Kebesaran PKI Berarti Kebesaran Nasakom dan Kekalahan Kaum Imperialis dan Tuan Tanah

Djokosudjono


Sumber: Bintang Merah Nomor Spesial, "Maju Terus" Jilid I. Kongres Nasional Ke-VII (Luar Biasa) Partai Komunis Indonesia. Yayasan Pembaruan, Jakarta 1963.


Kawan-kawan.

Plan 3 Tahun Kedua Partai dimulai dengan syarat-syarat organisasi dan politik yang lebih baik daripada Plan 3 Tahun Pertama. Di samping kita dipersenjatai dengan pengalaman-pengalaman yang sangat berguna dari pelaksanaan Plan 3 Tahun Pertama, juga kita dibekali dengan kemampuan-kemampuan baru tentang cara-cara kerja sebagai hasil praktek pelaksanaan Plan Pertama. Kemampuan-kemampuan baru tentang cara kerja ini telah disimpulkan oleh Kawan D.N. Aidit dalam Laporan Umumnya pada Kongres Nasional ke-6, yaitu bahwa dengan Plan 3 Tahun Pertama Partai, di dalam Partai mulai dibiasakan cara kerja yang rasional dan efektif, para fungsionaris dan aktivis Partai menjadi makin terlatih untuk bekerja “banyak segi”, pandangan para fungsionaris dan aktivis Partai tidak lagi hanya terbatas pada lapangannya masing-masing, tetapi sudah melihat hubungan lapangannya sendiri dengan pekerjaan Partai keseluruhannya.

Syarat-syarat di atas ini memang sangat membantu pelaksanaan Plan walaupun masih sangat perlu diluaskan dan ditingkatkan lebih jauh lagi. Tanpa adanya kader-kader yang cakap, militan dan berwatak serta berpengalaman. Plan Partai tidak mungkin bisa dijalankan dengan baik. Lebih-lebih Plan yang bersifat nasional dan bersegi banyak, mulai dari memperluas keanggotaan Partai sampai kepada melengkapi kebutuhan kantor, mulai dari mempelajari teori-teori fundamental Marxisme-Leninisme sampai kepada memberantas buta huruf, yang semuanya meliputi tidak kurang dari 100 mata plan. Tetapi dengan adanya kader-kader yang cakap militan, berwatak dan berpengalaman itu saja pun tidak menjamin suksesnya Plan kalau tidak ada politik Partai yang benar, politik Partai yang sungguh-sungguh mewakili kehendak dan keinginan massa luas, politik Partai yang membuka kemungkinan tergalangnya front nasional yang luas. Kebenaran politik Partai yang dipakukan oleh Kongres Nasional ke-6 inilah yang justru menjadi sumber pokok dari suksesnya Plan, di samping dibutuhkan secara mutlak adanya kader-kader yang cakap, militan dan berwatak serta berpengalaman untuk memanggul politik Partai itu ke arena perjuangan.

Kesulitan ekonomi, terutama memburuknya situasi sandang pangan yang menimpa bagian terbesar rakyat Indonesia, tidak terkecuali fungsionaris dan aktivis Partai, pada tingkat pertama memang mengendorkan pekerjaan Plan, karena ada sementara aktivis Partai yang mengurangi kegiatannya untuk Partai guna “mengatasi” kesulitan ekonomi rumah tangganya. Tetapi setelah disadari, bahwa dengan cara yang demikian itu juga tidak dapat menyelesaikan ekonomi rumah tangganya, bahwa kesulitan ekonomi sekarang ini tidak mungkin teratasi, bahkan akan menjadi lebih berlarut-larut tanpa adanya perubahan sistem politik yang prinsipiil, yaitu adanya Kabinet Gotong-Royong dalam arti yang sebenar-benarnya, yang perubahan ini hanya bisa terjadi dengan adanya front nasional yang kuat yang didukung oleh Partai Komunis yang perkasa; setelah disadari adanya keharusan bagi tiap-tiap Komunis memimpin 1001 macam aksi-aksi massa justru dalam keadaan ekonomi yang sulit ini dan adanya keharusan bagi tiap-tiap Komunis memobilisasi massa untuk merebut kembali Irian Barat, maka dengan semangat yang lebih berkobar lagi untuk lebih memperkuat Partai, mereka satu demi satu kembali bekerja melaksanakan Plan dengan sekuat tenaga. Untuk mengatasi kesulitan hidupnya mulai dicoba melalui jalan massa, yaitu didiskusikan dalam kolektifnya dengan berpedoman pada Laporan Kawan D.N. Aidit pada Sidang Pleno ke-2 CC dan menyatukan pekerjaan Plan dengan “Gerakan 1001” yang dilahirkan oleh Sidang Pleno ke-3 CC.

Kekangan hak-hak demokrasi yang di beberapa daerah makin diintensifkan dalam batas-batas tertentu memang menghambat pekerjaan Plan di daerah-daerah yang bersangkutan, karena banyak mata plan-mata plan yang pelaksanaannya diharuskan minta izin kepada Penguasa-Penguasa Perang Daerah, misalnya Kursus Rakyat, Universitas-Universitas Rakyat, Sekolah-Sekolah Politik, Seminar-Seminar dan Konferensi-Konferensi, sedang untuk mendapatkan izin ini tidak begitu mudah. Di Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan, atau yang terkenal dengan “3 Selatan” malahan kegiatan Partai dilarang sama sekali. Tetapi berkat keuletan para kader Partai, Plan tidak berhenti karenanya, walaupun ada kelambatan-kelambatan tertentu. Tetapi di balik itu, pengaruh Partai di kalangan rakyat menjadi bertambah meluas karena rakyat sudah sangat benci kepada kekangan hak-hak demokrasi ini dan karena perjuangan yang gigih dari Partai menentang SOB.

Dalam keadaan seperti inilah Plan 3 Tahun Kedua Partai berjalan.

Pada tanggal 31 Desember 1961, empat bulan yang lalu, genap dua puluh bulan lamanya Plan 3 Tahun Kedua dilaksanakan. Dalam pelaksanaan dua puluh bulan ini tercatat keanggotaan Partai meningkat 30% dari keanggotaan Partai pada bulan April 1960 yaitu pada waktu Plan 3 Tahun Kedua dimulai. (Tepuk tangan).

Sekarang ini keanggotaan Partai telah meningkat menjadi 2.000.000 orang banyaknya (tepuk tangan). Sudah barang tentu kebesaran Partai ini diterima dengan muka kecut oleh musuh-musuh rakyat, yaitu kaum imperialis dan tuan tanah serta kaki tangannya, karena makin besarnya Partai berarti kekalahan bagi mereka. Usaha mereka selama ini untuk menghancurkan, atau sedikitnya untuk menghalangi kemajuan PKI mengalami kegagalan yang menyedihkan. Tetapi bukanlah musuh rakyat namanya kalau mereka menghentikan usahanya untuk menghalang-halangi kemajuan PKI sampai di sini saja. Biasanya mereka akan menjadi lebih beringas melihat kemajuan-kemajuan Partai dan berusaha dengan bermacam-macam jalan baik dengan halus maupun kasar untuk meneruskan maksud-maksud jahatnya itu. Tetapi berbeda dengan sikap musuh-musuh rakyat ini, bagi para pencinta demokrasi, pencinta persatuan, dan pencinta Nasakom tentu akan menyambut dengan gembira tiap-tiap kemajuan yang dicapai oleh PKI, karena kemajuan PKI, sama halnya dengan kemajuan partai-partai lain, baik dari golongan nasionalis maupun agama yang selalu berdiri di pihak rakyat, tidak bisa dipisahkan dari kemajuan barisan demokrasi, kemajuan barisan persatuan, kemajuan barisan Nasakom, kemajuan barisan anti-imperialis dan anti-feodal. Hanya golongan musuh-musuh rakyat sajalah yang selalu merasa gerah-uyang (panas-dingin) melihat kemajuan partai-partai atau golongan-golongan yang selalu di pihak rakyat, di pihak demokrasi dan persatuan.

Secara nasional sekarang ini tinggal 2% saja dari seluruh jumlah Kota dan Kabupaten yang belum berdiri Comite Seksi (tepuk tangan), 3,5% dari jumlah seluruh Kecamatan yang belum berdiri Comite Subseksi (tepuk tangan), dan 33% desa yang belum berdiri Comite Resort (tepuk tangan). Sedang di pulau Jawan sudah tidak ada lagi Kecamatan yang tidak ada organisasi Komunisnya, dan desa yang masih “kosong” tinggal 12% saja. (Tepuk tangan). Umumnya tempat-tempat yang “kosong” itu, baik Kota, Kecamatan, maupun Desa adalah tempat-tempat yang sukar dihubungi karena sukarnya alat-alat perhubungan atau tempat gerombolan. (Tepuk tangan). Ini tidak berarti bahwa di tempat-tempat itu tidak ada Komunisnya, tetapi untuk membentuk organisasi Partai di situ masih membutuhkan waktu.

Ini semua tidak bisa lain artinya bahwa tidak mungkin penyelesaian soal-soal rakyat, baik yang bersifat daerah maupun nasional, dapat dipecahkan dengan baik tanpa ikut sertanya PKI.

Pekerjaan meningkatkan calon anggota menjadi anggota tepat waktunya, dan menggrupkan anggota dan calon anggota masih mengalami kekurangan-kekurangan yang serius yang perlu segera diatasi. Akibat kekurangan ini banyak calon anggota yang dirugikan, karena tidak ditingkatkan menjadi anggota pada waktunya. Kalau hal ini dibiarkan berlarut-larut tentu akan membawa akibat yang buruk di dalam Partai. Di samping itu kita lihat adanya gerakan Komunis yang belum terorganisasi dengan baik, karena tidak segera dimasukkannya para anggota baru dalam grup-grup. Alasan apapun juga yang dikemukakan, hal ini merupakan pelanggaran terhadap Konstitusi Partai. Karena itu harus segera dicari jalan untuk mengakhiri penyelewengan terhadap Konstitusi Partai ini.

Di lapangan pemberantasan buta huruf di kalangan rakyat, Partai telah melakukan peranan aktif, yaitu mendorong dan membantu para petugas pemerintah dalam menyelenggarakan kursus-kursus PBH di RT-RT dan RK-RK serta menyiapkan murid-muridnya. Pemberantasan buta huruf di kalangan anggota dan calon anggota Partai, kita mencatat hasil 110.000 orang yang telah terberantas buta hurufnya. Para lulusan buta huruf ini banyak yang sudah menjadi langganan tetap Harian Rakyat dan toko buku Yayasan “Pembaruan”. Umumnya para lulusan buta huruf ini menjadi aktivis-aktivis Partai yang baik. Tetapi walaupun hasil yang telah kita capai itu merupakan suatu prestasi yang harus dihargai, mengingat bahwa masih banyak dalam barisan Partai yang masih buta huruf, dan mengingat pula sangat pentingnya buta huruf di kalangan anggota ini segera diakhiri untuk segera dapat meningkatkan dan meratakan kebudayaan anggota-anggota Partai, maka perlu dicari segala jalan supaya selambat-lambatnya akhir Plan 3 Tahun Kedua ini tidak ada satu pun juga dalam barisan Partai yang masih buta huruf. Untuk itu, misalnya, mengadakan gerakan mengerahkan semua anggota dan calon anggota yang melek huruf untuk ditugaskan dengan jatah tertentu memberantas buta huruf ini.

Di lapangan pendidikan, kita mencatat hasil-hasil yang sangat mendekati jatah-jatah yang telah ditentukan. Dari hampir satu setengah juta kader dan aktivis Partai dari tingkat Central sampai dengan Resort yang telah mendapat pelajaran dasar-dasar teori Marxis-Leninis dan soal-soal Revolusi Indonesia serta filsafat proletar meliputi jumlah 25% (tepuk tangan) atau sama dengan tiap-tiap 5 anggota seorang telah terdidik (Tepuk tangan). Ini merupakan tulang punggung Partai yang bersatu atas dasar Marxisme-Leninisme dan soal-soal pokok Revolusi Indonesia, serta memiliki syarat-syarat untuk bisa bekerja sendiri dan tidak banyak membuat kesalahan-kesalahan. Dari satu setengah juta kader ini seluruhnya mendapat latihan bekerja badan secara teratur sebagai salah satu pendidikan ideologi untuk cinta kerja, menghargai tenaga kerja, menghargai hasil kerja dan sekaligus untuk memupuk kesehatan para kader.

Dari segi khusus pekerjaan Plan dapat kami laporkan perkembangannya sebagai berikut:

Pekerjaan meratakan pengertian tentang Plan 3 Tahun Kedua Partai kepada semua anggota dan calon anggota sampai pada 31 Desember 1961 mencapai hasil 25% dari jumlah anggota. (Tepuk tangan). Ini berarti bahwa sudah setengah juta anggota dan calon anggota yang telah mengerti pentingnya Plan 3 Tahun Kedua Partai, bukan saja dari segi politiknya, yaitu untuk mengubah imbangan kekuatan dalam perjuangan menyelesaikan tuntutan Revolusi Agustus 1945 sampai ke akar-akarnya, tetapi juga dari segi teknisnya, bagaimana Plan itu disusun, diperinci dan dilaksanakan sesuai dengan tujuan politik Plan. Berangsur-angsur mulai dari mengerti pentingnya kedua segi Plan kemudian akan meningkat kepada ikut aktif melaksanakan Plan dan akhirnya setiap Komunis Indonesia akan menjadi biasa bekerja berplan, yaitu bekerja secara rasional dan efektif. Mendidik setiap anggota Partai bisa bekerja berplan dalam segala pekerjaan Partai, tidak liberal, tidak anarkis, adalah menjadi salah satu tujuan dari Plan-Plan Partai. Berulang kali Kawan D.N. Aidit menandaskan, bahwa Plan Partai bukanlah milik para fungsionaris saja, tetapi adalah milik seluruh anggota dan calon anggota Partai, artinya, bahwa semua anggota dan calon anggota harus dididik memahami sungguh-sungguh arti politik dan teknis Plan Partai, kemudian ditarik, diikutsertakan dalam pelaksanaan Plan. Tiap anggota dan calon anggota Partai sesuai dengan kesempatan dan kemampuannya harus ikut memikul tugas menyelesaikan jatah-jatah yang telah ditentukan dalam Plan, dan dididik menjadi biasa bekerja berplan. Dengan memperhatikan hasil yang telah kita capai di lapangan meratakan pengertian Plan di atas, maka kami berani pastikan, bahwa tidak lama lagi waktunya untuk kita bisa memenuhi tugas Partai seperti dinyatakan oleh Kawan Aidit, bahwa semua anggota dan calon anggota Partai harus berplan-minded.

Dalam menyusun aparat Plan, salah satu segi pekerjaan Plan yang sangat penting, kita telah mencapai hasil yang menggembirakan, yaitu hampir seluruh CR yang berjumlah hampir 30.000 itu sudah membentuk petugas-petugas Plan. (Tepuk tangan). Aparat-aparat Plan di CSS yang dulu masih berbentuk petugas yang terdiri dari seorang saja, sekarang sudah kita ubah menjadi terdiri dari 3 atau 5 orang petugas, walaupun belum seluruhnya. Yang lebih menggembirakan lagi ialah, bahwa pada umumnya petugas-petugas Plan dari CDB sampai dengan Comite Resort telah dipersenjatai dengan pengertian yang mendalam tentang Plan dengan adanya Kursus-Kursus Kader Plan (KKP) di CDB, CS, dan CSS. Dengan memperhatikan mata pelajaran-mata pelajaran dalam KKP, di mana di antaranya diajarkan tentang arti politik Plan 3 Tahun Kedua, cara menentukan jatah dan merinci Plan untuk tiap-tiap Comite, pengalaman-pengalaman Plan 3 Tahun Pertama, maka dapat diharapkan bahwa para petugas Plan yang terdiri dari para lulusan KKP ini akan dapat lebih melancarkan Plan 3 Tahun Kedua Partai ini dengan sukses. Dengan berhasilnya kita menyusun aparat Plan yang baik bukan saja merupakan jaminan suksesnya Plan 3 Tahun Kedua, tetapi juga berarti kita telah meletakkan salah satu dasar yang kuat untuk menyusun dan melaksanakan Plan 3 Tahun Ketiga kelak.

Tentang merinci dan menyusun Plan bukanlah merupakan suatu pekerjaan yang mudah, lebih-lebih bagi CR-CR kita. Sedang Plan, baik daerah maupun nasional, baru bisa disusun secara baik, obyektif, kalau organisasi-organisasi basis Partai mampu menyusun Plan untuk daerahnya masing-masing. Syarat-syarat dasar yang dibutuhkan untuk dapat menyusun Plan Partai bagi sesuatu daerah ialah, bahwa Comite yang bersangkutan harus mengerti sungguh-sungguh keadaan daerahnya, yaitu mengerti jumlah penduduk, komposisi kelas dan golongan di daerah, kedudukan dan tuntutan tiap-tiap golongan, suku bangsa dan watak-wataknya, dapat memperhitungkan dengan tepat kemampuan kader-kader Partai serta dapat mempersiapkan dengan baik syarat-syarat yang diperlukan untuk mengerjakan Plan, di samping harus menguasai garis politik dan taktik Partai dan tebal kecintaannya kepada Partai. Atau, kalau disingkatkan, ialah tahu Marxisme-Leninisme dan mengenal keadaan, dapat menyesuaikan kemampuan dan kemauan, seperti pernah digariskan oleh Kawan D.N. Aidit pada start Plan 3 Tahun Kedua. Selama ini pekerjaan merencanakan dan merinci Plan untuk CSS dan CR, bahkan juga untuk beberapa CS masih dikerjakan sepenuhnya oleh CDB. Tetapi dapat kami laporkan sekarang, bahwa sampai pada tanggal 31 Desember 1961, sebagai hasil pekerjaan yang tekun dari para fungsionaris dan aktivis Partai, 50% CSS dan 25% CR kita telah mampu merinci dan menyusun Plan untuk daerahnya masing-masing. (Tepuk tangan). Ini adalah suatu kemajuan yang menggembirakan. Dengan kemajuan ini dapat dipastikan bahwa bagi Plan 3 Tahun Ketiga yang akan datang telah tersedia syarat-syaratnya untuk dapat dikerjakan dengan lebih baik. (Tepuk tangan).

Kelemahan yang paling menonjol dari pelaksanaan Plan 3 Tahun Pertama ialah bahwa Plan tidak dapat dikerjakan secara teratur dan kontinyu berhubung dengan kesibukan Partai yang sering datang secara mendadak. Biasanya pekerjaan Plan berhenti sama sekali kalau ada pekerjaan urgen yang harus segera diselesaikan oleh Partai, misalnya perlu mengerahkan massa untuk rapat-rapat besar, ada gerakan pengumpulan uang gedung, ada aksi-aksi massa dan kesibukan-kesibukan lainnya. Karena kader-kader Partai dikerahkan untuk menyelesaikan pekerjaan yang urgen ini maka pekerjaan Plan ditunda, kemudian untuk mengejar ketinggalan karena penundaan tersebut diadakan gerakan untuk mengejar ketinggalan tersebut. Ada daerah yang menamakan gerakan ini gerakan “melunasi hutang” tapi ada daerah yang menamakan gerakan “maju melompat”. Dari segi tujuannya yaitu untuk memenuhi kekurangan, kiranya yang pertama itu lebih tepat. Gerakan “melunasi hutang” ini bisa kita adakan sewaktu-waktu kita pandang perlu untuk menutup jatah-jatah yang belum tercapai yang telah kita rencanakan dalam jangka pendek. Gerakan “melunasi hutang” ini akan mendidik kita untuk tidak lagi suka “berhutang” jatah, dan akan selalu mengingatkan kita akan arti kerja plan, yaitu berusaha memenuhi jatah tepat pada waktu yang telah ditentukan. Gerakan maju melompat sesuai dengan jiwanya harus kita gunakan untuk mempertinggi prestasi kerja, yaitu untuk melampaui jatah-jatah yang sudah kita rencanakan. Dalam menghadapi situasi yang makin cepat berkembang seperti sekarang ini, Partai akan semakin sering menghadapi soal-soal baru dan penting, yang timbul dengan mendadak dan harus diselesaikan dengan cepat pula. Jadi persoalannya yang penting ialah bagaimana menyatukan pekerjaan Plan ini dengan kesibukan Partai sehari-hari. Di lapangan pekerjaan ini dapat saya laporkan, bahwa hampir seluruh CS kita sudah dapat menyatukan pekerjaan Plan ini dengan kesibukan-kesibukan Partai, walaupun masih perlu ditingkatkan lagi. Dengan dijiwai oleh ajaran Partai, bahwa tiap-tiap kader Partai, harus bisa bekerja bersegi banyak dan dapat mengombinasikan pekerjaan tekun dan berkobar-kobar, maka pasti kita akan dapat melaporkan pada penutupan Plan, bahwa CR-CR kita akan sudah dapat menyatukan pekerjaan Plan ini dengan semua kesibukan Partai.

Pekerjaan kontrol yang selama ini mengalami keseretan, sekarang ini pun sudah agak mendapatkan kemajuan-kemajuan, walaupun masih sangat perlu didorong lebih maju lagi. Kalau dulu pekerjaan kontrol ini hanya bisa dilakukan oleh CDB-CDB saja, tetapi sekarang sudah dapat dikerjakan oleh sebagian CS dan beberapa CSS. Tetapi dalam menyusun dan menyampaikan laporan ke Comite atasannya tepat pada waktunya masih menunjukkan kelemahan-kelemahan yang serius. Perlu ditanamkan kesadaran lebih dalam lagi pada para petugas Plan, bahwa hasil-hasil Plan hanya bisa dinilai secara tepat apabila pekerjaan kontrol dan penyusunan laporan ini bisa dikerjakan dengan baik. Bagaimana kita bisa menilai hasil-hasil dan segera mengatasi kekurangan-kekurangan kalau kontrol tidak jalan dan laporan tidak masuk.

Satu pengalaman yang perlu dikembangkan untuk mengakhiri kelemahan di lapangan pekerjaan kontrol dan penyusunan laporan ini ialah adanya rencana tetap turun ke bawah dari Comite-Comite atasan untuk memeriksa semua kegiatan Partai, termasuk kegiatan Plan. Dengan adanya persiapan yang baik, misalnya disampaikan lebih dulu ke bawah pertanyaan-pertanyaan yang singkat-singkat dan yang perlu-perlu saja dengan diberi tuntunan untuk memberi jawaban yang singkat-singkat tetapi tepat, tidak usah dengan uraian-uraian yang panjang lebar, kelemahan ini tentu segera dapat diatasi.

Kawan-kawan!

Sebagaimana ternyata pada uraian di atas, walaupun tidak sedikit rintangan yang dihadapi, tetapi Plan kita mencapai kemajuan-kemajuan yang stabil. Hampir seluruh mata plan mencapai jatah lebih tinggi daripada pelaksanaan tahun pertama (tepuk tangan), keanggotaan Partai meningkat, organisasi Partai makin meluas dan pendidikan berjalan dengan pesat. Walaupun hasil-hasil yang kita capai ini belum sesuai dengan jatah-jatah yang telah kita tentukan, tetapi memberikan harapan besar bahwa Plan 3 Tahun Kedua pada akhirnya akan dapat kita penuhi, malahan tidak tertutup kemungkinan untuk melampauinya (tepuk tangan panjang), ialah bahwa syarat-syarat pengorganisasian pelaksanaan Plan itu makin meningkat, yaitu dengan hampir terselesaikannya enam pekerjaan terpenting untuk menyukseskan Plan. Harapan kita ini menjadi lebih besar lagi dengan diberikannya kunci baru oleh Kawan Aidit sebagaimana dikemukakan pada Laporan Umum, bahwa untuk mencapai atau melampaui jatah Plan 3 Tahun Kedua, kita harus mengadakan gerakan 4 meningkat, yaitu: (1) meningkat SP dan KR; (2) meningkat anggota Partai dan Ormas; (3) meningkat jumlah calon menjadi anggota; (4) meningkat pemasukan iuran. (Tepuk tangan).

Kawan-kawan!

Inilah perkembangan Partai dalam rangka pelaksanaan 20 bulan Plan 3 Tahun Kedua. Satu kenyataan, walaupun kaum reaksioner tidak henti-hentinya mengganggu dan memukul PKI, untuk itu tidak sedikit tenaga dan uang yang dihambur-hamburkan, namun PKI makin tegak, makin besar dan makin dicintai oleh rakyat. (Tepuk tangan). Organisasi Partai makin meluas di seluruh negeri, keanggotaan Partai makin besar, tingkat ideologi para kader makin meninggi dan kecakapan kerjanya makin bertambah. (Tepuk tangan). Ini membuktikan sekali lagi betapa jayanya politik Partai yang dipakukan oleh Kongres Nasional ke-6 dan taktik-taktik Partai yang ditetapkan oleh Sidang Pleno CC, betapa satunya Partai dengan massa. Kesadaran rakyat makin tinggi, makin mengetahui dengan jelas, bahwa sumber dari semua kesulitan yang dihadapi oleh negara dan rakyat sekarang ini tidak lain daripada kaum imperialis, tuan-tuan tanah serta kaum kepala batu yang menjadi kaki tangannya dan kaum kapitalis birokrat. Rakyat makin yakin bahwa satu-satunya jalan untuk mengatasi semua kesulitan yang dihadapi oleh rakyat sekarang ini tidak bisa lain kecuali lebih memperkuat persatuan nasional yang berporoskan NASAKOM untuk demokrasi dan pembebasan Irian Barat. Dalam keadaan yang demikian ini tiap tindakan kaum kepala batu anti-Komunis terhadap PKI tentu akan mendapat perlawanan dari berjuta-juta rakyat Indonesia. (Tepuk tangan).

Dengan diangkatnya wakil-wakil NASAKOM menjadi Menteri dalam Kabinet sekarang, di samping makin besarnya Partai, menciptakan syarat-syarat baru dalam menggalang front persatuan nasional yang lebih kuat yang menjadi syarat mutlak untuk menyelesaikan tuntutan Revolusi Agustus 1945 sampai ke akar-akarnya. (Tepuk tangan).

Hidup PKI! (“Hidup!”)

Hidup Front Persatuan Nasional! (“Hidup!”)

Hidup NASAKOM! (“Hidup!”)

Mampus kaum imperialis! (“Mampus!” Tepuk tangan lama)