Komunisme “Sayap Kiri” – Penyakit Kekanak-kanakan

Lenin (1920)


VI. HARUSKAH KAUM REVOLUSIONER BEKERJA DI DALAM SERIKAT BURUH REAKSIONER?

Kaum “Kiri” Jerman menganggap bahwa, bagi mereka, jawaban untuk pertanyaan ini adalah negatif tanpa syarat. Menurut pendapat mereka, pidato-pidato dan hujatan-hujatan keras (seperti yang diucapkan oleh K. Horner dengan cara yang sangat “tegas” dan sangat bodoh) yang menyerang serikat buruh “reaksioner” dan “kontra-revolusioner” adalah “bukti” yang cukup bahwa kaum revolusioner dan kaum Komunis tidak perlu – dan bahkan tidak dapat dibenarkan untuk – bekerja di serikat-serikat buruh kuning, sosial-sauvinis, kompromis, dan kontra-revolusioner yang dipimpin oleh orang-orang seperti Legien.[28]

Kaum “Kiri” Jerman mungkin saja merasa sangat yakin taktik semacam ini revolusioner, namun pada kenyataannya taktik ini sepenuhnya keliru, dan tidak mengandung apapun selain frase-frase hampa.

Untuk memperjelas hal ini, saya akan mulai dengan menuturkan pengalaman kami sendiri, sesuai dengan rencana umum pamflet ini, yang bertujuan untuk menerapkan di Eropa Barat apa pun yang dapat dipraktikkan secara universal, signifikan dan relevan dalam sejarah dan taktik Bolshevisme dewasa ini.

Di Rusia hari ini, hubungan antara pemimpin, partai, kelas, dan massa, serta sikap kediktatoran proletariat dan partainya terhadap serikat buruh, secara konkret adalah sebagai berikut: kediktatoran dijalankan oleh kaum proletar yang terorganisir di dalam Soviet-soviet; kaum proletar dipandu oleh Partai Komunis Bolshevik, yang menurut laporan Kongres Partai yang terakhir (April 1920) memiliki keanggotaan sebesar 611.000 orang. Jumlah anggota partai sangat bervariasi baik sebelum maupun sesudah Revolusi Oktober, dan dulunya jauh lebih kecil, bahkan pada 1918 dan 1919.[29] Kami khawatir akan pertumbuhan Partai yang terlalu cepat, karena para pengejar karier dan para penipu, yang hanya pantas untuk ditembak, cepat atau lambat akan berupaya menyelinap masuk ke dalam partai yang berkuasa. Terakhir kali kami membuka lebar-lebar pintu Partai – hanya untuk kaum buruh dan tani – adalah ketika (pada musim dingin 1919) Jenderal Putih Yudenich hanya beberapa kilometer dari Petrograd, dan Jenderal Putih Denikin sudah sampai di Orel (sekitar 350 kilometer dari Moskow), yakni ketika Republik Soviet ada dalam bahaya besar, dan ketika para petualang, pengejar karier, penipu, dan orang-orang lembek pada umumnya tidak mungkin dapat memperoleh karier yang empuk dengan bergabung dengan kaum Komunis, dan justru bisa-bisa memperoleh tiang gantung dan siksaan.[30] Partai, yang menggelar kongres tahunan (kongres teranyar digelar dengan 1 delegasi per 1.000 anggota), dipimpin oleh Komite Pusat yang terdiri dari 19 orang yang dipilih di Kongres, sementara kerja di Moskow saat ini harus dilakukan oleh badan-badan yang lebih kecil, yang dikenal sebagai Biro Organisasi dan Biro Politik, yang dipilih dalam rapat pleno Komite Pusat, dengan lima orang anggota Komite Pusat di setiap biro. Tampaknya, ini adalah sebuah “oligarki” yang sempurna. Komite Pusat Partai membimbing keputusan yang diambil oleh setiap lembaga negara untuk menjawab semua problem politik dan organisasi yang penting.

Dalam pekerjaannya, Partai bersandar langsung pada serikat buruh, yang menurut data kongres terakhir (April 1920), sekarang memiliki lebih dari empat juta anggota dan secara formal adalah organisasi non-Partai. Sesungguhnya, semua badan kepemimpinan mayoritas besar serikat buruh, dan terutama, tentu saja, seluruh badan kepemimpinan biro pusat serikat buruh seluruh Rusia (Dewan Pusat Serikat Buruh Seluruh Rusia), terdiri dari kaum Komunis dan menjalankan semua instruksi Partai. Dengan demikian, secara keseluruhan, kami memiliki sebuah aparatus proletar yang secara formal non-komunis, fleksibel, dan relatif luas serta sangat kuat. Lewat aparatus proletar ini Partai terhubungkan erat dengan kelas dan massa, dan lewatnya pula, di bawah kepemimpinan Partai, kediktatoran kelas dijalankan. Tanpa hubungan yang erat dengan serikat buruh, dan tanpa dukungan energetik mereka dan kerja keras mereka, tidak hanya di bidang ekonomi, tetapi juga di bidang militer, tentu saja mustahil bagi kami untuk memerintah negeri ini dan mempertahankan kediktatoran selama dua setengah bulan, apalagi selama dua setengah tahun. Dalam praktiknya, hubungan yang sangat dekat ini pastinya menuntut kerja yang sangat kompleks dan beragam dalam bentuk propaganda, agitasi, dan konferensi-konferensi yang digelar secara reguler, tidak hanya dengan para pemimpin serikat buruh, tetapi juga dengan para anggota serikat buruh yang berpengaruh pada umumnya. Ini juga menuntut perjuangan yang gigih untuk melawan kaum Menshevik, yang masih memiliki sejumlah pengikut, walaupun sangat kecil jumlahnya, yang mereka ajarkan segala macam intrik kontra-revolusioner, mulai dari secara ideologis membela demokrasi (borjuis) dan berkhotbah bahwa serikat buruh harus “independen” (independen dari kekuasaan negara proletar!) sampai ke menyabot kedisiplinan proletar, dsb.

Kami menganggap kontak dengan “massa” melalui serikat buruh tidaklah cukup. Dalam perjalanan revolusi kita, aktivitas-aktivitas praktis telah memunculkan lembaga-lembaga seperti konferensi-konferensi buruh dan tani non-partai, dan kami berupaya dengan segala cara mendukung, mengembangkan, dan memperluas lembaga-lembaga ini agar dapat mengikuti sentimen massa, menjadi lebih dekat dengan mereka, memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka, mendorong lapisan yang terbaik di antara mereka untuk menduduki jabatan-jabatan pemerintah, dsb. Berdasarkan dekrit baru-baru ini tentang perubahan Komisariat Rakyat untuk Pengawasan Negara menjadi Inspeksi Buruh dan Tani, konferensi-konferensi non-partai semacam ini telah diberi wewenang untuk memilih anggota-anggota Pengawasan Negara untuk melakukan berbagai macam penyelidikan, dsb.

Kemudian, tentu saja, semua kerja Partai diteruskan melalui Soviet-soviet, yang merangkul massa buruh tanpa memandang pekerjaan mereka. Kongres-kongres distrik Soviet adalah institusi-institusi demokratik, yang tidak pernah dikenal oleh bahkan republik-republik demokratik terbaik di dunia borjuis. Melalui kongres-kongres ini (yang selalu diikuti dengan sangat dekat oleh Partai), dan juga dengan terus menunjuk buruh-buruh sadar-kelas ke berbagai posisi di distrik-distrik pedesaan, kaum proletar menjalankan perannya sebagai pemimpin kaum tani, menjalankan kediktatoran proletariat kota, mengobarkan perjuangan sistematis untuk melawan lapisan tani yang kaya, yang borjuis, yang menghisap dan mengambil untung, dsb.

Demikianlah mekanisme umum kekuasaan negara proletar bila dilihat “dari atas”, dari sudut pandang implementasi praktis kediktatoran. Kami berharap pembaca akan mengerti mengapa kaum Bolshevik Rusia yang telah mengetahui mekanisme ini selama dua puluh lima tahun dan telah melihatnya berkembang dari lingkaran kecil, ilegal dan bawah tanah, hanya bisa menganggap semua celoteh mengenai “dari atas” atau “dari bawah”, mengenai kediktatoran pemimpin atau kediktatoran massa, dsb., sebagai omong kosong yang menggelikan dan kekanak-kanakan; ini seperti mendebatkan apakah kaki kiri atau tangan kanan yang lebih bermanfaat.

Kami juga menganggap pandangan kaum Kiri Jerman itu sama konyolnya dan sama kekanak-kanakannya. Kaum Kiri Jerman yang muluk-muluk, yang bukan main terpelajarnya, yang teramat revolusioner sampai keterlaluan, beranggapan bahwa kaum Komunis tidak boleh bekerja di serikat buruh reaksioner, bahwa kaum Komunis harus menolak kerja semacam itu, bahwa kaum Komunis harus keluar dari serikat-serikat buruh tersebut dan membentuk “Serikat Buruh” yang baru dan suci yang diciptakan oleh kaum Komunis yang sangat baik (dan, mungkin, sebagian besar masih sangat muda), dst., dst.

Kapitalisme jelas meninggalkan legasi bagi sosialisme, di satu sisi, berupa distingsi keahlian dan pekerjaan di antara buruh, distingsi lama yang telah berkembang selama berabad-abad; di sisi lain, serikat buruh, yang dengan sangat perlahan-lahan selama bertahun-tahun, dapat dan akan berkembang menjadi serikat buruh industrial yang lebih luas, dengan kecenderungan kerajinan yang semakin kecil, yang mencakup seluruh industri, dan tidak membatasi dirinya hanya untuk kerajinan, keahlian, dan okupasi tertentu; dan serikat buruh industrial ini lalu akan menghapus pembagian kerja di antara rakyat, mendidik dan menyekolahkan rakyat, memberi mereka perkembangan yang menyeluruh dan pelatihan yang menyeluruh, sehingga mereka mampu mengerjakan segalanya. Komunisme tengah maju dan harus maju ke arah tersebut, dan akan mencapainya, tetapi hanya setelah bertahun-tahun. Mencoba dalam praktik, hari ini, untuk mengantisipasi masa depan komunisme yang sepenuhnya matang, sepenuhnya stabil dan kokoh, sepenuhnya komprehensif, ini sama saja dengan mencoba mengajarkan matematika tinggi ke anak berusia empat tahun.

Kita dapat (dan harus) mulai membangun sosialisme, bukan dengan materi manusia yang abstrak, atau dengan materi manusia yang secara khusus dipersiapkan oleh kita, tetapi dengan materi manusia yang diwariskan oleh kapitalisme kepada kita. Benar, ini bukan perkara mudah, tetapi tidak ada pendekatan lain yang cukup serius untuk dibahas.

Serikat buruh merupakan sebuah langkah maju yang luar biasa bagi kelas buruh pada masa-masa awal perkembangan kapitalisme, karena serikat buruh menandai sebuah transisi dari perpecahan dan ketidakberdayaan buruh ke fondasi awal organisasi kelas. Ketika partai proletar revolusioner, yaitu bentuk tertinggi organisasi kelas proletar, mulai terbentuk (dan Partai ini tidak akan pantas menyandang nama itu sampai ia belajar untuk menyatukan para pemimpinnya ke dalam satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan kelas dan massa), serikat buruh secara tidak terelakkan mulai menampakkan fitur-fitur reaksioner tertentu, kepicikan berpikir tertentu, kecenderungan tertentu untuk tidak berpolitik, kelembaman tertentu, dll. Akan tetapi, di mana pun di seluruh dunia, kaum proletar tidak akan dapat berkembang selain melalui serikat buruh, melalui aksi timbal balik antara serikat buruh dan partai kelas buruh. Penaklukan kekuasaan politik oleh kaum proletar adalah sebuah langkah maju yang besar bagi kaum proletar sebagai sebuah kelas. Partai proletar revolusioner harus, lebih dari sebelumnya dan dengan cara yang baru, tidak hanya dengan cara yang lama, mendidik dan membimbing serikat buruh; pada saat yang sama Partai harus mengingat bahwa serikat buruh adalah dan akan tetap menjadi “sekolah komunisme” yang sangat diperlukan untuk waktu yang lama, sebuah sekolah persiapan yang melatih kaum proletar untuk menjalankan kediktatorannya, sebuah organisasi buruh yang sangat diperlukan untuk secara bertahap mentransfer manajemen seluruh kehidupan ekonomi bangsa ini ke tangan kelas buruh (dan bukan ke serikat-serikat buruh secara terpisah), dan kemudian ke seluruh rakyat pekerja.

Dalam pengertian yang disebutkan di atas, “reaksionisme” tertentu dalam serikat buruh tidak dapat dihindari di bawah kediktatoran proletariat. Tidak memahami hal ini berarti kegagalan total untuk memahami kondisi-kondisi fundamental transisi dari kapitalisme ke sosialisme. Adalah sebuah kebodohan yang mengejutkan bila kita takut pada “reaksionisme” ini atau mencoba menghindarinya atau melompatinya, karena ini berarti kita takut pada fungsi kaum pelopor proletar yang terdiri dari melatih, mendidik, dan mencerahkan lapisan massa buruh dan tani yang paling terbelakang, serta menarik mereka ke kehidupan yang baru. Di sisi lain, akan menjadi sebuah kesalahan yang lebih besar lagi bila kita menunda pencapaian kediktatoran proletariat hingga tidak ada lagi seorang pun buruh yang berpikiran sempit, atau memiliki prasangka craft-union. Seni politik (dan pemahaman tepat kaum Komunis mengenai tugas-tugasnya) adalah mengukur dengan tepat kondisi-kondisi dan momen di mana kaum pelopor proletariat dapat dengan sukses mengambil alih kekuasaan, di mana mereka mampu – selama dan setelah perebutan kekuasaan – memenangkan dukungan yang memadai dari lapisan kelas buruh dan massa buruh non-proletar secara luas, dan setelah itu di mana mereka mampu mempertahankan, mengkonsolidasi dan memperluas kekuasaannya dengan mendidik, melatih dan menarik lebih banyak lagi rakyat pekerja yang lebih luas.

Lebih jauh lagi, di negara-negara yang lebih maju dari Rusia, reaksionisme tertentu di dalam serikat-serikat buruh telah dan pasti akan termanifestasi dengan lebih kuat daripada di Rusia. Kaum Menshevik kami sebelumnya mendapatkan basis dukungannya dari serikat buruh (dan sampai batas tertentu sekarang masih mendapatkan dukungan dari sejumlah kecil serikat buruh), karena serikat-serikat ini masih sempit pikirannya, egois dan oportunis. Kaum Menshevik Barat telah memperoleh pijakan yang lebih kuat di dalam serikat buruh; di sana, lapisan “aristokrasi buruh” borjuis-kecil yang berprasangka craft-union, picik pikirannya, egois, tamak, yang pikirannya imperialis dan telah disuap oleh imperialisme, telah berkembang menjadi kekuatan yang jauh lebih tangguh dibandingkan di Rusia. Itu tidak dapat dibantah. Perjuangan melawan orang-orang seperti Gomper, Jouhaux, Henderson, Merrheim, Legien, dkk. di Eropa Barat jauh lebih sulit dibandingkan dengan perjuangan melawan kaum Menshevik Rusia, yang merupakan lapisan sosial dan politik yang teramat homogen. Perjuangan ini harus dikobarkan dengan gigih dan tegas, dan perjuangan ini harus dibawa sampai ke titik di mana semua pemimpin oportunisme dan sosial-sauvinisme ini sepenuhnya terdiskreditkan dan tersingkirkan dari serikat buruh, seperti yang telah kami lakukan. Kekuasaan politik tidak dapat direbut (dan upaya untuk merebutnya tidak boleh dilakukan) sampai perjuangan telah mencapai tahap tertentu. “Tahap tertentu” ini akan berlainan di tiap-tiap negara dan di tiap-tiap situasi yang berbeda-beda pula; ini hanya dapat diukur dengan tepat oleh para pemimpin politik proletariat yang bijaksana, berpengalaman, dan berpengetahuan luas di masing-masing negara. (Di Rusia, pemilihan Majelis Konstituante pada November 1917, beberapa hari setelah revolusi proletar pada 25 Oktober 1917, adalah salah satu kriteria keberhasilan perjuangan ini. Dalam pemilihan ini, kaum Menshevik benar-benar dikalahkan; mereka menerima 700.000 suara – 1.400.000 suara jika suara di Transkaukasia diikutsertakan – dibandingkan dengan 9.000.000 suara yang diperoleh kaum Bolshevik. Lihat artikel saya, “Pemilihan Majelis Konstituante dan Kediktatoran Proletariat”, di Communist Internasional No. 7-8.)

Kita sedang mengobarkan perjuangan melawan “aristokrasi buruh” atas nama massa buruh dan untuk memenangkan mereka ke sisi kita; kita sedang mengobarkan perjuangan melawan para pemimpin oportunis dan sosial-sauvinis untuk memenangkan kelas buruh ke sisi kita. Adalah absurd jika kita melupakan kebenaran yang paling mendasar dan paling jelas ini. Namun, absurditas inilah yang ditampilkan oleh kaum Komunis “Kiri” Jerman ketika, karena karakter reaksioner dan kontra-revolusioner dari kepemimpinan puncak serikat buruh, mereka melompat ke kesimpulan bahwa ... kita harus menarik diri dari serikat buruh, menolak bekerja di dalamnya, dan menciptakan bentuk-bentuk organisasi buruh yang baru dan artifisial! Ini adalah blunder yang tak bisa dimaafkan, yang merupakan pelayanan terbaik kepada kaum borjuis. Seperti semua pemimpin serikat buruh yang oportunis, sosial-sauvinis, dan Kautskyis, kaum Menshevik kami tidak lain adalah “kaki tangan borjuasi di dalam gerakan kelas buruh” (seperti yang selalu kami katakan), atau “labour lieutenants of the capitalist class” (“tangan kanan kelas kapitalis di dalam gerakan buruh”), untuk memakai ungkapan yang sangat baik dan tepat dari para pengikut Daniel De Leon di Amerika. Menolak bekerja di dalam serikat-serikat buruh reaksioner berarti membiarkan massa buruh yang belum cukup maju atau massa buruh yang terbelakang berada di bawah pengaruh para pemimpin reaksioner, agen-agen kaum borjuis, para aristokrat buruh, atau “para buruh yang sudah menjadi borjuis sepenuhnya” (baca surat Engels kepada Marx pada 1858 mengenai kaum buruh Inggris).

“Teori” konyol ini, bahwa kaum Komunis tidak boleh bekerja di dalam serikat buruh reaksioner, mengungkapkan dengan sangat jelas sikap sembrono kaum Komunis “Kiri” terhadap masalah mempengaruhi “massa”, dan bagaimana mereka bermain-main dengan kata “massa”. Jika kalian ingin membantu” dan memenangkan simpati dan dukungan “massa”, maka kalian tidak boleh takut menghadapi kesulitan, atau tipu muslihat, cercaan dan persekusi dari “para pemimpin” (yang, sebagai kaum oportunis dan sosial-sauvinis, dalam kebanyakan kasus memiliki hubungan dengan borjuasi dan polisi secara langsung atau tidak langsung), tetapi kalian harus bekerja di mana pun massa berada. Kalian harus mampu berkorban dengan cara apapun, mengatasi rintangan-rintangan yang paling sulit, supaya bisa melakukan agitasi dan propaganda secara sistematis, dengan tekun, ulet, dan sabar di institusi-institusi, perkumpulan-perkumpulan dan asosiasi-asosiasi – bahkan yang paling reaksioner sekali pun – di mana massa proletar atau semi-proletar dapat ditemukan. Serikat buruh dan koperasi buruh (yang belakangan ini kadang-kadang, setidaknya) adalah organisasi-organisasi di mana massa dapat ditemukan. Menurut angka-angka yang dikutip di koran Swedia Folkets Dagblad Politiken tanggal 10 Maret, 1920, keanggotaan serikat buruh di Britania Raya meningkat dari 5.500.000 di akhir 1917 menjadi 6.600.000 di akhir 1918, naik 19 persen. Menjelang akhir 1919, keanggotaan serikat buruh ini diperkirakan mencapai 7.500.000. Saya tidak memiliki data untuk Prancis dan Jerman, tetapi fakta-fakta tak terbantahkan yang diketahui secara umum menjadi saksi adanya peningkatan pesat dalam keanggotaan serikat buruh di negara-negara ini juga.

Fakta-fakta ini semakin menekankan sesuatu yang telah dikonfirmasikan oleh ribuan gejala lainnya, yaitu bahwa kesadaran kelas dan keinginan berorganisasi sedang tumbuh di antara massa proletar, di antara lapisan akar rumput, di antara elemen-elemen terbelakang. Jutaan buruh di Inggris, Prancis, dan Jerman – yang sebelumnya tidak pernah berorganisasi sama sekali – untuk pertama kalinya bergabung ke dalam bentuk organisasi yang paling dasar, paling rendah, paling sederhana, dan (bagi mereka yang masih dipenuhi dengan prasangka-prasangka borjuis-demokratik) bentuk organisasi yang paling mudah dipahami, yaitu serikat buruh. Kendati demikian, kaum Komunis Kiri yang revolusioner namun kurang bijaksana duduk berpangku tangan sembari berteriak “massa”, “massa!”, tetapi menolak bekerja di dalam serikat buruh, dengan dalih bahwa serikat-serikat buruh itu “reaksioner”, dan menciptakan sebuah “Serikat Buruh” yang baru dan suci, yang bebas dari prasangka-prasangka borjuis-demokratik dan bebas dari dosa-dosa craft-union yang picik, sebuah serikat buruh yang menurut mereka akan menjadi (!) sebuah organisasi yang luas. “Pengakuan terhadap sistem Soviet dan kediktatoran” akan menjadi satu-satunya (!) syarat keanggotaan. (Lihat bagian yang dikutip di atas).

Sulit untuk membayangkan ketololan yang lebih besar atau bahaya yang lebih besar bagi revolusi daripada yang disebabkan oleh kaum revolusioner “Kiri” semacam ini! Bila kami di Rusia hari ini, setelah dua setengah tahun kemenangan tanpa-preseden atas kaum borjuis Rusia dan Entente, menjadikan “pengakuan terhadap kediktatoran” sebagai syarat keanggotaan serikat buruh, kami akan melakukan sebuah tindakan yang sangat bodoh, yang merusak pengaruh kita di antara massa, dan membantu kaum Menshevik. Tugas yang diemban oleh kaum Komunis adalah meyakinkan elemen-elemen terbelakang, bekerja di antara mereka, dan tidak memagari diri dari mereka dengan slogan-slogan “Kiri” yang artifisial dan kekanak-kanakan.

Orang-orang seperti Gomper, Henderson, Jonhaux, dan Legien pasti sangat berterima kasih kepada kaum revolusioner “Kiri” yang, seperti kaum oposisi Jerman yang “berprinsip” (semoga Tuhan melindungi kita dari “prinsip-prinsip” seperti itu!), atau seperti beberapa kaum revolusioner Industrial Workers of the World[31] di Amerika, menganjurkan kaum Komunis untuk keluar dari serikat-serikat buruh yang reaksioner dan menolak bekerja di dalamnya. Orang-orang ini, yaitu para “pemimpin” oportunisme ini, jelas akan menggunakan semua metode diplomasi borjuis dan bantuan pemerintah borjuis, para pendeta, polisi, dan pengadilan, untuk menjauhkan kaum Komunis dari serikat buruh, mengusir mereka dengan segala cara, membuat kerja mereka di dalam serikat buruh menjadi tidak mudah sama sekali, serta menghina, memprovokasi, dan mempersekusi mereka. Kita harus mampu menghadapi semua ini, mampu membuat pengorbanan apapun, dan bahkan – bila perlu – menggunakan berbagai siasat, tipu muslihat, cara-cara ilegal, kecohan dan akal bulus, selama kita bisa masuk ke dalam serikat buruh, tetap berada di dalamnya, dan meneruskan kerja-kerja Komunis di dalamnya dengan cara apapun. Di tsarisme, kami tidak memiliki “kesempatan legal” apa pun hingga 1905. Namun, ketika Zubatov, agen polisi rahasia tsar, mengorganisir rapat-rapat buruh Black-Hundred dan perkumpulan-perkumpulan buruh dengan tujuan menjebak kaum revolusioner dan memerangi mereka, kami mengirim anggota-anggota Partai kami ke rapat-rapat tersebut dan ke dalam perkumpulan-perkumpulan tersebut (saya secara pribadi ingat salah satu di antaranya, Kamerad Babushkin, seorang buruh pabrik terkemuka di St. Petersburg, yang ditembak atas perintah jendral tsar pada 1906). Mereka menjalin kontak dengan massa, mampu melakukan agitasi, dan berhasil memenangkan buruh dari pengaruh para agen Zubatov.[32] Tentu saja, di Eropa Barat, dengan prasangka-prasangka legalistik, konstitusionalis, dan borjuis-demokratiknya yang begitu mengakar, ini lebih sulit dicapai. Namun, ini dapat dan harus dilakukan, dan secara sistematis.

Komite Eksekutif Internasional Ketiga, menurut pendapat saya, harus mengutuk secara positif, dan menyerukan kepada kongres Komunis Internasional berikutnya untuk mengutuk kebijakan menolak bekerja di serikat buruh reaksioner secara umum (menjelaskan secara rinci mengapa penolakan seperti itu tidak bijaksana, dan apa bahaya besarnya terhadap perjuangan revolusi proletar) dan, khususnya, perilaku beberapa anggota Partai Komunis Belanda, yang – baik secara langsung atau tidak langsung, secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi, secara keseluruhan atau sebagian – telah mendukung kebijakan yang keliru ini. Internasional Ketiga harus pecah dengan taktik-taktik Internasional Kedua, tidak boleh mengelak atau mengecilkan isu-isu yang penting, tetapi harus mengemukakannya secara terus terang. Seluruh kebenaran ini telah dikemukakan secara terus terang kepada kaum “Independen” (Partai Sosial-Demokratik Independen Jerman); seluruh kebenaran ini juga harus dikemukakan secara terus terang kepada kaum Komunis “Kiri”


Keterangan:

[28] Carl Legien (1861-1920) – politisi sosial demokrat moderat, pemimpin reformis serikat buruh, dan presiden pertama Federasi Internasional Serikat Buruh. Saat perang dunia meletus, dia mendukung pemerintahan borjuis Jerman dalam perang ini dan menjamin gencatan perang kelas untuk menyokong borjuasi.

[29] Sejak Revolusi Februari 1917 sampai 1919, anggota Partai berubah sebagai berikut: pada Konferensi PBSDR (B) Seluruh-Rusia Ketujuh (April 1917), Partai memiliki 80.000 anggota; pada Kongres Keenam PBSDR (B) pada bulan Juli-Agustus 1917, sekitar 240.000; pada Kongres Ketujuh R.C.P (B.) pada bulan Maret 1918, tidak kurang dari 270.000; pada Kongres Kedelapan R.C.P (B.) pada bulan Maret 1919, 313.766 anggota.

[30] Ini merujuk pada Party Week (Minggu Partai), ketika pada Agustus-November 1919 Partai Bolshevik membuka pendaftaran anggota baru untuk memperkuat partai di tengah gempuran Tentara Putih dan pasukan imperialis. Selama perekrutan ini, yang bergabung adalah lapisan buruh, tani, dan Tentara Merah yang paling rela berkoran untuk Revolusi Oktober, karena saat itu bergabung ke dalam partai berarti terjun ke dalam perjuangan hidup dan mati. Tidak ada prospek karier empuk. 200.000 anggota baru bergabung, lebih dari separuh adalah buruh pabrik dan lebih dari seperempat Tentara Merah.

Party Week ini berbeda dengan Lenin Levy yang diterapkan di kemudian hari pada 1924 setelah wafatnya Lenin. Setelah Perang Sipil selesai pada 1921 dan situasi sudah relatif aman, semakin banyak elemen-elemen oportunis, birokratik dan pengejar karier yang bergabung ke dalam partai untuk mencari penghidupan dan privilese. Ini diperparah oleh kebijakan Lenin Levy pada 1924 yang membuka pintu partai lebar-lebar setelah kematian Lenin, kebijakan yang didorong oleh Stalin-Zinoviev-Kamenev. Dari Februari sampai Mei 1924, hampir 250.000 anggota baru bergabung. Elemen pelopor termaju dalam partai menjadi larut dan dikepung oleh elemen-elemen mentah yang lebih oportunis, yang menjadi basis degenerasi birokratik partai Bolshevik.

Trotsky menjelaskan ini dalam Revolusi yang Dikhianati:

“Dengan meninggalnya Lenin, klik yang berkuasa [Stalin-Zinoviev-Kamenev] mengumumkan ‘Leninist Levy’. Gerbang partai, yang sebelumnya selalu dijaga ketat, kini dibuka lebar-lebar. Buruh, pegawai administratif, pejabat rendahan, berbondong-bondong masuk. Tujuan politik dari manuver ini adalah untuk melarutkan lapisan pelopor revolusi dengan anggota-anggota yang masih mentah, yang tidak punya pengalaman, tidak punya kemandirian, tetapi masih memiliki kebiasaan lama untuk tunduk pada otoritas. Plot licik ini berhasil. Dengan membebaskan birokrasi dari kendali kaum pelopor proletar, ‘Leninist Levy’ menghantarkan pukulan mematikan pada partainya Lenin. Mesin birokrasi telah memenangkan kemandirian yang diperlukannya. Sentralisme Demokratik diganti dengan sentralisme birokratik. Dalam aparatus partai itu sendiri kini berlangsung perombakan personel secara radikal dari atas hingga bawah. Kepatuhan dinyatakan sebagai karakter utama seorang Bolshevik. Di bawah kedok perjuangan melawan kelompok Oposisi [Trotsky], ada penyingkiran besar-besaran terhadap kaum revolusioner yang digantikan dengan chinovniks (fungsionaris pemerintah). Sejarah partai Bolshevik menjadi sejarah pembusukannya yang cepat.”

[31] The Industrial Workers of the World (IWW) – serikat buruh radikal yang didirikan di Amerika Serikat pada 1905, dan mengorganisir buruh-buruh tak-terampil dan berupah-rendah di berbagai sektor. Di antara para pendirinya adalah Daniel De Leon, Eugene Debs, dan Bill Haywood. Selama periode radikalisasi gerakan buruh di AS dari 1905-1918, lapisan buruh yang paling revolusioner bergabung ke dalamnya. Pada 1920, Komunis Internasional mengundang IWW untuk bergabung ke dalamnya, namun kepemimpinan anarko-sindikalis di IWW menolaknya. Kepemimpinan anarko-sindikalis ini semakin condong ke sektarianisme (menolak bekerja di serikat-serikat buruh massa, menolak kerja politik), yang akhirnya membuat IWW menjadi organisasi sektarian yang kehilangan pengaruh di antara massa buruh luas. Sementara, selapisan anggota IWW keluar dan bergabung dengan Komunis Internasional dan Partai Komunis Amerika, seperti John Reed dan Bill Haywood.

[32] Orang-orang seperti Gomper, Henderson, Jouhaux, dan Legien tidak lain adalah agen Zubatov, yang berbeda dari agen Zubatov Rusia hanya dalam pakaian dan gaya Eropa mereka, serta cara mereka menjalankan kebijakan tercela mereka, dengan cara yang beradab, berkelas, dan demokratik. [Keterangan Lenin]