Di Bawah Kibaran Tripanji Bangsa Maju Terus Melaksanakan Trikomando Rakyat

Sukatno


Sumber: Bintang Merah Nomor Spesial, "Maju Terus" Jilid I. Kongres Nasional Ke-VII (Luar Biasa) Partai Komunis Indonesia. Yayasan Pembaruan, Jakarta 1963.


Kawan-kawan yang tercinta!

Laporan Umum Kawan Aidit telah menyatakan dengan tepat, bahwa sejak Kongres Nasional ke-6 PKI kita mencatat kemajuan-kemajuan penting dalam gerakan pemuda, mahasiswa dan pelajar. Kemajuan-kemajuan penting ini mencerminkan makin satunya politik PKI dengan perasaan dan aspirasi-aspirasi pemuda di negeri kita. Barisan demi barisan, pemuda, mahasiswa dan pelajar Indonesia menempuh jalan yang ditunjukkan oleh politik PKI. Dan derap langkah maju yang massal ini adalah menyegarkan udara tanah air kita.

Dengan mengibarkan Tripanji Partai dan Tripanji Bangsa di tangan, Partai telah dan sedang menempuh jalan yang rumit dan berat. Dalam usahanya untuk membendung kemajuan gerakan rakyat, kaum reaksioner yang selalu diilhami oleh intrik-intrik kaum imperialis terutama kaum imperialis Amerika Serikat tidak jera-jeranya mengibar-ngibarkan bendera hitam anti-Komunis mereka untuk memisahkan massa pemuda dari PKI. Mereka berusaha memisahkan gerakan pemuda dari perjuangan politik; mereka berusaha memikat gerakan pemuda dengan ide-ide fasis. Kaum kepala batu berusaha mengulangi praktek-praktek kotor FAK, GAK, GEBAK dan sebangsanya untuk mengganggu PKI. Tetapi pengalaman menunjukkan, bahwa selama di tengah-tengah rakyat pekerja Indonesia berbaris tegak gerakan pemuda revolusioner di bawah pimpinan PKI, kaum kepala batu harus menghitung-hitung lima-enam kali lebih dahulu sebelum melampiaskan kekasarannya terhadap rakyat. (Tepuk tangan). Selama pemberontakan-pemberontakan kontra-revolusioner “PRRI-Permesta” atau teror gerombolan Kartosuwiryo, telah ditunjukkan dengan mencolok keberanian dan kesetiaan kader-kader dan anggota Pemuda Rakyat, bersama-sama dengan rakyat pekerja membela PKI yang sekaligus membela Republik Indonesia. (Tepuk tangan). Kesetiaan ini pulalah yang telah dipakukan dalam Kongres Nasional ke-6 Pemuda Rakyat pertengahan tahun yang lalu, yang menyatakan bahwa dalamnya laut Banda dapat diukur, tingginya gunung Semeru dapat didaki tetapi kesetiaan Pemuda Rakyat pada PKI tidak ada batasnya. (Tepuk tangan lama). Selat Sunda dapat ditutup, gunung Krakatau dapat diratakan, tetapi kesetiaan Pemuda Rakyat kepada PKI adalah abadi. (Tepuk tangan).

Kawan-kawan, gerakan pemuda Indonesia makin bersatu dan berhimpun di sekitar panji-panji anti-imperialisme dan anti-feodalisme, yang sekaligus merupakan sumbangan yang militan untuk memperkokoh front persatuan nasional daripada rakyat kita. Dengan gaya yang khas pemuda yaitu yang selalu antusias dan gembira, di bawah semboyan “Dari pemuda, oleh pemuda, untuk melaksanakan Manipol!”. Kongres Pemuda Seluruh Indonesia di Bandung pada awal tahun 1960 telah melahirkan front persatuan pemuda yang semakin berkembang dan terkonsolidasi. Front Pemuda dengan bersenjatakan Manipol telah berhasil mengalahkan usaha-usaha yang tidak sesuai dengan tradisi revolusioner gerakan pemuda Indonesia, seperti usaha-usaha memiliterisasi pemuda, usaha-usaha merusak dan menggerowoti organisasi-organisasi pemuda demokratis, bahkan usaha-usaha hendak melenyapkan hak hidup organisasi-organisasi pemuda. Dan sekarang gerakan pemuda Indonesia tetap tegak dan menyempurnakan kepribadian patriotiknya.

Dengan semangat anti-imperialisme yang tinggi tidak ada gerak-gerik kaum imperialis, apakah dia imperialis Belanda, Amerika, Belgia, Perancis, Inggris, atau pun kaum militeris Jepang yang terlepas dari kewaspadaan pemuda, dan selalu memberikan jawaban-jawaban yang tegas terhadap kekurangajaran imperialisme. Manuver-manuver kaum kolonialis Belanda yang dibantu oleh kaum imperialis Amerika Serikat untuk tetap bercokol di Irian Barat, gerak-gerik tukang peras dari imperialis-militeris Jepang yang menguntungkan kolonialisme Belanda, teror kaum kolonialis Perancis bersama dengan bandit-bandit OAS-nya terhadap perjuangan adil rakyat Aljazair, pembunuhan atas diri Perdana Menteri Patrice Lumumba dari Kongo oleh algojo-algojo kolonialis Belgia, serbuan bandit-bandit yang diorganisasi dan dibiayai Amerika Serikat terhadap Kuba, telah dijawab dengan spontan dan gagah berani oleh aksi-aksi pemuda, mahasiswa dan pelajar di ibukota dan kota-kota besar lainnya di daerah-daerah. Dan diilhami oleh aksi-aksi itu mahasiswa-mahasiswa kita yang belajar di luar negeri juga tidak mau ketinggalan telah melancarkan serangkaian aksi-aksi anti-imperialis yang patriotik seperti aksi-aksi mahasiswa di Tokyo dan Bonn, gerakan-gerakan solidaritas mahasiswa-mahasiswa Indonesia di negeri Belanda sendiri, di Inggris, dan juga di Amerika Serikat. Kesemuanya ini telah meningkatkan kesadaran politik pemuda dan memperdalam kecintaannya terhadap tanah air dan rakyat, serta menarik simpati massa pemuda luas. Kaum imperialis pun terpaksa mengakui bahwa gerakan pemuda Indonesia bukanlah kumpulan dari segenggam crossboys yang mudah dibius oleh berkelontrangannya musik-musik bejat dari Amerika Serikat, akan tetapi gerakan pemuda Indonesia adalah persatuan dari seluruh kekuatan-kekuatan revolusioner dari massa pemuda, mahasiswa dan pelajar yang makin besar dan kokoh, yang tetap mengagungkan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dan tetap setia kepada cita-cita Revolusi Agustus 1945. (Tepuk tangan).

Dengan semangat setia kepada cita-cita Revolusi Agustus1945 itu pulalah gerakan pemuda Indonesia termasuk gerakan mahasiswanya, ikut memainkan peranannya yang tidak kecil dalam gerakan pemuda internasional. Sikap persahabatannya dengan gerakan pemuda demokratis negeri-negeri lain, terutama dengan pemuda-pemuda Asia, Afrika, dan Amerika Latin dalam perjuangan bersama melawan kolonialisme dan neo-kolonialisme, telah menanamkan semangat persahabatan internasional di kalangan pemuda Indonesia yang berpadu dengan tradisi patriotiknya yang gemilang. Oleh karena itu gerakan pemuda Indonesia tahu berterima kasih dan menyatakan salut yang setinggi-tingginya atas aksi-aksi solidaritas yang tidak mementingkan diri sendiri, dan yang secara heroik dilancarkan oleh pemuda-pemuda progresif sedunia khususnya pemuda-pemuda progresif di Nederland, di Jepang, dan di Australia terhadap perjuangan rakyat Indonesia untuk membebaskan Irian Barat.

Dalam Forum Pemuda Sedunia di Moskow pertengahan tahun 1961, di mana wakil-wakil pemuda dari 111 negeri berkumpul untuk merumuskan jawaban-jawaban yang tepat dan bersemangat terhadap tantangan zaman pertengahan abad ke-20 ini, persatuan pemuda Indonesia yang representatif telah diwakili oleh utusan-utusan Front Pemuda. Pemuda Indonesia bersama pemuda progresif sedunia melawan kegialaan kaum imperialis yang sedang sekarat, yang sedang mempersiapkan dan melancarkan berbagai provokasi perang terkutuk dan yang dengan keras kepala berusaha mempertahankan kolonialisme di muka bumi. Tugas suci daripada gerakan pemuda demokratis internasional sekarang adalah tugas untuk mengalahkan imperialisme, menghancurkan kolonialisme dan neo-kolonialisme dan membela perdamaian. Dalam kata-kata lain tugas ini adalah tugas mempersatukan dan memperkuat “the new emerging forces” untuk mengepung dan menghancurkan “the old established forces”. Selama ini pemuda Indonesia telah memberikan sumbangannya membikin sukses berbagai pertemuan pemuda demokratis internasional dan memperkuat watak anti-imperialisme dari persatuan pemuda seluruh dunia. Kenyataan-kenyataan ini sepenuhnya membuktikan kebenaran bahwa Partai kita dengan pimpinan dan didikan yang tekun atas gerakan pemuda revolusioner Indonesia yang dengan rasa kasih dan cinta sejati membantu dan mengembangkan persatuan dan watak anti-imperialisme, secara tidak langsung telah memperkuat front internasional anti-imperialis dan memperkuat gerakan progresif internasional.

Setelah Presiden Sukarno pada tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta menyerukan Trikomando Rakyat, bersamaan dengan menggeloranya semangat rakyat, semangat revolusioner di kalangan pemuda, mahasiswa dan pelajar menjadi makin pasang. Agresi dan provokasi Belanda di kepulauan Aru, yang menyebabkan tidak sedikit korban pada pihak Republik di mana di antaranya telah gugur Komodor Yos Sudarso, telah membangkitkan kemarahan yang meluap-luap. Front Pemuda, yang mewakili perasaan dan pikiran massa dan persatuan pemuda, menegaskan bahwa jalan berunding harus ditutup, memobilisasi seluruh pemuda, memberikan latihan-latihan militer kepada para pemuda, dan membebaskan Irian Barat dalam tahun ini juga. (Tepuk tangan). Pemuda-pemuda menolak konsesi-konsesi kepada Belanda, dan dengan keras mencanangkan adanya bahaya yang datang dari gerak-gerik licin imperialisme Amerika Serikat yang sedang berusaha keras untuk menggantikan kedudukan dan kekuasaan ekonomi Belanda di Irian Barat.

Untuk memenuhi seruan Presiden Sukarno dalam rangka pelaksanaan Trikomando Rakyat, Dewan Nasional Pemuda Rakyat di hadapan Politbiro Partai telah menyatakan kesanggupan satu seperempat juta anggota Pemuda Rakyat memasuki Pusat-Pusat Latihan Militer. Berpuluh-puluh ribu sukarelawan Pemuda Rakyat telah mencatatkan diri pada Front Nasional dan badan-badan yang kompeten lainnya melalui Front Pemuda, siap setiap waktu dilatih dan diberangkatkan ke medan perang. Sebagian telah mengalami latihan-latihan militer dan sebagian lagi sudah diberangkatkan ke garis depan. Tetapi bagian terbesar masih belum dapat latihan-latihan militer. Pemuda-pemuda yang dengan sepenuh hati dan jujur ingin dalam tahun ini juga ikut membebaskan Irian Barat, haruslah dipenuhi tuntutan-tuntutan mereka supaya diberika latihan-latiha militer bagi mereka.

Trikomando Rakyat juga disambut dengan semangat yang tinggi oleh para mahasiswa dan oleh para pelajar sekolah-sekolah lanjutan. Semuanya ini menunjukkan bahwa semangat dan militansi anti-imperialisme tidak pernah dan tidak mungkin padam di tengah-tengah gerakan pemuda, mahasiswa dan pelajar Indonesia. Patutlah disesalkan, bahwa semangat pemuda yang berkobar-kobar untuk ambil bagian secara aktif dalam perjuangan untuk pembebasan Irian Barat, di sana-sini masih berjalan kekangan-kekangan terhadap kegiatan-kegiatan bebas daripada pemuda. Seribu satu macam rintangan yang harus diatasi. Mobilisasi tanpa demokrasi adalah bukan mobilisasi. Kaum kepala batu melihat ketangkasan pemuda-pemuda yang berlatih militer bukan membayangkan bagaimana kekuatan-kekuatan yang segar dan bersih ini menggempur habis kaum kolonialis Belanda di Irian Barat, tetapi menyelinap dalam pikirannya bayangan yang bukan-bukan. Mereka berangan-angan untuk menggunakan kekuatan ini memukul PKI, yang bagi mereka merupakan musuh dan ini bertentangan dengan Manipol, Jarek dan Resopim. Mobilisasi tanpa persatuan nasional adalah juga bukan mobilisasi.

Dari pengalamannya sendiri maka pemuda, mahasiswa dan pelajar Indonesia mengerti bahwa demokrasi, persatuan dan mobilisasi adalah syarat-syarat vital untuk melaksanakan tugas-tugas urgen gerakan pemuda Indonesia sekarang, tugas-tugas urgen dari seluruh bangsa dalam perjuangan untuk membebaskan Irian Barat dalam tahun ini juga. Oleh karena itu gerakan pemuda Indonesia tidak hanya mengerti, akan tetapi secara aktif dan dengan semangat yang tinggi ikut mengibarkan tinggi-tinggi Tripanji Bangsa, yaitu panji-panji demokrasi, persatuan dan mobilisasi untuk membebaskan Irian Barat dan mengatasi krisis sandang pangan.

Sekrang, di bawah pimpinan PKI yang jaya Pemuda Rakyat berusaha keras melaksanakan tekad berjuang rakyat: “Satu tangan pegang bedil dan satu tangan lagi pegang pacul”. Anggota-anggota Pemuda Rakyat sudah siap diberangkatkan ke medan perang untuk pembebasan Irian Barat. Dalam pada itu anggota-anggota Pemuda Rakyat yang belum atau tidak dikirim ke medan perang, sedang menuntut latihan-latihan militer dan dilatih supaya dalam keadaan siap-siaga memperkuat garis belakang. Di mana-mana Pemuda Rakyat dengan antusias melaksanakan putusan-putusan Sidang Pleno ke-3 Comite Central, yaitu aktif dalam Gerakan 1001 untuk mempertinggi produksi pangan. Regu-regu Kerja Pemuda Rakyat melakukan berbagai macam inisiatif dan aktivitas untuk membantu rakyat pekerja melakukan tanam-menanam pekarangan atau tempat-tempat yang mungkin ditanami. Gerakan pegang pacul, juga diartikan oleh Pemuda Rakyat bersama-sama dengan massa pemuda lainnya untuk menjaga kelancaran distribusi bahan-bahan kebutuhan rakyat.

Kawan-kawan, kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh gerakan pemuda, mahasiswa dan pelajar Indonesia tidak dapat dipisahkan dari pekerjaan Partai di kalangan Pemuda Rakyat. Dengan semboyan “Jadikan Pemuda Rakyat organisasi yang besar dan terkonsolidasi” Partai kita memimpin dan mendidik Pemuda Rakyat supaya tetap setia kepada Revolusi Agustus 1945, supaya makin meluas organisasinya dan memenangkan berlipat ganda anggota baru dalam barisannya, supaya lebih tekun dan rajin belajar teori fundamental Marxisme-Leninisme dan pengetahuan umum, serta supaya berangsur-angsur melaksanakan kegiatan-kegiatan yang lebih biasa di lapangan olah raga dan kesenian. Dalam kesetiaannya pada cita-cita Revolusi Agustus 1945, Pemuda Rakyat berorientasi sepenuhnya kepada massa pemuda pekerja terutama pemuda-pemuda tani. Pemuda Rakyat menyadari benar bahwa kemampuannya untuk berdiri di barisan depan gerakan pemuda Indonesia akan terus-menerus berkembang, apabila kader-kadernya di samping tanpa reserve dan setia menerima pimpinan politik PKI juga makin bersatu dengan massa pemuda, khususnya harus lebih berani terjun menyatukan diri dengan massa pemuda tani di desa-desa. Untuk melaksanakan prinsip ke desa, meskipun telah banyak inisiatif yang dirumuskan dalam berbagai rencana aktivitas seperti mengorganisasi Regu-Regu Kerja Pemuda membantu kaum tani, membantu Koperasi-Koperasi Rakyat pekerja dan lain-lain, bagi kader-kader Pemuda Rakyat jalannya masih belum begitu lancar. Di kalangan massa pemuda, termasuk di kalangan anggota-anggota Pemuda Rakyat, kita masih banyak menjumpai semangat “dari desa pergi ke kota” daripada “dari kota pergi ke desa”. Ini disebabkan oleh makin sempitnya lapangan kerja di pedesaan, makin merosotnya tingkat hidup massa rakyat khususnya kaum tani, dan sebagian lagi didorong oleh keinginan pemuda meninggalkan keterbelakangan dan keinginan mengejar kemajuan. Tetapi di bawah pimpinan PKI dan setia pada politik front persatuan nasional yang berbasiskan persekutuan kelas buruh dan tani, Pemuda Rakyat telah berusaha mendidik diri untuk lebih banyak kader-kadernya menjalankan prinsip pergi ke desa untuk memenangkan lapisan-lapisan yang lebih besar daripada pemuda tani, terutama buruh tani dan tani miskin.

Usaha Pemuda Rakyat ke arah ini adalah erat sekali hubungannya dengan masalah pendidikan ideologi di kalangan kader-kader Pemuda Rakyat. Pendidikan teori Marxisme-Leninisme kecuali harus lebih banyak dibantu penyelenggaraannya, juga harus dipadukan dengan latihan-latihan dan praktek kader-kader Pemuda Rakyat terjun di tengah-tengah suka-duka massa pemuda tani, berani terjun di tengah-tengah mereka dan mengorganisasi mereka dalam berbagai macam aktivitas pemuda tani seperti menjaga keamanan desa, ikut serta melaksanakan gerakan “6 Baik”, mendorong kegiatan olah raga, ikut serta mendirikan koperasi-koperasi dan melancarkannya dan lain sebagainya. Oleh karena aktivitas-aktivitas ini sangat erat hubungannya dengan kehidupan ideologi, maka sangatlah tepat dalam rangka melaksanakan putusan-putusan Kongres Nasionalnya yang ke-6, pemuda-pemuda buruh dan tani diusahakan lebih banyak lagi masuk ke dalam badan-badan pimpinan Pemuda Rakyat. Begitu juga usahanya untuk melipatgandakan luas keanggotaannya di kalangan wanita-wanita muda, yang sekarang ini baru 87.000 atau baru 7% dari satu seperempat juta anggota Pemuda Rakyat, ia harus lebih banyak berorientasi pada massa wanita muda tani di desa-desa di samping lebih banyak dan lebih baik bekerja di kalangan putri-putri buruh. Dalam hubungan inilah digarisbawahi Laporan Umum Kawan Aidit yang menyerukan diselenggarakannya Seminar Wanita Muda untuk meningkatkan peranan wanita muda dalam gerakan pemuda, dengan didahului oleh kegiatan-kegiatan penelitian serta seminar-seminar di daerah-daerah.

Semangat ke desa, meskipun banyak kekurangannya yang masih harus diatasi dalam gerakan pemuda revolusioner, tetapi yang sudah dilakukan telah memberikan pengaruh yang tidak kecil bagi aktivitas organisasi-organisasi massa pemuda, mahasiswa dan pelajar. Dalam hubungan dengan memperlengkapi kepentingannya untuk menyukseskan pelajarannya, mahasiswa-mahasiswa pertanian mengadakan penelitian-penelitian ke desa, dan sekaligus menjadikannya gerakan untuk lebih mengenal kehidupan dan perjuangan kaum tani. Mahasiswa-mahasiswa hukum pergi ke desa untuk menjelas-jelaskan isi daripada Undang-Undang Perjanjian Bagi Hasil dan Undang-Undang Pokok Agraria, yaitu undang-undang yang oleh kaum tani sedang diperjuangkan dengan gigih pelaksanaannya. Pelajar-pelajar sekolah lanjutan mengambil inisiatif-inisiatif untuk mengisi masa luangnya dengan mengadakan aktivitas-aktivitas sadar mendekati kaum tani. Semuanya ini memperlihatkan bahwa politik Partai kita, betapa pun giatnya kaum kepala batu, yaitu kaum imperialis dan tuan tanah beserta kaki tangan-kaki tangannya siang dan malam berusaha memfitnah dan memukulnya, namun dengan antusias dan penuh harapan diterima oleh para pemuda kita, mutiara-mutiara yang akan mengisi masa depan tanah air kita dengan kepahlawanan dan kerja yang kreatif.

Sekarang, kekuatan-kekuatan patriotik di kalangan massa pemuda makin besar dan luas berhimpun di sekeliling panji-panji anti-imperialisme daripada Partai. Tanggung jawab makin besar di atas pundak Partai kita untuk melakukan tugas pimpinannya. Di samping menjalankan pimpinan dan membantu pelaksanaan pendidikan Marxisme-Leninisme pada Pemuda Rakyat, maka dari pembantu yang setia dan terpercaya ini harus dibangkitkan sebanyak-banyaknya kader yang militan. Kemampuannya di bidang politik dan ideologi ditingkatkan, supaya lebih pandai melancarkan pukulan-pukulan terhadap imperialisme, lebih ulet menggalang kerja sama dengan sekutu dan lebih gigih memencilkan lebih lanjut kaum kepala batu. Dalam gerakan revolusioner di kalangan mahasiswa dan pelajar sekolah lanjutan, sudah menonjol kebutuhannya yang konkret untuk membikin studinya berhasil dan dengan demikian mendorong lahirnya sebanyak mungkin orang-orang terpelajar yang Manipolis, yang demokratis, patriotik dan bercita-cita Sosialisme. Semuanya ini adalah erat hubungannya dengan usaha Partai untuk mendorong kegiatan revolusioner di kalangan orang-orang muda, untuk mencetak ribuan kader yang berwatak dan terdidik di berbagai kejuruan (vak). Pengertian untuk secara tepat membantu mereka di lapangan ini, dengan tidak mengurangi militansi mereka dalam perjuangan seluruh rakyat, sudah mulai tertanam dalam pimpinan Partai kita yang harus dikembangkan menjadi milik Comite-Comite Partai di semua tingkatan.

Dalam pada itu sudah seharusnyalah Partai kita mulai memberikan perhatiannya di lapangan kegiatan olah raga. Dalam tahun-tahun terakhir ini, khususnya dalam suasana menghadapi penyelenggaraan Pekan Olah Raga Asia ke-4 pertengahan tahun ini di negeri kita, kegiatan olah raga di kalangan pemuda-pemuda sangatlah membesarkan hati, dilihat dari intensifnya kegiatan maupun prestasi-prestasi yang dicapainya. Tetapi bagaimanapun juga olah raga di negeri kita, salah satu unsur penting dari bentuk-bentuk aktivitas budaya bangsa kita, masih belum bisa dikatakan menjadi milik massa rakyat. Olah raga masih merupakan milik dari lapisan atas yang tipis, dan oleh karenanya Partai kita dengan segala jalan harus memberikan perhatian dan mendorong kegiatan olah raga ini diperluas di kalangan rakyat, dan berangsur-angsur menjadi milik massa rakyat pekerja.

Pemuda Rakyat sudah pernah menyelenggarakan Pekan Olah Raganya yang pertama secara nasional beberapa waktu yang lalu. Ini adalah merupakan permulaan dari pengorganisasian aktivitas yang lebih luas lagi dan yang juga sudah agak berkembang dalam kegiatan serikat-serikat buruh. Comite-Comite Partai dan Pemuda Rakyat harus membantu kegiatan-kegiatan massa pemuda terutama pemuda-pemuda buruh dan tani di lapangan ini, mendorong pemerintah untuk sebesar-besarnya memberikan fasilitas-fasilitas, memberikan bantuan akan pelaksanaan mengisi hari-hari “krida” pada sekolah-sekolah rendah dan lanjutan, memperjuangkan lapangan-lapangan hijau dan balai-balai pertemuan pemuda serta peralatannya. Dengan demikian kegiatan ini pasti akan menambah berhembusnya udara segar dalam perjuangan rakyat kita melaksanakan Tripanji Bangsa.

Partai kita adalah partainya proletariat, kelas yang sedang tumbuh memimpin perkembangan zaman. Itulah sebabnya Partai kita sepenuhnya menumpahkan kepercayaan kepada bunga-bunga indah yang sedang berkembang ini yaitu para pemuda, dan tampil ke depan membimbing mereka, mengasuh mereka serta melindungi mereka dari kotoran-kotoran yang dihamburkan oleh kebejatan masyarakat lama imperialis dan tuan tanah. Pekerjaan ini sudah harus dilakukan oleh Partai kita sejak bunga-bunga itu merupakan kuncup-kuncup yang baru semi. Di samping orang-orang Komunis harus ikut aktif dalam memimpin Gerakan Pramuka yang diketuai oleh Presiden Sukarno, sebagai peleburan dari gerakan-gerakan kepanduan, di lingkungan rumah tangga secara intensif menjalankan pendidikan kanak-kanak dalam semangat Komunis. Dalam gerakan pemuda dan wanita revolusioner, pendidikan semangat progresif juga secara aktif diberikan dalam Taman Kanak-Kanak dan taman-taman pendidikan remaja lainnya.

Pemuda Rakyat, sebagai pembantu yang setia dan terpercaya daripada Partai adalah yang pertama-tama bertanggung jawab atas berhasil atau tidaknya pelaksanaan tugas Partai, mendorong gerakan pemuda Indonesia menjadi kekuatan yang militan dan gagah berani mengibarkan Tripanji Bangsa melaksanakan Trikomando Rakyat yaitu dengan gigih berjuang untuk demokrasi, persatuan dan mobilisasi guna membebaskan Irian Barat dan mengatasi krisis sandang pangan. Pemuda Rakyat sudah berketetapan hati untuk tidak akan mengecewakan harapan Partai kita, karena sekejap pun Pemuda Rakyat tidak akan berhenti menempuh jalan yang ditunjukkan oleh Partai, dan di bawah pimpinan PKI ambil bagian yang aktif dalam perjuangan besar rakyat-rakyat untuk demokrasi, kemerdekaan nasional yang penuh, perbaikan nasib, perdamaian dan Sosialisme. Pemuda Rakyat telah memakukan tekad ini dalam sumpahnya kepada Partai:

Kau cabut segala dariku,

cemar dan noda gelap dan gelita,

Kau beri segala padaku,

kasih dan cinta bintang dan surya,

Partaiku, Partaiku; segenap hatiku bagimu,

Partaiku, Partaiku; kuwarisi api juangmu,

PKI, PKI, segenap hatiku bagimu,

PKI, PKI, kuteruskan jejak juangmu.

Hidup Partai Komunis Indonesia! (Tepuk tangan).