan lekas menjadi lebih suka bersetuju. Sudah tentu pemogokan-pemogokan adalah barang baru dan barang-barang baru itu mula-mula sering tak berlangsung lancar. Kaum buruh kotapun mula-mula juga tidak mampu melakukan perjuangan yang bersatu, mereka tidak tahu tuntutan-tuntutan apa yang harus diajukan secara bersama-sama, mereka begitu saja pergi menghancurkan mesin-mesin dan merusak pabrik. Tetapi sekarang kaum buruh sudah belajar melakukan perjuangan yang bersatu. Setiap pekerjaan baru harus dipelajari lebih dahulu. Sekarang kaum buruh mengerti bahwa yang dapat diperoleh dengan segera hanyalah keringan-keringanan, asal saja mereka berdiri bahu-membahu; sementara itu, Rakyat sedang menjadi biasa mengadakan perlawanan yang bersatu dan makin lama makin bersiap-siap untuk perjuangan yang luhur dan menentukan. Begitu pula, kaum tani akan belajat bagaimana mereka harus mengadakan perlawanan terhadap kaum perampok yang paling bengis, bagaimana menuntut keringanan-keringanan dengan berdiri bahu-membahu dan bagaimana mereka harus selangkah demi selangkah mempersiapkan diri dengan tabah serta di mana-mana saja guna pertempuran luhur untuk kebebasan. Jumlah kaum buruh dan kaum tani yang berkesadaran klas  akan makin bertambah besar dan persatuan-persatuan dari kaum Sosial-Demokrat desa akan menjadi semakin kuat; dan setiap peristiwa perbudakan oleh tuan tanah, pemerasan dari pihak pendeta, kekejaman polisi dan penindasan birokatis, akan semakin membantu membuka mata Rakyat, membiasakan mereka dengan mengadakan perlawanan yang bersatu dan dengan pikiran bahwa orang perlu mengubah tataaturan-tataaturan negara dengan kekerasan.

Pada awal mula dari brosur ini sudah kami katakan bahwa kaum pekerja kota kini keluar ke jalan-jalan dan lapangan-lapangan serta di muka umum menuntut kebebasan, bahwa mereka pada panji-panjinya mencantumkan serta menyerukan: “Lenyaplah otokrasi!” Akan segera tiba harinya di mana kaum buruh kota akan bangun tidak hanya untuk berbaris di sepanjang jalan-jalan dan berterik-teriak, tetapi juga bangun untuk perjuangan yang luhur dan terakhir, di mana kaum buruh akan menyakan sebagai satu orang: “Kita akan memperoleh kebebasan, atau mati berjuang!”, di mana tempat raturan orang yang tewas dan gugur dalam perjuangan akan diisi oleh ribuan pejuang-pejuang baru yang lebih gigih lagi. Dan juga petani-petani pada ketika itu akan bangkit di seluruh Rusia serta pergi membantu kaum buruh kota, pergi untuk berjuang sampai penghabisan untuk kebebasan kaum buruh dan kaum tani. Ketika itu tentara tsar apapun tak akan sanggup menahan serangan itu. Kemenangan akan jatuh pada Rakyat pekerja, dan klas buruh akan maju berbaris di sepanjang jalan yang terbentang dan lapang menuju pembebasan semua kaum pekerja dari segala macam penindasan. Klas buruh akan menggunakan kebebasannya untuk memperjuangkan Sosialisme!


BAB VI: PERBAIKAN-PERBAIKAN APA YANG SEDANG DIPERJUANGKAN KAUM SOSIAL-DEMOKRAT BAGI SEMUA PETANI? PROGRAM PARTAI BURUH SOSIAL-DEMOKRAT RUSIA YANG DIUSULKAN OLEH SURAT KABAR ISKRA BERSAMA-SAMA DENGAN MAJALAH ZARYA