Komunisme “Sayap Kiri” – Penyakit Kekanak-kanakan

Lenin (1920)


II. SYARAT UTAMA KEBERHASILAN KAUM BOLSHEVIK

Saya pikir, saat ini hampir semua orang menyadari bahwa kaum Bolshevik tidak akan dapat mempertahankan kekuasaan selama dua setengah bulan, apalagi dua setengah tahun, tanpa disiplin baja yang terkuat di dalam Partai kami, atau dukungan penuh dan tanpa syarat dari seluruh massa kelas buruh, yakni, dari semua elemen yang berpikir, jujur, berbakti, dan berpengaruh di dalam kelas buruh, yang mampu memimpin lapisan kelas buruh yang terbelakang atau membawa lapisan terbelakang ini bersama mereka.

Kediktatoran proletariat berarti perang yang paling gigih dan paling tak-kenal-ampun yang diluncurkan oleh kelas yang baru terhadap musuh yang lebih kuat, yaitu borjuasi, yang perlawanannya meningkat sepuluh kali lipat setelah mereka digulingkan (bahkan jika hanya di satu negara), dan yang kekuatannya terletak tidak hanya dalam kekuatan kapital internasional, kekuatan serta daya tahan hubungan internasional mereka, tetapi juga dalam kebiasaan lama, dalam produksi skala-kecil. Sayangnya, produksi skala-kecil masih tersebar luas di dunia, dan produksi skala-kecil akan terus melahirkan kapitalisme dan kaum borjuis setiap harinya, setiap jamnya, secara spontan, dan dalam skala massal. Semua ini membuat kediktatoran proletariat menjadi mutlak diperlukan, dan kemenangan atas borjuasi mustahil tercapai tanpa perjuangan hidup-mati yang panjang, keras kepala, dan berat, yang membutuhkan kegigihan, disiplin, dan kemauan tunggal yang kuat.

Saya ulangi: pengalaman kemenangan kediktatoran proletariat di Rusia telah dengan jelas menunjukkan bahkan kepada mereka yang tidak mampu berpikir atau tidak memiliki kesempatan memikirkan masalah ini, bahwa sentralisasi absolut dan disiplin ketat kaum proletar adalah syarat esensial untuk kemenangan atas kaum borjuis.

Kemenangan proletariat di Rusia sering disinggung. Namun, sedikit sekali orang yang merenungkan apa artinya, dan di bawah kondisi apa kemenangan kediktatoran proletariat ini tercapai. Bukankah akan lebih baik jika ucapan-ucapan selamat yang ditujukan kepada Soviet dan kaum Bolshevik lebih sering disertai dengan analisis mendalam tentang alasan mengapa kaum Bolshevik mampu membangun kedisiplinan yang dibutuhkan oleh proletariat revolusioner?

Sebagai aliran pemikiran politik dan sebagai partai politik, Bolshevisme telah ada sejak 1903. Hanya sejarah Bolshevisme selama seluruh masa keberadaannya yang dapat menjelaskan secara memuaskan mengapa ia mampu membangun dan mempertahankan, di bawah kondisi yang paling sulit, kedisiplinan baja yang diperlukan untuk kemenangan kaum proletar.

Pertanyaan pertama yang muncul adalah: bagaimana kedisiplinan partai revolusioner kaum proletar dipertahankan? Bagaimana kedisiplinan itu diuji? Bagaimana ia diperkuat? Pertama, kaum pelopor proletariat harus memiliki kesadaran kelas dan pengabdian pada revolusi, dan berjuang dengan gigih, penuh pengorbanan, dan heroik. Kedua, kaum pelopor harus memiliki kemampuan untuk menghubungkan dirinya, menjaga kontak terdekat, dan melebur, dalam tingkatan tertentu, dengan massa rakyat pekerja yang paling luas – terutama dengan proletariat, tetapi juga dengan massa rakyat pekerja non-proletar. Ketiga, kaum pelopor harus memberikan kepemimpinan politik yang tepat, strategi dan taktik politik yang tepat, dan massa luas telah menyaksikan, dari pengalaman mereka sendiri, ketepatan itu. Tanpa syarat-syarat ini, kedisiplinan dalam partai revolusioner yang benar-benar mampu menjadi partainya kelas yang maju, yang misinya adalah menggulingkan borjuasi dan merombak seluruh masyarakat, tidak akan bisa dicapai. Tanpa syarat-syarat ini, semua usaha untuk membangun kedisiplinan pasti akan gagal dan berakhir dengan bualan-bualan kosong dan lelucon semata. Di sisi lain, syarat-syarat ini tidak dapat muncul sekaligus begitu saja. Mereka hanya tercipta melalui usaha yang panjang dan pengalaman yang diperoleh dengan susah payah. Terciptanya syarat-syarat ini difasilitasi oleh teori revolusioner yang tepat, yang, pada gilirannya, bukanlah sebuah dogma, tetapi mengambil bentuk akhirnya hanya dalam hubungan yang erat dengan aktivitas praktis gerakan massa yang sungguh-sungguh revolusioner.

Pada 1917-20, Bolshevisme mampu, di bawah kondisi yang teramat sulit, membangun dan berhasil mempertahankan sentralisasi yang paling ketat dan kedisiplinan baja, dan ini semua karena sejumlah keunikan sejarah Rusia.

Di satu sisi, Bolshevisme lahir pada 1903 di atas fondasi teori Marxis yang sangat kokoh. Kebenaran teori revolusioner ini – dan teori ini adalah satu-satunya yang benar – telah dibuktikan, tidak hanya oleh pengalaman dunia sepanjang abad kesembilan belas, tetapi terutama oleh pengalaman yang harus dilalui oleh pemikiran revolusioner Rusia untuk menemukan teori yang benar ini, pengalaman yang dipenuhi dengan kebimbangan, kekeliruan, dan kekecewaan. Selama kurang lebih setengah abad – kira-kira dari tahun empat puluhan hingga sembilan puluhan abad yang lalu – pemikiran progresif di Rusia, yang ditindas oleh tsarisme yang paling brutal dan reaksioner, berupaya keras menemukan teori revolusioner yang benar, dan mengikuti dengan tekun dan cermat setiap perkembangan teranyar teori revolusioner di Eropa dan Amerika. Rusia mencapai Marxisme – satu-satunya teori revolusioner yang benar – melalui penderitaan yang dialaminya selama setengah abad yang penuh dengan siksaan dan pengorbanan yang tiada banding, kepahlawanan revolusioner yang tiada banding, energi yang luar biasa, pencarian yang penuh pengabdian, studi, uji coba praktis, kekecewaan, verifikasi, dan perbandingan dengan pengalaman Eropa. Berkat emigrasi politik yang disebabkan oleh tsarisme, Rusia yang revolusioner, pada paruh kedua abad kesembilan belas, memperoleh banyak hubungan internasional dan informasi yang sangat baik mengenai bentuk-bentuk dan teori-teori gerakan revolusioner dunia, yang tidak dimiliki oleh negara lain.

Di sisi lain, Bolshevisme, yang lahir di atas fondasi teori yang kokoh ini, telah melalui lima belas tahun sejarah praktik (1903-17) yang tidak ada bandingannya di dunia dalam hal kekayaan pengalamannya. Selama lima belas tahun tersebut, tidak ada satu pun negara lain yang memiliki pengalaman revolusioner yang bahkan mendekati Bolshevisme, dengan suksesi yang cepat dan beragam dari berbagai bentuk gerakan – kerja legal dan ilegal, di masa damai dan bergejolak, di  bawah tanah dan secara terbuka, kerja lingkaran-lingkaran kecil dan gerakan massa, dan kerja parlementer dan teroris. Tidak ada negara lain yang dalam waktu yang begitu singkat dapat memusatkan begitu banyak bentuk, corak, dan metode perjuangan dari semua kelas dalam masyarakat modern, sebuah perjuangan yang, karena keterbelakangan Rusia dan kejamnya persekusi tsar, menjadi matang dengan kecepatan yang luar biasa, dan mengasimilasi dengan begitu rakusnya dan dengan sangat berhasil perkembangan teranyar pengalaman politik Amerika dan Eropa.