Kongres Untuk Memobilisasi Segenap Potensi Nasional

Pidato Pembukaan Kongres Nasional VII yang diucapkan oleh Kawan D.N. Aidit pada tanggal 25 April 1962 – ovasi pada waktu Kawan Ketua tampil ke mimbar

Sumber: Bintang Merah Nomor Spesial, "Maju Terus" Jilid I. Kongres Nasional Ke-VII (Luar Biasa) Partai Komunis Indonesia. Yayasan Pembaruan, Jakarta 1963.


Kawan-kawan yang tercinta!

Atas nama Comite Central daripada Kongres Nasional VII PKI saya menyampaikan selamat datang dan salam sehangat-hangatnya kepada semua kawan peserta Kongres Nasional VII (Luar Biasa). (tepuk tangan). Saya mengharapkan kawan-kawan tetap sehat walafiat serta mencurahkan segenap perhatiannya, segenap pikiran dan tenaganya untuk menyukseskan Kongres ini.

Comite Central dan saya pribadi mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada segenap anggota dan kader PKI, kepada segenap simpatisan dan para sahabat PKI, yang telah memberikan bantuan dan sokongan yang tak ternilai besarnya untuk suksesnya Kongres ini. (tepuk tangan). Kepada instansi-instansi sipil dan militer yang telah membantu sehingga Kongres ini terselenggara, serta kepada pengurus Gedung Pemuda tempat kita berkongres sekarang, saya juga mengucapkan banyak terima kasih. (tepuk tangan).

Menurut laporan yang saya terima dari Panitia Kongres, bantuan dan sokongan yang telah didapat untuk menyelenggarakan Kongres ini adalah jauh lebih banyak daripada yang dibutuhkan. (tepuk tangan riuh). Ini terjadi dalam keadaan di mana rakyat kita sedang berada dalam kesulitan sandang pangan. Ini bukti betapa besarnya kepercayaan rakyat kepada Partai kita, bukti bahwa Partai kita, kader-kader dan anggota-anggotanya dipercaya oleh rakyat. (tepuk tangan riuh). Oleh karena itu adalah kewajiban kita semua, kewajiban CC dan semua Comite, ya, semua kader dan anggota Partai, untuk menjaga agar kepercayaan rakyat kepada Partai dalam keadaan yang bagaimana pun tidak menjadi goyang, agar kepercayaan itu makin hari bertambah besar. (tepuk tangan). Untuk ini tidak ada jalan lain, kita harus dengan lebih keras lagi mengembang Amanat Penderitaan Rakyat, kita harus lebih banyak lagi beramal dan mengabdi kepada rakyat. Kita merasa sudah memberikan segala yang ada pada kita kepada rakyat. Tetapi kawan-kawan, untuk dipersembahkan kepada proletariat dan rakyat pekerja tidak ada yang cukup baik, sekalipun jiwa kita yang kita berikan. (tepuk tangan).

Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada PJM Presiden Sukarno, berhubung kesediaan beliau untuk memberikan pidato amanat dalam rapat penutupan Kongres tanggal 30 April nanti. Ini membuktikan bahwa sahabat kita terdapat di mana-mana, tidak hanya di rumah-rumah gubuk kaum tani dan rumah-rumah petak kecil kaum buruh, tetapi juga di istana negara. (tepuk tangan riuh). Ini juga merupakan manifestasi daripada persatuan nasional yang luas di negeri kita. (tepuk tangan).

Kaum imperialis Amerika Serikat telah mengumumkan sebuah analisa mengenai Partai kita, di mana mereka mengatakan bahwa kekuatan PKI “pada asasnya berdasarkan keabsahannya dan gengsinya, dan karena pengawasan organisasinya yang keras atas pengikut-pengikutnya”. Analisa ini tidak sepenuhnya salah. (tawa). PKI memang Partai yang sah sesah-sahnya dan ini dibuktikan antara lain oleh kenyataan bahwa Presiden Republik kita telah berbicara dalam rapat penutupan Kongres Nasional VI PKI dan nanti dalam rapat penutupan Kongres VII. Juga benar bahwa PKI bergengsi tinggi dan anggota-anggotanya berdisiplin dan militan, tidak menganggap Partainya sebagai klub diskusi atau perkumpulan orang-orang risau. (tawa dan tepuk tangan).

Tetapi sebagaimana biasanya, kaum imperialis tidak pernah tidak menyembunyikan kebenaran. Kebenaran segede bola bumi yang mereka sembunyikan, yaitu: PKI sah, bergengsi, berdisiplin dan militan adalah karena PKI melawan imperialisme mati-matian (tepuk tangan riuh), termasuk melawan imperialisme Amerika Serikat. (tepuk tangan lama). Jika PKI tidak melawan imperialisme maka PKI tidak akan menjadi Partai yang sah di bumi Indonesia sekarang. (tepuk tangan lama). Lihatlah bagaimana nasib Masyumi-PSI, karena mereka menyokong pemberontakan kontra-revolusioner “PRRI-Permesta” yang didalangi oleh imperialis-imperialis Amerika Serikat mereka sudah menjadi partai-partai yang terlarang. (tepuk tangan). Di Indonesia sekarang, tidak ada satu partai yang bisa mempunyai gengsi, apalagi gengsi yang tinggi, artinya dihargai tinggi oleh rakyat dan disegani oleh musuh-musuh rakyat, tidak mungkin menjadi partai yang berdisiplin dan militan, jika tidak melawan imperialisme sehebat-hebatnya. (tepuk tangan lama).

Jadi, kawan-kawan, untuk memperkuat keabsahan PKI, untuk mempertinggi gengsinya, untuk memperkuat disiplin dan mempertinggi militansinya, kita harus melawan imperialisme dan kaki tangan-kaki tangannya berpuluh-puluh kali lebih hebat lagi. (tepuk tangan).

Kawan-kawan!

Dua setengah tahun yang lalu, juga di Jakarta ini, kita telah melangsungkan Kongres Nasional VI yang kita namakan Kongres Persatuan Jaya karena dihadiri oleh seluruh daerah, semua suku bangsa, semua angkatan Komunis yang berpendirian bulat secara politik, organisasi dan ideologi. Persatuan itu sekarang sudah lebih terkonsolidasi. Nah, apa sekarang? Kita harus maju terus. Dengan persatuan Partai yang sudah makin terkonsolidasi, yang sudah tentu harus terus-menerus kita konsolidasi secara politik, organisasi dan ideologi, kita harus memobilisasi segenap potensi nasional untuk digempurkan lebih hebat lagi kepada imperialisme dan feodalisme, dan terutama sekarang untuk membebaskan Irian Barat dan mengatasi krisis sandang pangan. Oleh karena itulah kawan-kawan, Kongres Nasional VII kita ini pantas kita beri nama Kongres untuk mobilisasi segenap potensi nasional. (tepuk tangan lama). Kita berjuang untuk demokrasi dan persatuan agar dapat memobilisasi segenap potensi nasional, tetapi juga sangat benar bahwa kita harus memobilisasi potensi nasional untuk memperkuat demokrasi dan persatuan nasional.

Walaupun kita sekarang belum mendengar laporan Komisi Mandat Kongres Nasional VII, tapi dari Panitia Kongres saya sudah mendapat laporan bahwa delegasi dari hampir semua daerah sudah hadir dalam ruangan Kongres ini. (tepuk tangan lama). Karena kesulitan perhubungan delegasi dari tiga daerah belum hadir dalam ruangan Kongres ini, yaitu Sulawesi Utara, Kalimantan Tengah, dan Pulau Bangka. Kalau dalam Kongres Nasional VI Partai 1,5 juta anggota dan calon anggota yang diwakili, maka dalam Kongres Nasional VII (Luar Biasa) ini 2 juta anggota dan calon anggota yang diwakili. (tepuk tangan lama). Berdasarkan pasal 36 Konstitusi Partai yang menyatakan bahwa Kongres sah jika dihadiri oleh sekurang-kurangnya 1/3 jumlah organisasi-organisasi Daerah Besar dan lebih dari separuh jumlah seluruh anggota Partai, Kongres ini adalah sah. (tepuk tangan lama). Dengan ini saya nyatakan Kongres Nasional VII dibuka. (tepuk tangan lama).

Berdasarkan pasal 37 Konstitusi PKI, untuk memimpin sidang-sidang Kongres Nasional VII PKI ini saya usulkan membentuk sebuah Presidium Kongres yang terdiri dari kawan-kawan:

  1. Abdulmajid, Mr.
  2. Adjitorop, Mr. Jusuf
  3. Aidit, D.N.
  4. Amar Hanafiah
  5. Amir Syarifudin, Nyonya
  6. Anwar Sanusi, Amir
  7. Dahliar, Nyonya
  8. Djadi Wirosubroto
  9. Djokosudjono
  10. Harahap, Banda
  11. Imron, A.
  12. Kandel, Ktut
  13. Ko Jong Tjay
  14. Kusen
  15. Lukman, M.H.
  16. Muhamad Samidikin
  17. Muchlis, Aminudin
  18. Nasution, Djalaludin Jusuf
  19. Ngadiman
  20. Njono
  21. Njoto
  22. Nursuhud
  23. Rewang
  24. Rissi, Thobias Paulinus
  25. Ruslan Kamaludin
  26. Sakirman, Ir.
  27. Salawati, Nyonya Charlotte
  28. Sardjono, Nyonya
  29. Suak, J.
  30. Sudisman
  31. Sujono Pradigdo
  32. Sukatno
  33. Sukaesih, Nyonya
  34. Tanggap Peleng, Messer
  35. Tan Ling Djie
  36. Torey, Jean
  37. Widodo

Kawan-kawan, apakah susunan Presidium ini dapat disetujui oleh Kongres? (Teriakan: “Setuju!” Tepuk tangan sambil berdiri dengan mengacungkan kartu). Apakah ada usul-usul lain? (“Tidaaak”).

Semua anggota Presidium saya persilakan menduduki tempat Presidium. (Ovasi mengiringi tampilnya ke depan para anggota Presidium).